Anda di halaman 1dari 15

Fiola

Angraini
(Npm:011)
Prodi Radiologi
Tugas keperawatan
Radiologi
0
1
Konsep Infeksi
Nosokomial
Pengertian infeksi
Nosokimial
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di lingkungan rumah
sakit. Seseorang dikatakan mengalami infeksi nosokomial
jika infeksinya terjadi ketika sedang berada atau menjalani perawatan di
rumah sakit.

Infeksi nosokomial bisa terjadi pada pasien, perawat, dokter, serta


pekerja atau pengunjung rumah sakit. Beberapa contoh penyakit yang
dapat terjadi akibat infeksi nosokomial adalah infeksi aliran
darah, pneumonia infeksi saluran kemih (ISK), dan infeksi luka
operasi(ILO).
Jenis-jenis Infeksi Nosokomial
1.Infeksi bakteri
Nosokomial bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Sebagian besar gangguan yang disebabkan
bakteri tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat menimbulkan masalah yang serius. Selain itu,
bakteri adalah penyebab paling umum dari infeksi nosokomial. Umumnya disebabkan oleh
bakteri E. coli dan staph.

2.Infeksi jamur
Jamur juga dapat menyebabkan penyakit ini. Beberapa jamur dapat menyebabkan infeksi menular
yang membahayakan. Jenis jamur yang paling sering menyerang adalah Candida dan Aspergillus.

3.Infeksi virus
Virus adalah kuman kecil yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dengan meniru kode genetik
alami. Saat masuk ke tubuh, virus dapat menyebabkan penyakit yang parah. Beberapa penyakit
yang disebabkan oleh virus adalah influenza dan respiratory syncytial virus.
Penyebab infeksi Nosokomial
Gangguan ini disebabkan oleh bakteri yang ada di rumah sakit. Bakteri tersebut
bisa didapat dari orang lain yang ada di rumah sakit, bakteri yang menjadi flora
normal (bakteri yang secara normal ada di dalam tubuh dan pada keadaan
normal tidak menyebabkan gangguan) di dalam tubuh sendiri, atau bakteri
yang mengontaminasi lingkungan dan alat-alat di rumah sakit. Di samping itu,
jamur, virus, dan parasit juga dapat menjadi penyebab infeksi nosokomial.
Faktor Resiko
● Memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti pada pengidap
HIV/AIDS, alami malnutrisi, dan pengguna obat imunosupresan
atau kemoterapi.
● Waktu perawatan di rumah sakit yang lebih lama.
● Lingkungan rumah sakit yang padat.
● Banyaknya kegiatan memindahkan pasien dari satu unit ke unit
yang lain.
● Penempatan pasien dengan kondisi yang mudah terserang infeksi
nosokomial (misalnya pada ruang perawatan intensif, ruang
perawatan bayi, ruang perawatan luka bakar) pada satu tempat.
● Pengidap dengan koma, gagal ginjal akut, cedera berat, luka bakar,
dan syok.
● Prosedur seperti tindakan operasi, pemasangan alat bantu napas
(ventilator), endoskopi, atau kateter.
Gejala dan Tanda infeksi
Nosokomial
• Batuk dengan dahak kental.
• Demam atau menggigil.
• Jantung berdebar cepat (takikardia).
• Tubuh terasa lemas.
• Nyeri punggung bawah atau perut
bawah.
• Sesak napas.
• Sensasi terbakar saat buang air kecil.
• Kelelahan atau kelemahan yang
ekstrem.
Pengobatan infeksi Nosokomial
• Infeksi nosokomial dapat didiganosis dengan melakukan
konsultasi kepada dokter. Nantinya, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik.
• Selain pemeriksaan fisik, dapat juga dilakukan beberapa tes
berikut untuk memastikan diagnosis:
• tes darah, untuk melihat gejala infeksi dari kadar sel darah
• tes urine, untuk mengetahui adanya infeksi pada saluran
kemih
• tes dahak, untuk mengetahui jenis bakteri pada saluran
pernapasan
• kultur darah, dahak, atau cairan luka operasi, untuk
memastikan keberadaan dan mengetahui penyebab infeksi
• melakukan rontgen, USG, CT scan, atau MRI, untuk
mengetahui kondisi dan adanya infeksi pada organ tertentu
Pencegahan Infeksi Nosokomial
• Mencuci tangan dengan benar sesuai anjuran WHO ketika:
- sebelum memegang pasien
- melakukan tindakan kepada pasien
- setelah terpapar cairan tubuh (urine, feses, darah)
- setelah menyentuh pasien
- setelah menyentuh barang-barang di sekitar pasien
• Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit misalnya dengan
cairan disinfektan
• Memastikan sirkulasi udara dalam ruangan rumah sakit
• Menggunakan alat medis sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP)
• Menempatkan pasien berisiko di ruang isolasi
• Mengidentifikasi jenis isolasi yang diperlukan pasien
• Mengenakan alat pelindung diri (APD) sesuai SOP, seperti
sarung tangan dan masker ketika melayani pasien
2. Cara mencegah kebersihan diri dan
lingkungan diruang Radiologi untuk
terhindar dari bakteri
• Pembersihan alat-alat Radiologi menggunakan disinfektan
sesuai standar RS.

• Pembersihan lantai dengan menggunakan lobby duster.


• Pembersihan meja pemeriksaan pasien segera bila pasien
pulang.
• Meletakkan Apron atau alat pelindung diri pada tempat yang
aman dan bersih.
• Tidak ada sisa makanan/kotoran menempel di lingkungan.
• Sampah dibuang di tempat sampah sesuai jenisnya : infeksius
dan non infeksius.
• Penyimpanan alat kesehatan/keperawatan pada tempat yang
bersih, tertutup dan kondisi siap pakai.
Langkah-langkah
mencuci tangan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai