Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS TREN KEPEMILIKAN

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)


DESA MUARA BATUN

Disusun Oleh :
1. Sri Rezki (10011181722092)
2. Monica Lorenza (10011381722122)

Dosen Pengampuh : Dian Safriantini.,S.KM.,M.PH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020

1
I. PENDAHULUAN
Kemungkinan risiko terkena penyakit yang tidak kita harapkan bisa saja
terjadi, sehingga akan adanya pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang
terkena penyakit, apalagi jika tergolong penyakit berat yang harus memerlukan
biaya yang sangat besar. Hal ini berpengaruh pada pemenuhan biaya perawatan
dirumah sakit, obat-obatan, dan lain lain, yang tentunya akan menyebabkan
kerugian ekonomi bagi diri sendiri maupun keluarga.
Berdasarkan UU BPJS pasal 14 bahwa Setiap warga negara Indonesia dan
warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib
menjadi anggota BPJS. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS
merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
sosial di Indonesia menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011. Setiap perusahaan wajib mendaftarkan
pekerjanya sebagai anggota BPJS. Sedangkan orang atau keluarga yang tidak
bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya pada
BPJS. Setiap peserta BPJS akan ditarik iuran yang besarnya ditentukan kemudian.
Sedangkan bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung pemerintah melalui
program Bantuan Iuran. Menjadi peserta BPJS tidak hanya wajib bagi pekerja di
sektor formal, namun juga pekerja informal. Pekerja informal juga wajib menjadi
anggota BPJS Kesehatan. Para pekerja wajib mendaftarkan dirinya dan membayar
iuran sesuai dengan tingkatan manfaat yang diinginkan.
UU BPJS menentukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU
SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan
prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan.
Desa Muara Batun merupakan desa yang berada di Kecamatan Jejawi,
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan dengan luas wilayah
kurang lebih 18.359,04 𝑘𝑚2 yang terdiri dari 4 dusun dan 14 RT, dimana 75%
terdiri dari rawa-rawa. Oleh karena itu, masalah kesehatan khususnya pada
sanitasi dan kebersihan lingkungan rentan terjadi.

2
Praktikum Belajar Lapangan adalah salah satu kegiatan yang sudah
diprogramkan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya untuk
mengabdi di masyarakat dalam rangka mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
di peroleh selama menempuh pendidikan teoritis di bangku kuliah, dimana
bertujuan agar mahasiswa/i mengetahui secara nyata keadaan serta kondisi yang
ada dimasyarakat pada salah satu Desa di Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan
Komering Ilir yaitu Desa Muara Batun.

3
II. ISI
1. Karakteristik Responden Desa Muara Batun
Jumlah awal responden pada PBL 1 tahun 2018 adalah sebanyak 60 orang
ibu yang memiliki balita dan menetap di Desa Muara Batun. Namun, ketika
ditelusuri, terdapat 27 responden yang drop out karena pindah desa dan
anaknya berusia lebih dari 5 tahun. Berikut rinciannya:

Tabel 2.1. Responden Drop Out dari Pendataan di Desa MuaraBatun


Drop Out Frekuensi (n) Persentase (%)
Pindah Desa 11 40,7
Anak Usia > 5 Tahun 16 59,3
Jumlah 27 100
Sumber: Data Primer PBL FKM UNSRI DesaMuaraBatunTahun2020

Berdasarkan table diatas, terdapat 11 orang (40,7%) pindah kedesa lain


dan 16 orang (59,3%) memiliki anak yang sudah berusia diatas 5 tahun di
tahun 2020.
Setelah dikurangi dengan responden yang drop out, responden pada
PBL 3 tahun 2020 berjumlah sebanyak 33 orang. Berikut karakteristik
responden di Desa Muara Batun Tahun 2020:

Tabel 2.2 Distribusi Karakteristik Responden


di Desa Muara Batun Tahun 2020
No. Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
1. Alamat
Muara Batun Dusun II 7 21,2
Muara Batun Dusun III 12 36,4
Muara Batun Dusun IV 14 42,4
2. Umur
< 26 tahun 5 15,2
26 – 35 tahun 18 54,5
> 35 tahun 10 30,3

4
3. Pendidikan
SD 22 66,7
SMP 7 21,2
SMA 3 9,1
Akademi/Perguruan Tinggi 1 3,0
4. Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 27 81,8
Petani 2 6,1
Pedagang 3 9,1
Lainnya 1 3,0
5. Penghasilan Keluarga
≤ Rp. 2.500.000 17 51,5
>Rp. 2.500.000 16 48,5
Sumber: Data Primer PBL FKM UNSRI Desa Muara Batun Tahun 2020
Berdasarkan tabel diatas, karakteristik responden dibagi berdasarkan
alamat, umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan keluarga. Menurut
alamat responden, sebagian besar responden tinggal di Dusun IV, yaitu
sebanyak 14 orang (42,4%). Responden yang tinggal di Dusun III berjumlah
12 orang (36,4%) dan di Dusun II sebanyak 7 orang (21,2%).
Menurut karakteristik umur, sebagian besar responden berada pada
rentang umur 26 – 35 tahun, yang jumlahnya 18 orang (54,5%). Responden
yang berusia kurang dari 26 tahun berjumlah 5 orang (15,2%) dan responden
berumur lebih dari 35 tahun berjumlah 10 orang (30,3%).
Berdasarkan karakteristik pendidikan, mayoritas responden
berpendidikan terakhir SD sebanyak 22 orang (66,7%), diikuti SMP sebanyak
7 orang (21,2%), SMA sebanyak 3 orang (9,1%) dan Akademi/Perguruan
Tinggi sebanyak 1 orang (3,0%).
Menurut karakteristik pekerjaan, sebagian besar responden merupakan
Ibu Rumah Tangga, yang jumlahnya 27 orang (81,8%). Selanjutnya, terdapat
responden yang berprofesi sebagai pedagang sebanyak 3 orang (9,1%), petani
sebanyak 2 orang (6,1%), dan responden yang memiliki jenis pekerjaan
lainnya 1 orang (3,0%), yaitu bidan.

5
Berdasarkan karakteristik penghasilan keluarga, terdapat responden
yang berpendapatan ≤ Rp. 2.500.000 sebanyak 17 orang (51,5%) dan
responden yang berpendapatan > Rp. 2.500.000 sebanyak 16 orang (48,5%).

2. Analisis Tren Kepemilikan BPJS

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2018 2020
BPJS Kesehatan Mandiri

Grafik 1. Distribusi Pembiayaan Kesehatan


di Desa Muara Batun Tahun 2018-2020

Diagram diatas menggambarkan tren pembiayaan kesehatan yang


digunakan masyarakat Desa Muara Batun dari tahun 2018-2020. Pembiayaan
dengan BPJS mengalami peningkatan, dari 15 orang pada tahun 2018, menjadi 19
orang pada tahun 2020. Sebaliknya, pembiayaan secara mandiri mengalami
penurunan, dari 18 orang pada tahun 2018 menjadi 14 orang pada tahun 2020.

70%
58%
60%

50%
42%
40%

30%

20%

10%

0%
Ya Tidak
Grafik 2. Cakupan Kepemilikan Jaminan Kesehatan
di Desa Muara Batun Tahun 2020

6
Dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa sekitar 58% masyarakat
Desa Muara Batun telah menjadi peserta JKN/BPJS Kesehatan, sementara 42%
sisanya belum menjadi peserta JKN/BPJS kesehatan.
1. Alasan Masyarakat Tidak Mendaftar JKN/BPJS Kesehatan di Desa
Muara Batun Tahun 2020

21%
29%

14%
36%

Pendapatan tidak tetap Tidak perlu


Berbelit-belit Belum sempat mengurus
Grafik 3. Distribusi Alasan Masyarakat Tidak Mendaftar
JKN/BPJS Kesehatan di Desa Muara Batun Tahun 2020

Alasan masyarakat untuk tidak mendaftar JKN/BPJS Kesehatan beragam.


Dari 14 responden yang tidak menjadi peserta JKN/BPJS Kesehatan, 5 orang
(36%) menganggap proses pendaftarannya berbelit-belit, 4 orang (29%) memiliki
pendapatan keluarga yang tidak tetap sehingga akan terkendala dalam membayar
iuran, 3 orang (21%) belum sempat mengurus administrasi pendaftaran dan 2
orang (14%) merasa tidak memerlukan JKN/BPJS Kesehatan.
2. Solusi
A. Agar tidak berbelit belit
Adanya program kader JKN/BPJS, dimana para kader tersebut merupakan
orang yang memiliki kapasitas sesuai dengan kriteria dan direkrut oleh BPJS
untuk melakukan fungsi pemasaran sosial yang bertujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat untuk mendaftar jadi peserta BPJS dan membayar iuran
secara rutin. Program tersebut diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan
jumlah kepesertaan atau memudahkan masyarakat untuk mendaftar menjadi

7
peserta BPJS serta meningkatkan kolektivitas iuran BPJS bagi peserta informal
atau Peserta Bukan Penerimah Upah (PBPU).
B. Pendapatan tidak tetap
Menjadi peserta PBI, dengan ketentuan sudah memenuhi kriteria peserta
PBI
1) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang
2) Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan
3) Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
4) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah
tangga lain.
5) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6) Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/
air hujan, dan lain sebagainya)
Namun biasanya Pendataan Fakir Miskin dan Orang tidak mampu yang
menjadi peserta PBI dilakukan oleh lembaga yang menyelenggarakan urusan
Pemerintahan di bidang statistik (Badan Pusat Statistik) yang diverifikasi dan
divalidasi oleh Kementerian Sosial.Selain peserta PBI yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat, juga terdapat penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah
Daerah berdasarkan SK Gubernur/Bupati/Wali Kota bagi Pemda yang
mengintegrasikan program Jamkesda ke program JKN.
Jika anda termasuk kategori warga misikin atau warga tidak mampu dan
sampai saat ini masih belum terdaftar sebagai peserta BPJS PBI dan belum
menerima kartu indonesia sehat atau KIS atau kartu BPJS PBI, anda masih
memiliki kesempatan dengan cara mengurusnya sendiri ke dinas sosial.
C. Tidak perlu
Dengan adanya program kader JKN, para kader tersebut diharapkan dapat
mengoptimalkan sosialisasi, edukasi akan pentingnya menjadi peserta BPJS.
D. Belum sempat mengurus
Dengan adanya kader JKN warga yang belum sempat mengurus
kepesertaan BPJS nya dapat langsung dan dengan mudah mengurus
Kepesertaan BPJS nya, karena biasanya para kader tersebut akan mendatangi

8
rumah-rumah warga untuk ikut jadi peserta BPJS kesehatan. selain itu, saat
ini, pendaftaran peserta BPJS dapat dilakukan dengan cara yang lebih
praktis yakni dapat mendaftar di BPJS kesehatan secara online, BPJS
kesehatan sekarang sudah menyediakan platform pendaftaran lewat situs
BPJS maupun aplikasi JKN yang bisa diunduh melalui app store maupun play
store pada telepon pintar.

9
III. PENUTUP
Karakteristik daerah Desa Muara Batun, Kecamatan Jejawi, Kabupaten
Ogan Komering Ilir, ini 75% terdiri dari rawa-rawa yang tentunya berisiko
masalah kesehatan khususnya pada sanitasi dan kebersihan lingkungan. tren
pembiayaan kesehatan yang digunakan masyarakat Desa Muara Batun dari tahun
2018-2020. Pembiayaan dengan BPJS mengalami peningkatan, dari 15 orang
pada tahun 2018, menjadi 19 orang pada tahun 2020. Sebaliknya, pembiayaan
secara mandiri mengalami penurunan, dari 18 orang pada tahun 2018 menjadi 14
orang pada tahun 2020. Adapun alasan masyarakat tidak mendaftar JKN/BPJS
Kesehatan yaitu, proses pendaftarannya berbelit-belit, pendapatan yang tidak
tetap, belum sempat mengurus, dan merasa tidak memerlukan JKN/BPJS
Kesehatan. Adanya program kader JKN/BPJS, dimana para kader tersebut
merupakan orang yang memiliki kapasitas sesuai dengan kriteria dan direkrut
oleh BPJS untuk melakukan fungsi pemasaran sosial yang bertujuan untuk
mengubah perilaku masyarakat untuk mendaftar jadi peserta BPJS.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Online) Humas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (2017) ‘Kader JKN


sebagai Penggerak Partisipasi Masyarakat dalam Mensukseskan Program JKN
KIS’, Artikel. Available at:
https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/read/2017/557/Kader-JKN-
sebagai-Penggerak-Partisipasi-Masyarakat-dalam-Mensukseskan-Program-JKN-
KIS. diakses pada tanggal 16 februari 2020

Trisna and Hasanuddin, K. X. I. V (2017) ‘Peran Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial ( BPJS ) Kesehatan dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat (
Studi di RSUD Hasanuddin Damrah Manna, Kabupaten Bengkulu Berdasarkan
Undang-Undang Nomor Sosial Nasional dan program BPJS Kesehatan’, Jurnal
Ketahanan Nasional, 23(2), pp. 199–216.

11

Anda mungkin juga menyukai