Anda di halaman 1dari 7

Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Peranan Asam Folat untuk

Mencegah Spina Bifida Occulta


Shafira Nur Hanifa
Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
shafiranurhanifa@gmail.com

Abstract. Folic acid is an essential nutrient that is needed for DNA replication which is
directed to the cell proliferation. Folic acid is activated by MTHFR gene through enzymatic
reaction. It could be found in nature food and also in a supplement. Demands for folate
increase during pregnancy because it is also required for growth and development of the fetus.
Folate deficiency has been associated with abnormalities in both mothers (anemia, peripheral
neuropathy) and fetuses (congenital abnormalities with high risk of morbidity). Folic acid
deficiency is related to neural tube defect that directed to spina bifida occulta. The pregnancy
women need an extra folic acid for about 0,4 mg per day in a normal case and In high risk
pregnancies (previously affected) this dose is recommended for 1–3 months prior to
conception. This article reviews the knowledge of pregnancy women about the function of folic
acid in preventing spina bifida occulta due to the amount of neural tube defect case is on the
top three of the congenital abnormalities and the doctor’s role in compressing the risk of
spina bifida occulta.

Keywords: folic acid, neural tube defect, spina bifida occulta, pregnancy, doctor

1. PENDAHULUAN

Asam folat merupakan salah satu vitamin esensial yang paling sering direkomendasikan oleh
dokter kepada ibu hamil baik terdiri oleh asam folat saja ataupun dengan tambahan bahan lain
seperti ferum dan lain sebagainya (Levine et al., 2018) Tidak hanya pada ibu hamil, dokter juga
terkadang merekomendasikan asam folat untuk orang yang juga berprogram untuk hamil dan
berpotensi untuk hamil. Asam folat diperlukan untuk dikonsumsi karena jumlahnya yang sangat
kecil pada makanan (sekitar hanya kurang dari setengah asam folat yang terdapat di dalam makanan
dibandingkan dengan satu kali dosis asam folat) dan sangat diperlukan oleh ibu hamil baik untuk
fisiologis tubuh ibu postpartum maupun bagi perkembangan bayi selanjutnya (Pitkin, 2007). Asam
folat natural bisa didapatkan pada buah-buahan dan sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan kering,
daging tanpa lemak, ikan, jeruk, dan stroberi. (Valentin et al., 2017). Asam folat pada ibu hamil
diperlukan untuk metabolisme DNA, sintesis nucleolus, dan mencegah anemia (Almatsier, 2013). Asam
folat didalam tubuh dalam keadaan inaktif. Asam folat diaktifkan melalui reaksi enzimatis yang
melibatkan gen MTHFR. Ketika terjadi polimorfisme dari gen MTHFR, otomatis asam folat akan tetap
menjadi inaktif (sekitar 60%) dan pada akhirnya tubuh kekurangan asam folat (Valentin et al., 2017).
Asam folat sangat diperlukan bagi ibu hamil untuk menanggulangi kekurangan folat yang sangat
diperlukan bagi proliferasi sel-sel untuk nantinya dibentuk menjadi bagian tubuh bayi karena ketika
