Anda di halaman 1dari 26

IN HOUSE TRAINING

KONSEP DASAR
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTION’S (HAI’s)
dan KEPATUHAN hand hygiene
PENGERTIAN (CDC, WHO TH 2007)

Healthcare Associated infections (HAI’s)


 Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain
 Saat masuk pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi
 Infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang
 Juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi karena pekerjaan
RANTAI PENULARAN

Untuk melakukan tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi perlu


mengetahui rantai penularan infeksi. Apabila salah satu mata rantai dapat
dihilangkan atau dirusak maka penularan infeksi dapat dicegah atau
dihentikan.
1. Agen infeksi adalah mikro organisme yang dapat menyebabkan infeksi,
dapat berupa bakteri, virus, rickettsia, jamur dan parasit.
Faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi
yaitu:
 Patogenitas
 Virulensi
 Jumlah mikro organisme
2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak dan
siap ditularkan kepada orang lain. Contohnya: manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan,
tanah, air.
3. Pintu keluar, adalah jalan dimana agen infeksi meninggalkan reservoir, meliputi: saluran
pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan membrane mukosa,
transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
4. Transmisi (cara penularan), adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari
reservoir ke penderita (yang suseptibel). Beberapa cara penularan:
 kontak: langsung dan tidak langsung.
 Droplet
 Airbone
 Vehikulum (makanan, air/minuman, darah)
 Vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat)
5. Pintu masuk, adalah tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu (yang suseptibel),
bisa melalui: saluran pernafasan, pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lender,
serta kulit yang tidak utuh (luka).
6. Pejamu yang suseptibel, adalah orang yang tidak memiiki daya tahan tubuh yang cukup
untuk melawan agen infeksi serta mencegah terjadinya infeksi atau penyakit. Faktor yang
mempengaruhi, adalah:
 Umur
 Status gizi
 Status imunisasi
 Penyakit kronis
 Luka bakar yang luas
 Trauma atau pembedahan
 Pengobatan dengan imunosupresan.
Faktor resiko HAI’s:
1. Umur : neonates dan lansia lebih rentan.
2. Status imun yang rendah/terganggu (immuno-kompromais): penderita dengan penyakit
kronik, penderita keganasan, obat-obatan imunosupresan.
3. Interupsi barrier anatomis:
 Kateter urin, meningkatlkan kejadian ISK.
 Prosedur Operasi, menyebabkan ILO
 Intubasi pernafasan meningkatkan VAP
 Kanula vena sentral dapat menimbulkan BSI
 Luka bakar dan trauma.
4. Implantasi benda asing
5. Perubahan microflora normal.
Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tdd:
 Peningkatan daya tahan pejamu.
 Inaktivasi agen penyebab infeksi.
 Memutus mata rantai penularan.
 Tindakan pencegahan paska pajanan terhadap petugas kesehatan.

Manfaat Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


 Sangat bermanfaat bagi pasien maupun rumah sakit antra lain yaitu menekan dan
mengurangi kejadian infeksi, menekan dan menurunkan morbiditas dan mortalitas,
mengurangi lama hari perawatan, mengurangi biaya perawatan serta meningkatkan mutu
dan citra rumah sakit dengan adanya angka infeksi yang rendah.
Healthcare associated infections (HAI’s), meliputi:
1. Ventilator associated Pneumonia (VAP)
2. Hospital Associated Peneumonia (HAP)
3. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
5. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
6. Phlebitis.
7. Dekubitus.
KEWASPADAAN ISOLASI

 Kewaspadaan isolasi merupakan bagian dari pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
sakit/ HAIs, bertujuan untuk memutus mata rantai infeksi yaitu dari pasien ke pasien lainnya,
dari pasien ke petugas atau sebaliknya , dari pasien ke pengunjung atau dari pengunjung ke
pasien dari permukaaan lingkungan ke pasien atau petugas maupun pengunjung.
HAND HYGIENE
(Kebersihan Tangan)
Mengapa kebersihan tangan penting ?
 Kegagalan melakukan kebersihan tangan merupakan penyebab utama infeksi nosokomial
dan dapat menyebarkan multi resisten serta berkonstribusi terhadap timbulnya wabah.
(Boyke dan Pittet 2002)
 Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah penularan
mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial (Boyce 1999, Larson 1995)
PENGERTIAN

 Kebersihan Tangan adalah suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan


menggunakan air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alcohol.
 Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan di air mengalir menggunakan
sabun/antiseptic jika tangan terlihat kotor. Jika tangan tidak terlihat kotor dapat dilakukan
dengan menggunakan handrub berbasis alcohol.

Tujuannya:
 Untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan megurangi
jumlah mikro organisme sementara.
KEBERSIHAN TANGAN

 Merupakan salah satu prosedur yang paling penting dan efektif dalam mencegah infeksi
nasokomial bila dilakukan dengan baik dan benar
 Idealnya mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan menggunakan sabun yang
digosok-gosokan selama 40 sampai 60 detik
 Jika air mengalir/kran terkontaminasi, gunakan air yang telah dididihkan selama 10 menit
dan kalau perlu disaring, atau mendisinfeksi air dengan larutan sodium hipoklorit 0.001 %
 Alternatif mencuci tangan dapat digunakan handrub berbasis alkohol 70 %, jika fasilitas
cuci tangan tidak ada , namun harus diingat bahwa tangan tidak terlihat
kotor/terkontaminasi
 Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun harus
dilakukan, tidak ada alternatif lain.
 Handscrub berbasis alkohol 70 %, digunakan terutama pada tempat dimana akses wastafel
dan air bersih terbatas
 Handscrub berbasis alkohol 70 %,tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau, dan
dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml dengan 100 ml alkohol 70 %)
 Mencuci tangan dengan sabun biasa dan air bersih mengalir sama efektifnya mencuci
tangan dengan sabun antimikroba ( Pereira, Lee dan Wade 1997.)
 Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit
 Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan adalah satu hal yang sangat penting, tidak ada
gunanya mencuci tangan dengan baik dan benar tetapi ketika mengeringkan tangan
menggunakan handuk yang sudah terkontaminasi
 Keringkan tangan dengan handuk kertas
 Jika tidak ada handuk kertas gunakan handuk tangan sekali pakai
 Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi, penyimpanan handuk
kertas ditempat yang kering dan tertutup/ dalam lemari
Siapa yang wajib melakukan cuci tangan
 Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan petugas
kesehatan lainnya( fisioterapi, teknisi)
 Setiap orang yang tidak kontak langsung dengan pasien seperti : ahli gizi, farmasi dan
petugas laboratorium
 Setiap personil yang berkonstribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien
 Setiap orang yang bekerja di rumah sakit
Indikasi kebersihan tangan
 Segera setelah tiba di rumah sakit
 Sebelum masuk & tinggalkan ruangan pasien
 Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh pasien
 Diantara kontak pasien satu dengan yang lain
 Sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien
 Sesudah ke kamar kecil
 Sesudah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya
 Bila tangan kotor
 Sebelum meninggalkan rumah sakit
 Segera setelah melepaskan sarung tangan
 Segera setelah keluar dari toilet atau membersihkan sekresi hidung
 Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
5 MOMENT CUCI TANGAN

1. Sebelum kontak dengan pasien.


2. Sebelum melakukan tindakan aseptik,.
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien.
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien.

PENTING !
SEBELUM MELAKUKAN KEBERSIHAN TANGAN, PASTIKAN SEMUA AKSESORIS
(PERHIASAN) TIDAK DIPAKAI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai