Di Indonesia :
- Prevalensi pneumonia tahun 2013 = 4,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
- Pneumonia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit, dengan
proporsi kasus 53,95% laki-laki dan 46,05% perempuan.
- Pneumonia memiliki tingkat crude fatality rate (CFR) yang tinggi, yaitu 7,6% (PDPI, 2014).
- Prevalensi pneumonia pada usia lanjut mencapai 15,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA
A. PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan saluran pernafasan akut
yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
respiratorius dan alveoli
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Pneumonia bakterial/tipikal (Streptococcus pneumonia,
Haemophillus influenza, Staphylococcus aureus)
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Pneumonia komunitas (community-
acquired pneumonia)
Pneumonia lobaris
Berdasarkan Bronkopneumonia
predileksi infeksi
Pneumonia
interstisial
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA
PATOFISIOLOGI
Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak 4 zona pada
daerah parasitik terset yaitu :
Zona luar: alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema.
Zona permulaan konsolidasi: terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah.
Zona konsolidasi yang luas: daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah
PMN yang banyak.
Zona resolusi: daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan
alveolar makrofag.
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA
Sesak
Takipneu
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
• Peningkatan jumlah leukosit (>10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul)
• Hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri
• Peningkatan LED
• Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati
• Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis
respiratorik.
Gambaran radiologik
• Foto toraks
• Gambaran konsolidasi dengan “air bronchogram” (pneumonia lobaris) Streptococcus pneumoniae.
• Gambaran konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan, kadang-kadang dapat mengenai
beberapa lobus kuman klebsiela.
• Gambaran infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia kuman pseudomonas
• Gambaran lainnya yang khas yaitu penebalan (“bulging”) fisura interlobar.
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA
PNEUMONIA KOMUNITI
Diagnosis pasti ditegakkan apabila pada foto toraks terdapat
infiltrat baru/progresif, ditambah dengan 2 atau lebih gejala
di bawah ini:
Batuk-batuk bertambah
Perubahan karakteristik dahak/purulen
Suhu tubuh ≥ 38⁰C (aksilla)/riwayat demam
PF: tanda konsolidasi (+), suara napas bronkial dan ronki
Lekosit ≥10.000 atau <4500
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA
17
PENDAHULUAN
TINJAUAN STATUS PASIEN PENUTUP
PUSTAKA
PENGOBATAN
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan
suportif
22
TERAPI ANTIBIOTIK PADA
CAP RAWAT ICU DAN NON ICU
23 30
FAKTOR KOMORBID
24
FAKTOR RESIKO KUMAN PATOGEN MDR
25
ANTIBIOTIK EMPIRIS VAP
RISIKO MRSA DAN ANTI PSEUDOMONAS
26
TERAPI EMPIRIS HAP :
Risiko tinggi mortalitas (-) &
Faktor MRSA (-)
27
TERAPI EMPIRIS HAP :
RISIKO MORTALITAS (-) & RISIKO MRSA (+)
28
TERAPI EMPIRIS HAP :
RISIKO MORTALITAS (+) &
PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA 90 HARI
Hindari 2 agen beta-laktam, dua dari :
Piperasilin-tazobaktam 4.5 g/6 jam
Atau
Sefepime atau seftazidime 2 g/ 8 jam Ditambah
Atau Vankomisin 15 mg/kg/8–12 jam
Levofloksasin 750 mg/hari tujuan target kadar15–20 mg/mL
Ciprofloksasin 400 mg/8 jam tercapai (pertimbangan loading
Atau dosis pada kasus berat 25–30 mg/kg)
Imipenem 500 mg/6 jam
Meropenem 1 g /8 jam Atau
Atau
Amikasin 15–20 mg/kg/hari Linezolid 600 mg/12 jam
Gentamisin 5–7 mg/kg/hari
Tobramisin 5–7 mg/kg /hari
Atau
Aztreonam 2 g/8jam 29
KOMPLIKASI
Efusi pleura
Empiema
Abses paru
Pneumothoraks
Gagal napas
Sepsis
TIMOMA
tumor yang berasal dari epitel thymus
Klasifikasi :
Staging:
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Gejala dan tanda yang timbul tergantung pada organ yang terlibat:
• Batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi pada trakea
dan/atau bronkus utama,
• Disfagia muncul bila terjadi penekanan atau invasi ke esofagus
• Suara serak dan batuk kering muncul bila nervus laringel terlibat, paralisis diafragma
timbul apabila penekanan nervus frenikus
• Nyeri dinding dada terjadi bila tumor terlalu besar dan terjadi penekanan pada
jaringan sekitar.
Pemeriksaan fisik
• Tergantung lokasi, ukuran dan keterbatasan organ lain, misalnya telah terjadi
penekanan ke organ sekitarnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thoraks (lokasi tumor, anterior, medial atau posterior, dan gambaran massa dengan pinggir licin dan kadang tampak kalsifikasi)
CT-Scan toraks dengan kontras (mendeskripsi lokasi dan mendeskripsi kelainan tumor secara lebih baik, untuk menentukan perkiraan
jenis tumor, menentukan stage)
MRI (Magnetic Resonance Imaging) (menentukan apakah telah terjadi invasi atau belum)
Endoskopi
Patologi Anatomi
Tindakan Bedah
Tatalaksana timoma
• Pembedahan
• Radioterapi
• Kemoterpai
Prognosis
• Masaoka menghitung umur tahan hidup 5 tahun berdasarkan
staging penyakit, 92,6% untuk stage I, 85,7% untuk stage II,
69,6% untuk stage III dan 50% untuk stageIV.
EFUSI PLEURA
Thoracosentesis
Chest tube
Pelurodesis
pembedahan
STATUS PASIEN
STATUS PASIES
Identitas Pasien
• Nama : Nn. NA
• Tanggal lahir : 27 September 1997 (21 tahun)
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Sawit, Boyolali
• Status : Belum Menikah
• Pekerjaan : Mahasiswa
• Tanggal masuk : 31 Juli 2018
• Tanggal pemeriksaan : 28 Agustus 2018 – 31 Agustus 2018
• Nomor rekam medis : 01394653
Keluhan Utama
• Sesak nafas
Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis dengan GCS
E4V5M6.
Tanda Vital
Tekanan darah : 98/56 mmHg
Frekuensi pernapasan : 23 x/menit
Frekuensi nadi : 112 x/menit, regular, isi kesan cukup
Suhu : 36,6°C
SpO2 : 97% (O2 4 lpm)
Cor : Kulit : warna kuning langsat, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak spider nevi (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)
Palpasi : iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicularis sinistra, tidak Kepala : bentuk mesocephal
kuat angkat Mata : konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+),
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II reguler, bising (-)
Telinga : deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
Paru (Anterior)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Inspeksi statis : permukaan dada kiri < kanan
Mulut : malokasi (-), maksila goyang (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), sianosis
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri < kanan
lidah simetris, tonsil T1-T1, faring hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-),
Palpasi : fremitus taktil kiri < kanan
gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)
Perkusi : sonor / redup pada SIC II kebawah
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), Jugular Venous Pressure
Batas jantung paru kanan : SIC II-III linea parasternalis
dalam batas normal, nyeri tekan (-), benjolan (-), leher kaku (-)
Batas jantung paru kiri : SIC II-V linea mid clavicula
Batas paru-hepar : SIC VI linea mid clavicularis
Auskultasi Abdomen :
Suara dasar : Trakheal di leher kanan/leher kiri, Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, spider nevi (-)
Bronkovesikuler di SIC II-III/ SIC II-III, Vesikuler : + / + menurun pada SIC Auskultasi : bising usus (+), dalam batas normal
II kebawah. Perkusi : timpani
Suara tambahan : Wheezing (-/-), Ronki basah kasar (-/-), Ronki Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
basah halus (-/-), Whispered pectorologue (-/-)
Paru (posterior)
Inspeksi statis : permukaan dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : fremitus taktil kiri < kanan
Perkusi : sonor / redup pada SIC II ke bawah
Batas paru-diafragma : SIC VII-VIII linea midscapula penanjakan
diafragma 5cm
Auskultasi Ekstremitas :
Suara dasar : Bronkovesikuler di SIC II-III/ SIC II-III, Vesikuler
(+/+ menurun pada SIC II kebawah)
Suara tambahan : Wheezing (+/+), Ronki basah kasar (+/+),
Egofoni (-/-), Whispered pectorologue (-/-)
MCV
MCH
87.3
30.5
INDEX ERITROSIT
/um
Pg
80.0-96.0
28.0-33.0
Kesan : anemia, leukositosis,
MCHC
RDW
35
14.6
g/dL
%
33.0-36.0
11.6-14.6
neutrofillia, limfopenia, peningkatan
7.1 ↓
SGPT
MPV Fl 7.2-11.1
PDW 16 ↓ % 25-65
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.10 % 0.00-4.00
Basofil 0.20 % 0.00-1.00
Neutrofil 92.90 ↑ % 55.00-80.00
Limfosit 2.80 ↓ % 33.00-48.00
Monosit 4.00 % 0.00 –6.00
HEMOSTASIS
PT 14.5 Detik 10.0-15.0
APTT 26.7 Detik 20.0-40.0
INR 1.150 -
KIMIA KLINIK
GDS 119 mg/dl 60-140
SGOT 43 ↑ u/L < 31
SGPT 30 u/L < 34
Bilirubin total 0,18 mg/dl 0-1
Protein total 4.5 ↓ g/dl 6,4-8,3
Albumin 3.9 g/dL 3.5-5.2
Kreatinin 0.6 u/L 0.6-1.1
Ureum 16 mg/dL <50
LDH 1943 ↑ u/l 140-300
ELEKTROLIT
Natrium darah 136 mmol/L 136-145
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thoraks PA (7 Agustus 2018)
Hasil bacaan foto thoraks PA/Lateral :
•Cor: batas kanan-kiri jantung tertutup perselubungan
•Paru: tampak opasitas homogen batas tegas tepi reguler dengan
obtuse angle (+) di mediastinum anterior.
•Tampak perselubungan homogen di hemithoraks bilateral
•Sinus costophrenicus kanan kiri anterior posterior tertutup
perselubungan
•Retrosternal dan retrocardiac space sebagian tertutup perselubungan
•Trakea di tengah
•Tampak skoliosis torakalis dengan konveksitas ke kanan
•Tampak terpasang WSD dengan tip terproyeksi setinggi SIC 6
posterior kiri
Kesimpulan:
•Opasitas homogen di mediastinum anterior dapat merupakan massa
mediastinum
•Efusi pleura bilateral dapat merupakan subpleural type pulomonal
metastase
•Terpasang WSD dengan tip terproyeksi setinggi SIC 6 posterior kiri
•Dekstroskoliosis torakalis
DAFTAR MASALAH
Sesak napas memberat sejak 7 hari SMRS, sesak napas dirasakan terus menerus
Anamnesis Batuk (+) sejak 7 hari SMRS disertai dahak putih kental
Penurunan nafsu makan (+)
Penurunan berat badan (+)
Riwayat mondok (+) pada 26-30 juli 2018 di bangsal RS Dr. Moewardi, pro kemoterapi I siklus VI
Tekanan darah : 98/56 mmHg
Pemeriksaan
Fisik Frekuensi napas : 23 x/menit
Asessment
Pneumonia komunitas KR II
Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V
Efusi pleura sinistra
Tatalaksana
Oksigenasi 3 lpm
Diet TKTP 1700 kkal
IVFD NaCl 0,9% 16 tpm
Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam
N-acetilsistein 3x200 mg
Planning
Rawat bangsal anggrek 1
Pemeriksaan sputum
AGD bila perburukan
KUVS / 8 jam
Prognosis
•Ad vitam : dubia
•Ad sanam : dubia
•Ad fungsionam : dubia
FOLLOW-UP
Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Terintegrasi 2/08/2018 S: Sesak (+) berkurang, nyeri dada pada tempat WSD
1/08/2018 S: Sesak (+) berkurang, nyeri dada pada tempat WSD DPH 2 O:
DPH 1 O: 07.00 KU : sakit sedang, CM
07.00 KU : sakit sedang, CM VS : TD : 120/70 mmHg Nadi : 88x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 97% O2 3 lpm
VS : TD : 110/70 mmHg Nadi : 90x/ menit RR : 22x/ menit SpO2 : 99% O2 2 lpm Kepala : mesocephal
Kepala : mesocephal Mata: CA -/- SI -/-
Mata: CA -/- SI -/- Pulmo :
Pulmo : I : Pengembangan dada kiri< kanan
I : Pengembangan dada kiri< kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P : sonor/ redup di SIC IV ↓
P : sonor/ redup di SIC IV ↓ A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-)
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-) Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Abdomen : supel, NT (-)
Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A:
A:
1. Pneumonia komunitas KR II 1. Pneumonia komunitas KR II
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V 2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus
3. Efusi pleura sinistra V
3. Efusi pleura sinistra
P:
Terapi P:
1. O2 2 lpm Terapi
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 1. O2 3 lpm
3. Diet TKTP 1700 kkal 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam 3. Diet TKTP 1700 kkal
5. N asetil sistein 3x200mg 4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam 5. N asetil sistein 3x200mg
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam
Plan:
evaluasi WSD/ hari
Plan:
tunggu hasil sputum MO/G/K/R
evaluasi WSD/ hari
Monitoring: KUVS/8jam
tunggu hasil sputum MO/G/K/R
Evaluasi WSD: Monitoring: KUVS/8jam
Cairan 200 ml
Total 800 ml Evaluasi WSD:
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-) Cairan 800 ml
Total 1600 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
3/08/2018
FOLLOW-UP
S: Sesak (+) berkurang 4/08/2018 S: Sesak (+) berkurang
DPH 3 O: DPH 4 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : TD : 110/70 mmHg Nadi : 88x/ menit RR : 22x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal
VS : TD : 120/80 mmHg Nadi : 88x/ menit RR : 22x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm
Mata: CA -/- SI -/- Kepala : mesocephal
Pulmo : Mata: CA -/- SI -/-
I : Pengembangan dada kiri< kanan Pulmo :
P :Fremitus raba dada kiri < kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P : sonor/ redup di SIC IV ↓ P :Fremitus raba dada kiri < kanan
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-) P : sonor/ redup di SIC IV ↓
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
A: Abdomen : supel, NT (-)
1. Pneumonia komunitas KR II Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V A:
3. Efusi pleura sinistra 1. Pneumonia komunitas KR II
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V
P:
3. Efusi pleura sinistra
Terapi
1. O2 3 lpm
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm P:
3. Diet TKTP 1700 kkal Terapi
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam 1. O2 3 lpm
5. N asetil sistein 3x200mg 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam 3. Diet TKTP 1700 kkal
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam
Plan:
5. N asetil sistein 3x200mg
evaluasi WSD/ hari
rencana pleurodesis 6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam
tunggu hasil urinalisa
cek DR ulang Plan:
evaluasi WSD/ hari
Evaluasi WSD: rencana pleurodesis
Cairan 1300 ml tunggu hasil urinalisa
Total 2900 ml
cek DR ulang
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
3/08/2018 Hasil Pemeriksaan MO/G/K/R sputum
Organisme: Kocuria kristinae Evaluasi WSD:
Cairan 500 ml
Amoxicillin clavulanic acid sensitive Total 3400 ml
Levofloxacin sensitive Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Ampicillin sensitive
FOLLOW-UP
5/08/2018 S: sesak (+) 10/08/2018 S: sesak (+)
DPH 5 O: DPH 10 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : VS :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 98x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm TD : 110/80 mmHg Nadi : 82x/ menit RR : 20x/ menit SpO2 : 98% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/- Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo : Pulmo :
I : Pengembangan dada kiri< kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P : sonor/ redup di SIC IV ↓ P : sonor/ redup di SIC IV ↓
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-) A : SDV +/ SDV ↓ di SIC IV, RBK (-/-), wheezing (-/-)
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Abdomen : supel, NT (-) Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A: A:
1. Pneumonia komunitas KR II 1. Pneumonia komunitas KR II e.c Kocuria kristinae
2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V 2. Tumor mediastinum jenis thymoma masaoka IV B ps 70-80 pro kemoterapi lini I
3. Efusi pleura sinistra siklus V
3. Efusi pleura sinistra
P:
Terapi P:
1. O2 3 lpm Terapi
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 1. O2 3 lpm
3. Diet TKTP 1700 kkal 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam 3. Diet TKTP 1700 kkal
5. N asetil sistein 3x200mg 4. Injeksi Ampicilin sulbactam 1,5 mg / 8 jam
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam 5. N asetil sistein 3x200mg
6. Inj. Ketorolac 20 mg/8jam
Plan:
evaluasi WSD/ hari Plan:
tunggu hasil sputum Mo/G/K/R evaluasi WSD/ hari
Monitoring: KUVS/8jam
FOLLOW-UP
28/08/2018 S: Sesak (+) berkurang 29/08/2018 S: Sesak (+) berkurang
DPH 27 O: DPH 28 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 98% O2 3 lpm VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 98% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/- Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo : Pulmo :
I : Pengembangan dada kiri< kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P :Fremitus raba dada kiri < kanan P :Fremitus raba dada kiri < kanan
P : sonor/ redup di SIC VIII ↓ P : sonor/ redup di SIC VIII ↓
A : SDV +/ SDV +, Wheezing (-/-), RBK (-/-) A : SDV +/ SDV +, Wheezing (-/-), RBK (-/-)
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Abdomen : supel, NT (-) Abdomen : supel, NT (-)
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
A: A:
1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan) 1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan)
2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I 2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I siklus V
siklus V 3. Efusi pleura (s)
3. Efusi pleura (s) P:
P: Terapi
Terapi 1. O2 3 lpm
1. O2 3 lpm 2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm 3. Diet TKTP 1700 kkal
3. Diet TKTP 1700 kkal 4. N asetil cystein 3x200mg
4. N asetil cystein 3x200mg 5. VIP albumin 3x1
5. Injeksi ranitidine 1 am/12 jam 6. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
6. VIP albumin 3x1 Plan: pro pigtail
7. Inj. Aminofluid 1amp/24jam
Plan: pro pigtail Evaluasi WSD:
Cairan 300 ml
Evaluasi WSD: Total 10900 ml
Cairan 400 ml Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
Total 10600 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-) Monitoring: KUVS/8jam
Monitoring: KUVS/8jam
FOLLOW-UP
30/08/2018 S: Sesak (+) berkurang 31/08/2018 S: Nyeri dada kiri
DPH 29 O: DPH 30 O:
07.00 KU : sakit sedang, CM 07.00 KU : sakit sedang, CM
VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 98% O2 3 lpm
VS : TD 120/80, N 80x R 21x SpO2 98% O2 3 lpm
Kepala : mesocephal
Kepala : mesocephal
Mata: CA -/- SI -/-
Pulmo : Mata: CA -/- SI -/-
I : Pengembangan dada kiri< kanan Pulmo :
P :Fremitus raba dada kiri < kanan I : Pengembangan dada kiri< kanan
P : sonor/ redup di SIC VIII ↓ P :Fremitus raba dada kiri < kanan
A : SDV +/ SDV ↓ di SIC VI , Wheezing (-/-), RBK (-/-) P : sonor/ redup di SIC VI ↓
Cor : BJ 1 2 reguler, murmur – A : SDV +/ SDV ↓ di SIC VI, Wheezing (-/-), RBK (-/-)
Abdomen : supel, NT (-) Cor : BJ 1 2 reguler, murmur –
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
Abdomen : supel, NT (-)
A:
Ekstremitas : Akral hangat +/+/+/+, CRT < 2 detik
1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan)
2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 post kemoterapi lini I A:
siklus V 1. Pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae (klinis perbaikan)
3. Efusi pleura (s) 2. Tumor mediastinum jenis tumor masaoka IV B ps 70-80 prokemoterapi lini I
siklus V
P: 3. Efusi pleura (s)
Terapi
1. O2 3 lpm P:
2. IVFD NaCL 0.9% 20 tpm
Terapi
3. Diet TKTP 1700 kkal
1. O2 3 lpm
4. N asetil cystein 3x200mg
5. VIP albumin 3x1 2. IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
3. Diet TKTP 1700 kkal
Evaluasi WSD: 4. N asetil cystein 3x200mg
Cairan 300 ml 5. VIP albumin 3x1
Total 11200 ml Plan: BLPL
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-) Evaluasi WSD:
Cairan 200 ml
Monitoring: KUVS/8jam
Total 11400 ml
Undulasi (-), bubble (-), emfisema (-)
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
Anamnesis
Seorang perempuan usia 21 tahun Keluhan penyerta :
keluhan : sesak nafas sejak kurang lebih batuk dengan dahak putih kental.
2 hari SMRS adanya penurunan nafsu makan dan disertai
Sesak napas dirasakan terus menerus tidak penurunan berat badan.
dipengaruhi oleh aktivitas
Riwayat terbangun malam hari karena sesak Keluhan : Demam, sumer-sumer, mual
napas disangkal dan muntah disangkal.
Sesak napas juga tidak diperberat oleh cuaca
dan debu
Riwayat alergi makanan atau obat-obatan
disangkal
Kemungkinan asma dapat
disingkirkan
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rontgen thorax :
Opasitas homogen di mediastinum anterior dapat merupakan massa mediastinum dan efusi pleura bilateral
yang dapat merupakan subpleural type pulmonal metastasis. mengarahkan atau curiga adanya suatu
Thymoma, limfoma, dan germ cell tumor.
Thymoma
Suatu tumor mediastinum anterior yang berasal dari kelenjar timus
Paling banyak angka kejadiannya sekitar 47%
Dapat muncul pada semua umur, dengan kejadian terbanyak umur 35 tahun dan 50 tahun.
Gejala : pasien mengeluhkan sesak napas secara terus-menerus dan batuk (Roberts & Kasier, 2008; Fuhler & Houseman, 2008).
Dapat menginvasif area terdekat dari mediastinum yaitu perikardium ataupun pleura, hal ini dapat ditunjukkan dari hasil rontgen
toraks PA lateral adanya gambaran efusi pleura bilateral yang dapat merupakan subpleural type pulmonal metastasis yang terjadi
karena adanya peningkatan tekanan di dalam pleura oleh pendesakan dari thymoma sehingga menyebabkan terjadinya efusi pleura
(PDPI, 2003).
ANALISIS KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Analisis Gas Darah :
Alkalosis respiratorik mix metabolik.
Laboratorium Darah (31 Julis 2018) :
Peningkatan leukosit (20,2 rb/uL)
Peningkatan enzim hepar SGOT dan SGPT
Foto thoraks didapatkan massa mediastinum
CT scan toraks didapati massa pada mediastinum anterior
FNA biopsi dengan tuntunan CT Scan toraks didapatkan massa mediastinum tidak ditemukan tanda
keganasan (PDPI, 2003).
ANALISIS KASUS
Penentuan Staging
Dilihat dari pembagian staging Masaoka diatas pada pasien ini dapat disimpulkan bahwa thymoma
yang diderita pasien sudah memasuki stage IV B karena telah menginvasi organ sekitar yaitu
pleura (PDPI, 2003).
Pasien sudah mengalami perbaikan kondisi dan terpasang alat evakuasi cairan yang dapat
dilakukan secara mandiri, sehingga dapat dipulangkan.
Pasien perempuan usia 21 tahun dengan keluhan sesak nafas terus-menerus yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas
sejak 2 hari SMRS. Sesak nafas tidak diperberat oleh cuaca dan debu. Pasien juga mengeluhkan batuk dengan dahak
putih kental sejak 7 hari SMRS. Pasien mengaku adanya penurunan nafsu makan dan disertai penurunan berat badan.
Pasien merupakan pasien rujukan dari RS Dr. Oen Sawit dengan tumor mediastinum dan efusi pleura. Pasien pernah
mondok pada 22-26 juli 2018 di bangsal RS Dr. Moewardi, pro kemoterapi lini I siklus V. Berdasarkan hasil pemeriksaan
rontgen thorax (7 Agustus 2018) didapatkan opasitas homogen di mediastinum anterior dapat merupakan massa
mediastinum dan efusi pleura bilateral yang dapat merupakan subpleural type pulmonal metastasis. Pasien saat ini
dirawat di bangsal paru RSDM dengan pneumonia bakterialis ec kocuria kristinae, tumor mediastinum jenis tumor
masaoka IV B Ps 70-80 pro kemoterapi lini I siklus V dan efusi pleura sinistra. Hasil AGD terakhir (31 Agustus 2018).
didapatkan kesan alkolisis metabolik terkompensasi sebagian. Di bangsal paru RSDM pasien mendapatkan terapi O2 3
lpm, IVFD NaCl 0,9% 20 tpm, diet TKTP 1700 kkal, N-Acetylcysteine 3x200mg, dan VIP albumin 3x1. Hasil evaluasi
WSD tanggal 31 Agustus 2018 total cairan 11400 ml.
KESIMPULAN
TERIMA KASIH