terjadi kehamilan, absorbi folat dan penyerapan folat dari tubuh akan menurun (Arisman,2010).
Parahnya, penurunan dari folat di dalam darah yang terjadi pada ibu hamil ini bahkan bisa
berlangsung hingga 2-3 bulan setelah melahirkan. Ketika folat terus menurun, akan berakibat bagi
meningkatnya homocysteine dan menurunnya sel darah merah yang pada akhirnya dapat
berpengaruh pada anemia megaloblastik (sel darah merah lebih besar dari ukuran semula dengan
proporsi yang tidak sempurna). Peningkatan homocysteine akan lebih berdampak pada bayi karena
dapat menyebabkan kegagalan pembentukan organ dan lebih buruknya lagi bisa terjadi neural tube
defect (NTD) sebagai penyebab terjadinya spina bifida occulta (Lassi et al.,2013).
Asam folat paling baik dikonsumsi pada awal kehamilan karena pembentukan neural tube
dimulai pada minggu keenam dan semakin berdampak positif jika dikonsumsi semakin jauh sebelum
konsepsi (4-8 minggu sebelum konsepsi) untuk semakin menekan resiko terjadinya NTD (Morris et
al.,2015). Efek dan kerja dari asam folat paling efektif ketika digunakan satu bulan sebelum
konsespsi tingga akhir trimester satu karena dapat mengurangi resiko terjadinya NTD hingga 72%
(Moussa et al., 2016). USPSTF merekomendasikan dosis dari asam folat yang diperlukan oleh ibu
hamil yaitu sebesar 0,4-0,8 mg perhari (Jin et al., 2017). Pada 1991, CDC (Center for Disease
Control) merekomendasikan 4 mg asam folat yang harus dikonsumsi perhari bagi ibu dengan
riwayat terjadinya neural tube defect pada kehamilan pertama. Pada ibu hamil dengan BMI (body
mass index) >35 dimana memiliki resiko penyakit lebih tinggi, dibutuhkan dosis asam folat yang
lebih tinggi yaitu sekitar 5 mg dan juga dosis yang sama diberikan kepada ibu hamil dengan riwayat
tingkat penyesuaian yang rendah terhadap suatu obat, konsumsi alcohol, dan juga tembakau. Untuk
ibu hamil dengan riwayat epilepsy ataupun diabetes, dibutuhkan asam folat dengan dosis 4-5 mg
perhari.
Neural tube defect merupakan suatu keadaan cacat kongenital yang terjadi pada tengkorak maupun
pada tulang belakang pada fetus yang mulai terjadi 21-28 hari sejak konsepsi. (Barua et al., 2014).
Berdasarkan penjelasan Jin et al. (2017) pada kasus NTD, terjadi kegagalan penutupan tabung syaraf
yang pada nantinya akan menjadi sistem saraf pusat dan juga bagian dari sistem saraf tepi yang dimulai
pada minggu keenam kehamilan. Neural tube defect tersebut akan berkembang menjadi beberapa
penyakit lain sesuai dengan lokasi dari lesinya. Spina bifida occulta terjadi lesi pada tulang belakang
dimana tidak terjadi penutupan dari neural tube pada bagian tulang belakang yang nantinya akan menjadi
tonjolan pada tubuh bayi bagian belakang yang berisi LCS bahkan pada beberapa kasus ditemukan
kumpulan rambut pada bagian belakang baik pada tulang punggung atas maupun bawah. Meskipun spina
bifida occulta memiliki tingkat kematian yang lebih rendah daripada kasus neural tube defect lainnya
