Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ida Bagus Gede Sudiatmika

Nim : 2018 002 2018

Semester : IV (empat)

Tanggal :2 9-04- 2020

Kebijakan Publik Tanda tangan :

1. Melaksanakan dan mengvaluasi kebijakan public


a. Berusaha menggambarkan, menganalisis dan menjelaskan secara cermat berbagai
sebab dan akibat dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Dengan
mempelajari kebijakan publik maka kita dapat memahami isi kebijakan
publik/kebijakan pemerintah, terutama menilai dampak dari kekuatan-kekuatan
lingkungan, menganalisa akibat dari pengaturan berbagai kelembagaan, proses-
proses politik, meneliti akibat kebijakan publik terhadap sistem politik dan
evaluasi dampak kebijakan terhadap negara.
b. Kebijakan Publik (Public Policy) adalah suatu aturan yang mengatur kehidupan
bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya, setiap
pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot pelanggaran yang dilakukan
dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas
menjatuhkan sanksi
c. Perumus kebijakan publik di harapkan dapat mengorientasikan kebijakan yang
hendak dirumuskan dengan kepentingan publik. Tujuannya tidak lain agar
kebijakan itu diterima oleh publik dan mendapat partisipasi yang kuat dari publik
dalam proses pelaksanaannya
d. James E Anderson sebagaimana dikutip Suharno (2010: 24-25) menyampaikan
kategori kebijakan publik sebagai berikut:
• Kebijakan substantif dan kebijakan procedural
Kebijakan substantif yaitu kebijakan yang menyangkut apa yang
akan dilakukan oleh pemerintah. Sedangkan kebijakan prosedural adalah
bagaimana kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan.
• Kebijakan distributif dan kebijakan regulatori versus kebijakan
redistributive
Kebijakan distributif menyangkut distribusi pelayanan atau
kemanfaatan pada masyarakat atau individu. Kebijakan regulatori
merupakan kebijakan yang berupa pembatasan atau pelarangan terhadap
perilaku individu atau kelompok masyarakat. Sedangkan, kebijakan
redistributif merupakan kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan,
pendapatan, pemilikan atau hak-hak diantara berbagai kelompok dalam
masyarakat.
• Kebijakan materal dan kebijakan simbolik
Kebijakan materal adalah kebijakan yang memberikan keuntungan
sumber daya komplet pada kelompok sasaran. Sedangkan, kebijakan
simbolis adalah kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada
kelompok sasaran.
• Kebijakan yang barhubungan dengan barang umum (public goods) dan
barang privat (privat goods).
Kebijakan public goods adalah kebijakan yang mengatur
pemberian barang atau pelayanan publik. Sedangkan, kebijakan privat
goods adalah kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan
untuk pasar bebas.

2. Nilai – nilai yang harus dimiliki oleh seorang perumus


a. Perlu, karena ada nilai yang dapat mempengaruhi para penetap kebijakan publik
yaitu nilai politik, nilai organisasi, nilai personal, nilai kebijakan, dan nilai
ideology
b. Nilai yang harus diperhatikan oleh seorang perumus yaitu :
• Nilai Politik
Suatu pola perilaku para pelaku kebijakan yang sangat dipengaruhi
oleh kesetiaan mereka pada kebijakan partai di mana mereka bernaung,
para pembuat kebijakan bisa saja menilai alternatif-alternatif kebijakan
berdasar pada kapentingan partai politik (kesetiaan terhadap partai
politik), keuntungan-keuntungan politis kelompoknya (cliente group).

• Nilai Organisasi
Para pembuat kebijakan juga bisa dipengaruhi oleh nilai-nilai
organisasi.
Organisasi-organisasi seperti badan-badan administratif negara
menggunakanbanyak imbalan (rewards) dan sanksi (punishment) dalam
usahanya untukmempengaruhi anggota-anggotanya dalam menerima dan
bertindak atas dasar nilai-nilai organisasi yang telah ditentukan dalam
organisasi.

