Anda di halaman 1dari 26

Konsep Pengendalian &

Pencegahan Infeksi
Oleh :
Ns. Diana Rhismawati D,
Sp.Kep.MB
Pendahuluan
• Dalam semua lingkungan klien &
keluarganya harus mampu
mengenali sumber infeksi &
mampu melakukan tindakan
protektif.
• Penyuluhan klien harus termasuk
informasi mengenai infeksi, cara
penularan, & pencegahan
DEFINISI
• Infeksi adalah invasi tubuh oleh
mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit.
• Asimptomatik adalah mikroorganisme
yang gagal menyebabkan cedera yang
serius terhadap sel atau jaringan.
• Penyakit menular / contagious adalah
penyakit infeksi yang dapat ditularkan
langsung dari satu orang ke orang lain.
Rantai infeksi
1. Agen infeksius / pertumbuhan patogen
2. Tempat / sumber pertumbuhan patogen
( reservoar )
3. Portal keluar dari tempat tumbuh tersebut
4. Cara penularan
5. Portal masuk ke pejamu
6. Pejamu yang rentan
Skematik Rantai Infeksi

Agen infeksius

Pejamu Reservoar

Portal Masuk Portal Keluar

Cara menular
1. Agen infeksius
Untuk menyebabkan penyakit, MO
bergantung pada faktor – faktor berikut :
 Organisme dalam jumlah yang cukup
 Virulensi atau kemampuan untuk
menyebabkan sakit.
 Kemampuan untuk masuk dan bertahan
hidup dalam pejamu.
 Pejamu yang rentan
2. Reservoar
• Adalah tempat patogen mampu bertahan hidup.
• Carrier / penular adalah manusia / binatang
yang tidak menunjukkan gejala penyakit tetapi
ada patogen dalam tubuh mereka yang dapat
ditularkan ke orang lain.
• Faktor yang mempengaruhi perkembangan MO
didalam reservoar : makanan, oksigen, air, suhu,
pH dan cahaya.
3. Portal Keluar
 Setelah MO menemukan tempat untuk
tumbuh dan berkembang biak, mereka
harus menemukan jalan keluar jika
mereka masuk ke pejamu lain dan
menyebabkan penyakit.
 Contoh portal keluar : Kulit dan membran
mukosa, traktus respiratorius, traktus
urinarius, traktus gastrointestinal, traktus
reproduktif, dan darah.
4. Cara Penularan
 Kontak langsung : orang ke orang, melalui
fekal atau oral.
 Kontak tidak langsung : menggunakan
benda mati yang terkontaminasi, melalui
jarum, alat kes.yang lain.
 Udara : melalui droplet nukleus ( bersin,
batuk )
 Vektor : melalui nyamuk, lalat, kutu
5. Portal Masuk
 Organisme dapat masuk ke dalam tubuh
melalui rute yang sama dengan yang
digunakan untuk keluar.
 Faktor yang menurunkan daya tahan
tubuh memperbesar kesempatan patogen
masuk.
6. Pejamu / Hospes Rentan
 Seseorang terkena infeksi bergantung pada
kerentanan terhadap agen infeksius.
 Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan
individu terhadap patogen
 Pertahanan alami seseorang melawan infeksi
sebagaimana faktor – faktor lain mempengaruhi
resistensi.
 Resistensi seseorang terhadap agen infeksius
ditingkatkan dengan vaksin atau bahkan mengalami
sakit.
Faktor yang mempengaruhi
kerentanan klien :
 Usia
 Status nutrisi
 Stress
 Hereditas
 Proses Penyakit
 Terapi medik
Tahap Proses Infeksi
1. Tahap Inkubasi : Interval antara masuknya
patogen ke dalam tubuh dan munculnya gejala
pertama.
2. Tahap Prodormal : Interval dari awitan tanda dan
gejala non-spesifik sampai gejala yang spesifik.
3. Tahap Sakit : Interval saat klien memanifestasikan
tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis
infeksi
4. Tahap Pemulihan : Interval saat munculnya gejala
akut infeksi ( lamanya penyembuhan bergantung
pada beratnya infeksi dan keadaan umum
kesehatan klien.
Tanda – Tanda Infeksi
1. Calor ( Panas )
2. Dolor ( Nyeri )
3. Tumor ( Bengkak )
4. Rubor ( Merah )
5. Functio Lesa ( berkurangnya daya
gerak )
Infeksi Nosokomial
 Infeksi nosokomial diakibatkan oleh
pemberi pelayanan kesehatan dalam
fasilitas perawatan kesehatan.
 Rumah Sakit merupakan satu dari tempat
yang paling mungkin mendapat infeksi
karena mengandung populasi MO yang
tinggi dengan jenis virulen yang mungkin
resisten terhadap antibiotik
Penularan infeksi nosokomial :
 Infeksi eksogen : didapat dari MO
eksternal terhadap individu, yang bukan
merupakan flora normal.
 Infeksi endogen : dapat terjadi jika
sebagian dari flora normal klien berubah
dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan.
Metode Pengontrol atau Eliminasi
Agen Infeksius :
 Pembersihan : Membuang semua material
asing seperti kotoran dan materi organik
dari suatu objek.
 Desinfeksi : Proses yang memusnahkan
banyak / semua MO dengan pengecualian
spora bakteri, dari objek yang mati
 Sterilisasi : Penghancuran / pemusnahan
seluruh MO, termasuk spora.
Faktor yang mempengaruhi metode
pengontrol agen infeksius :
 Konsentrasi larutan dan durasi kontak
 Jenis dan jumlah patogen
 Area permukaan yang akan dikerjakan
 Suhu lingkungan
 Adanya sabun (desinfektan tidak efektif)
 Adanya materi organik
Pengendalian Penularan

 Salah satu cara penularan infeksi adalah :


Mencuci tangan
Mencuci Tangan

 Mencuci tangan adalah menggosok dengan


sabun secara bersama seluruh kulit
permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
yang kemudian dibilas dibawah air.
(Larson,1995)
 Tujuan : membuang kotoran dan organisme
yang menempel dari tangan dan untuk
mengurangi jumlah mikroba total pada saat
itu.
Mencuci tangan
Lanjutan…
 Larson & Lusk (1985), telah menemukan
bahwa perawat yang mencuci tangannya
8x/hari kemungkinan lebih kecil membawa
bakteri gram negatif di tangan mereka.
 Lama waktu mencuci tangan : jika
menggunakan Handrub dilakukan selama 20-
30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
Waktu - waktu mencuci
tangan :
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien.
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik.
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh
pasien.
4. Setelah bersentuhan dengan pasien.
5. Setelah keluar dari lingkungan pasien
Alat Pelindung Bagi Pekerja :

 Gown

 Masker

 Sarungtangan
 Kacamata Pelindung
Jenis Balutan

 Balutan Primer :
balutan yang
menempel langsung
pada luka
 Balutan sekunder :
balutan penutup
setelah balutan primer
Kapan mengganti balutan

 Bukan karena kebiasaan

Anda mungkin juga menyukai