(anencephaly 100% dan encephalocele 46%) tetapi memiliki angka morbiditas yang paling tinggi
diantara kedua penyakit tersebut (Atta et al., 2016).
Penyebab terbesar dari terjadinya NTD yang pada akhirnya bisa menjadi spina bifida occulta
disebabkan oleh kurangnya konsumsi asam folat oleh ibu hamil pada masa sebelum kehamilan hingga
masa kehamilan. (Martinussen et al., 2015). Asam folat disini bisa didapatkan pada makanan (meskipun
jumlahnya sangat sedikit) dan ditunjang dengan konsumsi vitamin yang mengandung asam folat. Kasus
yang sering terjadi adalah ibu hamil kurang menyadari manfaat dari vitamin-vitamin yang diberikan oleh
dokter pada masa kehamilan dan kurang teredukasi mengenai akibat apa saja yang bisa terjadi nantinya
jika seluruh kebutuhan vitamin dan mineral terutama folat kurang terpenuhi. Selain itu, kurangnya
konsumsi asam folat biasanya terjadi pada masyarakat dengan tingkat pengetahuan dan sikap yang
rendah, sehingga mereka tidak mengetahui darimana sumber memperoleh makanan yang kaya folat
secara teratur (Almatsier, 2013). Padahal berdasarkan laporan Riskesdas (2010), di Indonesia kelainan
bawaan berkontribusi sebesar 1,4% terhadap kematian bayi 0-6 hari dan sebesar 18,1 % terhadap
kematian bayi 7-28 hari. Selain itu, kelainan juga berkontribusi 5,7% pada kematian Balita dan 4,9%
pada kematian bayi. Menurut data Kemenkes (2016), Kementerian Kesehatan RI telah melakukan
surveilans sentinel bersama 13 RS terpilih di 9 provinsi sejak September 2014 hingga Juni 2016.
Hasilnya, didapatkan 283 kelainan bawaan dari 40.862 kelahiran dengan prevalensi kelainan bawaan 6,9
per 1000 kelahiran. Selain itu terdapat 15 jenis kelainan bawaan dengan kriteria antara lain kelainan
bawaan yang dapat dicegah, mudah dideteksi dan dapat dikoreksi (preventable, detecteble dan
correctable) yang merupakan masalah kesehatan masyarakat. Kasus terbanyak adalah Talipes (20,9%)
dan orofacial cleft (20,9%) diikuti oleh neural tube defect (19,6%) dan abdominal wall defect (17,2%).
Angka yang ditunjukkan disini cukup tinggi sehingga membuat peneliti merasa tertarik untuk
mengangkat hal mengenai pentingnya pengetahuan ibu hamil mengenai peranan asam folat untuk
mencegah spina bifida occulta.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
jenis penelitian yang meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif ini
adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir,2011:54). Data
penelitian diambil dari interview. Sumber data berupa dokumen hasil interview. Untuk memvalidasi
data penelitian digunakan teknik triangulasi teori dan sumber data.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengambilan data berupa interview yang dilakukan kepada tiga narasumber didapatkan
hasil sebagai berikut:
TABEL 1
Hasil interview pengetahuan ibu hamil mengenai peranan asam folat untuk mencegah spina
bifida occulta
Narasumber 1 Narasumber 2 Narasumber 3
Pemberian vitamin Diberi Diberi Diberi
oleh dokter

Vitamin yang Sebelum hamil : Folamil genio dan Folaxin 400 mg


diberi dokter folavit cal800
Setelah hamil :
folamil

Penjelasan dokter Tidak, tetapi Folamil genio untuk Untuk zat besi
manfaat vitamin narasumber bertanya asam folat
Cal800: untuk
tambahan kalsium

Awal mulai Minggu ke-3 Folamil genio : Sejak sebelum masa


konsumsi vitamin kehamilan minggu ke-6 kehamilan
dari dokter kehamilan
Cal800: minggu ke-15
kehamilan

Pengetahuan ibu Sebelum hamil: Untuk tumbuh Vitamin pengganti


hamil mengenai kesuburan kembang janin dan kandungan yang ada
manfaat asam folat Setelah hamil: mencegah janin cacat di sayuran hijau.
perkembangan dan Agar janin tidak
pertumbuhan dan cacat dan membantu
menguatkan pertumbuhan otak
kandungan di T.1 dan sumsum tulang.

Setelah dilakukan pengambilan data melalui interview yang disebarkan melalui media sosial
yaitu aplikasi WhatsApp, didapatkan hasil dari ketiga ibu hamil memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Narasumber satu berada pada masa kehamilan trimester kedua, narasumber dua pada trimester ketiga,
dan narasumber tiga pada trimester pertama. Ketiga narasumber memiliki kesamaan yaitu umur yang
masih berada di batasan yang paling aman untuk terjadinya kehamilan (umur 23, 24, dan 31). Selain
itu, ketiga narasumber juga menuju ke dokter pada awal masa kehamilan untuk mengkonsultasikan
kehamilannya dan juga diberikan vitamin untuk mendukung kehamilan. Dua dari tiga narasumber
bahkan sudah mulai mengkonsumsi asam folat sebelum kehamilannya dan ini adalah perkembangan
yang bagus yang menunjukkan sudah teredukasinya dokter-dokter di Indonesia mengenai anjuran
untuk mulai mengkonsumsi asam folat sebelum masa kehamilan untuk menekan angka terjadinya
penyakit kelainan bawaan seperti spina bifida occulta. Tetapi dari hasil interview bisa dilihat bahwa
dokter hanya memberikan vitamin tanpa mengedukasi narasumber lebih lanjut dan narasumber lebih
banyak mendapatkan sumber dari sesama ibu hamil ataupun dari hasil membaca.
Narasumber satu tidak mendapatkan penjelasan dari dokter akibat jika tidak mengkonsumsi
vitamin tambahan (yang mengandung asam folat) yang salah satunya bisa menyebabkan kelainan
bawaan seperti spina bifida occulta. Pengetahuan narasumber satu mengenai asam folat cukup baik,
tetapi belum sampai penyakit klinis yang disebabkan oleh kurangnya asam folat. Narasumber satu
belum mengerti sumber-sumber makanan yang mengandung banyak asam folat dan juga berapa dosis
yang diperlukan untuk kecukupan suplai asam folat.
Narasumber dua diberikan penjelasan jika asam folat yang diberikan digunakan untuk
perkembangan bayi kedepannya tetapi belum sampai jika terjadi kekurangan asam folat bisa
menyebabkan terjadinya spina bifida occulta. Untuk obat cal800, disini sebenarnya kebutuhan ibu
hamil akan kalsium akan meningkat karena digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
dan juga kalsium tidak bisa diproduksi oleh tubuh sehingga harus dengan suplemen atau makanan
yang mengandung kalsium. Narasumber dua juga belum teredukasi untuk hal konsumsi asam folat
sebaiknya dimulai pada masa sebelum kehamilan karena neural tube dibentuk pada minggu keenam
yang biasanya kehamilan belum terdeteksi. Narasumber dua sama seperti narasumber pertama yang
belum teredukasi jenis-jenis makanan yang dapat memenuhi kebutuhan asam folat dan juga berapa
dosis yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan asam folat perhari.
Narasumber tiga diberikan edukasi oleh dokter jika vitamin yang diberikan digunakan untuk
mencegah kekurangan zat besi. Hal ini selaras dengan kebutuhan asam folat yaitu zat besi yang dapat
membantu meningkatkan folat karena seperti yang kita ketahui, pada ibu hamil jumlah folat di darah
akan menurun dan dapat menyebabkan anemia megaloblastik. Kekurangan tersebut akan
ditanggulangi dengan masuknya asupan zat besi ke dalam tubuh. Tetapi penjelasan dokter kepada
narasumber satu tidak menyinggung sama sekali mengenai akibat klinis yang akan terjadi dan dokter
lebih berfokus pada menanggulangi kekurangan zat besi bukannya meningkatkan suplai asam folat
padahal folaxin sendiri merupakan suplemen asam folat. Hal tersebut menyebabkan narasumber
ketiga tidak teredukasi mengenai kekurangan asam folat dapat menyebabkan kelainan bawaan seperti
spina bifida occulta. Narasumber ketiga sudah sedikit teredukasi mengenai contoh-contoh makanan
yang mengandung asam folat tetapi hanya sayur-sayuran hijau. Sumber asam folat lain dapat
ditemukan pada buah-buahan hijau, jeruk, stroberi, ikan, dan daging tanpa lemak. Narasumber ketiga
belum mendapatkan penjelasan mengenai dosis yang tepat untuk pemenuhan kebutuhan asam folat
perhari.

