Anda di halaman 1dari 41

ERWIN SANTOSO, S. Kep.

Ns
Nama : Erwin Santoso, S.Kep.Ns
TTL : Tulungagung, 21 Oktober 1977
Email : erwinorniel@gmail.com
Hp : 0 888 333 222 0
 Riwayat Pekerjaan :
 Staf Pelaksana Ruang Bedah RS Bhayangkara Kediri Tahun 2000 – 2001
 Staf Pelaksana UGD RS Panti Nirmala Malang Tahun 2001 – 2004
 Staf Pelaksana Instalasi Kamar Operasi RS Panti Nirmala Malang Tahun 2004 – 2008
 Kepala Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD) RS Panti Nirmala Malang Tahun 2008 – Sekarang
 IPCN RS Panti Nirmala Malang Tahun 2008 – 2015
 Ketua Pokja PPI Akreditasi RS Panti Nirmala Malang Tahun 2016 – Sekarang
 Ketua Tim PPI RS Panti Nirmala Malang Tahun 2016 - Sekarang
 Clinical Instructor Mahasiswa PSIK FKUB di RS Panti Nirmala
 Pengajar PSIK Universitas Tribuana Tunggadewi Malang
 Sekretaris Komite Keperawatan RS Panti Nirmala Malang
 Anggota Tim PPRA RS Panti Nirmala Malang

 Riwayat Organisasi :
 Pengurus HIPPII (Himpunan Perawat Pencegah & Pengendali Infeksi Indonesia) Cabang Malang Th 2012 – 2017
 Pengurus HIPPII (Himpunan Perawat Pencegah & Pengendali Infeksi Indonesia) Provinsi Jawa Timur Th 2017 – Sekarang
 Pengurus PERDALIN (Perhimpunan Pengendali Infeksi indonesia ) Cabang Malang Tahun 2012 – Sekarang
 Ketua Korwil HISSI (Himpunan Sterilisasi Sentral Indonesia) Provinsi Jatim Tahun 2017 - Sekarang
 Pengurus DPK PPNI RS Panti Nirmala Malang Tahun 2017 – Sekarang
 Ketua Paguyuban Karyawan RS Panti Nirmala Malang Tahun 2011 – 2017
 peserta dapat memahami prinsip PPI terkait dengan :
 Disinfeksi dan
 Sterilisasi
?
PENDEKATAN RASIONAL PADA DISINFEKSI DAN STERILISASI
 Earle H. Spaulding pada tahun 1968 memberikan pendekatan rasional untuk
disinfeksi dan sterilisasi peralatan kesehatan.
 Dgn klasifikasi sangat jelas dan logis

 Kategori :
 Critical
 Semi critical
 Non critical

Berdasarkan resiko infeksi


Peralatan medis yang masuk / kontak dgn jaringan tubuh steril atau
sistem pembuluh darah.
Pengelolaan peralatan dengan cara sterilisasi(steam/plasma,dll)
Contoh: instrumen bedah.
Peralatan medis yang kontak dgn membran mukosa tubuh.
Pengelolaan peralatan medis dengan cara DTT
Contoh: Kaca mulut, Speculum, Endoscopi.
Peralatan medis yang kontak dgn permukaan kulit yang utuh.
Pengelolaan peralatan medis dengan cara DTR
Contoh: Tensimeter, stetoscope,pulse oximetri.
APD  Pre cleaning(Pembersihan Awal)
Menggunakan detergen/enzymtic

Pembersihan
(cuci bersih, tiriskan & Keringkan)

STERILISASI (peralatan kritis) DESINFEKSI


Masuk dlm pembuluh darah/Jr.tubuh

Desinfeksi Tingkat Tinggi Desinfeksi Tingkat Rendah


(alat semi kritikal) (alat non kritikal)
Masuk dlm mukosa tubuh Hy pd permukaan tubuh

Thermal/panas kimiawi
- Merebus
- Menguapkan

Bilas dgn air steril


 20 mnt
dan bersihkan/keringkan
 Adalah tindakan menghilangkan mikroorganisme yg
patogen, kecuali endospora bakteri yg ada pd benda mati.  Disinfektan
 Klorin
 Antiseptik merupakan disinfektan yg digunakan pada tubuh  Glutaradehyde (cidex)
 Orthoptalaldehyde (cidex-opa)
 dgn metode : disinfeksi thermal atau disinfeksi kimia  Kreolin, Lysol

 Antiseptik
 Disinfektan pd disinfeksi kimia membutuhkan waktu kontak
u/ membunuh mikroorganisme selalu ikuti rekomendasi  Alkohol
pabrikan; konsentrasi, waktu kontak, aturan keamanan, dll  Cetrimide
 H 2 O2
 Povidone Iodine
 Pembersihan sangat penting, kotoran yg tertinggal dpt
 Klorheksidin
melindungi mikroorganisme dari aksi disinfektan
 Termasuk dalam disinfeksi tingkat tinggi.
 Permukaan peralatan melakukan kontak dgn air panas/ uap panas selama waktu
tertentu. Waktu disinfeksi yg lebih singkat dgn suhu air/ uap yg lebih tinggi.
 Washer Disinfektor  mesin disinfeksi thermal
 Parameter suhu dan waktu
– 75ºC for 30 minutes, or 80ºC for 10 minutes, or 90ºC for 1 minute
 Termal desinfektan digunakan u/ menggantikan kimia desinfektan u/ memastikan
keselamatan pasien dan petugas

Penggunaan Disinfeksi Thermal


• Peralatan anastesi
• Laundry (linen)
• Peralatan makan & minum termasuk botol susu bayi
 Gunakan panci dgn penutup yg rapat
 Rendam peralatan sehingga terendam semua
 Panaskan air, mulai hitung saat air mendidih
 Jangan tambahkan benda apapun ke dalam
air mendidih setelah penghitungan waktu
 Rebus selama 20 menit
 Angkat tiriskan, biarkan peralatan kering

 Catat lama waktu perebusan peralatan


 Ganti air setiap kali melakukan disinfeksi
 Prinsip sama dgn DTT rebus
 Kukus 20 menit dgn uap kukusan,
biarkan air tetap mendidih /
menghasilkan uap
 Penghitungan waktu dimulai saat
keluarnya uap
 Maksimal hanya 3 susunan panci uap
 Dokumentasikan
 Merupakan aplikasi bahan kimia u/ melakukan proses disinfeksi
 Dapat diinaktivasi oleh kotoran organik pentingnya pembersihan
sebelum disinfeksi

Penggunaan disinfektan di rumah sakit


 Peralatan endoskopi fleksibel (yg tidak dpt disterilkan)
 Disinfeksi lingkungan (saat diindikasikan)
 Disinfeksi peralatan non kritis

 Disinfeksi port intravena, vial


 Pehatikan instruksi penggunaan atau instuction for
use(IFU) bahan kimia disinfektan
 Siapkan tempat berbahan plastik (cegah korosi)
 Buat larutan sesuai IFU (konsentrasi)
 Setelah peralatan dibersihkan, rendam dalam
larutan disinfektan sesuai waktu yg disarankan
 Pembilasan dan pengeringan memperhatikan agar
level proses DTT yg diinginkan dapat dicapai

Gunakan indikator strip test u/ memastikan bahan


aktif disinfektan masih efektif u/ digunakan
 Jangan biarkan kotoran mengering dipermukaan
 Gunakan larutan enzimatik /deterjen + surfaktan
 Bilas dgn air bertekanan u/ mendorong kotoran
 Ukuran diameter/panjang sikat harus sesuai
 DTT peralatan dapat mencegah transmisi jika
digunakan pada tindakan endoskopi semi kritikal yg
tidak melukai
 Jika DTT dilakukan dgn benar maka seluruh
mikroorganisme dapat dihilangkan kecuali sebagian
spora
 Hasil proses DTT peralatan endoskopi sangat
dipengaruhi:
-kebersihan permukaan termasuk lumen endoskopi
-panjang nya lumen yg harus dicapai oleh
disinfektan
1. DTT disarankan untuk memproses peralatan semi kritikal
3. Disinfektan adalah produk sterilan kimia / produk DTT
4. Proses DTT digunakan sesuai IFU dan perhatikan MSDS produk
5. Pengujian disinfektan MEC dilakukan setiap hari
6. Dokumentasikan hasil pengujian MEC disinfektan strip
7. Pantau disinfektan yg dibuka sesuai rekomendasi produk
8. Peralatan harus terendam seluruh nya dalam larutan disinfektan
9. Beri tanggal kapan wadah test strip dibuka

MEC : minimum effective concentration


 Akibat proses pembersihan yg kurang sempurna
 Tidak mengikuti IFU produk disinfektan
 Prosedur pembilasan tidak mengguakan air steril
 Prosedur pengeringan tidak sesuai teknik aseptik
 Prosedur penyimpanan tidak sesuai
 Bahan kimia melampaui BUD (beyond use date)
 Tidak menggunakan indikator strip test
 Gunakan alat sesegera mungkin
setelah proses DTT
 Gunakan wadah tertutup yg di DTT
atau di-sterilisasi
 Beri label penanda DTT & tanggal
proses DTT
 Lap pengering / tisue yg digunakan
pasca DTT harus steril
 Penggunaan APD bagi petugas
 Disinfektan yg dpt digunakan pada peralatan kesehatan
non invasif yg direkomendasikan :
– 3% hydrogen peroxide
– 0.5% accelerated hydrogen peroxide
– senyawa amonium kuartener (quaternary ammonium
compounds -QUATS)

 Penggunaan disinfektan jangan sampai merusak bahan


peralatan kesehatan.
surface
 Kebijakan hrs dibuat u/ pemilihan disinfektan yg
digunakan di rumah sakit.
 Penentuan disinfektan berdasarkan atas survey seluruh
bagian rumah sakit, kebutuhan, jenis peralatan yg
didisinfeksi.
 Telaah berbagai jenis produk disinfektan
 Tidak menggunakan disinfektan u/ peralatan :
– Yg membutuhkan sterilisasi
– Disinfeksi dgn air / uap panas dapat dilakukan
– Penggunaan bahan antimikroba
 High temperature
 Steam
 Dry heat
 Low temperature
 Plasma
 Etilen Oxide
 Metode sterilisasi paling tua,
aman, efektif, relatif tidak mahal,
bersifat non toksik’
 Suhu dan waktu:
 121 °C selama 15 menit.
 134 °C selama 4 menit.
 Direkomendasikan u/ peralatan yg tahan panas
dan tahan uap.
 Keuntungan:
 dapat mensterilkan bahan yg tidak dapat ditembus steam
 tidak bersifat korosif, mencapai seluruh permukaan alat.
 Kelemahan:
 penetrasi panas lambat (waktu lama jadi lama)
 perlu suhu tinggi
 dapat merusak bahan karet/kain

 Penggunaan untuk:
 minyak, serbuk halus, kaca, gelas ,benda
tajam

 Suhu dan waktu:


 170 °C selama 60 menit
 160 °C selama 120 menit

Dihitung saat suhu mencapai 170°C


 60 menit ke depan
Keuntungan
 Aman u/ lingkungan & kesehatan staf  tidak meninggalkan residu.
 Cepat  Waktu cycle 48 menit.
 Dipergunakan u/ alat yg sensitive terhadap suhu tinggi,
 proses sterilisasi hy pada suhu 50⁰C

Kekurangan
 Kertas, linen, minyak & serbuk tidak bisa di
proses.
 Chamber mesin antara 40 - 150 liter

 Endoscopy atau peralatan lainnya terbatas


berdasarkan diameter lumen & panjang lumen.
 Butuh pengemas sintetis (polypropylene) &
pengemas container khusus
 Untuk sterilisasi alat medis yang sensitif terhadap panas dan uap.
 ETO tidak berwarna, mudah terbakar
 Suhu 29° - 65 °C
 Keuntungan:
 non korosif terhadap plastik, metal , karet.
 tidak berbau
 Kelemahan:
 waktu lama (2 – 5 jam), biaya tinggi, bersifat toksik, karsinogenik,
iritasi saluran pernapasan, dalam konsentrasi tinggi dapat
menimbulkan pusing, mual, muntah.
- Diperlukan untuk memberikan jaminan bahwa
peralatan benar-benar steril
- Memberikan jaminan bahwa parameter yang
ditentukan dlm proses sterilisasi sudah
dipenuhi dengan baik dan benar
- Apabila terjadi kegagalan dalam proses
sterilisasi dapat diketahui sedini mungkin 
sterilisasi ulang
Direkomendasikan menggunakan beberapa
indikator antara lain :

1. Indikator mekanik
2. Indikator kimia
3. Indikator Biologi / Uji kultur
- Untuk melihat apakah mesin berfungsi
dengan baik / tidak.
- Terpasang pada mesin dan hasilnya berupa
grafik ( jika mesinya automatic ) dan jika
manual bisa dilihat suhu, timer dan
tekanannya.
- untuk mengetahui suatu produk
telah disterilkan atau belum
dengan perubahan warna
- Bentuk : Stripe, tape, kartu
- Penempatan : internal dan
eksternal
 Inkubasi terhadap Sediaan
spora mikroorganisme spesifik
setelah proses sterilisasi
 Uji mikrobiologi dengan swab
peralatan steril dlm waaktu
tertentu sesuai kebijakan.
DENAH CSSD
• Sarana, Prasarana
– Bangunan
• Pasal 10. ayat (2) butir h. : Rumah Sakit mempunyai ruang sterilisasi.
– Prasarana
• Pasal 11. ayat (1) butir d: RS mempunyai instalasi uap CSSD)
• Pasal 11. ayat (4) disebutkan bahwa Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana
Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya. –––» Pelatihan CSSD
• Peralatan
- Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan dan / atau institusi pengujian faskes yg berwenang.
 Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
(PerMenKes No. 27 th. 2017)
 Pedoman Instalasi Pusat
Sterilisasi
(Central Sterile Supply
Department/CSSD) di RS
(Depkes, 2009)
 Guideline APSIC 2017
 Pembersihan yg menyeluruh merupakan hal penting sebelum proses disinfeksi
& proses sterilisasi.
 Kegagalan proses disinfeksi & sterilisasi peralatan kesehatan (instrumen) dpt
menyebarkan infeksi.
 Disinfektan kimia harus dipilih, digunakan dan dibuang dgn tepat u/
meminimalkan resiko.
 Petugas yg melakukan desinfeksi peralatan hrs terlatih & menggunakan alat
pelindung diri yg diperlukan.
 Kebijakan dan SPO hrs tersedia u/ pelatihan petugas dan pemantauan kinerja
petugas.
Rumus :

% Konsentrat - 1
Jumlah bagian (JB) air = % Keenceran

Contoh :
 Buat lar klorin 0,5 % dari konsentrat klorin 5 %
JB air = (5 % / 0,5%) – 1
= 10 – 1 = 9
Artinya : 1 bagian konsentrat ditambah 9 bagian air

Anda mungkin juga menyukai