Anda di halaman 1dari 46

1

STASE RADIOLOGI
CASE REPORT SESSION
Althof Sona, S.Ked
1410070100014
Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Radiologi
Periode 10 November 2019- 14 Desember 2019
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah
RSUD Siti Rahmah Padang
2019
2

DEFINISI

Pneumonia merupakan adalah peradangan pada


parenkim paru atau bagian distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli, yang disebabkan oleh mikroorganisme
yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru
dan gangguan pertukaran gas setempat.
Bronkopneumonia adalah salah satu klasifikasi dari
pneumonia, di mana peradangan pada paru
menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat yang
berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan
bronkiolus terminal secara difus.

Bronkopneumonia merupakan salah satu bentuk


pneumonia yang terletak pada alveoli paru, sering
disebut sebagai pneumonia lobularis.
Insidens penyakit saluran napas menjadi 4

penyebab angka kematian dan kecacatan


yang tinggi di seluruh dunia.
EPIDEMIOLOGI
Laporan WHO 1999 menyebutkan bahwa
penyebab kematian tertinggi akibat penyakit
infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas
akut termasuk pneumonia dan influenza.

• Insidensi pneumonia komuniti di Amerika adalah 12 kasus per


1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian
utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. Angka
kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10%. Di
Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya
ditemukan 50%.
5

• SISTEM RESPIRASI

• Sistem respiratorius secara fungsional dapat


diklasifikasikan menjadi 2 bagian utama: bagian konduksi
yang terdiri atas saluran udara yang menghantarkan udara
ke paru – paru, dan bagian respirasi yang terdiri atas
struktur dalam paru yang mana oksigen udara yang masuk
ditukar untuk karbondioksida dalam darah.
secara umum saluran pernafasan dibagi menjadi dua:

✖ SALURAN PERNAFASAN BAGIAN ATAS

Lubang hidung Rongga hidung Faring Laring


✖ SALURAN PERNAFASAN BAGIAN BAWAH

Trakea Bronkus Bronkiolus Alveolus

Membran alveouler – kapiler


9

BAKTERI
E
T
I virus
O
L
O Jamur
G
I Aspirasi
FAKTOR RESIKO
Faktor Host
Riwayat
Usia Status Gizi Penyakit
Terdahulu

Faktor Lingkungan

Kepadatan Status
Rumah
Hunian Sosioekonomi
11

Klasifikasi pneumonia
(Berdasarkan sumber infeksi)

Pneumonia Pneumonia
Pneumonia
didapat di Pneumonia pada
didapat di Rumah
masyarakat aspirasi Immunocompro
Sakit
mised host
Klasifikasi pneumonia
(Berdasarkan mikroorganisme penyebab infeksi)

Pneumonia Pneumonia yang


Pneumonia Pneumonia yang
bakterial disebabkan oleh
Atipikal disebabkan virus
jamur atau patogen
lainnya
Klasifikasi pneumonia
(Berdasarkan predileksi atau tempat infeksi)

Pneumonia Pneumonia
lobaris interstisialis
Bronkopneumonia
(lobar (interstitial
pneumonia) pneumonia)
14
PATOFISIOLOGI

Pada keadaan normal,


saluran respiratorik Ketidakseimbangan Mikroorganisme
Steril berkembang

Aspirasi sekret yang berisi Inhalasi aerosol Penyebaran


organisme patogen hematogen

Kongesti Hepatisasi Hepatisasi Resolusi


merah Kelabu
15

Gejala klinis
Gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis
pneumonia, meliputi:
✖ Demam dan menggigil akibat proses peradangan
✖ Batuk yang sering produktif dan purulen
✖ Sputum berwarna merah karat atau kehijauan dengan
bau khas
✖ Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila
infeksinya serius.
Pemeriksaan fisik
✖ Inspeksi : Simetris hemithorak kiri dan kanan
dalam keadaan statis dan dinamis
✖ Palpasi : Taktil fremitus lebih keras pada bagian
yang sakit
✖ Perkusi : Redup pada daerah yang sakit
✖ Auskultasi : Terdengar suara bronkovesikular sampai
bronkial disertai dengan ronki basah halus.
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan laboratorium darah rutin
• Pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) dan prokalsitonin
• Pemeriksaan Mikrobiologis
• Pemeriksaan serologis
• Pemeriksaan radiologi
Secara umum pneumonia akan memberikan gambaran perselubungan atau
bercak kesuraman mengawan di lapang paru pada pemeriksaan foto toraks.
Pemeriksaan radiologi pneumonia akan dibahas secara terpisah pada bab
berikutnya. Akan dibahas pada bagian berikutnya.
18

Penatalaksanaan
Pemberian antibiotika berdasarkan derajat penyakit
Pneumonia ringan
• Amoksisilin 25 mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis sehari selama 3 hari.
Diwilayah resistensi penisilin yang tinggi dosis dapat dinaikan sampai 80-
90 mg/kgBB.
• Kotrimoksazol (trimetoprim 4 mg/kgBB – sulfametoksazol 20 mg/kgBB)
dibagi dalam 2 dosis sehari selama 5 hari
Pneumonia berat
• Kloramfenikol 25 mg/kgBB setiap 8 jam
• Seftriakson 50 mg/kgBB i.v setiap 12 jam
• Ampisilin 50 mg/kgBB i.m sehari empat kali, dan gentamisin 7,5 mg/kgBB
sehari sekali
• Benzilpenisilin 50.000 U/kgBB setiap 6 jam, dan gentamisin 7,5 mg/kgBB
sehari sekali
Pemberian antibiotik berdasarkan umur
Neonatus dan bayi muda (< 2 bulan) :
• ampicillin + aminoglikosid
• amoksisillin-asam klavulanat
• amoksisillin + aminoglikosid
• sefalosporin generasi ke-3
Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bulan - 5 tahun)
• beta laktam amoksisillin
• amoksisillin-amoksisillin klavulanat
• golongan sefalosporin
• kotrimoksazol
• makrolid (eritromisin)
Anak usia sekolah (> 5 tahun)
• amoksisillin/makrolid (eritromisin, klaritromisin, azitromisin)
• tetrasiklin (pada anak usia > 8 tahun)
Penatalaksanaan suportif
• Pemberian oksigen 2-4 L/menit
• Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit;
• Obat penurun panas dan pereda batuk sebaiknya tidak diberikan pada
72 jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi reaksi
antibiotik awal. Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita
dengan suhu tinggi, takikardi, atau penderita kelainan jantung.
Penatalaksanaan bedah
Pada umumnya tidak ada tindakan bedah kecuali bila terjadi
komplikasi pneumotoraks atau pneumomediastinum.
GAMBARAN RADIOLOGIS PADA PNEUMONIA DAN
BRONKOPNEUMONIA
Gambaran pneumonia lobaris lobus superior paru kanan
Gambaran pneumonia lobaris lobus superior paru kanan pada foto
toraks proyeksi PA dan lateral
Gambaran pneumonia lobaris lobus medius paru kanan
Gambaran pneumonia lobaris lobus inferior paru kiri
Gambaran pneumonia lobaris lobus superior dan inferior paru kiri
Gambaran pneumonia lobaris lobus inferior
paru kiri disertai penyulit efusi pleura kiri
(pleuropneumonia paru kiri)
Gambaran pneumonia aspirasi pada bayi
disebabkan oleh aspirasi mekoneum.
Ditemukan bercak di lobus kanan atas
Gambaran abses paru lobus superior kanan
disertai gambaran honey-comb appearance
Gambaran abses paru lobus superior kiri
dengan foto toraks konvensional dan CT Scan
thorax
Gambaran bronkopneumonia kanan. Tampak
bercak kesuraman mengawan di kanan paru,
muncul di bagian inferior dan medial paru
Perbedaan antara penumonia lobaris dengan
bronkopneumonia
LAPORAN KASUS!
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : laki laki
No.MR : 205895
Alamat : Aie Pacah
Anamnesa
Keluhan Utama
Sesak nafas meningkat sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit.
Riwayat penyakit sekarang
✖ Sesak nafas meningkat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak tidak
menciut. Sesak dipengaruhi oleh aktivitas dan tidak dipengaruhi oleh cuaca, emosi
dan makanan. Sesak tidak mengganggu aktivitas dan tidur malam hari. Sesak
sudah dirasakan sejak ± 3 bulan ini. Sesak saat in merupakan serangan kedua, saat
sesak pasien lebih nyaman duduk dan beribicara kata per kata
✖ Batuk (+), batuk sudah dirasakan sejak ± 1 minggu ini, batuk meningkat 3
hari SMRS, batuk hilang timbul dan batuk berdahak.dahak sulit
dikeluarkan. Riwayat batuk-batuk sebelumnya dan batuk berdarah tidak
ada.
✖ Demam + 1 minggu ini, demam dirasakan hilang timbul dan tidak
dipengaruhi oleh waktu, demam tidak menggigil, demam turun ketika
minum obat.
Riwayat penyakit sekarang
✖ Nyeri dada tidak ada.
✖ Nafsu makan baik
✖ BAB dan BAK tidak ada keluhan.
✖ Pasien diketahui merokok sejak usia 18 tahun dan menghabiskan 1 bungkus sehari
✖ Riwayat Penyakit Dahulu ✖ Riwayat Penyakit Keluarga
○ Riwayat minum OAT ○ Riwayat minum OAT
disangkal disangkal
○ Riwayat asma ○ Riwayat asma disangkal
○ Riwayat hipertensi
disangkal
disangkal
○ Riwayat hipertensi ○ Riwayat penyakit
disangkal jantung disangkal
○ Riwayat penyakit ○ Riwayat DM disangkal
jantung disangkal
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 103 x/menit
Nafas : 28 x/menit
Suhu : 37,0⁰C
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 54 kg
• Kepala
Mata
Konjungtiva : anemis (-/-)
Sklera : ikterik (-/-)
• Leher
JVP : 5-2 cmH2O
KGB : tidak ada pembesaran KGB
• Thorax
Paru:
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan
statis dan dinamis, sela iga sediki melebar
Palpasi : Fremitus taktil kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Rhonki (+/+), Wheezing (-/-), Ekspirasi
Memanjang (-/-)
• Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kiri bergeser 2 jari lateral
Auskultasi : Irama reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi : Perut tidak membuncit, sikatrik (-)
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-).
Hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Ekstremitas
Akral hangat (+/+)
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
Laboratorium
Hb :13,0 g/dl
Leukosit :16.000 /uL
Hematokrit : 40%
Trombosit :269.000 /uL
Diagnosa Kerja
Bronkopneumonia + susp kardiomegali
Diagnosa Banding
PPOK
Pemeriksaan Anjuran
Rontgen Thorax PA
Tatalaksana
Non Farmakologi
02 3L nasal canul
Bed rest
Kurangi aktivitas
Hindari stress

Farmakologi:
Metilprednisolon 3 x 4 mg (po)
Ambroxol 3 x 30 mg (po)
Amoxicilin 3 x 500 mg (po)
EXPERTISE :
- Foto asimetris
- Trakea berada ditengah
- Jantung: tampak melebar ke lateral dengan
apeks tertanam di diafragma, pinggang
jantung dalam batas normal, elongasi aorta
(+)
- Sinus costofrenikus kiri sulit dinalai, sinus
costofrenikus kanan normal, diaphragma
normal
- Paru: hilus normal, corakan bronkovesikuler
meningkat, tampak pembercakan pada
lapang paru atas hingga bawah, cavitas (-)
Kesan : Bronkopneumonia dd bronkitis kronik
- curiga TB
kardiomegali
46

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai