Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

OLEH :

SETIAJENG PUTRIANI

NIM.2021001801

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


MALANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PNEUMONIA DI RUANG

ANGREK RSUD LAWANG

Oleh :

Setiajeng Putriani

NIM: 2021001801

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN


MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Dasar Profesi dengan Pneumonia di Ruang
Anggrek RSUD Lawang, Kab. Malang, yang Dilakukan Oleh:

Nama : SETIAJENG PUTRIANI

NIM : 2021001801

Prodi : PENDIDIKAN PROFESI NERS

Sebagai salah satu syarat dalam pemenuhan tugas praktik Progam Pendidikan Profesi Ners
Departemen KDP, yang dilaksanakan pada tanggal 15 Maret - 19 Maret 2021 yang telah
disetujui dan disahkan pada:

Hari : Senin

Tanggal : 22 Maret 2021

Malang, 12 April 2021

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep Nurchabibah, S. Kep, Ners.


NIK. 200903009 NIP. 198311262011012004
LAPORAN PENDAHULUAN

a. Definisi

Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi yang

disebabkan pengisisan rongga alveoli oleh eksudat. Pertukaran gas tidak dapat

berlangsung pada daerah yang mengalami konsolidasi dan darah dialirkan ke sekitar

alveoli yang tidak berfungsi. Hipoksemia dapat terjadi tergantung banyaknya jaringan

paru- paru yang sakit (Somantri, 2007).

b. Etiologi

- Pneumonia bakteri: ditandai oleh eksudat intraalveolar supurstif disertai

konsolidasi. Kasus ini kebanyakan disebabkan oleh bakteria pneumococcus.

- Pneumonia lobaris: menunjukkan daerah infeksi yang terjadi pada satu atau lebih

lobus

- Pneumonia loburalis atau bronkopneumonia: menunjukkan penyebaran daerah

infeksi yang ditandai dengan bercak berdiameter sekitar 3-4 cm mengelilingi dan

mengenai lobus

(Somantri, 2007).

c. Tanda dan gejala, Klasifikasi

Jenis
Etiologi Faktor Risiko Tanda dan Gejala
Pneumonia
Sindrom - Steptococcus - Sickle cell disease - Onset mendadak dingin, menggigil,
Tipikal pneumonia jenis - Hipogammaglobuli dan demam (39- 40 °C)
pneumonia tanpa nemia - Nyeri dada pleuritic
penyulit - Multiple myeloma
- Streptococcus - Batuk produktif, sputum hijau,
Pneumonia purulent, dan mungkin mengandung
dengan penyulit bercak darah, serta hidung
kemerahan
- Retraksi dada interkontal,
penggunaan otot aksesorius, dan
bisa timbulsianosis
Sindrom - Haemophilus - Usia tua - Onset bertahap dalam 3-5 hari
Atipikal influenza - COPD - Malaise, nyeri kepala, nyeri
- Staphylococcus - Flu tenggorokan, dan batuk kering
aureus - Nyeri dada karena batuk
- Mycoplasma - Anak- anak
pneumonia - Dewasa muda
- Virus patogen
Aspirasi - Aspirasi basil - Kondisi lemah - Anaerobic campuran mulanya
gram negative: karena konsumsi onset perlahan
Klebsiela, alkohol - Demam rendah, dan batuk
Pseudomonas, - Perawatan - Produksi sputum bau busuk
Enterobacter, (misalnya infeksi - Foto dada jaringan interstitial
Escherichia nosocomial) yang terkena tergantung bagian
proteus, dan basil - Gangguan yang terkena di paru- parunya
gram positif kesadaran - Infeksi gram negative atau positif
staphylococcus - Gambaran klinik mungkin sama
- Aspirasi asam dengan pneumonia klasik
lambung - Distress respirasi mendadak,
dipsnea, sianosis, batuk,
hipoksemia, dan diikuti tanda
infeksi sekunder
Hematogen - Terjadi bila - Kateter IV yang - Gejala pulmonal timbul minimal
kuman pathogen terinfeksi disbanding gejala septikemia
menyebar ke - Endocarditis - Batuk nonproduktif dan nyeri
paru- paru - Drug abuse pleuritic sama dengan yang terjadi
melalui aliran - Abses intra pada emboli paru- paru
darah abdomen
Staphilococcus, - Pyelonephritis
E. coli dan - Empyema
anaerob enterik kandung kemih
(Somantri, 2007).

d. Patofisiologi

Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat

yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon

inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013).

Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup

bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal

melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap

dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat

mencapai paruparu , partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan

juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi

karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai

traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen

mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli,

diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan

bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura

viseral. Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru

menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi

fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan

hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan

hiperkapnia (Nugroho.T, 2011).


Normal
(sistem pertahanan)
terganggu

organisme

virus Saluran nafas bagian bawah stapilokokus


pneumokokus

Kuman pathogen Trombus


mencapai bronkioli, Eksudat masuk ke
terminalis merusak sel alveoli
epitel bersilia, sel goblet
Toksin, coagulase
alveoli

Cairan edema +
leukosit ke alveoli Permukaan lapisan
Sel darah merah leukosit, pleura tertutup tebal
pneumokokus mengisi eksudat trombus vena
alveoli pulmonalis
Konsulidasi paru
Nekrosis
Leukosit + fibrin
mengalami
Kapasita vital, konsolidasi
compliance menurun,
hemoragik

leukositosis

Bersihan jalan Kekurangan Intoleransi Defisiensi


nafas tidak efektif volume cairan Aktifitas Pengetahuan

Ketidakefektifan
pola nafas
e. Pemeriksaan penunjang

- Chest X-ray: teridentifikasi adanya penyebaran (misal: lobus dan bronchial); dapat

juga menunjukkan multiple abses/ infiltrasi, empyema (staphylococcus);

penyebaran atau lokasi infiltrasi (bacterial); atau penyebaran nodul infiltrate (sering

kali viral) pada pneumonia mycoplasma chest x- ray mungkin bersih.

- Analisis gas darah (Analysis Blood Gasses- ABG) dan Pulse Oximetry:

abnormalitas mungkin timbul tergantung dari luasnya kerusakan paru- paru

- Pewarnaan Gram/ Culture Sputum dan darah: didapatkan dengan needle

biopsy, aspirasi transtrakheal, fiberotic bronchoscopy, atau biobsi paru- paru

terbuka untuk mengeluarkan organisme penyebab.