• Nilai Personal
Usaha untuk melindungi dan mengembangkan kepentingan
ekonomi, reputasi atau kedudukan seseorang juga bisa menjadi sebuah
kriteria dalam sebuah penetapan kebijakan.

• Nilai Kebijakan
Menurut kriteria ini tidak hanya dipengaruhi olehperhitungan-
perhitungan keuntungan, nilai organisasi, ataupun nilai personal,namun
mereka mungkin bertindak baik atas dasar persepsi mereka
tentangkepentingan masyarakat banyak (publik), atau kepercayaan-
kepercayaan merekatentang apa yang merupakan kebijakan publik secara
moral adalah benar dan pantas.
• Nilai Ideologi
Ideologi merupakan nilai-nilai kepercayaan yang berhubungan
secara logis yang memberikan gambaran dunia yang disederhanakan, dan
merupakan pedoman bagi rakyat untuk bertindak.

c. Kebijakan publik bukanlah sesuatu yang hampa nilai, melainkan syarat nilai.
Nilai-nilai politik sebenarnya sangat kuat dalam proses perumusan kebijakan
negara di.

3. Model perumusan kebijakan public.


a. Manfaat model- model perumusan kebijakan public
• Model kelembagaan
Dari sudut pandang model kelembagaan, kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh warga negara, baik secara perseorangan maupun secara
berkelompok pada umumya terkonsentrasi dan tertuju pada lembaga-
lembaga pemerintah.
• Model kelompok
Suatu anggapan bahwa interaksi antar kelompok dalam masyarakat
adalah pusat perhatian dari politik. Individu-individu yang memiliki latar
belakang kepentingan yang sama biasanya akan bergabung baik secara
formal maupun informal untuk mendesakan kepentingan-kepentingannya
pada pemerintah.
• Model rasional
Dapat diaktakan bahwa suatu kebijaksanaan yang sangat efisien,
dimana rasio antara nilai yang dicapai dan nilai yang dikorbankannya
adalah positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif-alternatif
yang lain, Islamy (2000:50).
• Model inkremental
Model inkremental pada hakikatnya memandang kebijakan publik
sebagai kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah di masa lampau, dengan hanya melakukan perubahan-
perubahan seperlunya.

• Model system
Manfaat utama dari model sistem ini ialah kemampuannya untuk
mengkonsepsualisasikan secara sederhana gejala-gejala politik (political
phenomena) yang, dalam kenyataan sebenarnya kerapkali jauh
darikompleks. Dengan lebih memfokuskan pada proses-proses (processes)
dan bukannya pada lembaga-lembaga (institutions) atau struktur-struktur
(structures).
• Model Elit
Model elit adalah (the ruling elite model) adlaah sebuah model
analisis yang dikembangkan dengan mengacu pada teori elit (elite
theory).Kebijakan publik dilihat dari sudut teori elit selalu dianggap
sebagai the result of preference and values of governing elite (cerminan
dari preferensi kehendak dan nilai-nilai yang dianut oleh elit berkuasa).
Miliband berpendapat bahwa negara bukanlah sebuah badan yang netral,
melainkan sebuah instrumen untuk dominasi klas.

b. Model perumusan kebijakan pubik beserta strukturnya.


Tuntutan-tuntutan timbul bila individu atau kelompok-kelompok dalam
sistem politik memainkan peran dalam mempengaruhi kebijakan publik.
Kelompok-kelompok ini secara aktif berusaha mempengaruhi kebijakan publik.
Sedangkan dukungan (supports) diberikan bila individu-individu atau kelompok-
kelompok dengan cara menerima hasil-hasil pemilihan-pemilihan, mematuhi
undang-undang, membayar pajak dan secara umum mematuhi keputusan-
keputusan kebijakan. Suatu sistem menyerap bermacam-macam tuntutan yang
kadangkala bertentangan antara satu dengan yang lain

Anda mungkin juga menyukai