4. SIMPULAN

Setelah dilakukan pengambilan dan pengolahan data didapatkan hasil bahwa tingkat
pengetahuan ibu hamil mengenai peranan asam folat untuk mencegah spina bifida occulta masih
rendah. Pengetahuan ibu hamil hanya sebatas mereka mendapatkan vitamin tambahan untuk
membantu pertumbuhan janin dan mencegah terjadinya cacat pada janin tanpa mendapatkan
penjelasan detail kandungan vitamin dan kemungkinan penyakit cacat seperti spina bifida occulta
yang dapat terjadi jika tidak mengkonsumsi vitamin tersebut. Mereka cukup teredukasi mengenai
manfaat asam folat baik untuk ibu hamil sendiri maupun untuk bayinya secara umum. Secara detail,
asam folat bermanfaat untuk sintesis nukleolus, metabolisme DNA, dan proliferasi sel yang
selanjutnya mendukung pertumbuhan organ tubuh dan juga penutupan dari neural tube yang pada
akhirnya dapat mengurangi resiko terjadinya spina bifida occulta pada bayi. Ibu hamil juga kurang
teredukasi mengenai jenis makanan yang banyak mengandung asam folat seperi sayur-sayuran dan
buah-buahan hijau dan juga kadar konsumsi asam folat yang tepat yaitu 0,4 mg untuk dosis rendah
dan 4 mg untuk dosis tinggi.

5. SARAN

Melihat tingkat terjadinya penyakit kongenital yang masih cukup tinggi di Indonesia terutama
penyakit neural tube defect yang bisa menyebabkan spina bifida occulta karena kekurangan asam
folat, sekiranya perlu dilakukan sebuah langkah pasti baik oleh pemerintah dan pihak penyedia
layanan kesehatan (dokter, rumah sakit, puskesmas, dan klinik) untuk menanggulangi hal tersebut.
Salah satu langkah konkrit yang bisa diambil adalah dengan memberikan penjelasan yang baik kepada
masyarakat mengenai penyakit kelainan kongenital dan penyebabnya serta memotivasi, memberi
penjelasan, dan memberikan akses yang mudah kepada masyarakat untuk mengkonsumsi vitamin
terutama asam folat yang kelak sangat diperlukan untuk pembentukan atau penutupan neural tube
sehingga tidak terjadi spina bifida occulta.

6. DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Website


Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Arisman, (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Almatsier, S. (2013). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Depkes. (2017). Kemenkes - WHO SEAR Bahas Pencegahan dan Pengendalian Kelainan Bawaan.
Depkes, 18 Juni 2019
http://www.depkes.go.id/article/view/16081100003/kemenkes---who-sear-bahas-pencegahan-
dan-pengendalian-kelainan-bawaan.html

Jurnal
Jin, J. (2017, January 10). Folic acid supplementation for prevention of neural tube defects. JAMA -
Journal of the American Medical Association. American Medical Association.
Barua, S., Kuizon, S., & Junaid, M. A. (2014, August 19). Folic acid supplementation in pregnancy
and implications in health and disease. Journal of Biomedical Science. BioMed Central Ltd.
Martinussen, M. P., Bracken, M. B., Triche, E. W., Jacobsen, G. W., & Risnes, K. R. (2015). Folic
acid supplementation in early pregnancy and the risk of preeclampsia, small for gestational age
offspring and preterm delivery. European Journal of Obstetrics and Gynecology and
Reproductive Biology, 195, 94–99.
Pitkin, R. M. (2007). Folate and neural tube defects. In American Journal of Clinical Nutrition (Vol.
85).
Lassi, Z. S., Salam, R. A., Haider, B. A., & Bhutta, Z. A. (2013, March 28). Folic acid
supplementation during pregnancy for maternal health and pregnancy outcomes. Cochrane
Database of Systematic Reviews. John Wiley and Sons Ltd.
Atta, C. A. M., Fiest, K. M., Frolkis, A. D., Jette, N., Pringsheim, T., St Germaine-Smith, C., …
Metcalfe, A. (2016, January 1). Global birth prevalence of spina bifida by folic acid fortification
status: A systematic review and meta-analysis. American Journal of Public Health. American
Public Health Association Inc.
Valentin, M., Coste Mazeau, P., Zerah, M., Ceccaldi, P. F., Benachi, A., & Luton, D. (2018). Acid
folic and pregnancy: A mandatory supplementation. Annales d’Endocrinologie, 79(2), 91–94.
Morris, J. K., Rankin, J., Draper, E. S., Kurinczuk, J. J., Springett, A., Tucker, D., … Wald, N. J.
(2016). Prevention of neural tube defects in the UK: A missed opportunity. Archives of Disease
in Childhood, 101(7), 604–607.
Levine, S. Z., Kodesh, A., Viktorin, A., Smith, L., Uher, R., Reichenberg, A., & Sandin, S. (2018).
Association of maternal use of folic acid and multivitamin supplements in the periods before and
during pregnancy with the risk of autism spectrum disorder in offspring. JAMA Psychiatry,
75(2), 176–184.
Moussa, H. N., Hosseini Nasab, S., Haidar, Z. A., Blackwell, S. C., & Sibai, B. M. (2016). Folic acid
supplementation: what is new? Fetal, obstetric, long-term benefits and risks. Future Science OA,
2(2).
LAMPIRAN TABEL
TABEL 1
Data diri narasumber
Narasumber Narasumber 1 Narasumber 2 Narasumber 3
Nama Wulan P. Perwitarani H. Lissa Elma
Umur 24 tahun 31 tahun 23 tahun
Usia kehamilan 5 bulan 9 bulan 2 bulan
Kehamilan ke- satu satu satu

TABEL 2
Hasil interview pengetahuan ibu hamil mengenai peranan asam folat untuk mencegah spina
bifida occulta
Narasumber 1 Narasumber 2 Narasumber 3
Selama hamil apa Dikasuh nduk kalau Iyap.. waktu hamil Iya. Asam folat
disarankan dokter dijelasin si engga tp minum folamil genio merk folaxin 400
minum vitamin aku nanya buat apa utk nambah asupan mg
atau obat, jika obat nya. Asam asam folat sm cal800
diberi, diberi folat tau dulu sblm utk tambahan
vitamin apa? hamil sempet kalsium
konsumsi skrg pas
hamil jg konsumsi
tp nama obatnya
folamil kalau sblm
hamil folavit nduk

Apakah diberi Dijelasin si engga Iya dijelasin kalo Pernah.


penjelasan tp aku nanya buat folamil genio utk Diantaranya sbg
manfaat vitamin apa obat nya. asam folat yg zat besi
yang diberikan berguna buat
dokter? perkembangan janin
di dlm kalo kalsium
lebih buat ibunya
krn janin menyerap
kalsium ibu utk
membentuk
tulang2nya jd biar
ibu gak kekurangan
kalsium selama
kehamilan

Vitamin tersebut Dikasih dr awal Kl folamil genio Sejak sebelum


diberikan dokter aku periksa pas sejak awal periksa masa kehamilan
sejak kapan? trimester pertama. hamil 6 minggu kalo
yg cal800 sekitar
minggu ke 15

Apakah Kegunaannya Hmm tau bgt enggak Manfaatnya sbg


mengetahui setauku yg pasti berguna utk vitamin tambahan
mengenai asam meningkatkan tumbuh kembang pengganti
folat? Kalau kesuburan kalau janin dan mencegah kandungan2 yg ada
mengetahui, sblm hamil tp janin cacat hihihi di dlm sayuran
apakah selama hamil asam hijau. Diharapkan
mengetahui folat lbh kepada nantinya bayi lahir
manfaatnya? untuk dgn baik/tidak
perkembangan dna cacat. Asam folat
pertumbuhan janin juga berguna utk
sama nguatin pertumbuhan otak
kandungan pas T.1 dan sumsum si
bayi sejak dlm
kandungan

Anda mungkin juga menyukai