OLEH :
SETIAJENG PUTRIANI
NIM.2021001801
Oleh :
Setiajeng Putriani
NIM: 2021001801
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Dasar Profesi dengan Pneumonia di Ruang
Anggrek RSUD Lawang, Kab. Malang, yang Dilakukan Oleh:
NIM : 2021001801
Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Progam Pendidikan Profesi Ners
Departemen KDP, yang dilaksanakan pada tanggal 15 Maret - 19 Maret 2021 yang telah
disetujui dan disahkan pada:
Hari : Senin
Mengetahui,
a. Definisi
disebabkan pengisisan rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat
berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi dan darah dialirkan ke sekitar
alveoli yang tidak berfungsi. Hipoksemia dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan
b. Etiologi
- Pneumonia lobaris: menunjukkan daerah infeksi yang terjadi pada satu atau lebih
lobus
infeksi yang ditandai dengan bercak berdiameter sekitar 3-4 cm mengelilingi dan
mengenai lobus
(Somantri, 2007).
Jenis
Etiologi Faktor Risiko Tanda dan Gejala
Pneumonia
Sindrom - Steptococcus - Sickle cell disease - Onset mendadak dingin, menggigil,
Tipikal pneumonia jenis - Hipogammaglobuli dan demam (39- 40 °C)
pneumonia tanpa nemia - Nyeri dada pleuritic
penyulit - Multiple myeloma
- Streptococcus - Batuk produktif, sputum hijau,
Pneumonia purulent, dan mungkin mengandung
dengan penyulit bercak darah, serta hidung
kemerahan
- Retraksi dada interkontal,
penggunaan otot aksesorius, dan
bisa timbulsianosis
Sindrom - Haemophilus - Usia tua - Onset bertahap dalam 3-5 hari
Atipikal influenza - COPD - Malaise, nyeri kepala, nyeri
- Staphylococcus - Flu tenggorokan, dan batuk kering
aureus - Nyeri dada karena batuk
- Mycoplasma - Anak- anak
pneumonia - Dewasa muda
- Virus patogen
Aspirasi - Aspirasi basil - Kondisi lemah - Anaerobic campuran mulanya
gram negative: karena konsumsi onset perlahan
Klebsiela, alkohol - Demam rendah, dan batuk
Pseudomonas, - Perawatan - Produksi sputum bau busuk
Enterobacter, (misalnya infeksi - Foto dada jaringan interstitial
Escherichia nosocomial) yang terkena tergantung bagian
proteus, dan basil - Gangguan yang terkena di paru- parunya
gram positif kesadaran - Infeksi gram negative atau positif
staphylococcus - Gambaran klinik mungkin sama
- Aspirasi asam dengan pneumonia klasik
lambung - Distress respirasi mendadak,
dipsnea, sianosis, batuk,
hipoksemia, dan diikuti tanda
infeksi sekunder
Hematogen - Terjadi bila - Kateter IV yang - Gejala pulmonal timbul minimal
kuman pathogen terinfeksi disbanding gejala septikemia
menyebar ke - Endocarditis - Batuk nonproduktif dan nyeri
paru- paru - Drug abuse pleuritic sama dengan yang terjadi
melalui aliran - Abses intra pada emboli paru- paru
darah abdomen
Staphilococcus, - Pyelonephritis
E. coli dan - Empyema
anaerob enterik kandung kemih
(Somantri, 2007).
d. Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat
yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon
inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013).
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup
bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal
melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap
dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat
mencapai paruparu , partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan
juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi
karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai
traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen
mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli,
diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan
bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura
viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru
menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi
fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan
hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan
organisme
Cairan edema +
leukosit ke alveoli Permukaan lapisan
Sel darah merah leukosit, pleura tertutup tebal
pneumokokus mengisi eksudat trombus vena
alveoli pulmonalis
Konsulidasi paru
Nekrosis
Leukosit + fibrin
mengalami
Kapasita vital, konsolidasi
compliance menurun,
hemoragik
leukositosis
Ketidakefektifan
pola nafas
e. Pemeriksaan penunjang
- Chest X-ray: teridentifikasi adanya penyebaran (misal: lobus dan bronchial); dapat
penyebaran atau lokasi infiltrasi (bacterial); atau penyebaran nodul infiltrate (sering
- Analisis gas darah (Analysis Blood Gasses- ABG) dan Pulse Oximetry:
- LED: meningkat
menurun, hipoksemia.
(Somantri, 2007).
f. Penatalaksanaan
1) Manajemen Umum
- Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan.
kemampuan ventilator.
3) Terapi Obat Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi uji resistensi tapi karena hal
itu perlu waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan terapi secepatnya maka
1. Pengkajian
merupakan suatu proses yang sitematis dalam mengumpulkan data dari berbagai
1) Identitas Klien. Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah,
Pada kasus pneumonia banyak terjadi pada : - Jenis kelamin : Paling banyak
- Umu : Usia yang paling rentang terkena pneumonia yaitu usia tua (lanjut usia)
dan anak-anak.