- Periksa darah lengkap: leukositosis biasanya timbul, meskipun nilai pemeriksaan

darah putih (white blood count) rendah pada infeksi virus.

- LED: meningkat

- Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps

alveolar), tekanan saluran udara meningkat dan kapasitas pemenuhan udara

menurun, hipoksemia.

- Elektrolit : sodium dan klorida mungkin rendah

- Bilirubin mungkin meningkat

(Somantri, 2007).

f. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2014) antara lain:

1) Manajemen Umum

- Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan.

- Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg


- Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonia, pasien harus

didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan

kemampuan ventilator.

- Hidrasi: pemantauan asupan dan keluaran, cairan tambahan untuk

mempertahanakan hidrasi dan mencairkan sekresi.

2) Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah

sekunder seperti emfisema terjadi.

3) Terapi Obat Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi uji resistensi tapi karena hal

itu perlu waktu dan pasien pneumonia perlu diberikan terapi secepatnya maka

biasanya diberikan oantibiotik golongan Penicillin G untuk infeksi pneumonia virus,

Eritromicin, Tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.

g. Masalah keperawatan dan data pendukung

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah tahap pertama dalam proses keperawatan dan

merupakan suatu proses yang sitematis dalam mengumpulkan data dari berbagai

sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

Pengkajian keperawatan ditunjukan pada respon klien terhadap masalah kesehatan

yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia (Nursalam, 2001).

1) Identitas Klien. Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah,

pendidikan terakhir, agama, suku, status perkawinan, pekerjaan, TB/BB, alamat.

Pada kasus pneumonia banyak terjadi pada : - Jenis kelamin : Paling banyak

menderita pneumonia yaitu lakilaki tapi tidak menutup kemungkinan perempuan.

- Umu : Usia yang paling rentang terkena pneumonia yaitu usia tua (lanjut usia)

dan anak-anak.
2) Riwayat Kesehatan.

a) Riwayat Kesehatan Sekarang. Gejala saat ini dan durasinya : adanya sesak nafas

atau kesulitan bernafas, nyeri dada dan kaitan nyeri dengan pernapasan: batuk,

produktif atau tidak produktif, warna, konsistensi sputum,: gejala lain: kesakitan

pernapasan atas saat ini atau kesakitan akut lain; penyakit kronik seperti DM,

PPOK, atau penyakit jantung; medikasi saat ini; alergi obat. (LeMone atal,

2016).

b) Riwayat kesehatan dahulu. Dengan riwayat penyakit yang diderita klien yang

berhubungan dengan penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat

dipengaruhi atau memengaruhi penyakit yang diderita klien saat ini (Rohman &

Walid, 2009).

c) Riwayat Kesehatan keluarga. Riwayat kesehatan keluarga dihubungkan dengan

kemungkinan adanya penyakit keturunan,kecenderungan alergi dalam satu

keluarga,penyakit yang menular akibat kontak langsung antara anggota keluarga

(Rohman & Walid, 2009)

3) Pemeriksaan fisik :

Tampilan, distress nyata, tingkat kesadaran : tanda-tanda vital, antara lain suhu;

warna aksesorius, pernapasan; suara paru. (LeMone. atal, 2016). Pemeriksaan fisik

dengan pendekatan persistem dimulai dari kepala Sampai ujung kaki dapat lebih

mudah. Dalam melakukan pemeriksaan fisik perlu dibekali kemampuan dalam

melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dan rasional. Teknik pemeriksaan fisik

perlu modalitas dasar yang digunakan meliputi: inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi. (Mutaqqin, 2010)

a) Penampilan umum
Yaitu penampilan klien dimulai pada saat mempersiapkan klien untuk

pemeriksaan.

b) Kesadaran.

Status kesadaran dilakukan dengan dua penilaian yaitu kualitatif dan kuantitatif,

secara kualitatif dapat dinilai antara lain yaitu:

- composmentis mempunyai arti mengalami kesadaran penuh dengan

memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan,

- apatis yaitu mengalami acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya,

samnolen yaitu mengalami kesadaran yang lebih rendah dengan ditandai

tampak mengantuk bahwa untuk

- sopor mempunyai arti bahwa klien memberikan respon dengan rangsangan

yang kuat dan refleks pupil terhadap cahaya tidak ada.

sedangkan penilaian kesadaran terhadap kuantitatif dapat diukur melalui

penilaian (GCS) Glasgow Coma Scale dengan aspek membuka mata yaitu, 4

respon verbal yaitu 5 dan respons motorik yaitu nilai 6 (Aziz alimul, 2009).

c) Tanda-Tanda Vital

Tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan fisik yang rutin dilakukan dalam

berbagai kondisi klien. Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah

pengukuran suhu, dan frekuensi pernafasan (Mutaqqin, 2010). Pada pasien

pneumonia biasanya mengalami demam suhu diatas 37 0 c, pernapasan cepat

(Tachypnea).

- Kepala. 1) Rambut Kulit kepala tampak bersih, tidak ada luka, ketombe

tidak ada, pertumbuhan rambut jarang, warna rambut hitam, kekuatan

rambut: mudah dicabu atau tidak, dan tidak ada pembengkakan atau tidak

ada nyeri tekan.


- Mata Kebersihan mata: mata tanpak bersih, gangguan pada mata: mata

berfungsi dengan baik, pemeriksaan konjungtiva: anemis atau ananemis,

sclera biasanya putih, pupil: isokor atau anisokor dan kesimetrisan mata:

mata simetris kiri dan kanan dan ada atau tidaknya massa atau nyeri tekan

pada mata.

- Telinga Fungsi pendengaran: biasanya berfungsi dengan baik, bentuk

telinga simetris kiri dan kanan, kebersihan telinga.

- Hidung Kesimetrisan hidung: biasnya simetris, kebersihan hidung, nyeri

sinus, polip, fungsi pembauan dan apakah menggunakan otot bantu

pernapasan. 36

- Mulut dan Gigi Kemampuan bicara, adanya batuk atau tidak, adanya

sputum saat batuk atau tidak, keadaan bibir, keadaan platum, kelengkapan

gigi, dan kebersihan gigi.

- Leher. Biasanya simetris kiri dan kanan, gerakan leher; terbatas atau tidak,

ada atau tidak pembesaran kelenjer thyroid, ada atau tidaknya pembesaran

vena juguralis dan kelenjer getah bening.

- Thorak

 Paru-paru

Inspeksi: Perhatikan kesimetrisan gerakan dada, frekuensi napas cepat

(tachipnea), irama, kedalamannya pernapasan cuping hidung, Palpasi :

Adanya nyeri tekan, fremitus traktil bergetar kiri dan kanan.

Auskultasi: Suara napas ronchi (nada rendah dan sangat kasar

terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi).

Perkusi: Terdengar bunyi redup (Dullnes) adanya jaringan yang lebih

padat atau konsolidasi paruparu seperti pneumonia.


 Jantung

Inspeksi: Perhatikan kesimetrisan dada, Ictus cordis tampak atau tidak.

Palpasi: Ictus cordis teraba, tidak ada massa (pembengkakan) dan ada

atau tidaknya nyeri tekan.

Perkusi: Perkusi jantung pekak (adanya suara perkusi jaringan yang

padat seperti pada daerah jantung).

Auskultasi: Terdengan Suara jantung I dan suara jantung II (terdengar

bunyi lub dub lub dub) dalam rentang normal.

 Abdomen

Inspeksi: Bentuk abdomen, kesimetrisan abdomen, ada atau tidaknya

lesi, ada atau tidaknya stretch mark.

Auskultasi: Mendengarkan bising usus (normal 5- 30 x/ menit).

Perkusi: Terdengar suara tympany (suara berisi cairan).

Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pemberasan hepar.

- Punggung

Tidak ada kelaina bentuk punggung, tidak ada terdapat luka pada punggung.

- Estremitas Atas:

terpasang infuse, apa ada kelemahan atau tidak pada ekstremitas atas.

Bawah: ada atau tidaknya gangguna terhadap ekstremitas bawah seperti :

kelemahan. Penilaian Kekuatan Otot mempunyai skala ukur yang

umumnya dipakai untuk memeriksa penderita yang mengalami

kelumpuhan selain mendiagnosa status kelumpuhan juga dipakai untuk

melihat apakah ada kemajuan yang diperoleh selama menjalani perawatan

atau sebaliknya apakah terjadiperburukan pada penderita. (Suratun, dkk,

2008). Penilaian tersebut meliputi:


 Nilai 0: Paralisis total atau tidak ditemukan adanya kontraksi pada otot,

 Nilai 1: Kontaksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus

otot, dapat diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakan

sendi,

 Nilai 2: O tot hanya mampu mengerakkan persendian tetapi

kekuatannya tidak dapat melawan pengaruh gravitasi,

 Nilai 3: Dapat menggerakkan sendi, otot juga dapat melawan pengaruh

gravitasi tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang diberikan pemeriksa,

 Nilai 4: Kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai dengan

kemampuan otot terhadap tahanan yang ringan,

 Nilai 5: Kekuatan otot normal.

- Genetalia Terpasang kateter atau tidak.

- Integument. Turgor kulit baik atau tidak, kulit kering.

d) Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan penunjang ditulis tanggal pemeriksaan, jenis pemeriksaan,

hasil dan satuanya. Pemeriksaan penunjang diantaranya: pemeriksaan

laboratorium, foto rotgen, rekam kardiografi, dan lain-lain (Rohman & Walid,

2010).

e) Therapy

Pada therapy tulis nama obat lengkap, dosis, frekuensi pemberian dan cara

pemberian, secara oral, parental dan lain-lain (Rohman & Walid, 2010)
h. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul

No Masalah Penyebab Gejala dan Tanda Contoh Diagnosa menurut


keperawatan SDKI
1 Bersihan Jalan Fisiologis Obyektif Bersihan Jalan Nafas
Nafas Tidak Efektif - Spasme jalan nafas - batuk tidak efektif atau tidak Tidak Efektif
- Hipersekresi jalan nafas mampu batuk Berhubungan Dengan
- Disfungsi neuromuskuler - sputum berlebih/ obstruksi di Hipersekresi Jalan Nafas
- Benda asing dalam jalan nafas jalan nafas/ meconium di jalan Dibuktikan Dengan Batuk
- Adanya jalan nafas buatan nafas (pada neonates) Tidak Efektif Atau Tidak
- Sekresi yang tertahan - mengi, wheezing dana tau ronkhi Mampu Batuk
- Hyperplasia dinding jalan nafas kering.
- Prosesi infeksi
- Respon alergi
- Efek agen farmakologis (misal:
anastesi)
Situasional
- Merkok aktif
- Merokok pasif
- Terpajan polutan

2 Pola Nafas Tidak Fisiologis Subyektif Pola Nafas Tidak Efektif


Efektif - Depresi pusat pernapasan - Dipsnea berhubunagn dengan
- Hambatan upaya napas (mis. Obyektif Hambatan upaya napas
Nyeri saat bernapas, kelemahan - penggunaan otot bantu dibuktikan dengan
otot pernapasan) pernapasan penggunaan otot bantu
- Deformitas dinding dada - fase ekspirasi memanjang pernapasan
- Deformitas tulang dada - pola napas abnormal (mis.
- Gangguan neuromuscular Takipnea, bradipnea,
- Gangguan neurologis (mis. EEG hiperventilasi, kussmaul,
positif, cedera kepala, gangguan cheyne- stokes)
kejang)
- Imaturitas neurologis
- Penurunan energy
- Obesitas
- Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
- Sindrom hipoventilasi
- Kerusakan intervasi diafragma
(kerusakan saraf C5 ke atas)
- Cedera pada medulla spinalis
- Efek agen farmakologis
- kecemasan
3 Hipovolemia - Kehilangan cairan aktif Obyektif Hipovolemia berdasarkan
- Kegagalan mekanisme regulasi - frekuensi nadi meningkat dengan Kegagalan
- Peningkatan permeabilitas kapiler - nadi teraba lemah mekanisme regulasi
- Kekurangan intake cairan - tekanan darah menurun dibuktikan dengan
- evaporasi - tekanan nadi menyempit tekanan darah menurun
- turgor kulit menurun
- membrane mukosa kering
- volume urin menurun
- hematokrit meningkat

4 Intoleransi aktifitas - ketidakseimbangan antara suplai Subyektif Intoleransi aktifitas


dan kebutuhan oksigen - mengeluh lelah berdasarkan dengan
- tirah baring Obyektif ketidakseimbangan antara
- kelemahan - frekuensi jantung meningkat suplai dan kebutuhan
- imobilitas oksigen dibuktikan dengan
>20% dari kondisi sehat
- gaya hidup monoton mengeluh lelah
5 Defisiensi - keteratasan kognitif Subyektif Defisit Pengetahuan
Pengetahuan - gangguan fungsi kognitif - menanyakan masalah yang berdasarkan dengan
- kekeliruan mengikuti anjuran dihadapi kurang terpapar informasi
- kurang terpapar informasi Obyektif dibuktikan dengan
- kurang minat dalam belajar - Menunjukkan perilaku tidak menanyakan maslaah yang
- kurang mampu mengingat sesuai anjuran dihadapi.
- ketidaktahuan menemukan - Menunjukkan persepsi yang
sumber informasi keliru terhadap masalah

i. Intervensi Keperawatan dan Luaran yang mungkin muncul


No. SIKI SLKI
DDiagnosa
1 Intervensi Utama Setelah dilakukan batuk efektif selama 3 jam
- Latihan batuk efektif maka bersihan jalan nafas meningkat dengan
- Manajemen jalan napas kriteria hasil produski sputum meningkat.
- Pemantauan respirasi
Intervensi pendukung
- Dukungan kepatuhan pengobatan
- Edukasi fisioterapi dada

2 Intervensi Utama Setelah dilakukan manajemen jalan napas selama


- Pemantauan respirasi 5 menit maka pola napas membaik dengan kriteria
- Manajemen jalan napas hasil dipsnea menurun.

Intervensi pendukung
- Dukungan kepatuhan pengobatan
- Dukungan emosional
- Dukungan ventilasi
3 Intervensi Utama Setelah dilakukan manajemen hipovolemi selama
- Manajemen hypovolemia 1 jam maka keseimbangan cairan meningkat
- Manajemen syok hipovolemik dengan kriteria asupan cairan meningkat, haluaran
Intervensi pendukung urin meningkat, tekanan darah membaik.
- Dukungan kepatuhan pengobatan
- Edukasi pengukuran nadi radialis
- Pemantauan tanda vital
- dll
4 Intervensi Utama Setelah dilakukan terapi aktifitas selama 3 jam
- Manajemen energy maka toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria
- Terapi aktifitas mobilitas meningkat
Intervensi pendukung
- Dukungan kepatuhan pengobatan
- Dukungan ambulasi
- Dukungan perawatan diri
- dll

5 Intervensi Utama Setelah dilakukan edukasi kesehatan selama 15


- Edukasi kesehatan menit maka tingkat pengetahuan membaik dengan
- Promosi kesiapan penerimaan kriteria perilaku sesuai anjuran.
informasi
Intervensi pendukung
- Bimbingan sistem kesehatan
- Edukasi proses penyakit
- Edukasi program pengobatan
- dll
P
A
j. Daftar pustaka G
E
7
Asih, Niluh Gede Yasmin. 2004. Keperawatan medical bedah: klien dengan

gangguan sistem pernapasan. Jakarta: EGC.

Somantri, Irman. 2007. Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan

pernapasan. Jakarta: Salemba medika.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan

Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan

Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan

Kreteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.


PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN P
A
G
E
7
Nama Mahasiswa : Setiajeng Putriani Tempat Praktik : Ruang Anggrek

NIM : 2021001801 Tgl. Praktik : 15/03/2021

A. Identitas Klien
Nama : Ny. E No. RM : 103067

Usia : 41 tahun Tgl. MRS : 09-03-2021

Jenis kelamin : Perempuan Tgl. Pengkajian :15-03-2021

Alamat : Jl. Dorowati Timur Sumber Informasi :pasien, keluarga


RT 01 Rw 09 Desa
Nama klg dekat yang bisa dihubungi: suami
Mulyoarjo
Kec.Lawang

Status Pernikahan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : tidak bekerja

B. Status kesehatan Saat Ini


1. Keluhan Utama Saat MRS
Pasien mengatakan batuk dan sesak
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian:
Pasien mengatakan masih batuk dan dahak sulit keluar
3. Diagnosa medis : Pneumonia +pyelonephritis +lung TB+CHF

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Pasien mengatakan mengeluh batuk selama satu bulan hilang timbul. Pasien juga mengeluh bila
BAK sedikit sakit dan terasa panas. Pasien sudah berobat ke poli 3 hari yang lalu, pasien
disarankan untuk tes urin, darah lengkap dan juga rapid antigen ditemukan bahwa pasien
mengalami infeksi dan juga reaktif covid, oleh dokter diberi obat antibiotic dan juga obat batuk
dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan swab tapi pasien memilih untuk pulang. Tiga hari P
A
kemudian pasien mengeluh batuk tak kunjung sembuh dan dada terasa sesak, disertai demam. G
E
Lalu pasien di bawa ke RSUD Lawang dan melakukan swab test covid. Pasien rawat inap di 7
ruang isolasi sambal menunggu hasil swab jadi selama 6 hari. Setelah dinyatakan negative covid
pada tanggal 15-03-2021 pasien pindah keruang anggrek respi dan mengeluhkan badannya
lemas.

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu

1. Penyakit yg pernah dialami:


a. Kecelakaan (jenis & waktu) : tidak pernah
b. Operasi (jenis & waktu) : tidak pernah
c. Penyakit : tidak ada
d. Terakhir masuki RS : hanya berobat di poli
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll): tidak ada

3. Imunisasi:
( ) BCG ( ) Hepatitis
( ) Polio ( ) Campak
( ) DPT (√) Tidak terkaji

4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok - - -

Kopi - - -

Alkohol - - -

E. Riwayat Keluarga
GENOGRAM
P
A
G
E
7

Keterangan :

: Laki laki meninggal : pasien

: Perempuan meninggal : tinhggal serumah

: Laki-laki : Perempuan

F. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
 Makan/minum : 0 2
 Mandi : 0 2
 Berpakaian/berdandan : 0 2
 Toileting : 0 2
 Mobilitas di tempat tidur : 0 1
 Berpindah : 0 1
 Berjalan : 0 1
 Naik tangga : 0 2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain,
4 = tidak mampu
G. Pola Makan dan Minum Rumah Rumah Sakit
 Jenis diit/makanan bebas diit TKTP
 Frekuensi/pola 3x1 3x1
 Porsi yg dihabiskan 1 porsi ¼ - ½ porsi
 Komposisi menu nasi, lauk nasi, lauk, sayur
 Pantangan tidak ada tidak ada
 Nafsu makan baik berkurang
P
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir tetap turun 1 kg
A
 Jenis minuman air putih, teh air putih, the, G
susu
E
 Frekuensi/pola minum 6-8 kali 4-5 kali 7

 Berapa gelas yg dihabiskan 6-8 gelas 4-5 gelas


 Sukar menelan (padat/cair) tidak tidak
 Pemakaian gigi palsu (area) tidak tidak

H. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
 BAB:
- Frekuensi/pola 1x/ hari 1x/ 2 hari
- Konsistensi padat padat
- Warna & bau normal normal
- Kesulitan tidak ada tidak nyaman
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada
 BAK
- Frekuensi/pola 4-5 kali 3-4 kali
- Konsistensi cair cair
- Warna & bau kuning keruh kuning pekat
- Kesulitan nyeri dan panas tidak ada
- Upaya mengatasi minum obat minum obat

I. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
 Tidur siang: Lamanya
- Jam 13.00 s/d 14.00 1 jam 2 jam
- Kenyamanan stlh. tidur nyaman tidak nyaman
 Tidur malam: Lamanya
- Jam 21.00 s/d 04.00 7-8 jam 7-9 jam
- Kenyamanan stlh. Tidur nyaman nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur tidak ada tidak ada
- Kesulitan tidak ada batuk
- Upaya mengatasi

J. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit
 Mandi:Frekuensi 2x/hari cuci muka 1x/hari
P
 Keramas: Frekuensi 2x/minggu tidak
A
 Gososok gigi: Frekuensi 2x/ hari 1 x/hari G
E
 Ganti baju:Frekuensi 1x/hari 1x/hari 7

 Memotong kuku: Frekuensi 1x/ minggu belum


 Kesulitan tidak ada kurang nyaman
 Upaya yg dilakukan tidak ada tidak ada

K. Pola Toleransi-Koping Stres


1. Pengambilan keputusan: (√ ) sendiri (√ ) dibantu orang lain, sebutkan:
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll):
Pasien mengatakan tidak nyaman berlama- lama di rumah sakit

3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah:


Berbicara dengan keluarga

4. Harapan setelah menjalani perawatan:


Sembuh dan tidak ke rumah skait lagi

5. Perubahan yang dirasa setelah sakit:


Merasa tidak nyaman berbicara dengan orang lain

L. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, penting
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): sholat 5 waktu, pengajian
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: sholat dan pengajian
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: tidak ada
M. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tanda-tanda vital : - Tekanan darah : 130/70 Suhu : 36,5
- Nadi : 88 Pernafasan : 22
c. Tinggi badan : 154 cm Berat badan : 62 kg
2. Kepala dan Leher
a. Kepala : Bentuk : normal Massa : -
Distribusi rambut : normal Warna kulit kepala : putih
b.Mata : Bentuk :simetris Konjungtiva : merah muda
Pupil : (√ ) reaksi terhadap cahaya (√ ) isokor
Funsi penglihatan : (√ ) Baik ( ) Kabur
Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( √) Tidak P
A
Pemeriksaan mata terakhir : - G
E
Riwayat Operasi : Tidak pernah 7

c. Hidung : Bentuk :normal Warna : sawo matang Pembengkakan : -


Nyeri tekan : - Perdarahan :-
Riw. Alergi: - Penyakit yg pernah terjadi : -
d. Mulut dan Tenggorokan :
Warna bibir: merah muda Mukosa : kering Lesi : -
Massa : - Warna Lidah : merah
Perdarahan gusi : - Karies : -
Kesulitan menelan : - Sakit tenggorokan : -
Gangguan bicara : -
e. Telinga : Bentuk:normsl simetris Warna : sawo matang Lesi : tidak ada
Massa: - Nyeri : -
Fs. Pendengar : - Alat bantu pendengaran: -
f. Leher : Kekakuan : -- Nyeri/Nyeri tekan : -
Benjolan/massa : Keterbatasan gerak : -

3.Dada : Bentuk : normal Pergerakan Dada : simetris


Nyeri/nyeri tekan: - Massa: -
Peradangan : -
Jantung : perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : tidak terkaji
Paru : perkusi : tidak terkaji
Auskultasi: ronchi +/-
4. Payudara dan ketiak :
Benjolan/massa : - Nyeri/nyeri tekan : -
Bengkak : - Kesimetrisan : simetris
5.Abdomen :
Inspeksi : simetris tidak tampak luka
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
Perkusi : bunyi timpani di perut bagian atas
6. Genetalia : tidak terkaji
7. Ekstremitas : Kekuatan otot : +/+, tepasang infus
Kontraktur : - Pergerakan : lemas, normal, simetris
Deformitas : - Pembengkakan : - P
A
Edema : - Nyeri/nyeri tekan : - G
E
Pus : - luka : - 7

8. Kulit dan kuku :


Kulit : warna : sawo matang jaringan parut : -
Lesi : - suhu : hangat tekstur: baik
Turgor : normal, tampak kering

Kuku : warna : merah muda Lesi : -

pengisian kapiler: <1 detik

N. Hasil pemeriksaan penunjang


Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Tanggal : 09-3-2021
Urin Lengkap
Warna kuning
Kejernihan urin Sedikit keruh
lekosit 3+ Negatif
eritrosit 1+ Negatif
bakteri Positif 1 LPB Negatif
Tanggal 12-03-2021
Hemoglobin 11.6 g/dl 11.7-15.5
hematokrit 34.9 % 25-47
Lekosit 10.000 /uL 3.500-11.000
AGD
pH 7.280 7.350-7.450
PCO2 185,0 mmHG 80-100
PO2 21.6 mmHG 23-27
Albumin 3.29 g/dl 3.5-5.2
Kolesterol HDL 28 mg/dL 40-60
kreatinin 1.10 mg/dL 0.55-1.02
Kalium 3.30 mmol/L 3.5-5.2
Kalsium 1.12 mmol/L 1.17-1.29 P
A
Natrium 134.0 mmol/L 135-145 G
E
7

Pemeriksaan Radiologi :

- USG tgl 9-3-2021

Kesimpulan: Hidroureteronephrosis ringan dextra ec post renal

- Foto Thorax tgl 15-3-2021 - ECG tgl 15-3-2021

O. Terapi Pengobatan
Tanggal: 15-03-2021
No. Nama Obat Dosis Keterangan
1 Futrolit 20 Tpm IUFD
2 Levofloxacine 500 mg/48 jam Inf
3 Ceftriaxone 2 X 1 gr Inj
4 Pantoprazol 1x 40 mg Inj
5 Prorenal 3x2 P.O
6 Cotroxozole 1x960 mg P.O
7 KSR 1x600 mg P.O
8 Ciapro 3x1 P.O
9 Atorvastatin 1x20 mg P.O
10 CPG 1x75 mg P.O
ANALISA DATA P
A
G
E
No Data Pohon Masalah Masalah 7

DS: pasien mengatakan batuk Sistem pertahanan terganggu Bersihan jalan


nafas
dan dahak sulit keluar
Organisme
DO:
- Pasien tampak sering Virus
batuk
- ronchi +/- Kuman pathogen mencapai
bronkioli, terminalis merusak sel
- TTV epitel bersilia, sel goblet
TD :130/70mmHg
N: 88x/menit Cairan edema + leukosit ke alveoli
RR:22 x/menit
Konsulidasi paru

Kapasita vital, compliance


menurun, hemoragik

Leukositosis

Hipersekresi

Bersihan jalan nafas tidak efektif

2 DS : pasien mengatakan nafsu Sistem pertahanan terganggu Nutrisi kurang dari


kebutuhan
makan berkurang ,berat badan
Organisme
turun 1 kg dari 63 kg menjadi
62 kg,pasien mengatakan Virus
lemas, dan baruk berdahak.
Kuman pathogen mencapai
bronkioli, terminalis merusak sel
DO: epitel bersilia, sel goblet
- Pasien tampak lemas
- Mukosa kering Cairan edema + leukosit ke alveoli
- Kulit tampak kering
Konsulidasi paru
- Pasien menghabiskan ½
porsi makan Kapasita vital, compliance
- Pasen minum 4 gelas per menurun, hemoragik
hari
- TTV Leukositosis
TD :130/70mmHg Hipersekresi
N: 88x/menit
RR:22 x/menit
Rasa tidak nyaman
P
A
Nafsu makan berkurang G
E
3 DS: pasien mengatakan Sistem pertahanan terganggu Intoleransi aktifitas 7
badannya lemas
Organisme

DO: Virus
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak memanggil Kuman pathogen mencapai
bronkioli, terminalis merusak sel
keluarga dan perawat bila epitel bersilia, sel goblet
membutuhkan sesuatu
- Pasien tampak Cairan edema + leukosit ke alveoli
membutuhkanalat bantu dan
Konsulidasi paru
bantuan orang lain dalam
aktivitas tempat tidurnya Kapasita vital, compliance
- TTV menurun, hemoragik
TD :130/70mmHg
N: 88x/menit Leukositosis
RR:22 x/menit Hipersekresi

Transportasi oksigen terganggu

Kelelahan fisik
P
A
G
E
7
TGL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
Muncul Diagnosa
Bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi jalan
1. 15/03/2021
nafas dibuktikan dengan batuk tidak efektif
Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan
2. 15/03/2021
makanan dibuktikan dengan nafsu makan menurun
Intoleransi aktifitas berdasarkan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen dibuktikan dengan
3. 15/03/2021
mengeluh lelah

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Kriteria Pembenaran
Skor
DX
1 a. Sifat Masalah :tidak
3
sehat. 𝑥1 = 1 Sifat maslaah harus segera ditangani karena
Nilai: 3 3 mengancam nyawa
b. Kemungkinan
1
masalah dapat diubah: 𝑥2 = 1 Masalah ini memerlukan kolaborasi dengan
hanya sebagian 2 tim medik dan memerlukan tindakan medik
Nilai: 1
c. Potensi masalah untuk 2 2 Karena mengikuti proses perjalanan
diubah: cukup 𝑥1 = penyakit
Nilai:2 3 3
d. Menonjolnya 2 Harus segera ditangani karena mengancam
masalah: masalah 𝑥1 = 1 nyawa
berat harus ditangani 2
Total Skor 𝟐
𝟏+𝟏+
𝟑
𝟐
+𝟏= 𝟑
𝟑

2 a. Sifat Masalah
2 2
:Ancaman Kesehatan. 𝑥1 = Sifat masalah harus segera ditangani karena
Nilai: 2 3 3 mengancam kesehatan pasien
b.Kemungkinan
1
masalah dapat diubah: 𝑥2 = 1 Karena bergantung dengan penyakit utama
hanya sebagian 2
Nilai: 1
c.Potensi masalah untuk 2 2 Karena sesuai dengan perkembangan
diubah: cukup 𝑥1 = penyakit
Nilai:2 3 3
d.Menonjolnya 2 Harus segera ditangani karena mengganggu
masalah: masalah 𝑥1 = 1 proses penyembuhan pasien
berat harus ditangani 2
Total Skor 𝟐 𝟐 P
+𝟏+ A
𝟑 𝟑 G
𝟏 E
+𝟏=𝟑
𝟑 7

3 a. Sifat Masalah Karena lamanya masalah mengikuti


1 1
:Krisis. 𝑥1 = penyakitnya dan membuat pasien menjadi
Nilai: 1 3 3 stress karena tidak bisa beraktifitas
b.Kemungkinan
1
masalah dapat diubah: 𝑥2 = 1 Karena mengikuti proses penyakitnysa dan
hanya sebagian 2 masih bisa dibantu orang lain
Nilai: 1
c.Potensi masalah untuk 1 1 Karena bergantung pada proses
diubah: rendah 𝑥1 = penyembuhan penyakit
Nilai:1 3 3
d.Menonjolnya 2 Harus segera ditangani karena mengganggu
masalah: masalah berat 𝑥1 = 1 aktivitas pasien
harus ditangani 2
Total Skor 𝟏 𝟏
+𝟏+
𝟑 𝟑
𝟐
+𝟏=𝟐
𝟑

Urutan diagnosa sesuai prioritas

1. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi jalan nafas dibuktikan dengan batuk
tidak efektif
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan dibuktikan dengan nafsu makan
menurun
3. Intoleransi aktifitas berdasarkan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen dibuktikan dengan mengeluh lelah
P
A
G
E
INTERVENSI 7

No Hari/ Intervensi Keperawatan Waktu


DX Tanggal Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi

1 Setelah dilakukan intervensi Latihan batuk efektif


selama 3x24 jam maka
- Identifikasi kemampuan batuk
bersihan jalan nafas
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
meningkat, dengan kriteria - Atur posisi semi fowler
hasil: - Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Senin/ - produski sputum - Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama
15-03-21 meningkat. 2detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mecucu (dibulatkan)
selama 8 detik
- Anjurkan Tarik nafas selama 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang ke 3
Pemantauan Tanda Vital
- Monitor tekanan darah, nadi,pernapasan,suhu tubuh,oksimetri

2 Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


intervensi selama 3x 24
- Identifikasi status nutrisi
jam, maka status nutrisi - Identifikasi alergi dan makanan yang disukai
meningkat dengan kriteria - Monitor asupan makanan
Senin/ hasil : - Kolaborasi pemberian medikasi sebrlum makan
15-03-21 Konseling nutrisi
- nafsu makan meningkat
- Monitor intake dan output cairan, nilai hb, TD
- Rujuk kepada ahli gizi
P
A
3 Setelah dilakukan intervensi Manajemen energy G
selama 3x 24 jam maka E
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengsakibatkan
7 kelelahan
toleransi aktivitas meningkat
- Anjurkan melakukan aktivitas bertahap
dengan kriteria hasil: Terapi aktifitas
Senin/
15-03-21 - mobilitas meningkat - Fasilitasi aktifitas rutin
- Libatkan keluarga dalam aktifitas
- Monitor respons emosional
P
A
IMPLEMENTASI G
E
7

No Hari/ Implementasi Evaluasi


Dx Tanggal
1 Senin 1. Latihan batuk efektif S: pasien mengatakan dahak berhasil
/15-03-21 dengan menjelaskan tujuan keluar
batuk efektif untuk O:
Jam 10:00 Tampak sekret pasien berhasil keluar di
melegakan jalan nafas dan
bengkok
cara nya dengan Ronchi <<
- mengatur posisi semi fowler TTV:
- Pasang perlak dan bengkok TD 130/90 mmHg
di pangkuan pasien N: 86 x/menit
- Anjurkan Tarik nafas dalam RR: 21 x/menit
melalui hidung selama 4 S 36,5 C
detik, ditahan selama SaO2: 97%
2detik, kemudian keluarkan A: masalah teratasi sebagian
dari mulut dengan bibir P: Lanjutkan Intervensi
mecucu (dibulatkan) selama
8 detik
- Anjurkan Tarik nafas
selama 3 kali
- Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah Tarik
nafas dalam yang ke 3
2. Pemantauan Tanda Vital
- Monitor tekanan darah,
nadi,pernapasan,suhu
tubuh,oksimetri

2 Jam 12:00 1. Manajemen nutrisi S: pasien mengatakan menghabiskan sudah


- Menanyakan makanan yang makan dan minum habis banyak dan ingin
disukaidan alergi makan agar- agar
- Menanyakan dan melihat O:
asupan makanan Pasien menghabiskan ½ porsi makan
- Berkolaborasi dalam Pasien tampak lebis segar
pemberian terapi pantoptrasol TTV:
40 mg TD 130/90 mmHg
2. Konseling nutrisi dengan ahli N: 86 x/menit
gizi RR: 21 x/menit
Diit pasien TKTP S 36,5 C
SaO2: 97%
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
3 Jam 12:00 1. Manajemen energy S: pasien mengatakan badanya masih
- Menanyakan kepada pasien terasa lemah
gangguan fungsi tubuh yang O:
mengakibatkan kelelahan Pasien tampak duduk semi fowler
Tampak keluarga selalu disamping pasien
P
A
- menganjurkan melakukan TTV: G
E
aktivitas bertahap TD 130/90 mmHg 7
2. Terapi aktifitas N: 86 x/menit
- membantu pasien apabila RR: 21 x/menit
pasien membutuhkan S 36,5 C
pertolongan perawat SaO2: 97%
A: masalah teratasi sebagian
- menganjurka keluarga untuk
P: Lanjutkan Intervensi
lebih dekat dengan pasien

No Hari/ Implementasi Evaluasi


Dx Tanggal
1 Selasa 1. Latihan batuk efektif S: pasien mengatakan dahak
/16-03-21 - mengatur posisi semi fowler berhasil keluar
Jam 06:00 - Pasang perlak dan bengkok di O:
pangkuan pasien Tampak sekret pasien berhasil
- Anjurkan Tarik nafas dalam melalui keluar di bengkok
hidung selama 4 detik, ditahan selama Ronchi <<
2detik, kemudian keluarkan dari TTV:
mulut dengan bibir mecucu TD 130/80 mmHg
(dibulatkan) selama 8 detik N: 88 x/menit
- Anjurkan Tarik nafas selama 3 kali RR: 21 x/menit
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung S 36,5 C
setelah Tarik nafas dalam yang ke 3 SaO2: 97%
2. Pemantauan Tanda Vital A: masalah teratasi sebagian
- Monitor tekanan darah, P: Lanjutkan Intervensi
nadi,pernapasan,suhu tubuh,oksimetri

2 08:00 1. Manajemen nutrisi S: pasien mengatakan pagi ini


- Identifikasi status nutrisi makan nasi dan juga roti tawar 1
- Identifikasi alergi dan makanan yang lembar
disukai O:
- Monitor asupan makanan Pasien menghabiskan ½ porsi
- Kolaborasi pemberian terapi makan
pantoprasol Pasien tampak lebis segar
TTV:
TD 130/80 mmHg
N: 88 x/menit
RR: 21 x/menit
S 36,5 C
SaO2: 97%
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
3 Jam 08:00 1. Manajemen energy S: pasien mengatakan badanya
sudah lebih segar
O:
P
A
- Menanyakan kepada pasien gangguan Pasien tampak berjalan ke kamar G
E
fungsi tubuh yang mengakibatkan mandi dengan dibantu keluarga 7
kelelahan TTV:
- menganjurkan melakukan aktivitas TD 130/80 mmHg
bertahap N: 88 x/menit
2. Terapi aktifitas RR: 21 x/menit
- membantu pasien apabila pasien S 36,5 C
membutuhkan pertolongan perawat SaO2: 97%
- menganjurka keluarga untuk lebih A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
dekat dengan pasien

No Hari/ Implementasi Evaluasi


Dx Tanggal
1 Rabu 1. Latihan batuk efektif S: pasien mengatakan dahak
/17-03-21 - mengatur posisi semi fowler berhasil keluar
06:00 - Pasang perlak dan bengkok di O:
pangkuan pasien Tampak sekret pasien berhasil
- Anjurkan Tarik nafas dalam melalui keluar di bengkok
hidung selama 4 detik, ditahan selama Ronchi <<
2detik, kemudian keluarkan dari TTV:
mulut dengan bibir mecucu TD 140/80 mmHg
(dibulatkan) selama 8 detik N: 89 x/menit
- Anjurkan Tarik nafas selama 3 kali RR: 20 x/menit
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung S 36,5 C
setelah Tarik nafas dalam yang ke 3 SaO2: 98%
2. Pemantauan Tanda Vital A: masalah teratasi
- Monitor tekanan darah, P: Hentikan Intervensi
nadi,pernapasan,suhu tubuh,oksimetri

2 10:00 Manajemen nutrisi S: pasien mengatakan pagi ini


- Identifikasi status nutrisi menghabiskan porsi makan
- Identifikasi alergi dan makanan yang O:
disukai Pasien menghabiskan 1 porsi
- Monitor asupan makanan makan
- Kolaborasi pemberian medikasi Pasien tampak lebis segar
sebrlum makan TTV:
Konseling nutrisi TD 140/80 mmHg
- Monitor intake dan output cairan, nilai N: 89 x/menit
hb, TD RR: 20 x/menit
- Rujuk kepada ahli gizi S 36,5 C
SaO2: 98%
A: masalah teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
3 10:00 Manajemen energy S: pasien mengatakan tadi pagi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh sudah jalanjalan di sekitar
yang mengsakibatkan kelelahan tempat tidur sendiri
- Anjurkan melakukan aktivitas bertahap O:
P
A
Terapi aktifitas Pasien tampak segar, dan bergnti G
E
- Fasilitasi aktifitas rutin posisi dengan baik 7
- Libatkan keluarga dalam aktifitas TTV:
- Monitor respons emosional TD 140/80 mmHg
N: 89 x/menit
RR: 20 x/menit
S 36,5 C
SaO2: 98%
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
P
A
LAMPIRAN LOGBOOK G
E
LOGBOOK KEGIATAN
7

Departemen : KDP Pembimbing: Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep

Periode :15 Maret 2021 Mahasiswa : Setiajeng Putriani

Jam Kegiatan Keterangan

07.00 Melakukan timbang terima pagi

08.00 Melakukan tindakan injeksi obat, TTV

09.00 Melakukan observasi pasien

11.00 Konsultasi DPJP mengenai kondisi pasien

12.00 Melakukan implementasi hasil konsulan

Kasus yang dikelola:

1. Pneumonia

Saran/ Masukan pembimbing institusi:

1.

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Koordinator Mata Ajar

( ) ( )

Malang, 15Maret 2021

Koordinator Mata Ajar,

Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep


NIK. 200903009
P
A
LOGBOOK KEGIATAN G
E
7

Departemen : KDP Pembimbing: Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep

Periode :16 Maret 2021 Mahasiswa : Setiajeng Putriani

Jam Kegiatan Keterangan

07.00 Melakukan timbang terima pagi

08.00 Melakukan tindakan injeksi obat, TTV

09.00 Melakukan observasi pasien

11.00 Konsultasi DPJP mengenai kondisi pasien

12.00 Melakukan implementasi hasil konsulan

Kasus yang dikelola:

1.

Saran/ Masukan pembimbing institusi:

1.

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Koordinator Mata Ajar

( ) ( )

Malang, 16 Maret 2021

Koordinator Mata Ajar,

Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep


NIK. 200903009
P
A
LOGBOOK KEGIATAN G
E
7

Departemen : KDP Pembimbing: Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep

Periode :17 Maret 2021 Mahasiswa : Setiajeng Putriani

Jam Kegiatan Keterangan

07.00 Melakukan timbang terima pagi

08.00 Melakukan tindakan injeksi obat, TTV

09.00 Melakukan observasi pasien

11.00 Konsultasi DPJP mengenai kondisi pasien

12.00 Melakukan implementasi hasil konsulan

Kasus yang dikelola:

1.

Saran/ Masukan pembimbing institusi:

1.

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Koordinator Mata Ajar

( ) ( )

Malang, 17 Maret 2021

Koordinator Mata Ajar,

Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep


NIK. 200903009
P
A
LOGBOOK KEGIATAN G
E
7

Departemen : KDP Pembimbing: Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep

Periode :18 Maret 2021 Mahasiswa : Setiajeng Putriani

Jam Kegiatan Keterangan

07.00 Melakukan timbang terima pagi

08.00 Melakukan tindakan injeksi obat, TTV

09.00 Melakukan observasi pasien

11.00 Konsultasi DPJP mengenai kondisi pasien

12.00 Melakukan implementasi hasil konsulan

Kasus yang dikelola:

1.

Saran/ Masukan pembimbing institusi:

1.

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Koordinator Mata Ajar

( ) ( )

Malang, 18 Maret 2021

Koordinator Mata Ajar,

Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep


NIK. 200903009
P
A
LOGBOOK KEGIATAN G
E
7

Departemen : KDP Pembimbing: Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep

Periode :19 Maret 2021 Mahasiswa : Setiajeng Putriani

Jam Kegiatan Keterangan

07.00 Melakukan timbang terima pagi

08.00 Melakukan tindakan injeksi obat, TTV

09.00 Melakukan observasi pasien

11.00 Konsultasi DPJP mengenai kondisi pasien

12.00 Melakukan implementasi hasil konsulan

Kasus yang dikelola:

1.

Saran/ Masukan pembimbing institusi:

1.

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Koordinator Mata Ajar

( ) ( )

Malang, 19 Maret 2021

Koordinator Mata Ajar,

Ns. Wiwit Dwi, S. Kep., M. Kep


NIK. 200903009

Anda mungkin juga menyukai