Anda di halaman 1dari 3

Catherine andrea

XI PERAWAT
KDTK

Pengertian
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala
klinis baik lokal maupun sistemik.Penyebab penyakit infeksi itu adalah fasilitas kesehatan yang kurang
memadai, perilaku seks yang tidak aman dan tidak bertanggungjawab, bergantian menggunakan jarum
pada pengguna narkoba, dan perilaku pemberi jasa salon yang kurang memahami upaya pencegahan
infeksi.

Infeksi Nosokomial
Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan
suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara
umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam
menunjukkan bahwa masa interaksi terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru
menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial
(Hastomo, 2009; Akbar Wido, 2011).
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang diperoleh atau dialami oleh pasien selama dirawat di
rumah sakit dan menunjukkan gejala infeksi baru setelah 72 jam pasien berada di rumah sakit serta infeksi
itu tidak ditemukan atau diderita pada saat pasien masuk ke rumah sakit.Depertemen Kesehatan (2003).

Penularan Rantai Infeksi


Kompenen rantai infeksi, diantaranya;
1. Infection Agent (agen infeksi)
Adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Pada manusia, agen infeksi dapat
berupa bakteri, virus, ricketsia, jamur dan parasit. Ada tiga faktor pada agen penyebab yang
mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu : patogenitas, virulensi dan jumlah.
2.Reservoir (tempat tinggal)
Adalah dimana tempat agen infeksi dapat hidup, tumbuh , berkembang biak dan siap ditularkan
pada orang.
Reservoir yang paling umum adalah manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, tanah, air dan
bahan organik lainnya. Pada orang sehat, permukaan kulit, selaput lendir selaput nafas atas, usus dan
vagina merupakan reservoir yang umum.
3. Portal of exit (pintu keluar)
Adalah jalan dari mana agen infeksi meninggalkan reservoir. Pintu keluar meliputi saluran pernafasan,
pecernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan membrane mukos, transplasenta dan darah serta cairan
tubuh lain.

4. Transmisi (cara penularan)


Adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari reservoir ke penderita (yang susptibel).
Ada berapa cara penularan yaitu : (1) Kontak : langsung dan tidak langsung, (2) droplet, (3) airbone, (4)
melalui vehikulum (makan, air/minuman, darah) dan (5) melalui vektor (biasanya seranga dan binatang
pengerat : tikus, tupai, hamster).
5. Portal of entry (pintu masuk)
Adalah tempat dimana agen infeksi memasuki penjamu. Pintu masuk biasanya melalui saluran
pernafasan, pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serata kulit yang tidak utuh.
6. Host (penjamu)
Adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi serta
mencegah terjadinya infeksi dan penyakit.
Faktor yag khusus dapat mempengaruhi adalah umur, status gizi, status imunisasi, penyakit
kronis, luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan, pengobatan dengan imunosuresan. Faktor lain yag
mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup, pekerjaan
dan hereditas. (Depertemen Kesehatan, 2009).

Pencegahan dan pengendalian infeksi


Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat penting untuk melindungi pasien,
petugas, pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya infeksi.
Keberhasilan program PPI perlu keterlibatan lintas profesional: Dokter, Perawat, Laboratorium, Kesehatan
Lingkungan, Farmasi, Gizi, IPSRS ( Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ), Sanitasi
&Housekeeping, dan lain-lain sehingga perlu wadah berupa Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi


Harus dihindarkan transfer mikroba pathogen antar pasien dan petugas saat perawatan pasien
rawat inap, sehingga perlu diterapkan hal-hal berikut:
Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang pasien dan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).
Pakai sarung tangan saat atau kemungkinan kontak darah dan cairan tubuh serta barang yang
terkontaminasi, desinfeksi tangan segera setelah melepas sarung tangan. Ganti sarung tangan antar
pasien.
Kewaspadaan terhadap semua darah dan cairan tubuh ekskresi dan sekresi dari seluruh pasien,
cuci tangan setelah menyentuh bahan infeksius (darah dan cairan tubuh pasien).
Penanganan limbah feses, urine, dan sekresi pasien lain di buang ke lubang pembuangan yang telah
disediakan, bersihkan dan disinfeksi bedpan, urinal dan obtainer/container pasien lainnya.
Tangani bahan infeksius sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Pastikan peralatan, barang fasilitas dan linen pasien yang infeksius telah dibersihkan dan didesinfeksi
dengan benar.

Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi dengan mencuci tangan


Pengertian
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran yang dimulai dari ujung jari
sampai siku lengan.
Tujuannya:
1. Menjaga kebersihan perorangan
2. Mencegah infeksi silang atau infeksi nosokomial

Mencuci tangan biasa


Persiapan alat dan bahan:
1. Air mengalir
2. Sabun
3. Sikat lunak
4. Handuk
Prosedur kerja:
1. Basahi kedua telapak tangan lalu tuang cairan handrub /handsoap pada telapak tangan
kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap kedua punggung tangan secarabergantian.
3. Gosok sela-sela jari tangan sampai bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan, kedua tangan dibilas dibawah air
mengalir.
7. Rapikan alat dan bahan.

Anda mungkin juga menyukai