2) Riwayat Kesehatan.
a) Riwayat Kesehatan Sekarang. Gejala saat ini dan durasinya : adanya sesak nafas
atau kesulitan bernafas, nyeri dada dan kaitan nyeri dengan pernapasan: batuk,
produktif atau tidak produktif, warna, konsistensi sputum,: gejala lain: kesakitan
pernapasan atas saat ini atau kesakitan akut lain; penyakit kronik seperti DM,
PPOK, atau penyakit jantung; medikasi saat ini; alergi obat. (LeMone atal,
2016).
b) Riwayat kesehatan dahulu. Dengan riwayat penyakit yang diderita klien yang
berhubungan dengan penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat
dipengaruhi atau memengaruhi penyakit yang diderita klien saat ini (Rohman &
Walid, 2009).
3) Pemeriksaan fisik :
Tampilan, distress nyata, tingkat kesadaran : tanda-tanda vital, antara lain suhu;
warna aksesorius, pernapasan; suara paru. (LeMone. atal, 2016). Pemeriksaan fisik
dengan pendekatan persistem dimulai dari kepala Sampai ujung kaki dapat lebih
melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan rasional. Teknik pemeriksaan fisik
perlu modalitas dasar yang digunakan meliputi: inspeksi, palpasi, perkusi, dan
a) Penampilan umum
Yaitu penampilan klien dimulai pada saat mempersiapkan klien untuk
pemeriksaan.
b) Kesadaran.
Status kesadaran dilakukan dengan dua penilaian yaitu kualitatif dan kuantitatif,
penilaian (GCS) Glasgow Coma Scale dengan aspek membuka mata yaitu, 4
respon verbal yaitu 5 dan respons motorik yaitu nilai 6 (Aziz alimul, 2009).
c) Tanda-Tanda Vital
(Tachypnea).
- Kepala. 1) Rambut Kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka, ketombe
rambut: mudah dicabu atau tidak, dan tidak ada pembengkakan atau tidak
sclera biasanya putih, pupil: isokor atau anisokor dan kesimetrisan mata:
mata simetris kiri dan kanan dan ada atau tidaknya massa atau nyeri tekan
pada mata.
pernapasan. 36
- Mulut dan Gigi Kemampuan bicara, adanya batuk atau tidak, adanya
sputum saat batuk atau tidak, keadaan bibir, keadaan platum, kelengkapan
- Leher. Biasanya simetris kiri dan kanan, gerakan leher; terbatas atau tidak,
ada atau tidak pembesaran kelenjer thyroid, ada atau tidaknya pembesaran
- Thorak
Paru-paru
Palpasi: Ictus cordis teraba, tidak ada massa (pembengkakan) dan ada
Abdomen
- Punggung
Tidak ada kelaina bentuk punggung, tidak ada terdapat luka pada punggung.
- Estremitas Atas:
terpasang infuse, apa ada kelemahan atau tidak pada ekstremitas atas.
Nilai 1: Kontaksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus
sendi,
d) Pemeriksaan Penunjang
laboratorium, foto rotgen, rekam kardiografi, dan lain-lain (Rohman & Walid,
2010).
e) Therapy
Pada therapy tulis nama obat lengkap, dosis, frekuensi pemberian dan cara
pemberian, secara oral, parental dan lain-lain (Rohman & Walid, 2010)
h. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul
Intervensi pendukung
- Dukungan kepatuhan pengobatan
- Dukungan emosional
- Dukungan ventilasi
3 Intervensi Utama Setelah dilakukan manajemen hipovolemi selama
- Manajemen hypovolemia 1 jam maka keseimbangan cairan meningkat
- Manajemen syok hipovolemik dengan kriteria asupan cairan meningkat, haluaran
Intervensi pendukung urin meningkat, tekanan darah membaik.
- Dukungan kepatuhan pengobatan
- Edukasi pengukuran nadi radialis
- Pemantauan tanda vital
- dll
4 Intervensi Utama Setelah dilakukan terapi aktifitas selama 3 jam
- Manajemen energy maka toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria
- Terapi aktifitas mobilitas meningkat
Intervensi pendukung
- Dukungan kepatuhan pengobatan
- Dukungan ambulasi
- Dukungan perawatan diri
- dll
A. Identitas Klien
Nama : Ny. E No. RM : 103067
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
3. Imunisasi:
( ) BCG ( ) Hepatitis
( ) Polio ( ) Campak
( ) DPT (√) Tidak terkaji
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok - - -
Kopi - - -
Alkohol - - -
E. Riwayat Keluarga
GENOGRAM
P
A
G
E
7
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
F. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum : 0 2
Mandi : 0 2
Berpakaian/berdandan : 0 2
Toileting : 0 2
Mobilitas di tempat tidur : 0 1
Berpindah : 0 1
Berjalan : 0 1
Naik tangga : 0 2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain,
4 = tidak mampu
G. Pola Makan dan Minum Rumah Rumah Sakit
Jenis diit/makanan bebas diit TKTP
Frekuensi/pola 3x1 3x1
Porsi yg dihabiskan 1 porsi ¼ - ½ porsi
Komposisi menu nasi, lauk nasi, lauk, sayur
Pantangan tidak ada tidak ada
Nafsu makan baik berkurang
P
Fluktuasi BB 6 bln. terakhir tetap turun 1 kg
A
Jenis minuman air putih, teh air putih, the, G
susu
E
Frekuensi/pola minum 6-8 kali 4-5 kali 7
H. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB:
- Frekuensi/pola 1x/ hari 1x/ 2 hari
- Konsistensi padat padat
- Warna & bau normal normal
- Kesulitan tidak ada tidak nyaman
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
BAK
- Frekuensi/pola 4-5 kali 3-4 kali
- Konsistensi cair cair
- Warna & bau kuning keruh kuning pekat
- Kesulitan nyeri dan panas tidak ada
- Upaya mengatasi minum obat minum obat
I. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
Tidur siang: Lamanya
- Jam 13.00 s/d 14.00 1 jam 2 jam
- Kenyamanan stlh. tidur nyaman tidak nyaman
Tidur malam: Lamanya
- Jam 21.00 s/d 04.00 7-8 jam 7-9 jam
- Kenyamanan stlh. Tidur nyaman nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur tidak ada tidak ada
- Kesulitan tidak ada batuk
- Upaya mengatasi
Pemeriksaan Radiologi :
O. Terapi Pengobatan
Tanggal: 15-03-2021
No. Nama Obat Dosis Keterangan
1 Futrolit 20 Tpm IUFD
2 Levofloxacine 500 mg/48 jam Inf
3 Ceftriaxone 2 X 1 gr Inj
4 Pantoprazol 1x 40 mg Inj
5 Prorenal 3x2 P.O
6 Cotroxozole 1x960 mg P.O
7 KSR 1x600 mg P.O
8 Ciapro 3x1 P.O
9 Atorvastatin 1x20 mg P.O
10 CPG 1x75 mg P.O
ANALISA DATA P
A
G
E
No Data Pohon Masalah Masalah 7
Leukositosis
Hipersekresi
DO: Virus
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak memanggil Kuman pathogen mencapai
bronkioli, terminalis merusak sel
keluarga dan perawat bila epitel bersilia, sel goblet
membutuhkan sesuatu
- Pasien tampak Cairan edema + leukosit ke alveoli
membutuhkanalat bantu dan
Konsulidasi paru
bantuan orang lain dalam
aktivitas tempat tidurnya Kapasita vital, compliance
- TTV menurun, hemoragik
TD :130/70mmHg
N: 88x/menit Leukositosis
RR:22 x/menit Hipersekresi
Kelelahan fisik
P
A
G
E
7
TGL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
Muncul Diagnosa
Bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi jalan
1. 15/03/2021
nafas dibuktikan dengan batuk tidak efektif
Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan
2. 15/03/2021
makanan dibuktikan dengan nafsu makan menurun
Intoleransi aktifitas berdasarkan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen dibuktikan dengan
3. 15/03/2021
mengeluh lelah
No Kriteria Pembenaran
Skor
DX
1 a. Sifat Masalah :tidak
3
sehat. 𝑥1 = 1 Sifat maslaah harus segera ditangani karena
Nilai: 3 3 mengancam nyawa
b. Kemungkinan
1
masalah dapat diubah: 𝑥2 = 1 Masalah ini memerlukan kolaborasi dengan
hanya sebagian 2 tim medik dan memerlukan tindakan medik
Nilai: 1
c. Potensi masalah untuk 2 2 Karena mengikuti proses perjalanan
diubah: cukup 𝑥1 = penyakit
Nilai:2 3 3
d. Menonjolnya 2 Harus segera ditangani karena mengancam
masalah: masalah 𝑥1 = 1 nyawa
berat harus ditangani 2
Total Skor 𝟐
𝟏+𝟏+
𝟑
𝟐
+𝟏= 𝟑
𝟑
2 a. Sifat Masalah
2 2
:Ancaman Kesehatan. 𝑥1 = Sifat masalah harus segera ditangani karena
Nilai: 2 3 3 mengancam kesehatan pasien
b.Kemungkinan
1
masalah dapat diubah: 𝑥2 = 1 Karena bergantung dengan penyakit utama
hanya sebagian 2
Nilai: 1
c.Potensi masalah untuk 2 2 Karena sesuai dengan perkembangan
diubah: cukup 𝑥1 = penyakit
Nilai:2 3 3
d.Menonjolnya 2 Harus segera ditangani karena mengganggu
masalah: masalah 𝑥1 = 1 proses penyembuhan pasien
berat harus ditangani 2
Total Skor 𝟐 𝟐 P
+𝟏+ A
𝟑 𝟑 G
𝟏 E
+𝟏=𝟑
𝟑 7
1. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas dibuktikan dengan batuk
tidak efektif
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan dibuktikan dengan nafsu makan
menurun
3. Intoleransi aktifitas berdasarkan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen dibuktikan dengan mengeluh lelah
P
A
G
E
INTERVENSI 7
1. Pneumonia
1.
Mengetahui,
( ) ( )
1.
1.
Mengetahui,
( ) ( )
1.
1.
Mengetahui,
( ) ( )
1.
1.
Mengetahui,
( ) ( )
1.
1.
Mengetahui,
( ) ( )