Anda di halaman 1dari 33

STERILISASI, ANTISEPTIK

DAN ANTIBIOTIK
INFEKSI :
• Berkembang biaknya penyakit pada
hospes disertai timbulnya respon
imunologik dengan gejala klinik atau
tanpa gejala klinik
• Manusia host / penjamu
• Penyakit agent
• Transmisi kuman adalah :
Proses masuknya kuman ke dalam
penjamu sehingga timbul radang /
penyakit
Cara penularan infeksi :
1. Kontak
Langsung, tidak langsung, droplet
2. Udara
Debu, kulit lepas
3. Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
4. Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
Pengertian prinsip pencegahan infeksi :

• Suatu usaha yang dilakukan untuk


mencegah terjadinya resiko penularan
infeksi mikro organisme dari lingkungan
klien dan tenaga kesehatan
Tujuan :
• Mengurangi terjadinya infeksi
• Memberikan perlindungan terhadap klien
• Mikroba  menguntungkan & merugikan
– Merugikan: infeksi  mencegah dgn
membunuh atau menghambat pertumbuhan
dari mikroba
• Pengendalian pertumbuhan
mikroorganisme agar tidak menimbulkan
kerugian pada manusia  dekontaminasi.
• Salah satu cara untuk membunuh &
menghambat pertumbuhan mikroba dalam
mencegah timbulnya infeksi  antibiotika.
Istilah-istilah dalam konsep sterilisasi :
• ANTISEPSIS : mencegah pertumbuhan / aktivitas MO baik dgn cara
menghambat atau membunuh; dipakai utk zat-zat kimia thd jaringan
hidup
• ANTISEPTIK : zat kimia yg dipakai utk maksud antisepsis
• DISINFEKSI : membunuh organisme-organisme patogen (kecuali
spora kuman) dgn cara fisik atau kimia; dilakukan thd benda mati
• DISINFEKTAN : zat (biasanya kimia) yg dipakai utk maksud
disinfeksi
• STERILISASI : setiap proses (kimia atau fisik) yg membunuh semua
bentuk hidup terutama MO
• DEKONTAMINASI :Proses yang membuat objek mati lebih aman
ditangani staf sebelum dibersihkan (menginaktifasi serta
menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)
– Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera
setelah terpapar darah atau cairan tubuh
DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit

CUCI DAN BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda tajam

Metode yang dipilih Metode alternatif


Sterilisasi DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

OTOKLAF PANAS KERING KIMIAWI REBUS / KUKUS KIMIAWI


106 kPa 170 ˚C Rendam Panci tertutup Rendam
121 ˚C 60 menit 10-24 jam 20 menit 20 menit
30 menit jika
Terbungkus
20 menit jika Tidak terbungkus

DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


Peralatan yang sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang didisinfeksi tingkat tinggi
Sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka
STERILISASI DENGAN METODE FISIK
• Temperatur Tinggi: Panas
– Thermal Death Point (TDP)
– Thermal death Time (TDT)
– Decimal Reduction Time (DRT atau nilai D)
• Panas Lembab
– Autoklaf
– Merebus (Bioiling)
– Pasteurisasi
• Panas Kering
– Pembakaran (incineration)
– Sterilisasi dgn udara panas (hot air sterilization)
• Penyinaran Radiasi
• Penyaringan (filtration)
STERILISASI :
1. STERILISASI UAP
 121 ˚C , tekanan pada 106 kPa
 20 ' untuk alat tidak terbungkus
 30 ' untuk alat yang dibungkus
2. STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
 170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai
setelah suhu yang diinginkan tercapai
 160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2
jam
3. STERILISASI KIMIA
 Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-
kurangnya 10 jam
 Formaldehid 8 %, direndam 24 jam
 Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali
atau sebelum disimpan
Temperatur Tinggi:
Panas
Panas Lembab : autoklaf….(1)

Prinsipnya : sterilisasi dengan menggunakan uap air bertekanan,


dimana temperaturnya pada suhu 121ºC dan tekanan 1 ATM selama
15-20 menit
Panas Lembab : merebus &
pasteurisasi….(2)
• Merebus (Bioiling) pada air mendidih selama 30-60
menit. Sel vegetatif akan mati dalam waktu 5-10 menit,
spora dan kebanyakan virus mampu bertahan.
• Temperatur pasteurisasi klasik untuk susu adalah 63-
66oC selama 30 menit.
– kini menggunakan temperatur yang lebih tinggi, paling sedikit 72oC
selama 15 detik. Metode ini disebut high-temperature short-time (HTST)
pasteurization. Selain membunuh patogen, HTST menurunkan jumlah
total bakteri, sehingga susu tetap baik pada lemari es.
– Susu juga dapat disterilkan menggunakan metode yang agak berbeda
dengan pasteurisasi, yaitu ultra-high-temperature (UHT), dengan
temperatur 140-150oC selama 1-3 detik. Dengan perlakuan ini susu
dapat disimpan pada suhu ruangan selama dua bulan.
Panas Kering : Pembakaran
(incineration)….(1)
• Penggunaan terbatas
• Digunakan untuk
mensterilkan alat penanam
kuman cth ose dgn
membakarnya hingga
membara.
• Digunakan juga untk
bangkai binatang
percobaan yg mati
Panas Kering : Sterilisasi dgn udara panas (hot
air sterilization)…..(2)

• Sterlisasi menggunakan oven dgn suhu


mencapai 160-180 ºC.
• Diperlukan waktu lebih lama sekitar 1-2
jam.
• Digunakan untuk mensterilkan alat-alat
gelas spt piring petri, pipet, tabung reaksi,
labu dll.
Penyinaran Radiasi…(1)
• Panjang gelombang yg dpt membunuh
mikroorganisme  diantara 220-290 nm,
radiasi paling efektif adalah 253,7 nm
• Sinar Ultra Violet, Gamma dan sinar
katoda biasa digunakan pd sterilisasi
ruangan spt ruang bedah, pengisian obat
atau sterilisasi alat-alat kedokteran rumah
sakit.
Penyaringan (filtration)

• Prinsipnya : untuk mensterilkan bahan-bahan tertentu yg tidak tahan


panas spt vitamin, serum,larutan enzim dsb.
• Bahan dpt disterilisasi dgn cara menyaring mikroorganisme didalam
bahan filter, misalnya Cellulose Acetat Disc.
STERILISASI DENGAN METODE KIMIA

• Bahan kimia yg penggunaannya khusus untuk


sterilisasi makhluk hidup  ANTISEPTIK
• Untuk benda yang non hidup  DISINFEKTAN
• 2 aspek efektivitas sterilisasi dgn metode kimia :
– Lamanya waktu kontak dgn MO
– Toksisitas bahan
• Senyawa kimia yg digunakan  fenol, etanol,
senyawa bergugus halogen (yodium, hipoclorit),
detergen, formalin dan berbagai persenyawaam
logam berat (perak nitrat)
Contoh larutan antiseptik :
• Alkohol (60%- 90%)
• Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
• Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
• Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir
seperti mukosa vagina
• Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena
dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan
mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
• Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
• Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
• Triklosan (0,2-2%)
Tindakan pencegahan penyakit :
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung
4. Menggunakan tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan
serta pembuangan sampah secara benar
CUCI TANGAN :
aspek yang paling penting
Ada 2 kategori organisme yang ada di
1. Organisme residen ( flora normal )
S. aureus, diphteroids ( tidak hilang
secara permanen )
2. Organisme transien
Karena kontak, contoh : E. Colli (mudah
dihilangkan dengan cuci tangan efektif)
Mengapa kita perlu mencuci tangan :
• Penanganan pasien dengan kontak tangan
• Kontaminasi flora normal pasien kontak
perubahan flora normal patogen

Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :


• Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air
mengalir
• Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )
Kapan kita harus mencuci tangan :
Sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
Setelah kontak dengan cairan tubuh
Setelah memegang alat yang
terkontaminasi ( jarum, cucian )
Sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien di ruang isolasi
Setelah menggunakan kamar mandi
Sebelum melayani makan dan minum
Pada saat akan tugas dan akhir tugas
ANTIBIOTIKA
• Suatu substansi kimia yg diperoleh dari,
atau dibentuk oleh berbagai spesies
mikroorganisme untuk membunuh atau
menghambat mikroba patogen.
• Saat ini ada beberapa antibiotika
semisintetik dan sintetik.
Antibiotik
• Sifat-sifat antibiotik :
– Menghambat atau membunuh patogen tanpa
merusak inangnya
– Bersifat bakterisid dan bukan bakteriostatik
– Tidak menyebabkan resistensi pd kuman
– Berspektrum luas
– Tidak bersifat alergenik bila dipergunakan dlm
jangka waktu lama
– Tetap aktif dlm plasma, cairan tubuh
– Larut dalam air serta stabil
Mekanisme kerja antibiotik

Mekanisme kerja antibiotik :

1. Sintesis dinding sel


2. Fungsi membran
3. Sintesis protein
4. Metabolisme asam nukleat
5. Metabolisme intermedier
Antibiotik yg mempengaruhi
sintesis dinding sel
• Penisilin
 Pertama kali  Penicillium notatum .
Sekarang Penicillium chrysogenum
 Penicillin G (paling efektif tapi sering alergi),
Ampicillin, Amoxicillin, Methicillin
(semisintetik)
• Sefalosporin
 Jamur Cephalosporium.
 Cefotaxime, cefadroxil, cefalotin
Antibiotik yg merusak
membran sel
• Polimiksin
 Bacillus polymyxa. Kelompok A, B, C, D, E
 Sering dipakai pada infeksi Pseudomonas
aeruginosa
• Poliena
 Ab makrolid, merusakmembran yg
mengadung sterol, aktif terhadap ragi,
jamur
 E.g. Nistatin
Antibiotik yg mengganggu
fungsi DNA
• Fungsi: merusak struktur dan fungsi
DNA.
• Kebanyakan toksik
• Mitosin, Asam nalidiksat (ISK karena
kuman Gram negatif)
Antibiotik yg menghambat
sintesis protein
• Menghambat proses transkripsi (DNA-
dependent) dan translasi (RNA-
dependent)
• Aktinomisin, rifampisin,
streptomisin,tetrasiklin, kloramfenikol,
eritromisin, klindamisin
Antibiotik yg mempengaruhi
metabolisme intermedier
• Menghambat faktor2 pertumbuhan
kuman (antimetabolit)
• Sulfonamida (bakteriostatik),
Sulfon/Dapson, Isoniasid
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai