Anda di halaman 1dari 70

SEORANG WANITA USIA 21 TAHUN DENGAN PNEUMONIA

KOMUNITAS, EFUSI PLEURA SINISTRA, DAN TUMOR


MEDIASTINUM JENIS THYMOMA
Oleh :
Siti Rachmah Al-Syifa G99172154
Humamuddin G99162167
Bening Dewi Ruslina G99162161
Gita Nur Siwi G99172082
Aura Razany G99162153
Dinda Ariesta G99172059
Khanszarizennia Madany A G99162157
M Aulia Wardhana G99162152
Ardelia Mithakarina Winata G99172044
M Zainfitra Nur Akhlutfiana G99162006
Pembimbing
Farih Raharjo, dr., Sp.P, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR.MOEWARDI
SURAKARTA
2018
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA STATUS PASIEN PENUTUP

Penyakit infeksi saluran napas bawah akut


PNEUMONIA = pada parenkim paru
Pneumonia komunitas (community- Kelompok usia berisiko tinggi
acquired pneumonia) untuk pneumonia komunitas =
Pneumonia nosokomial (hospital-
Usia lanjut (65 tahun atau lebih)
Berdasarkan klinis
acqiured pneumonia) (American Lung Association,
dan epidemiologis 2015).
Pneumonia aspirasi
Mikroorganisme Penyebab :
Bakteri, Virus, Jamur, Parasit Pneumonia pada penderita
immunocompromised

Di Indonesia :
- Prevalensi pneumonia tahun 2013 = 4,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
- Pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit, dengan
proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan.
- Pneumonia memiliki tingkat crude fatality rate (CFR) yang tinggi, yaitu 7,6% (PDPI, 2014).
- Prevalensi pneumonia pada usia lanjut mencapai 15,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

A. PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan saluran pernafasan akut
yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
respiratorius dan alveoli

Etiologi : bakteri, virus, jamur dan protozoa

Epidemiologi : SEAMIC Health Statistic 2001 penyebab kematian no 6


Depkes tahun 2001, infeksi saluran napas bawah penyebab kematian
no 2
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

KLASIFIKASI PNEUMONIA
Pneumonia bakterial/tipikal (Streptococcus pneumonia,
Haemophillus influenza, Staphylococcus aureus)

Pneumonia atipikal (Mycoplasma, Legionella dan


Chlamydia)
Berdasarkan penyebab
Pneumonia virus ( Parainfluenza virus, Rhinovirus,
Respiratory synctial virus)

Pneumonia jamur, ( Candida, Aspergillus, Crytococcus)


PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

KLASIFIKASI PNEUMONIA
Pneumonia komunitas (community-
acquired pneumonia)

Pneumonia nosokomial (hospital-


acqiured pneumonia)
Berdasarkan klinis
dan epidemiologis
Pneumonia aspirasi

Pneumonia pada penderita


immunocompromised
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

Pneumonia lobaris

Berdasarkan Bronkopneumonia
predileksi infeksi

Pneumonia
interstisial
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

PATOGENESIS PNEUMONIA KOMUNITI


Inokulasi langsung,
melalui pembuluh darah, Kolonisasi bakteri di
Inhalasi dari bahan saluran nafas atas
aerosol, kolonisasi
dipermukaan mukosa*

Bakteri ukuran 0.5-2 Kolonisasi di parenkim


micron terhirup
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

PATOGENESIS PNEUMONIA NOSOKOMIAL


PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada
daerah parasitik terset yaitu :

Zona luar: alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema.

Zona permulaan konsolidasi: terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah.

Zona konsolidasi yang luas: daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah
PMN yang banyak.

Zona resolusi: daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan
alveolar makrofag.
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

TANDA DAN GEJALA


Demam menggigil, berkeringat,

batuk (baik non produktif atau


produktif)

umum Nyeri dada

Sesak

lebih suka berbaring pada sisi yang


Tanda dan gejala sakit dengan lutut tertekuk

Takipneu

perkusi redup sampai pekak


Pemeriksaan fisik
ronki

suara pernafasan bronkial


PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
• Peningkatan jumlah leukosit (>10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul)
• Hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri
• Peningkatan LED
• Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati
• Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik.

Gambaran radiologik
• Foto toraks
• Gambaran konsolidasi dengan “air bronchogram” (pneumonia lobaris)  Streptococcus pneumoniae.
• Gambaran konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan, kadang-kadang dapat mengenai
beberapa lobus kuman klebsiela.
• Gambaran infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia  kuman pseudomonas
• Gambaran lainnya yang khas yaitu penebalan (“bulging”) fisura interlobar.
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

PNEUMONIA KOMUNITI
Diagnosis pasti ditegakkan apabila pada foto toraks terdapat
infiltrat baru/progresif, ditambah dengan 2 atau lebih gejala
di bawah ini:
 Batuk-batuk bertambah
 Perubahan karakteristik dahak/purulen
 Suhu tubuh ≥ 38⁰C (aksilla)/riwayat demam
 PF: tanda konsolidasi (+), suara napas bronkial dan ronki
 Lekosit ≥10.000 atau <4500
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

PENILAIAN DERAJAT KEPARAHAN PENYAKIT


Sistem Skor berdasarkan
Patient Outcome Research Team (PORT)
Karakteristik penderita Jumlah poin
• Faktor demografi
Usia :Laki-laki Umur (thn)
Perempuan Umur (thn) - 10
Perawatan di rumah +10
Penyakit penyerta
Keganasan +30
Penyakit hati +20
Gagal jantung kongestif +10
Penyakit serebrovaskuler +10
Penyakit ginjal +10
• Pemeriksaan fisis
Perubahan status mental +20
Pernapasan ≥ 30 kali/menit +20
Tekanan darah sistolik ≤ 90 mmHg +20
Suhu tubuh < 35°C atau ≥ 40°C +15
Nadi ≥ 125 kali/menit +10
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA
SISTEM SKOR BERDASARKAN PORT

Hasil laboratorium / radiologi


Analisis gas darah arteri : pH 7.35 +30
BUN > 30 mg/dl +20
Natrium < 130 mEq/liter +20
Glukosa > 250 mg/dl +10
Hematokrit < 30% +10
PO2 ≤ 60mmHg +10
Efusi pleura +10
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

DERAJAT SKOR RISIKO PSI

17
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

INDIKASI RAWAT INAP


1. Skor PORT > 70
2. Bila skor PORT <70 maka rawat inap tetap diperlukan
apabila dijumpai salah satu dari kriteria di bawah ini:
- Frekuensi napas >30x/menit
- PaO2/FiO2 <250 mmHg
- Foto toraks menunjukkan kelainan bilateral
- Foto toraks melibatkan >2 lobus
- Tekanan sistolik <90 mmHg, diastolik <60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA
MENURUT ATS KRITERIA PNEUMONIA BERAT BILA DIJUMPAI
“ SALAH SATU ATAU LEBIH “ KRITERIA DIBAWAH INI :

KRITERIA MINOR KRITERIA MAYOR


• RR > 30x/mnt • Membutuhkan ventilasi mekanik
• PaO2/FiO2 < 250 mmHg • Infiltrat bertambah > 50%
• Ro : kelainan bilateral • Membutuhkan vasopresor > 4 jam
• Ro melibatkan > 2 lobus (syok septik)
• Sistolik < 90 mmHg, diastolik • Kreatinin serum > 2 mg/dl atau
<60 mmHg peningkatan > 2 mg/dl pada
penderita riwayat penyakit ginjal atau
gagal ginjal yg membutuhkan dialisis
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

KRITERIA PERAWATAN INTENSIF

Paling sedikit 1 dari 2 gejala mayor tertentu


(butuh ventilasi mekanik atau butuh vasopresor > 4 jam)
Atau 2 dari 3 gejala minor tertentu
(PaO2/FiO2 < 250 mmHg, foto toraks : kelainan bilateral,
dan tekanan sistolik < 90 mmHg)
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

PENGOBATAN
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan
suportif

Pemberian antibiotik sebaiknya berdasarkan data


mikroorganisme dan hasil uji kepekaanya
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA

TERAPI ANTIBIOTIK PADA CAP RAWAT JALAN

22
TERAPI ANTIBIOTIK PADA
CAP RAWAT ICU DAN NON ICU

23 30
FAKTOR KOMORBID

24
FAKTOR RESIKO KUMAN PATOGEN MDR

25
ANTIBIOTIK EMPIRIS VAP
RISIKO MRSA DAN ANTI PSEUDOMONAS

26
TERAPI EMPIRIS HAP :
Risiko tinggi mortalitas (-) &
Faktor MRSA (-)

Piperasilin-tazobaktam 4.5 g/6 jam


Atau
Sefepim 2 g / 8 jam
Atau
Levofloksasin 750 mg/hari
Atau
Imipenem 500 mg/6 jam
Meropenem 1 g/8 jam

27
TERAPI EMPIRIS HAP :
RISIKO MORTALITAS (-) & RISIKO MRSA (+)

Salah satu dari berikut ini :


Piperasilin-tazobaktam 4.5 g/6 Ditambah :
jam
Atau Vancomisin 15 mg/kg/8–12 jam 
Sefepim atau seftazidim 2 g/ 8 jam tujuan target kadar 15–20 mg/Ml
Atau tercapai
Levofloksasin 750 mg/hari (pertimbangan loading dosis pada
Ciprofloksasin 400 mg/8jam kasus berat 25–30 mg/kg)
Atau
Imipenem 500 mg/6jam Atau
Meropenem 1 g /8jam
Atau Linezolid 600 mg/12 jam
Aztreonam 2 g/8jam

28
TERAPI EMPIRIS HAP :
RISIKO MORTALITAS (+) &
PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA 90 HARI
Hindari 2 agen beta-laktam, dua dari :
Piperasilin-tazobaktam 4.5 g/6 jam
Atau
Sefepime atau seftazidime 2 g/ 8 jam Ditambah
Atau Vankomisin 15 mg/kg/8–12 jam 
Levofloksasin 750 mg/hari tujuan target kadar15–20 mg/mL
Ciprofloksasin 400 mg/8 jam tercapai (pertimbangan loading
Atau dosis pada kasus berat 25–30 mg/kg)
Imipenem 500 mg/6 jam
Meropenem 1 g /8 jam Atau
Atau
Amikasin 15–20 mg/kg/hari Linezolid 600 mg/12 jam
Gentamisin 5–7 mg/kg/hari
Tobramisin 5–7 mg/kg /hari
Atau
Aztreonam 2 g/8jam 29
KOMPLIKASI

Efusi pleura
Empiema
Abses paru
Pneumothoraks
Gagal napas
Sepsis
TIMOMA
tumor yang berasal dari epitel thymus
Klasifikasi :
Staging:
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Gejala dan tanda yang timbul tergantung pada organ yang terlibat:
• Batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi pada trakea
dan/atau bronkus utama,
• Disfagia muncul bila terjadi penekanan atau invasi ke esofagus
• Suara serak dan batuk kering muncul bila nervus laringel terlibat, paralisis diafragma
timbul apabila penekanan nervus frenikus
• Nyeri dinding dada terjadi bila tumor terlalu besar dan terjadi penekanan pada
jaringan sekitar.
Pemeriksaan fisik
• Tergantung lokasi, ukuran dan keterbatasan organ lain, misalnya telah terjadi
penekanan ke organ sekitarnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thoraks (lokasi tumor, anterior, medial atau posterior, dan gambaran massa dengan pinggir licin dan kadang tampak kalsifikasi)

CT-Scan toraks dengan kontras (mendeskripsi lokasi dan mendeskripsi kelainan tumor secara lebih baik, untuk menentukan perkiraan
jenis tumor, menentukan stage)

MRI (Magnetic Resonance Imaging) (menentukan apakah telah terjadi invasi atau belum)

Endoskopi

Patologi Anatomi

Tindakan Bedah
Tatalaksana timoma
• Pembedahan
• Radioterapi
• Kemoterpai
Prognosis
• Masaoka menghitung umur tahan hidup 5 tahun berdasarkan
staging penyakit, 92,6% untuk stage I, 85,7% untuk stage II,
69,6% untuk stage III dan 50% untuk stageIV.
EFUSI PLEURA

Efusi pleura adalah adanya penumpukan


cairan dalam rongga (kavum) pleura yang
melebihi batas normal, yang disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara
pembentukan dan pengeluaran cairan
pleura (Normal ada10-20 cc cairan)
PATOFISIOLOGI
Penumpukan cairan pleura dapat terjadi bila:
• Meningkatnya tekanan intravaskuler dari pleura
• Tekanan intra pleura yang sangat rendah
• Meningkatnya kadar proteindalam cairan pleura
• Hipoproteinemia
• Obstruksi dari saluran limfe pada pleum parietalis.
TANDA DAN GEJALA
PENATALAKSANAAN
Obati penyakit penyebab

Thoracosentesis

Chest tube

Pelurodesis

pembedahan
STATUS PASIEN
STATUS PASIES
Identitas Pasien
• Nama : Nn. NA
• Tanggal lahir : 27 September 1997 (21 tahun)
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Sawit, Boyolali
• Status : Belum Menikah
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Tanggal masuk : 31 Juli 2018
• Tanggal pemeriksaan : 28 Agustus 2018 – 31 Agustus 2018
• Nomor rekam medis : 01394653
Keluhan Utama
• Sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien rujukan dari RS Dr Oen Sawit dengan tumor mediastinum dan efusi pleura.
• Pasien mengeluh sesak nafas yang memberat sejak 7 hari SMRS. Sesak dirasakan terus
menerus. Sesak tidak dipengaruhi oleh cuaca dan debu. Terbangun malam hari karena
sesak (-). Riwayat penggunaan obat semprot (-)
• Pasien juga mengeluhkan batuk. Batuk dirasakan sejak 7 hari SMRS, batuk disertai
dahak putih kental, batuk darah (-). Demam (-), sumer-sumer (-), mual (-), muntah (-),
keringat malam hari tanpa aktivitas (-), penurunan nafsu makan (+), penurunan berat
badan (+), BAB dan BAK pada pasien tidak ada keluhan. Badan pasien terasa lemas.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
• Riwayat minum OAT : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat mondok :
• Pasien pernah mondok pada 22-26 juli 2018 di bangsal RS Dr. Moewardi, pro kemoterapi lini I
siklus V
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluarga MTB (+) : disangkal
• Riwayat sesak napas : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
• Riwayat tuberkulosis : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat Diabetes Mellitus : disangkal
• Riwayat penyakit jantung : disangkal
• Riwayat penyakit keganasan : disangkal
Riwayat Kebiasaan
• Merokok : disangkal
• Minum alkohol : disangkal
• Memasak dengan kayu bakar : disangkal
• Mempunyai binatang peliharaan : disangkal
• Kontak dengan binatang : disangkal
• Lingkungan asap dan debu : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien merupakan seorang mahasiswi. Pasien berobat menggunakan fasilitas
layanan BPJS
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis dengan GCS
E4V5M6.
Tanda Vital
Tekanan darah : 98/56 mmHg
Frekuensi pernapasan : 23 x/menit
Frekuensi nadi : 112 x/menit, regular, isi kesan cukup
Suhu : 36,6°C
SpO2 : 97% (O2 4 lpm)
Cor : Kulit : warna kuning langsat, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak spider nevi (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra, tidak Kepala : bentuk mesocephal
kuat angkat Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II reguler, bising (-)
Telinga : deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
Paru (Anterior)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Inspeksi statis : permukaan dada kiri < kanan
Mulut : malokasi (-), maksila goyang (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), sianosis
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri < kanan
lidah simetris, tonsil T1-T1, faring hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-),
Palpasi : fremitus taktil kiri < kanan
gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)
Perkusi : sonor / redup pada SIC II kebawah
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), Jugular Venous Pressure
Batas jantung paru kanan : SIC II-III linea parasternalis
dalam batas normal, nyeri tekan (-), benjolan (-), leher kaku (-)
Batas jantung paru kiri : SIC II-V linea mid clavicula
Batas paru-hepar : SIC VI linea mid clavicularis
Auskultasi Abdomen :
Suara dasar : Trakheal di leher kanan/leher kiri, Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, spider nevi (-)
Bronkovesikuler di SIC II-III/ SIC II-III, Vesikuler : + / + menurun pada SIC Auskultasi : bising usus (+), dalam batas normal
II kebawah. Perkusi : timpani
Suara tambahan : Wheezing (-/-), Ronki basah kasar (-/-), Ronki Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
basah halus (-/-), Whispered pectorologue (-/-)

Paru (posterior)
Inspeksi statis : permukaan dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : fremitus taktil kiri < kanan
Perkusi : sonor / redup pada SIC II ke bawah
Batas paru-diafragma : SIC VII-VIII linea midscapula penanjakan
diafragma 5cm
Auskultasi Ekstremitas :
Suara dasar : Bronkovesikuler di SIC II-III/ SIC II-III, Vesikuler
(+/+ menurun pada SIC II kebawah)
Suara tambahan : Wheezing (+/+), Ronki basah kasar (+/+),
Egofoni (-/-), Whispered pectorologue (-/-)

Thoraks : dinding dada mengembang secara simetris, tidak didapatkan retraksi


dinding dada, venektasi (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANALISA GAS DARAH (AGD)
pH 7.470 ↑ 7.350-7.450 Hasil Pemeriksaan Laboratorium 31
BE 2.4 mmol//L -2 - +3
Agustus 2018 (pk 19.17)
H+ : 32.85
PCO2 36 mmHg 27.0-41.0
∆H : 1.78
PO2 79.0 ↓ mmHg 83.0-108.0 PAO2 : 183.16
Hematokrit 32 ↓ % 37-50 Target PAO2 : 208.66
HCO3 26.3 mmol/L 21.0-28.0 FiO2 Koreksi : 0.35
Total CO2 27.4 ↑ mmol/L 19.0-24.0 AaDO2 : 104.16
O2 Saturasi 97 % 94.0-98.0
HS : 246.87
Laktat arteri 1.80 mmol/L 0.36-0.75
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI RUTIN
Hemoglobin
Hematokrit
10.5 ↓
30 ↓
g/dL
%
12.3-15.3
33-45
Hasil Pemeriksaan Laboratorium 31
20.2 ↑

Agustus 2018 (pk 19.19)


Leukosit ribu/uL 4.5-14.5
Trombosit 316 ribu/uL 150-450
Eritrosit 3.44 ↓ juta/uL 4.10-5.10

MCV
MCH
87.3
30.5
INDEX ERITROSIT
/um
Pg
80.0-96.0
28.0-33.0
Kesan : anemia, leukositosis,
MCHC
RDW
35
14.6
g/dL
%
33.0-36.0
11.6-14.6
neutrofillia, limfopenia, peningkatan
7.1 ↓

SGPT
MPV Fl 7.2-11.1
PDW 16 ↓ % 25-65
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.10 % 0.00-4.00
Basofil 0.20 % 0.00-1.00
Neutrofil 92.90 ↑ % 55.00-80.00
Limfosit 2.80 ↓ % 33.00-48.00
Monosit 4.00 % 0.00 –6.00
HEMOSTASIS
PT 14.5 Detik 10.0-15.0
APTT 26.7 Detik 20.0-40.0
INR 1.150 -
KIMIA KLINIK
GDS 119 mg/dl 60-140
SGOT 43 ↑ u/L < 31
SGPT 30 u/L < 34
Bilirubin total 0,18 mg/dl 0-1
Protein total 4.5 ↓ g/dl 6,4-8,3
Albumin 3.9 g/dL 3.5-5.2
Kreatinin 0.6 u/L 0.6-1.1
Ureum 16 mg/dL <50
LDH 1943 ↑ u/l 140-300
ELEKTROLIT
Natrium darah 136 mmol/L 136-145
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thoraks PA (7 Agustus 2018)
Hasil bacaan foto thoraks PA/Lateral :
•Cor: batas kanan-kiri jantung tertutup perselubungan
•Paru: tampak opasitas homogen batas tegas tepi reguler dengan
obtuse angle (+) di mediastinum anterior.
•Tampak perselubungan homogen di hemithoraks bilateral
•Sinus costophrenicus kanan kiri anterior posterior tertutup
perselubungan
•Retrosternal dan retrocardiac space sebagian tertutup perselubungan
•Trakea di tengah
•Tampak skoliosis torakalis dengan konveksitas ke kanan
•Tampak terpasang WSD dengan tip terproyeksi setinggi SIC 6
posterior kiri
Kesimpulan:
•Opasitas homogen di mediastinum anterior dapat merupakan massa
mediastinum
•Efusi pleura bilateral dapat merupakan subpleural type pulomonal
metastase
•Terpasang WSD dengan tip terproyeksi setinggi SIC 6 posterior kiri
•Dekstroskoliosis torakalis
DAFTAR MASALAH
Sesak napas memberat sejak 7 hari SMRS, sesak napas dirasakan terus menerus
Anamnesis Batuk (+) sejak 7 hari SMRS disertai dahak putih kental
Penurunan nafsu makan (+)
Penurunan berat badan (+)
Riwayat mondok (+) pada 26-30 juli 2018 di bangsal RS Dr. Moewardi, pro kemoterapi I siklus VI
Tekanan darah : 98/56 mmHg
Pemeriksaan
Fisik Frekuensi napas : 23 x/menit

SpO2 : 97% (O2 4 lpm)

anemia, leukositosis, neutrofillia, limfopenia, peningkatan SGPT


Pemeriksaan
Penunjang
efusi pleura bilateral
Diagnosis Banding
Pneumonia
Tumor mediastinum
Efusi pleura sinistra paramaligna dd maligna

Asessment
Pneumonia komunitas KR II
Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V
Efusi pleura sinistra
Tatalaksana
Oksigenasi 3 lpm
Diet TKTP 1700 kkal
IVFD NaCl 0,9% 16 tpm
Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam
N-acetilsistein 3x200 mg

Planning
Rawat bangsal anggrek 1
Pemeriksaan sputum
AGD bila perburukan
KUVS / 8 jam
Prognosis
•Ad vitam : dubia
•Ad sanam : dubia
•Ad fungsionam : dubia
FOLLOW-UP
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Terintegrasi 2/08/2018 S: Sesak (+) berkurang, nyeri dada pada tempat WSD
1/08/2018 S: Sesak (+) berkurang, nyeri dada pada tempat WSD DPH 2 O:
DPH 1 O: 07.00 KU : sakit sedang, CM
07.00 KU : sakit sedang, CM VS : TD : 120/70 mmHg Nadi : 88x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 97% O2 3 lpm
VS : TD : 110/70 mmHg Nadi : 90x/ menit RR : 22x/ menit SpO2 : 99% O2 2 lpm Kepala : mesocephal
Kepala : mesocephal Mata: CA -/- SI -/-
Mata: CA -/- SI -/- Pulmo :
Pulmo : I : Pengembangan dada kiri< kanan
I : Pengembangan dada kiri< kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P : sonor/ redup di SIC IV ↓
P : sonor/ redup di SIC IV ↓ A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-)
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-) Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Abdomen : supel, NT (-)
Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A:
A:
1. Pneumonia komunitas KR II 1. Pneumonia komunitas KR II
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V 2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus
3. Efusi pleura sinistra V
3. Efusi pleura sinistra
P:
Terapi P:
1. O2 2 lpm Terapi
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 1. O2 3 lpm
3. Diet TKTP 1700 kkal 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam 3. Diet TKTP 1700 kkal
5. N asetil sistein 3x200mg 4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam 5. N asetil sistein 3x200mg
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam
Plan:
evaluasi WSD/ hari
Plan:
tunggu hasil sputum MO/G/K/R
evaluasi WSD/ hari
Monitoring: KUVS/8jam
tunggu hasil sputum MO/G/K/R
Evaluasi WSD: Monitoring: KUVS/8jam
Cairan 200 ml
Total 800 ml Evaluasi WSD:
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-) Cairan 800 ml
Total 1600 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
3/08/2018
FOLLOW-UP
S: Sesak (+) berkurang 4/08/2018 S: Sesak (+) berkurang
DPH 3 O: DPH 4 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : TD : 110/70 mmHg Nadi : 88x/ menit RR : 22x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal
VS : TD : 120/80 mmHg Nadi : 88x/ menit RR : 22x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm
Mata: CA -/- SI -/- Kepala : mesocephal
Pulmo : Mata: CA -/- SI -/-
I : Pengembangan dada kiri< kanan Pulmo :
P :Fremitus raba dada kiri < kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P : sonor/ redup di SIC IV ↓ P :Fremitus raba dada kiri < kanan
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-) P : sonor/ redup di SIC IV ↓
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
A: Abdomen : supel, NT (-)
1. Pneumonia komunitas KR II Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V A:
3. Efusi pleura sinistra 1. Pneumonia komunitas KR II
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V
P:
3. Efusi pleura sinistra
Terapi
1. O2 3 lpm
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm P:
3. Diet TKTP 1700 kkal Terapi
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam 1. O2 3 lpm
5. N asetil sistein 3x200mg 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam 3. Diet TKTP 1700 kkal
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam
Plan:
5. N asetil sistein 3x200mg
evaluasi WSD/ hari
rencana pleurodesis 6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam
tunggu hasil urinalisa
cek DR ulang Plan:
evaluasi WSD/ hari
Evaluasi WSD: rencana pleurodesis
Cairan 1300 ml tunggu hasil urinalisa
Total 2900 ml
cek DR ulang
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
3/08/2018 Hasil Pemeriksaan MO/G/K/R sputum
Organisme: Kocuria kristinae Evaluasi WSD:
Cairan 500 ml
Amoxicillin clavulanic acid sensitive Total 3400 ml
Levofloxacin sensitive Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Ampicillin sensitive
FOLLOW-UP
5/08/2018 S: sesak (+) 10/08/2018 S: sesak (+)
DPH 5 O: DPH 10 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : VS :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 98x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm TD : 110/80 mmHg Nadi : 82x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/- Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo : Pulmo :
I : Pengembangan dada kiri< kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P : sonor/ redup di SIC IV ↓ P : sonor/ redup di SIC IV ↓
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-) A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-)
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Abdomen : supel, NT (-) Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A: A:
1. Pneumonia komunitas KR II 1. Pneumonia komunitas KR II e.c Kocuria kristinae
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V 2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I
3. Efusi pleura sinistra siklus V
3. Efusi pleura sinistra
P:
Terapi P:
1. O2 3 lpm Terapi
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 1. O2 3 lpm
3. Diet TKTP 1700 kkal 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam 3. Diet TKTP 1700 kkal
5. N asetil sistein 3x200mg 4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam 5. N asetil sistein 3x200mg
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam
Plan:
evaluasi WSD/ hari Plan:
tunggu hasil sputum Mo/G/K/R evaluasi WSD/ hari

Evaluasi WSD: Evaluasi WSD:


Cairan 400 ml Cairan 1200 ml
Total 2800 ml Total 5600 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema subkutis (-) Undulasi (-), bubble (-), emfisema subkutis (-)
15/08/2018
FOLLOW-UP
S: Sesak (+) 21/08/2018 S: Sesak (+)
DPH 15 O: DPH 20 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : VS : TD : 110/60 mmHg Nadi : 99x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 99% O2 3 lpm
TD : 110/70 mmHg Nadi : 82x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm Kepala : mesocephal
Kepala : mesocephal Mata: CA -/- SI -/-
Mata: CA -/- SI -/- Pulmo :
Pulmo : I : Pengembangan dada kiri< kanan
I : Pengembangan dada kiri< kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P : sonor/ redup di SIC IV ↓
P : sonor/ redup di SIC IV ↓ A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-)
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-) Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Abdomen : supel, NT (-)
Abdomen : supel, NT (-) Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik A:
A: 1. Pneumonia komunitas KR II (perbaikan)
1. Pneumonia komunitas KR II e.c Kocuria kristinae 2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I 3. Efusi pleura sinistra
siklus V Dengan masalah :
3. Efusi pleura sinistra - Hipoalbumin (3,0)
P:
P: Terapi
Terapi 1. O2 3 lpm
1. O2 3 lpm 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 3. Diet TKTP 1700 kkal
3. Diet TKTP 1700 kkal 4. N asetil sistein 3x200mg
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam 5. Injeksi ranitidine 1 am/12 jam
5. N asetil sistein 3x200mg 6. VIP albumin 3x1
6. Pamol 500 mg/8 jam 7. Inj. Aminofluid 1amp/24jam

Plan: Evaluasi WSD:


evaluasi WSD/ hari Cairan 500 ml
Total 8600 ml
Evaluasi WSD: Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Cairan 800 ml
Total 5600 ml Monitoring: KUVS/8jam
Undulasi (-), bubble (-), emfisema subkutis (-)
22/08/2018
FOLLOW-UP
S: Sesak (+) 23/08/2018 S: Sesak (+)
DPH 21 DPH 22
O: O:
07.00 07.00
KU : sakit sedang, CM KU : sakit sedang, CM
VS : TD : 120/80 mmHg Nadi : 82x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm VS : TD 120/80, N 80x RR 20x SpO2 99% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/- Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo : Pulmo :
I : Pengembangan dada kiri< kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P : sonor/ redup di SIC IV ↓ P : sonor/ redup di SIC IV ↓
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-) A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV , Wheezing (-/-), RBK (-/-)
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Abdomen : supel, NT (-) Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A: A:
1. Pneumonia komunitas KR II ec kocuria kristinae (klinis perbaikan (perbaikan) 1. Pneumonia komunitas KR II ec kocuria kristinae (klinis (perbaikan)
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I 2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I siklus V
siklus V 3. Efusi pleura (s)
3. Efusi pleura sinistra Dengan masalah : Hipoalbumin (3,0)
Dengan masalah :
- Hipoalbumin (3,0) P:
P: Terapi
Terapi 1. O2 3 lpm
1. O2 3 lpm 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 3. Diet TKTP 1700 kkal
3. Diet TKTP 1700 kkal 4. N asetil cystein 3x200mg
4. N asetil cystein 3x200mg 5. Injeksi ranitidine 1 am/12 jam
5. Injeksi ranitidine 1 am/12 jam 6. VIP albumin 3x1
6. VIP albumin 3x1 7. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
7. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
Evaluasi WSD:
Evaluasi WSD: Cairan 100 ml
Cairan 300 ml Total 9000 ml
Total 8900 ml Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Monitoring: KUVS/8jam
Monitoring: KUVS/8jam
24/08/2018
FOLLOW-UP
S: Sesak (+) berkurang 25/08/2018 S: Sesak (+) berkurang
DPH 23
O: DPH 24 O:
07.00
KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : TD 130/90, N 89x R 20x SpO2 98% O2 3 lpm VS : TD 120/80, N 82x R 20x SpO2 99% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/-
Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo :
Pulmo : I : Pengembangan dada kiri< kanan
I : Pengembangan dada kiri< kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P : sonor/ redup di SIC VII ↓
P : sonor/ redup di SIC VI ↓ A : SDV +/ SDV ↓ di SIC VI, Wheezing (-/-), RBK (-/-)
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC VI, Wheezing (-/-), RBK (-/-) Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Abdomen : supel, NT (-)
Abdomen : supel, NT (-) Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A:
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan)
A: 2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I siklus V
1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan) 3. Efusi pleura (s)
2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I
siklus V
3. Efusi pleura (s) P:
P: Terapi
Terapi 1. O2 3 lpm
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
1. O2 3 lpm
3. Diet TKTP 1700 kkal
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 4. N asetil cystein 3x200mg
3. Diet TKTP 1700 kkal 5. VIP albumin 3x1
4. N asetil cystein 3x200mg 6. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
5. Injeksi ranitidine 1 am/12 jam Plan: pro pigtail
6. VIP albumin 3x1
7. Inj. Aminofluid 1amp/24jam Evaluasi WSD:
Plan: pro pigtail Cairan 500 ml
Total 9900 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Evaluasi WSD:
Cairan 400 ml Monitoring: KUVS/8jam
Total 9400 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Monitoring: KUVS/8jam
FOLLOW-UP
26/08/2018 S: Sesak (+) berkurang 27/08/2018 S: Sesak (+) berkurang
DPH 25 O: DPH 26 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 99% O2 3 lpm VS : TD 110/80, N 80x R 21x SpO2 99% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/- Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo : Pulmo :
I : Pengembangan dada kiri< kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P : sonor/ redup di SIC VII ↓ P : sonor/ redup di SIC VII ↓
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC VI, Wheezing (-/-), RBK (-/-) A : SDV +/ SDV ↓ di SIC VI, Wheezing (-/-), RBK (-/-)
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Abdomen : supel, NT (-) Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A: A:
1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan) 1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan)
2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I 2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I siklus V
siklus V 3. Efusi pleura (s)
3. Efusi pleura (s) P:
P: Terapi
Terapi 1. O2 3 lpm
1. O2 3 lpm 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 3. Diet TKTP 1700 kkal
3. Diet TKTP 1700 kkal 4. N asetil cystein 3x200mg
4. N asetil cystein 3x200mg 6. VIP albumin 3x1
5. Injeksi ranitidine 1 am/12 jam 7. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
6. VIP albumin 3x1 Plan: pro pigtail
7. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
Plan: pro pigtail Evaluasi WSD:
Cairan 100 ml
Evaluasi WSD: Total 10200 ml
Cairan 200 ml Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Total 10100 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-) Monitoring: KUVS/8jam

Monitoring: KUVS/8jam
FOLLOW-UP
28/08/2018 S: Sesak (+) berkurang 29/08/2018 S: Sesak (+) berkurang
DPH 27 O: DPH 28 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 98% O2 3 lpm VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 98% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/- Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo : Pulmo :
I : Pengembangan dada kiri< kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P : sonor/ redup di SIC VIII ↓ P : sonor/ redup di SIC VIII ↓
A : SDV +/ SDV +, Wheezing (-/-), RBK (-/-) A : SDV +/ SDV +, Wheezing (-/-), RBK (-/-)
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Abdomen : supel, NT (-) Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A: A:
1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan) 1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan)
2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I 2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I siklus V
siklus V 3. Efusi pleura (s)
3. Efusi pleura (s) P:
P: Terapi
Terapi 1. O2 3 lpm
1. O2 3 lpm 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 3. Diet TKTP 1700 kkal
3. Diet TKTP 1700 kkal 4. N asetil cystein 3x200mg
4. N asetil cystein 3x200mg 5. VIP albumin 3x1
5. Injeksi ranitidine 1 am/12 jam 6. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
6. VIP albumin 3x1 Plan: pro pigtail
7. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
Plan: pro pigtail Evaluasi WSD:
Cairan 300 ml
Evaluasi WSD: Total 10900 ml
Cairan 400 ml Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Total 10600 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-) Monitoring: KUVS/8jam

Monitoring: KUVS/8jam
FOLLOW-UP
30/08/2018 S: Sesak (+) berkurang 31/08/2018 S: Nyeri dada kiri
DPH 29 O: DPH 30 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 98% O2 3 lpm
VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 98% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal
Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo : Mata: CA -/- SI -/-
I : Pengembangan dada kiri< kanan Pulmo :
P :Fremitus raba dada kiri < kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P : sonor/ redup di SIC VIII ↓ P :Fremitus raba dada kiri < kanan
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC VI , Wheezing (-/-), RBK (-/-) P : sonor/ redup di SIC VI ↓
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – A : SDV +/ SDV ↓ di SIC VI, Wheezing (-/-), RBK (-/-)
Abdomen : supel, NT (-) Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
Abdomen : supel, NT (-)
A:
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan)
2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I A:
siklus V 1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan)
3. Efusi pleura (s) 2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 prokemoterapi lini I
siklus V
P: 3. Efusi pleura (s)
Terapi
1. O2 3 lpm P:
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
Terapi
3. Diet TKTP 1700 kkal
1. O2 3 lpm
4. N asetil cystein 3x200mg
5. VIP albumin 3x1 2. IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
3. Diet TKTP 1700 kkal
Evaluasi WSD: 4. N asetil cystein 3x200mg
Cairan 300 ml 5. VIP albumin 3x1
Total 11200 ml Plan: BLPL
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-) Evaluasi WSD:
Cairan 200 ml
Monitoring: KUVS/8jam
Total 11400 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
Anamnesis
Seorang perempuan usia 21 tahun  Keluhan penyerta :
keluhan : sesak nafas sejak kurang lebih  batuk dengan dahak putih kental.
2 hari SMRS  adanya penurunan nafsu makan dan disertai
 Sesak napas dirasakan terus menerus tidak penurunan berat badan.
dipengaruhi oleh aktivitas
 Riwayat terbangun malam hari karena sesak Keluhan : Demam, sumer-sumer, mual
napas disangkal dan muntah disangkal.
 Sesak napas juga tidak diperberat oleh cuaca
dan debu
 Riwayat alergi makanan atau obat-obatan
disangkal
Kemungkinan asma dapat
disingkirkan
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rontgen thorax :
 Opasitas homogen di mediastinum anterior dapat merupakan massa mediastinum dan efusi pleura bilateral
yang dapat merupakan subpleural type pulmonal metastasis. mengarahkan atau curiga adanya suatu
Thymoma, limfoma, dan germ cell tumor.

Thymoma
 Suatu tumor mediastinum anterior yang berasal dari kelenjar timus
 Paling banyak angka kejadiannya sekitar 47%
 Dapat muncul pada semua umur, dengan kejadian terbanyak umur 35 tahun dan 50 tahun.
 Gejala : pasien mengeluhkan sesak napas secara terus-menerus dan batuk (Roberts & Kasier, 2008; Fuhler & Houseman, 2008).
 Dapat menginvasif area terdekat dari mediastinum yaitu perikardium ataupun pleura, hal ini dapat ditunjukkan dari hasil rontgen
toraks PA lateral adanya gambaran efusi pleura bilateral yang dapat merupakan subpleural type pulmonal metastasis yang terjadi
karena adanya peningkatan tekanan di dalam pleura oleh pendesakan dari thymoma sehingga menyebabkan terjadinya efusi pleura
(PDPI, 2003).
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Analisis Gas Darah :
 Alkalosis respiratorik mix metabolik.
Laboratorium Darah (31 Julis 2018) :
 Peningkatan leukosit (20,2 rb/uL)
 Peningkatan enzim hepar SGOT dan SGPT
Foto thoraks  didapatkan massa mediastinum
CT scan toraks  didapati massa pada mediastinum anterior
FNA biopsi dengan tuntunan CT Scan toraks didapatkan massa mediastinum tidak ditemukan tanda
keganasan (PDPI, 2003).
ANALISIS KASUS
Penentuan Staging
Dilihat dari pembagian staging Masaoka diatas pada pasien ini dapat disimpulkan bahwa thymoma
yang diderita pasien sudah memasuki stage IV B karena telah menginvasi organ sekitar yaitu
pleura (PDPI, 2003).

Masaoka staging : Penanganan pada thymoma:


Stage I : Makroskopis dan mikroskopis masih terletak Stage I : Hanya diperlukan tindakan reseksi
di dalam kapsul. Stage II : Reseksi dan/tanpa radiotherapy adjuvant
Stage IIA: Mikroskopis telah terjadi invasi ke kapsul. Stage III : Reseksi dilanjutkan dengan radiotherapy
Stage IIB : Telah terjadi invasi ke jaringan adjuvant.
lemak sekitar. Stage IV : Chemotherapy tanpa tindakan bedah.
Stage III : Telah invasi ke organ sekitar (perikardium,
paru, pembuluh besar)
Stage IVA : Metastasis lympogen atau hematogen
Stage IVB : Invasi ke pleura dan menembus
perikardial.
ANALISIS KASUS
Tatalaksana
Rawat di bangsal paru RSDM
Terapi O2 3 lpm untuk meningkatkan uptake O2
Nebulisasi N-acetyl cystein /8 jam sebagai pengencer dan memecah kekentalan dahak karena pada pasien ini juga mengalami keluhan batuk
berdahak putih kental
Diet TKTP 1500 kkal untuk menangani penurunan nafsu makan disertai penurunan berat badan
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Infus Aminofilin 1 Fl / 24 jam sebagai bronkodilator
VIP Albumin 3x1 untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kadar albumin dan hemoglobin.
Injeksi ampicillin sulbactam 1,5mg/8jam selama 15 hari sebagai terapi antibiotik empirik terhadap Pneumonia  Perbaikan kondisi didapatkan
pada pasien  pemberian antibiotik dihentikan
Terpasang Pigtail Catheter yang berfungsi sebagai alat evakuasi cairan di cavum pleura sinistra yang mengakibatkan efusi pleura.

Pasien sudah mengalami perbaikan kondisi dan terpasang alat evakuasi cairan yang dapat
dilakukan secara mandiri, sehingga dapat dipulangkan.
Pasien perempuan usia 21 tahun dengan keluhan sesak nafas terus-menerus yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas
sejak 2 hari SMRS. Sesak nafas tidak diperberat oleh cuaca dan debu. Pasien juga mengeluhkan batuk dengan dahak
putih kental sejak 7 hari SMRS. Pasien mengaku adanya penurunan nafsu makan dan disertai penurunan berat badan.
Pasien merupakan pasien rujukan dari RS Dr. Oen Sawit dengan tumor mediastinum dan efusi pleura. Pasien pernah
mondok pada 22-26 juli 2018 di bangsal RS Dr. Moewardi, pro kemoterapi lini I siklus V. Berdasarkan hasil pemeriksaan
rontgen thorax (7 Agustus 2018) didapatkan opasitas homogen di mediastinum anterior dapat merupakan massa
mediastinum dan efusi pleura bilateral yang dapat merupakan subpleural type pulmonal metastasis. Pasien saat ini
dirawat di bangsal paru RSDM dengan pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae, tumor mediastinum jenis tumor
masaoka IV B Ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V dan efusi pleura sinistra. Hasil AGD terakhir (31 Agustus 2018).
didapatkan kesan alkolisis metabolik terkompensasi sebagian. Di bangsal paru RSDM pasien mendapatkan terapi O2 3
lpm, IVFD NaCl 0,9% 20 tpm, diet TKTP 1700 kkal, N-Acetylcysteine 3x200mg, dan VIP albumin 3x1. Hasil evaluasi
WSD tanggal 31 Agustus 2018 total cairan 11400 ml.

KESIMPULAN
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai