BRONKOPNEUMONIA
Pembimbing :
dr. Evalazny Lubis, Sp.Rad
BAB I
PENDAHULUAN
• Infeksi saluran pernafasan bagian bawah masih terus menjadi
masalah kesehatan utama
• Insidens penyakit saluran napas menjadi penyebab angka
kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia
• Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum
berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di
masyarakat atau di dalam rumah sakit atau pusat perawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi & Fisiologi Paru
• Pada bagian respirasi akan terjadi pertukaran udara (difusi) unit paru (lung unit) yang
terdiri dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, atrium dan sokus alveolaris
• Bila ditinjau dari traktus respiratorius, maka yang berfungsi sebagai konduksi trakea, bronkus
utama, bronkus lobaris, bronkus segmental, bronkus subsegmental, bronkus terminalis,
bronkiolus, dan bronkiolus nonrespiratorius
• Organ yang bertindak sebagai respirasi bronkiolus respiratorius, bronkiolus terminalis, duktus
alveolaris, sakus alveolaris dan alveoli
Anatomi & Fisiologi Paru
Etiologi
Hampir semua organisme dapat menyebabkan
bronkopneumonia, penyebab yang sering adalah
stafilokokus, streptokokus, H. influenza, Proteus sp
dan Pseudomonas aeruginosa.
Patogenesis
• Masuknya kuman melalui inhalasi, aspirasi, hematogen dari fokus infeksi atau penyebaran langsung
• Sehingga terjadi infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan berlubang- lubang
cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari darah masuk ke dalam alveoli
dengan demikian alveoli yang terinfeksi secara progresif menjadi terisi dengan cairan dan sel-sel
• Infeksi disebarkan oleh perpindahan bakteri dari alveolus ke alveolus
• Kadang-kadang seluruh lobus bahkan seluruh paru menjadi padat (consolidated) yang berarti bahwa
paru terisi cairan dan sisa-sisa sel
• Streptococcus pneumoniae akan menyebar dari alveolus ke alveolus melalui pori dari Kohn
• Bakteri yang masuk kedalam alveolus menyebabkan reaksi radang edema dari seluruh
alveolus disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN
Klasifikasi
Pasien datang dengan gejala demam, batuk dan Inspeksi Pernafasan cuping hidung (+),
distres pernapasan seperti takipnea, batuk dan ronki, dengan air bronchogram. konsolidasi dapat
mengenai satu lobus disebut dengan
dengan atau tanpa suara napas yang melemah
pneumonia lobaris, atau terlibat sebagai lesi
tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk
sferis, berbatas yang tidak terlalu tegas, dan
menyerupai lesi tumor paru, dikenal sebagai
round pneumonia. `
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan radiologi
Bronkopneumonia, ditandai dengan
gambaran difus merata pada kedua paru,
berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat
meluas hingga daerah perifer paru, disertai
dengan peningkatan corakan peribronkial
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan radiologi
• Pemeriksaan radiologi
virus atau pada infeksi berat hingga kuman merupakan pemeriksaan utama
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 49 Tahun
Alamat : Jl. Stadion
Agama : Islam
2. Anamnesis
Keluhan Utama:
Pasien mengeluhkan batuk sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum ada berobat sebelumnya
3. Pemeriksaan Tanda Vital
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut Nadi : 62 kali/menit
Suhu Tubuh : 36,50c
Frekuensi Nafas : 28 kali/menit
4. Pemeriksaan Thorak
Jantung
Paru Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat di ICS V
Inspeksi : Statis midclavicularis sinistra
(normochest, massa (-)) Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis
Dinamis (gerakan dinding sinistra
dada simetris kanan dan kiri) Perkusi :
Palpasi : Fremitus taktil kanan kiri sama o Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Perkusi : Sonor pada lapang paru o Batas kanan : ICS IV sternalis dextra
Auskultasi : wheezing (-/-), ronki (+/+) o Batas kiri : ICS V midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1S2 reguler,. Murmur(-)
5. Diagnosis
Bronkopneumonia
6. Diagnosis Banding
• Penumonia
• TB Paru
Pada laporan kasus ini, dari anamnesis didapatkan Ny. N berusia 49 tahun datang
dengan keluhan sering batuk-batuk yang kadang disertai dahak berwarna putih
kekuningan sejak 3 minggu sebelum masuk rumah sakit. Batuk dirasakan setiap hari
terus menerus. Batuk bertambah berat biasanya pada bangun tidur. Batuk kadang
diikuti dengan sesak nafas. Pasien tidak mengeluhkan demam dan pilek. Pasien tidak
memiliki riwayat keluhan seperti ini sebelumnya Pasien tidak memiliki riwayat batuk lama,
asma, trauma, hipertensi dan DM sebelumnya. Teman terdekat tidak ada yang memiliki
keluhan serupa. Pasien tidak merokok namun sebagian anggota keluarga pasien adalah
perokok. Dari anamnesa tidak ditemukan gejala TB sehingga diagnosa TB bisa
disingkirkan
Pembahasan
Pada pemeriksaan fisik, tanda vital nadi, dan tekanan darah normal, respirasi meningkat
dan suhu meningkat, Pada pemeriksaan fisis thorax, bunyi pernapasan menurun di hemithorax
kiri. Pada pemeriksaan auskultasi thorax didapatkan bunyi tambahan rhonki pada kedua paru
Pada pemeriksaan radiologi pencitraan tampak lesi opak inhomogen, bentuk amorf
karena penyebarannya melalui canal of lambert (penyebaran melalui bronkus – ke alveolus),
biasanya lesi terdapat di kedua lapang paru, batas tidak tegas, tepi ireguler, air bronchogram
(+) dan infiltrate (+), sedangkan yang membedakannya dengan gambaran radiologi pada
pneumonia adalah adanya perselubungan padat homogen karena penyebaran melalui pores
of kohn (dari segmen), dan biasa menyebar dari lobus 1 ke lobus lainnya
Pembahasan
Telah dilaporkan Ny. N berusia 49 tahun dengan diagnosa bronkopneumonia. Hal ini
terlihat pada gambaran radiologi foto thorak dengan adanya lesi opak inhomogen,
bentuk amorf, batas tidak tegas, tepi ireguler, air bronchogram (+) dan infiltrate (+)
Terimakasih…