Anda di halaman 1dari 30

Nama : farras cantika

(1510221022)
Pembimbing: DR dr aziza icksan sp Rad (K)
 Infeksi saluran napas bawah akut (ISNBA)
menimbulkan angka kesakitan dan kematian
yang tinggi, yang tersering adalah dalam bentuk
pneumonia.
 Pneumonia adalah penyakit yang banyak terjadi
yang menginfeksi kira-kira 450 juta orang
pertahun dan terjadi di seluruh penjuru dunia
 Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab
kematian nomor 3 setelah penyakit
kardiovaskular (CVD) dan tuberculosis (TB).
 Modalitas yang dapat digunakan saat ini berupa
foto konvensional X-Ray Thorax, High Resolution
CT-Scan Thorax
 Pneumonia adalah peradangan yang
mengenai parenkim paru, dari distal hingga
bronkiolus terminalis

 Faktor Resiko
◦ golongan lanjut usia
◦ pasien dengan panyakit menahun
◦ penderita PPOK
◦ kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, keadaan
imunodefisiensi
◦ tindakan invasive seperti infuse, intubasi,
trakeostomi atau pemasangan ventilator
 Penyebab tersering pneumonia adalah bakteri
gram positif, Streptococcus pneumonia.
 Secara umum bakteri yang berperan penting
dalam pneumonia adalah Streptococcus
pneumonia, Haemophillus influenza,
Staphylococcus aureus, Streptococcus group
B, serta kuman atipik klamidia dan
mikoplasma
 Communityy-acquired acute pneumonia
Streptococcus pneumonia
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Legionella pneumophila
Enterobacteriaceae (Klebsiella pneumoniae) and Pseudomonas spp.

 Community-acquired atypical pneumonia


Mycoplasma pneumonia
Chlamydia spp. (C. pneumoniae, C. psittaci, C. trachomatis)
Coxiella burnetii (Q fever)
Viruses: respiratory syncytial virus, parainfluenza virus (children); influenza A and B (adults); adenovirus
(military recruits); SARS virus

 Hospital-acquired pneumonia
Gram-negative rods, Enterobacteriaceae (Klebsiella spp., Serratia marcescens, Escherichia coli) and
Pseudomonas spp.
Staphylococcus aureus (usually penicillin resistant)

 Pneumonia kronis
Nocardia
Actinomyces
Granulomatous: Mycobacterium tuberculosis and atypical mycobacteria, Histoplasma capsulatum,
Coccidioides immitis, Blastomyces dermatitidis
KLASIFIKASI
PNEUMONIA

Menurut Kuman
sifatnya penyebab

Pneumonia
Pneumonia Pneumonia Pneumonia Pneumonia Pneumonia
bakterial /
primer sekunder atipikal virus jamur
tipikal

Berdasarkan klinis
lokasi infeksi
dan epidemiologi

Pneumonia komuniti Penumonia


Bronkonpneumonia
(Community- nosokomial Pneumonia
Pneumonia aspirasi Pneumonia lobaris (Pneumonia
acquired (Hospital-acquired interstisial
lobularis)
pneumonia= CAP) Pneumonia= HAP)
batuk, dengan sputum mukoid
atau purulen, kadang-kadang
berdarah.

demam, menggigil, suhu tubuh


Gambaran klinis
kadang-kadang mencapai40º C

Sesak nafas dan nyeri dada

auskultasi : bronkovesikuler
sampai bronchial yang kadang-
DIAGNOSIS Pemeriksaan fisik kadang melemah. Dapat disertai
ronkhi halus, atau kasar pada
stadium resolusi

peningkatan jumlah leukosit


Pemeriksaan lab Hitung jenis pergeseran ke kiri
serta terjadi peningkatan LED.

Pemeriksaan radiologis?
 Bayangan opak rongga udara pada suatu
lobus paru/ konsolidasi inhomogen
 Rongga udara alveolar terisi dengan eksudat
inflamatorik sementara bronkus dan
bronkolus tetap terbuka “air bronchogram”
 Untuk melokalisasi suatu pneumonia lobaris
secara anatomis dapat digunakan tanda
hilangnya siluet (shilloute sign)
 Etiologi penyebab: Strepcoccus dan klebsiella
pneumonia
 Pola pneumonia nekrotikans terjadi bila
terdapat nekrosis jaringan paru yang luas.
Terbentuk kavitas yang mungkin
memperlihatkan multiple fluid level (batas
cairan).
 Penyebab: klebsiella, bacteroides, dan
pseudomonas
 predominant dari peribronkhial nodule
termasuk centrilobular nodul dengan atau
tanpa peribronkular konsolidasi
 Kelainan ini dapat melibatkan sebagian atau
seluruh lobus (pneumonia lobaris) atau
berupa bercak yang mengikutsertakan alveoli
secara tersebar (bronkopneumonia)
 Penyebab : Hemophilus influenzae,
Mycoplasma pneumoniae, Chlamydophila
pneumonia, tuberculosis dan infeksi
mycobacterial atypical
 pembuluh darah paru yang tampak tidak
berbatas tegas atau “kabur” dan paru tampak
sedikit opak
 Tidak ditemukan adanya air bronchogram
 Patologis GGO ini mungkin berhubungan
dengan pengisian alveolar yang tidak lengkap
oleh sel-sel inflamasi atau eksudat, edema
paru yang sekunder akibat infeksi yang
meninggalkan udara di alveoli, atau infiltrat
interstitial sel inflamasi
 Penyebab: pneumocytis jirovecii
 pneumonia sering didapat pada anak-anak
yang mengalami infeksi saluran pernafasan
dapat menyerupai suatu massa dalam paru.
 Petunjuk untuk pola ini adalah adanya air
bronchogram di dalam bayangan opak
 Radiografi dada biasanya mengungkapkan
lesi bola homogen yang terbatas, lebih besar
dari 3 cm (kisaran 1-12 cm).
 Penyebab terbanyak : Streptococcus
pneumoniae
 Pneumonia aspirasi disebabkan oleh inhalasi
bakteri, makanan, asam lambung atau bahan lain
yang memprovokasi peradangan paru atau
edema (misalnya cairan parafin).
 Temuan yang paling khas dari aspirasi berkaitan
dengan distribusi kelainan, yaitu cenderung
bilateral dan multicentric, terutama bagian dorsal
paru (S2, S1 + 2, S6 dan S10) dan menunjukkan
temuan bronchopneumonia atau infeksi
bronchiolitis.
 Bahan-bahan yang diaspirasikan terlihat di
lumen bronkus.
 Gambaran radiologi Patchy GGO dengan
distribusi peribronkial
 Tuberculosis Paru (TB)
 Tuberkulosis menunjukkan keragaman
bercabang yang lebih halus dan lebih padat
daripada bakteri bronchopneumonia, yang
secara patologis sesuai dengan pengisian
bronchioles dengan bahan caseous “tree-in-
bud appearance”
 Tuberkulosis dapat mengasumsikan nodul
yang lebih besar dari nodul dengan atau
tanpa kavitasi.
 alveolus pada bagian paru yang terserang
tidak mengandung udara dan kolaps.
Memberikan gambaran yang mirip dengan
pneumonia tanpa air bronchogram
 Namun terdapat penarikan jantung, trakea,
dan mediastinum ke arah yang sakit karena
adanya pengurangan volume interkostal
space menjadi lebih sempit dan pengecilan
dari seluruh atau sebagian paru-paru yang
sakit. Sehingga akan tampak thorax asimetris
 Efusi Pleura
 Memberi gambaran yang mirip dengan
pneumonia, tanpa air bronchogram. Terdapat
penambahan volume sehingga terjadi
pendorongan jantung, trakea, dan
mediastinum kearah yang sehat. Rongga
thorax membesar.
 Pada efusi pleura sebagian akan tampak
meniscus sign, tanda khas pada efusi pleura.
Neoplasma

 Persamaan suatu keganasan dengan


pneumonia adalah gambaran opak tanpa air
bronkogram
 Adenokarsinoma musin invasif (karsinoma
bronkioloalveolar yang mucinous) dan limfoma
ganas dapat muncul dalam konsolidasi alveolar
 bronkus dalam konsolidasi diregangkan atau
dipersempit, dan memiliki kontur menonjol
pada celah interlobar pada adenokarsinoma
mucinous invasif
 Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius
dan alveoli yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri,virus,jamur,protozoa).
 Gambaran radiologis pneumonia berupa: konsolidasi homogen
atau inhomogen sesuai dengan lobus atau segmen paru secara
anatomis. Batasnya tegas walaupun pada mulanya kurang jelas.
Volume paru tidak berubah, tidak tampak deviasi
trakea/septum/fissure. Silhoutte sign (+) bermanfaat untuk
menentukan lesi paru; batas paru dengan lesi dengan jantung
hilang berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di
lobus medius kanan. Seringkali terjadi komplikasi efusi
pleura.Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus
kostoprhenikus yang paling akhir terkena.
 Etiologi dapat menentukan gambaran radiologis dari pneumonia

Anda mungkin juga menyukai