Anda di halaman 1dari 6

Pemeriksaan Sensoris Pada Esktremitas Inferior

Pemeriksaan Sensoris Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan sensoris : Kesadaran penderita harus penuh dan tajam Prosedur pemeriksan harus benar-benar dimengerti oleh penderita, karena pemeriksaan fungsi sensorik benar-benar memerlukan kerja sama yang sebaikbaiknya antara pemeriksa dan penderita. Dengan demikian cara dan tujuan pemeriksaan harus dijelaskan kepada penderita dengan istilah yang mudah dimengerti olehnya. Kadang-kadang terlihat adanya manifestasi obyektif ketika dilakukan

pemeriksaan anggota gerak atau bagian tubuh yang dirangsang, misalnya penderita menyeringai, mata berkedip-kedip serta perubahan sikap tubuh. Yang dinilai bukan hanya ada atau tidak adanya sensasi tetapi juga meliputi perbedaan-perbedaan sensasi yang ringan, dengan demikian harus dicatat gradasi atau tingkat perbedaannya. Pemeriksaan bagian kiri harus selalu dibandingkan dengan bagian kanan. Hal ini untuk menjamin kecermatan pemeriksaan, Pemeriksaan ini harus dikerjakan dengan sabar (jangan tergesa-gesa), menggunakan alat yang sesuai dengan kebutuhan/ tujuan, tanpa menyakiti penderita, dan penderita tidak boleh dalam keadaan tegang.

Tujuan pemeriksaan sensoris Menetapkan adanya gangguan sensoris Mengetahui adanya modalitasnya Menetapkan polanya Menetapkan jenis dan lokasi lesi yang mendasari gangguan sensoris

Macam-Macam Pemeriksaan Sensoris Tes sensoris primer Raba halus

Nyeri Sensasi suhu Propriosepsi (Indera posisi) Sensasi getar

Tes sensoris sekunder Streognosis Grafestesia Diskriminasi 2 titik Sensory inattention

Jenis-jenis pemeriksaan sensoris yang sering digunakan: Sensibilitas eksteroseptif atau protopatik Rasa nyeri Rasa suhu Rasa raba. Sensibilitas proprioseptif. Rasa gerak (kinetik) Rasa sikap (statognesia) dari otot dan persendian Rasa getar Sensibilitas diskriminatif daya untuk mengenal bentuk/ukuran. daya untuk mengenal /mengetahui berat sesuatu benda dsb Sensibilitas Interoseptif (Viseral) Khusus Meliputi : kemampuan menghidu, melihat, mendengar, mengecap dan keseimbangan.

Tes Raba Halus Alat pemeriksaan : Kapas Cara pemeriksaaan :

Ucapkan salam dan perkenalan Menjelaskan apa yang akan dilakukan Posisikan pasien dalam keadaan berbaring dan mata tertutup Pasien dimohon santai dan jangan tegang Daerah yang dirangsang harus bebas dari pakaian, bulu/rambut. Sentuhkan alat pada daerah tertentu seringan mungkin. Pasien dimohon untuk mengatakan ya atau tidak terhadap yang dirasakan, mengatakan tempatnya dimana, dan lebih terasa yang kanan atau kiri. Bandingkan bagian tubuh kiri dan kanan. Daerah lateral < peka di bandingkan daerah medial

Daerah erotegenik > peka. Seperti : Leher, Genitalia, mammae.

Tes Nyeri Alat pemeriksaan : Roda bergerigi atau rader sering digunakan, bisa juga dengan menggunakan peniti atau jarum tajam dan tumpul. Peragakan Tunjukkan kepada pasien apa yg anda kerjakan, Jelaskan bahwa anda ingin agar pasien memberitahukan apakah jarum yang dirasakan tajam atau tumpul. Sentuh area yang terganggu dengan jarum dan kemudian sentuh dengan jarum tumpul pada area yg sehat. TES mintalah pasien menutup kedua matanya kemudian beri rangsangan tajam dan tumpul secara acak, dan perhatikan respon pasien.

Tes Sensasi Suhu Alat pemeriksaan : Roda bergerigi atau rader sering digunakan, bisa juga dengan menggunakan peniti atau jarum tajam dan tumpul. Peragakan Tunjukkan kepada pasien apa yg anda kerjakan, Jelaskan bahwa anda ingin agar pasien memberitahukan apakah jarum yang dirasakan tajam atau tumpul. Sentuh area yang terganggu dengan jarum dan kemudian sentuh dengan jarum tumpul pada area yg sehat. TES mintalah pasien menutup kedua matanya kemudian beri rangsangan tajam dan tumpul secara acak, dan perhatikan respon pasien.

Tes Propriosepsi Gerak Pasif Alat pemeriksaan : Anggota gerak pasien sendiri Cara pemeriksaan : Pegang ujung jari jempol kaki pasien, gerakkan keataskebawah/ kanan-kiri. Mintalah pasien memberitahukan apakah jari digerakan keatas-kebawah/kanan- kiri.

Sensasi Getar Alat pemeriksaan : Garpu tala (128hz) TES mintalah pasien menutup matanya, tempatkan garpu tala pada tonjolan tulang, tanyakan pasien dapat merasakan getaran tersebut. Letakkan pada sendi metatarsal falangeal, malleolus medialis, tuberositas tibialis, spina iliaka anterior superior, di lengan dan pada ujung jari, masing-masing sendi

interfalangeal, pergelangan tangan, siku dan bahu. Bila sensasi bagian distal normal, tes tidak perlu dilakukan pada bagian proksimal.

Diskriminasi Dua Titik Alat : Gordon holmes (2 jarum bendel) Kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Rasa diskriminasi 2 titik. Lidah : 1 mm. Ujung jari tangan: 2 7 mm. Telapak tangan: 8 12 mm Dorsum manus: 20-30 mm Dada: 40 mm Paha : 70 75 mm. Jari kaki: 3 8 m

Topognosia Untuk mengenal tempat pada tubuh yang disentuh. Kemampuan melokalisasi tempat rasa-raba Bila tidak mampu melokalisasikan rasa-raba ini, biasanya melibatkan lesi lobusparietal (topoanestesia)

Anda mungkin juga menyukai