Anda di halaman 1dari 33

KONSEP DASAR INFEKSI

Richa Noprianty
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai perkuliahan, mahasiswa dapat
mengetahui tentang :
Pengertian infeksi
Tanda-tanda infeksi
Penyebab infeksi
Rantai infeksi
Faktor-faktor yg mempengaruhi infeksi
Infeksi nosokomial
Penanganan infeksi
1. Infeksi.
definisi.

Potter & Perry (2005): Proses Infasi


oleh mikroorganisme dan berpoliferasi
didalamtubuh yang menyebabkan sakit.
Kozier, et al (1995):Invasi tubuh oleh mo dan
berproliferasi dalam jaringantubuh.
Tanda-tanda infeksi..

Rubor (kemerahan)
Kalor (panas)
Dolor (nyeri)
Tumor (bengkak)
Fungsio laesa
(perubahan/penurunan fungsi)
Penyebab Infeksi
Bakteri Virus Fungi
melalui udara, berisi asam nukleat, Termasuk ragi dan
air,tanah, makanan, berada dalam sel jamur
cairan tubuh dan mati. hidup u/ diproduksi

Parasit
Protozoa, cacing dan Ricketsia
arthropoda
Rantai Infeksi
Terdiri dari..
Agen infeksius (microorganisme):
1. Flora residen (penetap) : disebut sebagai flora
normal dalam tubuh, mokroorganisme relatif
stabil dan biasa ditemukan pada area tertentu.
2. Flora transien (sementara) :
mikroorganisme non
patogen atau potensial
patogen.
Reservoir
(sumber)
manusia : ditemukan di kulit, saluran nafas,
mulut, alat kelamin (vagina), colon.
Lingkungan : berasal dari makanan, air, feses,
atau objek tertentu.
Pintu keluar (portal of exit)
Metode penyebaran :
Penyebaran langsung
Penyebaran tak langsung ;
Penyebaran melalui media
Penyebaran melalui vektor
Transmisi udara
Pintu masuk
(portal of entry)
Hospes yang rentan.
Faktor yg meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi :

* Usia
* Hereditas
* Status imunisasi
* Terapi yg dijalani
* Status nutrisi
* Kelelahan
* Stres
Periode Inkubasi
periode sejak masuknya
kuman kedlam tubuh sampai
dg munculnya gejala.
Periode predromal Tahapan
periode munculnya gejala proses infeksi
umum sampai muncul
gejala spesifik
Periode sakit
timbul manifestasi

Periode konvalensi
gejala menurun sampai
Individu kembali normal/ sembuh
Infeksi nosokomial.
merupakan infeksi yg terjadi dirumah
sakit berasal dari fasilitas rumah sakit
atau tenaga kesehatan atau pasien lain.
Sumber2 infeksi nosokomial :
Upaya Pencegahan Infeksi.
Secara umum , tanggung jawab perawat dalam pencegahan infeksi
antara lain :

Mendidik individu agar terhindar dari infeksi, melalui ;


upaya imunisasi, perbaikan nutrisi, istirahat dan tidur yg cukup,
menghindari stress.

Membiasakan diri mencuci tangan.


cuci tangan merupakan salah satu upaya paling efektif dalam
mengontrol infeksi.

Mencegah penyebaran kuman melalui tidakan desinfeksi/


sterilisasi.
PELINDUNG DIRI
1. Cuci tangan
2. Sarung tangan
Sarung tangan steril
Sarung tangan DTT
Sarung tangan bersih
Sarung tangan rumah tangga
3. Pemakaian masker
4. Pemakaian gaun
Steril kamar bedah
Non Steril ICU, kamr bayi, KB
Skort Celemek plastik
5. Pemakaian kacamata pelindung
6. Pemakaian sepatu boot / sepatu tertutup
7. Kap
8. Duk
Cuci tangan
Dengan sabun dan
air mengalir

Desinfeksi kulit
(handscrub
handyclean )
Waktu mencuci tangan bagi perawat
Standar pengendalian Infeksi..
Asepsis
Desinfeksi
Dekontaminasi
Pembersihan (mencuci dan membilas)
Sterilisasi
Membakar dan pembuangan sampah
ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK

Tujuan asepsis : membasmi jumlah mikroorganisme


pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek
mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain)
Antiseptik : Proses menurunkan jumlah
mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau
jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan
antimikrobial (antiseptik)
Contoh larutan antiseptik :
Alkohol (60%- 90%)
Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir
seperti mukosa vagina
Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat
pertumbuhan mo dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
Triklosan (0,2-2%)
DESINFEKTAN :
Adalah bahan kimia yang membunuh atau
menginaktivasi mikroorganisme
Contoh larutan desinfektan :
Klorin pemutih 0,5%
untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
Klorin 0,1% Untuk DTT kimia
Glutaraldehida 2%
mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia
atau sterilisasi kimia
Fenol, klorin
tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan
dipakaikan pada bayi baru lahir
DEKONTAMINASI :
Proses yang membuat objek mati lebih aman
ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV
tetapi tidak membasmi)
Peralatan medis dan permukaan harus di
dekontaminasi segera setelah terpapar darah
atau cairan tubuh

PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :


Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan
semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari
kulit atau instrumen.
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif


Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI


106 kPa 170 C Rendam Panci tertutup Rendam
121 C 60 menit 10-24 jam 20 menit 20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
1. STERILISASI UAP STERILISASI :
121 C , tekanan pada 106 kPa
20 ' untuk alat tidak terbungkus
30 ' untuk alat yang dibungkus
2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
170 C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai
setelah suhu yang diinginkan tercapai
160 C untuk alat tajam (gunting, jarum), 2 jam
3. STERILISASI KIMIA
Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-
kurangnya 10 jam
Formaldehid 8 %, direndam 24 jam
Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali
atau sebelum disimpan
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
1. DTT dengan merebus
Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
Merebus 20 dalam panci tertutup
Seluruh alat harus terendam
Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah
tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1
minggu
2. DTT dengan mengukus
Selalu kukus 20 dalam kukusan
Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
Keringkan dalam kontainer DTT
3. DTT dengan kimia :

Desinfektan kimia untuk DTT


klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
Langkah-langkah DTT Kimia :
DEkontaminasi Cuci+bilas keringkan
Rendam alat dalam larutan desinfektan selama 20mnt
Bilas dengan air yang direbus dan dikeringkan di udara
Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang
kering dan telah di DTT
CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN
Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat 1
% larutan yang diinginkan

JB air = 5,0% - 1 = 10 1 = 9
0,5%
Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) ke
dalam 1 bagian larutan klorin konsentrat
Terdapat rumus 9 : 1
Air : Klorin
Contoh soal :
1. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc
2. Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter
Jawab :
1. Air = 9 x 500 cc = 450 cc
10
Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc
10 500 cc

2. 1 liter = 1000 cc
Air = 9 x 1000 cc = 900 cc
10
Klorin = 1 x 1000 cc = 100 cc
10 1000 cc
Sampah medis terbagi 2 :
1. Tidak terkontaminasi
Tidak memberikan resiko infeksi
Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik
yang digunakan didalam klinik
Dapat dibuang di tempat sampah umum
2. Terkontaminasi
Membawa mikroorganisme yang mempunyai
potensi menularkan infeksi kepada orang
Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari
kamar operasi (jaringan, darah, nanah,kasa,
kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja,
nanah, dahak, dll), alat-alat yang dapat
melukai (jarum suntik, pisau)
3. Sampah lain yang tidak mengandung bahan
infeksius tetapi digolongkan berbahaya karena
mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan
Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau
botol yang mengandung obat kadaluwarsa,
vaksin, reagen desinfektan)
Sampah sitotoksik (misal obat untuk
kemoterapi)
Sampah yang mengandung logam berat (misal air
raksa dari termometer yang pecah, bahan bekas
gigi,dll)
Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur
ulang (misal kaleng penyembur) yang dapat
meledak bila dibakar.
SAMPAH KERING SAMPAH BASAH
Jarum, kapas, kasa, pembalut Darah, duh tubuh lain,
Pisau skapel, botol obat, dll jaringan plasenta, bagian
janin

DIBAKAR DALAM Dirumah sakit


INSINERATOR dikumpulkan
dalam wadah
terpisah

Abunya (berisi gelas / benda Dibuang dalam lubang


Yang tidak terbakar) ditanam yang dalam dan
tertutup
Dalam lubang tertutup
PENGGUNAAN PERALATAN TAJAM SECARA AMAN
Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan
atau melepaskan jarum yang akan dibuang
Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan
segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh
wadah benda tajam tadi harus dibakar dalam
insinerator
Jika tidak dapat dibakar, maka jarum harus dibilas 3x
dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup
lagi ujung jarum dengan penutupnya menggunakan
tehnik satu tangan (one hand tehnik) lalu ditanam dalam
tanah.
Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasi
Tempat sampah kuning sampah terkontaminasi
THE END

THANKYOU..!!!!

Anda mungkin juga menyukai