(J500090051)
(J500090104)
dr. H. Krisbiyanto, Sp.P KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD Dr. HARJONO S. KABUPATEN PONOROGO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju.
Dari data SEAMIC Health Statistic 2001, influenza dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia, nomor 9 di Brunei, nomor 7 di Malaysia, nomor 3 di Singapura, nomor 6 di Thailand, dan nomor 3 di Vietnam.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke 2 sebagai penyebab kematian di Indonesia. 3
Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data sekitar 180 pneumonia komuniti menduduki peringkat keempat dari sepuluh penyakit terbanyak yang di rawat per tahun.
Pneumonia juga bisa didapat di rumah sakit yang disebut pneumonia nosokomial. Pneumonia nosokomial terjadi 5-10 kasus per 1000 pasien yang masuk ke rumah sakit dan menjadi lebih tinggi 6-20 x pada pasien yang memakai alat bantu napas mekanis. Angka kematian ini meningkat pada pneumonia nosokomial 20-50%.
B. TUJUAN
Memahami definisi, etiologi, pathogenesis, manifestasi klinis, diagnosis banding, penatalaksanaan dan prognosis penyakit Pneumonia. 2. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan ilmiah di bidang kedokteran.
1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Pneumonia adalah keradangan parenkim paru dimana asinus terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertain infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium.
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), bahan kimia, radiasi, aspirasi, obat-obatan, dan lain-lain.
7
ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Pneumonia yang didapat di masyarakat (community-acquired pneumonia atau pneumonia komuniti) banyak disebabkan oleh bakteri gram positif, sebaliknya pneumonia yang didapat di rumah sakit (hospital-acquired pneumonia atau pneumonia nosokomial) banyak disebabkan bakteri gram negatif, sedang pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob.
C. KLASIFIKASI
Berdasar klinis dan epidemiologis :
Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia) Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia) Pneumonia aspirasi Pneumonia pada penderita immunocompromised.
10
Pneumonia lobaris
Bronkopneumonia
Ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus.
Pneumonia interstitial
11
Pemeriksaan fisik Pada inspeksi dapat terlihatbagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pada palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yangmungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium
12
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan " airbroncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti
Gambaran Radiologis
Pemeriksaan Laboratorium
peningkatan jumlah leukosit, biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi.
13
E. PENGOBATAN
Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik sesuai dengan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaan
Kuman patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia
Hasil pembiakan kuman memerlukan waktu maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris.
14
KOMPLIKASI
Efusi pleura
Empiema
Gagal napas
Abses paru
Pneumotoraks
Sepsis
15