Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kecamatan dan Gampong

4.1.1. Data Geografi

Gampong Lam Raya merupakan salah satu Gampong yang ada

di  Kecamatan Kuta Baro dengan luas wilayah 145 Ha. Secara adminitrasi dan

geografi Gampong Lam Raya memiliki batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Tumpok Lampoh

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Lambunot Tanoh

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Puuk

d. Sebalah Barat berbatasan dengan Gampong Lamroh

Pemerintah Gampong Lam Raya Kec. Kuta Baro, Aceh Besar terdiri dari 3

(tiga) dusun yaitu:

1. Dusun Tgk. Chik Dibale

2. Dusun Tgk. Ibrahim

3. Dusun Geuchik M. Ali

4.1.2. Data Demografi

Gampong Lam Raya Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh

Besar mempunyai jumlah penduduk 547 jiwa, laki – laki 262 jiwa dan perempuan

285 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga 151 KK. Seluruh warga Gampong Lam

Raya adalah Warga Negara Indonesia (WNI).

30
31

Tabel 4.1
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Gampong Lam Raya Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar Tahun 2021

No Jenis Kelamin Jumlah %


1 Laki-laki 262 47, 89
2 Perempuan 285 52,11
Jumlah 547 100
 Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa dari 547 Penduduk di

Gampong Lam Raya adalah Perempuan sebanyak 285 jiwa (52,11%) dan Jenis

Kelamin Laki – Laki di Gampong Lam Raya sebanyak 262 jiwa (47, 89%).

Tabel 4.2
Distribusi dan Frekuensi Jumlah KK Gampong Lam Raya
Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021
No. Dusun KK
%
1 Tgk. Chik Dibale 56 37,09 %
2 Tgk. Ibrahim 50 33,11 %

3 Geuchik M. Ali 45 29,80 %


TOTAL 151 100

Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan hasil data penduduk gampong Lam Raya tahun 2021,

diketahui bahwa jumlah KK penduduk paling banyak berada di Dusun Tgk. Chik

Dibale 56 (37,09%) dan paling sedikit di Dusun Geuchik M. Ali 45 (29,80%).


32

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Gampong Lam Raya
Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No. Pekerjaan Frekuensi %


1 Swasta 4 5,72
2 Wiraswasta 8 11,42

3 Honorer 3 4,28

4 Petani 43 61,43
5 Buruh 2 2,86
6 IRT 10 14,29
TOTAL 70 100
Sumber :Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan penduduk di

Gampong Lam Raya paling banyak bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 61,43%

dan paling sedikit masyarakat merupakan buruh sebanyak 2,86 %.

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Gampong Lam Raya
Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Tingkat Pendidikan Frekuensi %


1 Tidak Sekolah 10 14,28
2 SD 19 27,15
3 SMP/SLTP 13 18,58
4 SMA/SLTA 17 24,28
5 Perguruan Tinggi 11 15,71
Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan

masyarakat di Gampong Lam Raya Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar paling

tinggi berpendidikan SD sederajat sebanyak 19 orang ( 27,15 %) dan masyarakat

paling sedikit yaitu tidak sekolah sebanyak 10 orang ( 14,28 %).

Tabel 4.5
33

Distribusi Kegiatan Kemasyarakatan Di Gampong Lam Raya Kecamatan


Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Kegiatan Kemasyarakatan Ket


1 Pengajian Ada (8 x dalam sebulan )
2 PKK -
3 Posyandu Ada (1 x dalam sebulan)
4 Arisan Ada (1 x dalam sebulan kader dan
bidan)
 Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Dari Tabel diatas dapat kita lihat bahwa kegiatan kemasyarakatan di

Gampong Lam Raya yang terdiri dari 4 kegiatan, 3 berjalan dengan lancar karena

partisipasi masyarakat tinggi sehingga kegiatan berjalan dengan lancar dan 1

program lainnya belum berjalan.

4.2. Hasil Kegiatan

Selama 14 ( empat belas) hari kelompok Lam Raya melaksanakan PBL II

di Gampong Lam Raya Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar dapat merangkum

beberapa data sesuai dengan data yang kami dapatkan di lapangan.

4.2.1.  Data Sanitasi Dasar

4.2.1.1. Jumlah Rumah sehat

Tabel 4.6
Kontruksi Rumah Berdasarkan Rumah Sehat Di Gampong Lam Raya
Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar Tahun 2021

Kontruksi Rumah Frekuens


No %
i
1 Permanen 43 61,42
2 Semi Permanen 20 28,58
3 Kayu 7 10
JUMLAH 70 100
  Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021
34

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah rumah yang berada di

Gampong Lam Raya sebahagian besar termasuk rumah sehat yaitu 61,42 %

kontruksi rumah sudah sesuai dengan SPM.

Tabel 4.6.1
Distribusi Jenis Dinding Rumah Responden Di Gampong Lam Raya
Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar Tahun 2021

Jenis Dinding
No Frekuensi %
Rumah Responden
1 Tembok 41 58,57
2 Papan 29 41,43
JUMLAH 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 70 KK di Gampong Lam

Raya terdapat 41 KK (58,57%) menggunakan dinding berjenis tembok dan 29 KK

menggunakan dinding berjenis papan dengan total keseluruhan 100%.

Tabel 4.6.2
Distribusi Jenis Atap Rumah Responden Di Gampong Lam Raya
Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar Tahun 2021

Jenis Atap Rumah


No Frekuensi %
Responden
1 Seng 19 27,14
2 Genteng 49 70
3 Kayu 2 2,86
JUMLAH 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rumah yang berada di

Gampong Lam Raya paling banyak memiliki atap rumah berjenis genteng

sebanyak 49 KK (70%) dan paling sedikit memiliki atap rumah jberjenis kayu

sebanyak 2 KK (2,86%) dengan total keseluruhan 100%.

Tabel 4.6.3
35

Distribusi Frekuensi Kepemilikan Ternak Di Gampong Lam Raya


Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

Kepemilikan
No. Frekuensi %
Ternak
1 Ada 60 85, 71
2 Tidak Ada 10 14,29
TOTAL 70 100
  Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kepemilikan ternak di

Gampong Lam Raya dapat 60 KK (85,71%) yang memiliki ternak dan ada 10 KK

(14,29) yang tidak memiliki ternak.

4.2.1.2.  Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Tabel 4.7
Distribusi Tempat Penampungan Air Limbah Di Gampong Lam Raya
Kecamatan Kuta Baro Aceh Besar Tahun 2021

No SPAL Frekuensi %
1 Tertutup 10 14,29
2 Kedap Air - 0%
3 Mengalir Lancar 53 75,71
4 Tidak ada/Langsung Ke tanah 7 10%
TOTAL 70 100
   Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 151 KK yang ada

di Gampong Lam Raya, paling banyak masyarakat memiliki SPAL yang mengalir

lancar sebanyak 53 (75,71%) dan paling sedikit memiliki SPAL yang langsung

mengalir ke tanah atau tidak ada sebanyak 7 (10%). Hal ini menunjukkan bahwa

tidak sedikit proporsi SPAL yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga perlu

di perhatikan

4.2.1.3 Jamban
36

Tabel 4.8
Distribusi Keluarga Yang Memiliki Jamban Di Gampong Lam Raya
Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No. Jamban Keluarga Frekuensi %


1 Memiliki Jamban 70 100
2 Tidak Memiliki Jamban 0 0
TOTAL 70 100
  Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata masyarakat

Gampong Lam Raya yang kami wawancara 100% masyarakatnya memiliki

jamban, semuanya menggunakan jamban.

 4.2.1.4.      Air Bersih

Tabel 4.9
Distribusi Sumber Air Bersih Di Gampong Lam Raya Kecamatan Kuta Baro
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No. Sumber Air Frekuensi %


1 Sumur 70 100
TOTAL 70 100
  Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa  masyarakat Gampong

Lam Raya menggunakan air sumur  sebagai sumber air bersih untuk keperluan

sehari – hari seperti untuk mencuci dan mandi.

Tabel 4.9.1
Distribusi Sumber Air Konsumsi Di Gampong Lam Raya
37

Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No. Sumber Air Untuk Minum Frekuensi %


Dan Masak
1 Sumur 63 90
2 R.O 6 8,57
3 PDAM 1 1,43
TOTAL 70 100
  Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat

Gampong Lam Raya menggunakan air sumur  sebagai sumber air untuk masak

sehari – hari sebanyak 63 (96%) dan paling sedikit menggunakan air PDAM

sebagai sumber air konsumsi sebanyak 1 (1,43%).

4.2.1.5. Sampah
Tabel 4.10
Distribusi Tempat Sampah Dalam Dan Luar Rumah Di Gampong Lam
Raya Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Tempat Sampah Rumah Frekuensi %

1 Tempat sampah Diluar rumah 6 8,57


2 Tempat sampah Dalam rumah 10 14,29
3 Tidak Ada 54 77,14
Jumlah 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 70 KK di Gampong Lam Raya

ditemukan bahwa masyarakat paling banyak tidak memiliki tempat sampah

sebanyak 54 (77,14%) dan paling sedikit masyarakat memiliki tempat sampah

diluar rumah sebanyak 6 (8,57%). Masyarakat yang tidak memiliki tempat

sampah diluar dan dalam rumah umumnya menggunakan kantung plastik sebagai

pengganti tempat sampah untuk menampung sampah rumah tangga.

Tabel 4.11
38

Distribusi Tempat Sampah Dalam Dan Luar Rumah Di Gampong Lam


Raya Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Tempat Sampah Dalam Rumah Frekuensi %

1 Tertutup - -
2 Kedap Air - -
3 Volume Mencukupi - -
4 Dikosongkan Setiap Hari 16 22,9
5 Tidak Memiliki Tempat Sampah 54 77,1
Jumlah 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 70 KK di Gampong

Lam Raya mayoritas masyarakat tidak memiliki tempat sampah yaitu sebanyak 54

(77,1%) dan selebihnya memiliki tempat sampah dan selalu mengosongkannya

setiap hari yaitu sebanyak 16 (22,9%).

4.2.2. Data PHBS


Tabel 4.12
Kegiatan Pencegahan Penyakit Di Gampong Lam Raya Kecamatan Kuta
Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Pencegahan Penyakit Frekuensi Total


Ya % Tidak %
1 Minum air yang sudah dimasak 64 91,43 6 8.57 70
2 Yang mencuci tangan pakai sabun 62 88,57 8 11,43 70
3 Menggosok gigi secara rutin 60 85,71 10 14,29 70
sebelum tidur
4 Merokok 52 74,29 18 25,71 70
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa dari 3 kegiatan pencegahan

penyakit yang paling tinggi yaitu meminum air yang sudah di masak sebanyak 64

KK (91,43%) dan sebanyak 6 KK (8,57%) tidak memasak lagi air untuk mereka

minum karena menggunakan air dalam kemasan. Masyarakat yang mencuci


39

tangan pakai sabun sebanyak 62 KK (88,57%) yang tidak mencuci tangan

menggunakan sabun yaitu 8 KK (11,43%), Masyarakat yang menggosok gigi

sebelum tidur secara rutin sebanyak 60 KK (85,71%) dan yang tidak rutin

menggosok gigi sebelum tidur sebanyak 10 KK (14,29%). Masyarakat yang

merokok ada 52 KK (74,29%) selebihnya tidak merokok 18 KK (25,71%).

Tabel 4.13
Distribusi Jumlah Ibu Hamil Yang Ada Di Gampong Lam Raya Kecamatan
Kuta Baro, Aceh Besar Tahun 2021

No Variabel Frekuensi %
1 Adanya ibu hamil
Ya 4 5,71
Tidak 66 94,29
Total 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah ibu hamil di gampong Lam

Raya hanya 4 KK (5,71%) dan selebihnya termasuk dalam kelompok wanita yang

tidak hamil 66 KK (94,29 %) dari 70 KK.

Tabel 4.14
Distribusi Jumlah Bayi/Balita Yang Ada Di Gampong Lam Raya Kecamatan
Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Variabel Frekuensi %
1 Adanya bayi / balita
40

Ya 17 24,29
Tidak 53 75,71
Total 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah Bayi/Balita di gampong

Lam Raya hanya sebesar 17 KK (24,29%) dan selebihnya termasuk dalam

kelompok tidak memiliki bayi/balita sebesar 53 KK ( 75,71%) dari 70 KK.

Tabel 4.15
Distribusi Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Gampong Lam Raya Kecamatan
Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Variabel Frekuensi %
1 Menggunakan Alat Kontrasepsi
Ya 15 21,43
Tidak 55 78,57
Total 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah pengguna alat kontrasepsi

di gampong Lam Raya hanya sebesar 15 KK (21,43%) dan selebihnya termasuk

dalam kelompok tidak menggunakan alat kontrasepsi sebesar 55 KK (78,57%)

dari 70 KK.

Tabel 4.16
Distribusi Jenis Penyakit Menular Di Gampong Lam Raya Kecamatan Kuta
Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Jenis Penyakit Menular Frekuensi %


1 Pneumonia 1 1,43
2 Diare 1 1,43
41

3 Penyakit Kulit 1 1,43


4 Tidak ada 67 95,71
Total 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jenis penyakit menular yang diderita

oleh penduduk di Gampong Lam Raya ada 3 KK yaitu Pnemonia 1 KK (1,43%),

Diare 1 KK ( 1,43%) dan Penyakit Kulit 1 KK (1,43%), serta 67 (95,71%) KK

tidak menderita penyakit menular apapun (tidak sakit).

Tabel 4.17
Distribusi Jenis Penyakit Tidak Menular Di Gampong Lam Raya Kecamatan
Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021

No Jenis Penyakit Tidak Frekuensi %


Menular
1 Jantung 1 1,42
2 Diabetes Melitus 1 1,42
3 Hipertensi 9 12,86
4 Stroke 4 5,71
5 Kanker 4 5,71
6 Ginjal 12 17,14
7 Tidak Sakit 39 55,74
Total 70 100
Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jenis penyakit tidak menular yang

diderita oleh penduduk di Gampong Lam Raya yaitu paling banyak menderita

penyakit ginjal sebanyak 12 KK (17,14%) dan paling sedikit masyarakat

menderita penyakit jantung dan diabetes melitus sebanyak 1 KK (1,42%).

Tabel 4.18
Jumlah Bayi / Balita Yang Di Imunisasi Di Gampong Lam Raya Kecamatan
Kuta Baro Aceh Besar Tahun 2021

No Imunisasi
Frekuensi %
.
42

1 Lengkap 5 29,4
2 Tidak Lengkap 3 17,7
3 Tidak Imunisasi 9 52,9
TOTAL 17 100
  Sumber : Data Primer PBL II FKM USM, Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 17 KK yang

diwawancara di Gampong Lam Raya, mayoritas ibu tidak mengimunisasi bayi /

balita yaitu sebanyak 9 (52,9%) dan minoritas ibu telah mengimunisasi bayi /

balita mereka namun tidak lengkap yaitu sebanyak 3 (17,7%). Rendahnya

partisipasi ibu dalam pemberian imunisasi disebabkan oleh kurangnya dukungan

suami dan keluarga dan adanya ketakutan masyarakat terhadap vaksin yang

berasal dari bahan yang haram (pengaruh persepsi agama yang dianut masyarakat)

dan ketakutan masyarakat akan covid sehingga tidak mengimunisasikan anak,

serta kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya imunisasi.

1.3. Identifikasi Masalah

Setelah dilakukan pengambilan data di Gampong Lam Raya Kecamatan

Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar sesuai dengan panduan PBL. Setelah data

dikumpulkan dan dilakukan identifikasi masalah di Gampong Lam Raya ialah

masalah penggunaan alat kontrasepsi (78,57%), SPAL (75%), Imunisasi (47,1%)

dan pengelolaan sampah yang masih minim (77,24%).

4.3.1. Prioritas Masalah

Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks yang

terkait dengan permasalahan diluar kesehatan. Dalam menentukan prioritas


43

masalah kami menggunakan metode Hanlon dengan menguraikan permasalahan.

Berikut adalah penentuan skor Metode Hanlon. Dalam Metode Hanlon Dibagi 4

Kelompok Criteria :

1. Kelompok kriteria A = Besarnya Masalah, di ukur skoring ( Kecil Besar)

0-10

2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah, diukur dengan skoring

(gawat-tidak gawat) 0-10

3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah. Skoring

(sulit-mudah) 0-10

4. Kelompok kriteria D = PEARL

Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan pemecahan masalah. Skor 0 =

tidak dan 1 = ya.

P = Kesesuaian, di ukur dengan skoring (tidak sesuai-sesuai) 0-1

E = Secara ekonomi murah, dukur dengan skoring (mampu-tidak mampu) 0-1.

A = Dapat diterima, dukur dengan skoring (diterima-tidak diterima) 0-1

R = Tersedianya sumber, dukur dengan skoring (tersedia-tidak tersedia) 0-1

L = Legalitas terjamin, diukur dengan skoring (terjamin-tidak terjamin) 0-1

Dari hasil identifikasi masalah dan mempertimbangkan frekwensin

beberapa hal diatas maka dihasilkan prioritas masalah berikut ini :

Tabel 4.19
Prioritas Masalah Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Di Gampong
Lam Raya Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar Tahun 2021
44

No MASALAH A B C NPD P E A R L NPT Perioritas


Masalah
1 Alat Kontrasepsi 9 8 8 136 1 1 1 1 1 136 II
2 SPAL 8 7 8 120 1 1 1 1 1 120 IV
3 Sampah 9 9 8 144 1 1 1 1 1 144 I
4 Imunisasi 8 7 9 135 1 1 1 1 1 135 III
Sumber : Hasil Analisis PBL – II FKM USM Tahun 2021.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Sampah

Sampah merupakan sisa kegiatan sehari – hari manusia dana tau proses alam

yang berbentuk padat. Menurut Ramon dan Afriyanto (2015), sampah berasal dari

pemukiman penduduk dan pasar tradisional. Pertambahan penduduk yang

meningkat setiap tahunnya berdampak pada peningkatan jumlah sampah yang

dihasilkan.

Di Gampong Lam Raya sebagian masyarakat tidak memiliki tempat sampah

yaitu sebanyak 54 (77,1%) KK, hal ini terjadi karena masyarakat lebih memilih

untuk menggunakan kantung plastic sebagai pengganti tempat sampah. Sampah

yang dihasilkan setiap hari akan dibakar atau diletakkan begitu saja oleh

masyarakat. Perilaku ini akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit menular

seperti diare, thypus, DBD, dan lain sebagainya.

Sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga merupakan sampah jenis

domestic sehingga dalam pengelolaannya bisa dilakukan dengan cara reuse,

reduse dan recycle. Masyarakat yang memiliki tempat sampah baik didalam

maupun diluar rumah umumnya membersihkan atau mengosongkan sampah yang


45

dihasilkan setiap harinya, meskipun demikian jenis tempat sampah yang dimiliki

oleh masyarakat umumnya tidak memenuhi syarat kesehatan (Hadi, dkk. 2020).

Tahap pengelolaan dan pemusnahan sampah dapat dilakukan dengan dua

metode yaitu memusnahkan dan tidak memusnahkan. Dalam metode

memusnahkan terdapat tiga cara yaitu sanitary landfill, inceneration dan

composting. Sedangkan dalam tidak memusnahkan terdapat tiga metode yaitu

open dumping atau sistem pembuangan sampah yang dilakukan disekitar

pemukiman, dumping in water atau pembuangan sampah kedalam air, burning on

premises atau pembakaran yang dilakukan disekitar area rumah tangga. Metode –

metode tersebut memiliki dampak yang berbeda baik negative maupun positif

(Chayatiin, 2009).

Di Gampong Lam Raya mayoritas masyarakat melakukan metode burning

on premises. Hal ini disebabkan oleh belum adanya sarana pengangkutan sampah,

perilaku masyarakat dalam pengolahan sampah juga belum tepat. Frekuensi

pembakaran sampah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada pagi hari dan sore hari.

Tentu saja hal tersebut menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap

lingkungannya apalagi bagi kesehatan masyarakat Gampong Lam Raya.

Pencemaran sampah yang dilakukan denga membakar sampah akan

memicum timbulnya penyakit antara lain adalah penyakit ISPA dan Pneumonia.

Perilaku kesehatan lingkungan yang tidak sehat yang dilakukan oleh masyarakat

terutama bagi ibu yang memiliki bayi dan balita dapat meningkatkan resiko

terjadinya pneumonia meliputi perilaku membuka jendela kamar setiap hari,


46

merokok di dalam rumah dan membakar sampah di sekitar rumah (Sundari, dkk.

2014).

Sampah yang terdiri dari bahan padat seperti sisa makanan yang telah

dimasak atau belum, bekas pembungkus detergen, kertas, plastic, daun – daunan

sangat memungkinkan untuk diolah sendiri. Pengolahan sampah yang umum

dilakukan oleh masyarakat ialah burning on premises. Meninjau bahaya

membakar sampah setiap hari bagi kesehatan, pengolahan sampah alternative

yang dapat dilakukan oleh masyarakat ialah dengan melakukan recycle dan

composting. Kedua metode ini selain dapat mengurangi dampak buruk

pembakaran sampah juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat (Yadi,

dkk. 2020).

Dalam upaya penanggulangan permasalahan terkait pengelolaan sampah,

peneliti mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah – sampah plastik

seperti botol plastik bekas yang kemudian dibersihkan dan diwarnai serta disusun

hingga berbentuk gapura. Hal ini dilakukan sebagai upaya memberdayakan

masyarakat Gampong Lam Raya dalam mengelolaa sampah yang mereka

hasilkan.

Berdasarkan kegiatan tersebut, peneliti berasumsi bahwa sebenarnya

masyarakat mampu untuk mengelola sampah yang mereka hasilkan dari kegiatan

rumah tangga namun mereka membutuhkan fasilitator untuk mendukung perilaku

kesehatan terkait pengelolaan sampah tersebut. Dengan demikian, diharapkan

kepada pihak pejabat Gampong Lam Raya untuk menyediakan fasilitas yang

diperlukan masyarakat dalam mengelola sampah dan menyediakan tempat sampah


47

atau bank sampah di Gampong sebagai bentuk tindak lanjut penanganan

permasalahan sampah ini.

4.4.2. Alat Kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi,

faktor program dan faktor sarana. Keberhasilan program KB dapat dilihat pada

tingkat pemakaian alat kontrasepsi yang digunakan oleh pasangan usia subur

(PUS), dan wanita usia subur (WUS). Ibu PUS yang bekerja memiliki potensi

untuk menggunakan alat kontrasepsi sangat besar karea aktivitasnya yang banyak

dan juga diharuskan untuk mengutamakan keluarga sehingga mendorong ibu

untuk membatasi kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi yang dipilihnya

(Akbar, 2018).

Selain faktor pekerjaan, paritas dan pendidikan dapat pula mempengaruhi

penggunaan alat kontrasepsi. Ibu yang masih dalam rentan usia produktif akan

lebih cenderung memiliki potensi untuk menambah jumlah anak, namun jika ibu

memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka ibu akan berpikir rasional untuk

membatasi jumlah anak demi kesejahteraan keluarga (Elizawarda, 2016).

Di Gampong Lam Raya, hanya sebagian kecil pasangan usia subur (PUS)

yang menggunakan alat kontrasepsi yaitu sebanyak 15 (21,4%) KK. Hal tersebut

dikarenakan masyarakat Gampong Lam Raya sangat mempercayai bahwa

semakin banyak anak maka rezeki yang mereka dapatkan akan semakin banyak.

Kepercyaan ini tentunya akan menghambat upaya pemerintah dalam menurunkan

jumlah kelahiran yang terus meningkat setiap tahunnya.


48

Penggunaan alat kontrasepsi yang digunakan oleh wanita usia subur

umunya dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh pasangan dan keluarga.

Wanita usia subur yang tidak mendapat dukungan dari keluarga dan pasangan

umumnya lebih memilih untuk menunda menggunakan alat kontrasepsi. Selain

itu, ketersediaan akses ke pelayanan kesehatan juga mempengaruhi motivasi ibu

untuk menggunakan alat kontrasepsi (Amaliah, dkk. 2018).

Melalui beberapa penjelasan tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan cakupan penggunaan alat kontrasepsi diantaranya ialah

menyediakan akses pelayanan kesehatan terutama pelayanan keluarga berencana,

melakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya penggunaan alat kontrasepsi

dan meningkatkan peran aktif kader desa dalam memberikan dukungan kepada

pasangan usia subur (PUS) terutama kelompok wanita untuk menggunakan alat

kontrasepsi sebagai upaya mengatur jumlah anak, jarak kehamilan dan mencegah

timbulnya penyakit menular seksual.

4.4.3. SPAL

Air limbah adalah buangan atau air yang dibuang berasal dari rumah

tangga, industry maupun dari tempat-tempat umum lainnya. Umumnya air limbah

mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia

serta mengganggu lingkungan hidup dan tidak semua rumah memiliki tempat

penampungan air limbah. Masyarakat lebih banyak membuang air limbahnya

langsung kesaluran umum tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu (Irwan,

2013).
49

Air limbah yang dibuang sembarangan dapat merusak tanah permukaan,

adanya genagan yang akan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk, lalat dan

vector lainnya, menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat mengganggu

keindahan lingkungan sekitar. Penggunaan SPAL yang memenuhi syarat

kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang

pentingnya SPAL (Meliyanti, 2018).

Di Gampong Lam Ara, masyarakat secara keseluruhan telah memiliki

SPAL namun tidak memenuhi syarat kesehatan. ketersediaan SPAL yang tidak

memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi faktor pemicu timbulnya kerusakan

tanah permukaan dan adanya SPAL tanpa tutup dapat menjadi tempat pembiakan

nyamuk malaria dan DBD. Sebagian masyarakat Gampong menggabungkan

SPAL antara air cucian, air mandi, dan lainnya. Hal ini akan memperburuk

kualitas air buangan yang dihasilkan yang akan mencemari badan air.

SPAL yang terbuka memungkinkan adanya genagan dan meningkatkan

resiko terjadi penyumbatan sehingga menjadi sarang vector penyakit seperti lalat,

tikus, kecoa dan lainnya. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada kesehatan

masyarakat, salah satunya ialah menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit

diantaranya kolera, diare, thypus, DBD dan lain sebagainya (Irwan, 2013).

Berdasarkan hasil kegiatan ini, peneliti berasumsi bahwa masih banyak

masyarakat yang belum mengetahui syarat SPAL yang baik bagi kesehatan, hal

ini lah yang menjadi faktor utama ketersediaan SPAL yang tidak sesuai standar

kesehatan yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah kesehatan

lainnya. Sehingga diharapkan kepada pemerintah gampong untuk dapat bekerja


50

sama dengan instansi terkait seperti pihak puskesmas atau lembaga pendidikan

untuk dapat menjelaskan syarat SPAL yang baik ialah dalam kondisi tertutup

dasar dan dinding yang kedap air, namun penutupnya tidak bersifat permanen

sehingga dapat dibersihkan dan dipantau secara rutin oleh pemiliknya. Hal ini

diharapkan SPAL aman dan mudah dibersihkan serta sesuai dengan standar

kesehatan.

4.4.4. Imunisasi

Imunisasi sangat diperlukan demi memberikan perlindungan, pencegahan

sekaligus membangun kekebalan tubuh anak terhadap berbagai penyakit menular

maupun penyakit berbahaya berbahaya yang dapat menimbulkan kecatatan tubuh

bahkan kematian (Supartini 2012). Pemberian imunisasi secara lengkap dan sesuai

jadwal bukan hanya bermanfaat untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadap

penyakit, melainkan juga mencegah penularan penyakit atau wabah (Fida dan

Maya 2012).

Setiap tahapan perkembangan anak merupakan masa yang sangat penting.

Namun, setiap anak memiliki tahapan yang berbeda – beda (Soetjiningsih, 2012).

Oleh karena itu, ketelitian dari orang tua sangat diperlukan untuk mendorong anak

supaya mencapai puncak perkembangan optimal (gain moment) terutama pada

periode emas kehidupannya (Fida dan Maya, 2012).

Pada periode emas, anak membutuhkan nutrisi dan stimulasi yang tepat

supaya otaknya berkembang secara maksimal dan pada umumnya anak yang

memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal merupakan hasil interaksi

banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya (Yuniarti,


51

2015). Nutrisi termasuk salah satu komponen penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor gizi juga

harus diperhatikan terutama sejak dalam kandungan. Beberapa zat gizi yang

penting, seperti protein, lemak, vitamin (vitamin A dan D), serta mineral (zat besi,

kalsium, seng dan iodium) (Fida dan Maya,2012).

Imunisasi merupakan domain yang sangat penting untuk memiliki status

gizi yang baik. Imunisasi yang lengkap biasanya menghasilkan status gizi yang

baik. Sebagai contoh adalah dengan imunisasi seorang anak tidak mudah terserang

penyakit yang berbahaya, sehingga anak lebih sehat, dengan tubuh atau status

sehat asupan makanan dapat masuk dengan baik, nutrisi pun terserap dengan

baik.Nutrisi yang terserap oleh tubuh bayi dimanfaatkan untuk pertumbuhannya,

sehingga menghasilkan status gizi yang baik (Yuniarti, 2015).

Di Gampong Lam Raya terdapat 15 KK yang memiliki bayi atau balita

dan hanya 5 (33,3%) KK yang mendapatkan imunisasi lengkap selebihnya tidak

melakukan imunisasi sama sekali dan tidak lengkap. Kondisi ini dapat terjadi

karena kurangnya pengetahuan ibu, kepercayaan yang dimiliki terkait imunisasi

dan dukungan keluarga untuk melakukan imunisasi

Anak yang tidak mendapatkan imunisasi tidak memiliki kekebalan tubuh

terhadap serangan penyakit infeksi tertentu, sehingga anak akan jatuh sakit,

mungkin akan menyebabkan turunnya status gizi. Hal ini karena penyakit infeksi

dan fungsi kekebalan saling berhubungan erat satu sama lain, dan pada akhirnya

akan mempengaruhi status gizi berupa penurunan status gizi pada anak.
52

Menurut Yuniarti (2015), aspek perkembangan mencakup aspek kognitif,

aspek fisik, aspek bahasa, sosio-emosional, moral dan spiritual. Meskipun

pemberian imunisasi tidak lengkap namun perkembangan tidak hanya berpatokan

dalam satu hal saja karena pola perkembangan berlangsung dalam beberapa tahap

(Fida dan Maya, 2012).

Menurut Soetjiningsih (2012) salah satu contoh pemberian imunisasi yang

sangat berpengaruh terhadap perkembangan bayi yaitu pemberian imunisasi polio

yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis pada anak yang

dapat menyebabkan kecacatan dalam bentuk kelumpuhan. Faktor – faktor yang

mempengaruhi perkembangan seorang anak adalah terdiri atas faktor dalam dan

faktor luar. Pada faktor dalam, keluarga (genetik) sangat berpengaruh dalam

perkembangan anak karena seorang anak memiliki kecenderungan berpostur

tubuh tinggi, pendek, gemuk dan kurus sesuai dengan kondisi orang tua dan

keluarganya (Fida dan Maya, 2012).

Menurut peneliti, rendahnya partisipasi ibu dalam memberikan imunisasi

pada bayi dan balita disebabkan oleh kepercayaan yang dianut keluarga dan

rendahnya pengetahuan ibu serta dukungan dari keluarga. Sehingga untuk

meningkatkan kelengkapan imunisasi pada bayi dan balita di Gampong Lam Raya

dapat dilakukan penyuluhan kesehatan dengan melibatkan pemangku agama

untuk meningkatkan motivasi ibu dalam memberikan imunisasi pada anak

mereka.

4.5. Kegiatan Intervensi


53

Kegiatan intervensi yang dilakukan berdasarkan temuan masalah kesehatan

yang ada di Gampong Lam Raya yang dilaksankaan pada Jum’at, 19 November

2021. Dari hasil kegiatan PBL II mahasiswa FKM – USM di Gampong Lam Raya

Kecamatan Kuta Baro, dalam melakukan penyelesaian masalah sulit untuk

dilakukan karena masalah kesehatan yang timbul sangat erat kaitannya dengan

lingkungan, kebiasaan dan perilaku masyarakat setempat. Namun meskipun

demikian, ada beberapa upaya yang telah kami lakukan bersama masyarakat

diantanya ialah :

1. Melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan di gedung serba guna milik

Gampong Lam Raya tentang indikator perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) terutama terkait sampah dan imunisasi, pentingnya menggunkaan

alat kontrasepsi, dan SPAL

2. Melakukan kegiatan gotong royong bersama masyarakat untuk

membersihkan lingkungan dari sampah dan SPAL yang ada di Gampong

Lam Raya

3. Mengajak masyarakat untuk melakukan recycle barang bekas/ sampah botol

plastik. Kegiatan ini dimulai dengan mengumpulkan botol plastik bekas

yang kemudian diwarnai dengan menggunakan cat semprot. Dalam hal ini

masyarakat diberdayakan agar dapat mengelola sampah terutama yang dapat

di daur ulang menjadi barang – barang yang berguna bagi mereka. Salah

satu produk recycle yang dihasilkan pada kegiatan intervensi ialah gapura

tanaman toga yang terbuat dari botol plastik dan pot bunga yang terbuat dari
54

batok kelapa sisa dan kardus bekas digunakan sebagai penanda nama

tanaman toga.

4. Memberikan tempat sampah kepada masyarakat sebagai upaya untuk

mengatasi masalah sampah yang ada Gampong Lam Raya.

Anda mungkin juga menyukai