Anda di halaman 1dari 14

FARMAKOTERAPI TERAPAN

“INFLUENZA”
Kiki Damayanti, M.Sc., Apt
Kelompok 10
01 Layyinatul Fuadah 19405021013

02 M. Itmamul Wafa 19405021014

03 Danianto Wicaksono 19405021015

04 Umroh Mahmudah 19405021016


Kasus
 
Seorang apoteker di apotek menerima resep sebagai berikut :
R/ Ciprofloxacin 500 mg no X
S 2 dd 1
 
R/ Ibuprofen 400 mg no X
S 2 dd 1
 
R/ Dequalinium chloride 0,25 mg loz no XV
S 3 dd 1
2020
 
R/ Demacolin tab no XV
S 3 dd 1

R/ Vit C 500 mg no X Pembawa resep adalah istri pasien.


S 2 dd 1 Apoteker melakukan wawancara dengan
  istriu pasien. Istri pasien menyatakan bahwa
Pro : Al Ghazali dokter mendiagnosa pasien mengalami
Umur : 29 tahun influenza. Pasien mengeluhkan pilek, hidung
tersumbat, batuk, bersin-bersin, dan
tenggorokan sakit saat menelan.
1. Berikan gambaran mengenai influenza (cara penularan, etiologi,
patofisiologi, tanda dan gejala, dan manajemen terapi)
A. Cara Penularan

Rute transmisi
influenza adalah
dari orang-ke-orang
melalui tetesan
pernapasan, yang
dapat terjadi ketika
orang yang
terinfeksi batuk
atau bersin (dipiro
ed 10 hal. 554)
B. Etiologi

Etiologi penyakit influenza adalah virus


influenza. Ada 3 tipe virus influenza, yaitu tipe
A, B, dan C. Penyakit influenza terjadi akibat
infeksi virus influenza tipe A atau B. Virus
influenza memiliki 2 antigen protein pada
permukaannya, yang dikenal dengan
komponen hemagglutinin (HA) dan
neuraminidase (NA)
C. Patofisiologi

Virus influenza masuk melalui inhalasi dari


droplet yang infeksius, aerosol partikel mikro,
maupun inokulasi langsung lewat sentuhan
tangan dari penderita. Virus kemudian
mengikat reseptor asam sialat yang terdapat
pada sel epitel jalan napas, khususnya di
trakea dan bronkus. Kemudian, replikasi virus
mencapai puncaknya dalam 48 jam pasca
infeksi dan jumlah virus berhubungan
langsung dengan derajat keparahan penyakit.
D. Tanda dan Gejala

demam, mialgia, sakit kepala, malaise,


batuk nonproduktif, sakit
tenggorokan, dan rhinitis. Mual,
muntah, dan otitis media juga sering
dilaporkan pada anak. Tanda dan
gejala biasanya dalam 3 sampai 7 hari,
meskipun batuk dan malaise dapat
bertahan selama lebih dari 2 minggu
(dipiro ed 10 hal. 554)
E. Managemen Terapi

a. Antipiretik, pada dewasa yaitu paracetamol 3-4 x 500 mg/hari (10-15


mg/kgBB) atau ibuprofen 3-4x 200-400 mg/hari (5-10 mg/kgBB)
b. Dekongestan, seperti pseudoefedrin (60 mg setiap 4-6 jam)
c. Antihistamin seperti klorfeniramin 4-6 mg sebanyak 3-4x/hari atau
difenhidramin 25-50 mg setiap 4-6 jam atau loratadin/cetirizine 10 mg
dosis tunggal (pada anak loratadin 0,5 mg/kgBB dan cetirizin 0,3
mg/kgBB)
d. Dapat pula diberikan antitusif atau ekspektoran bila disertai batuk.

(Panduan praktik klinis edisi revisi tahun 2014, hal 345)


2. Evaluasi Kerasionalan Resep
Tepat pasien
adalah ketepatan dalam Analisa Resep
menilai kondisi pasien.  Ciprofloxacin
pada kasus influenza penggunaan antibiotika
kurang tepat, karena influenza disebabkan oleh virus
bukan bakteri, kecuali pada kasus tertentu yang
memang dibutuhkan pengobatan, namun digunakan
antivirus bukan antibiotika.
Tepat indikasi  Ibuprofen  
penggunaan obat apabila Penggunaan ibuprofen dalam kasus kurang
ada indikasi yang benar tepat, karena dalam Demacolin sudah terdapat
(sesuai dengan diagnosa paracetamol, keduanya berfungsi sebagai analgesik
dokter) untuk penggunaan antipiretik.
obat tersebut dan telah  Dequalinium chloride  
terbukti manfaat Penggunaan Deq. Chloride kurang tepat karena
terapetiknya. sudah terdapat paracetamol dalam demacolin yang
berfungsi untuk mengatasi sakit tenggorokan saat
menelan
Lanjutan tepat indikasi………

Analisa Resep

 Demacolin (Mengandung Pct 500 mg, Pseudoefedrine 7,5 mg dan


Ctm 10 mg)
• Paracetamol merupakan terapi simtomatis (untuk mengurangi rasa
sakit tenggorokan saat menelan).
• Pseudoefedrin Hcl merupakan dekongestan (untuk mengatasi
hidung tersumbat dan pilek)
• Chlorpeniramine maleat merupakan antihistamin (untuk mengatasi
bersin-bersin)
Sehingga penggunaan Demacolin pada kasus sudah tepat.

 Vit C digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, karena


influenza bersifat self limiting disease, yaitu dapat sembuh sendiri
seiring dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh.
Sehingga penggunaan Vit C pada kasus sudah tepat
Tepat Frekuensi
Tepat obat Tepat Frekuensi adalah Pemilihan yang tepat
Tepat obat adalah ketepatan pemilihan frekuensi atau interval pemberian obat
obat yang dilakukan dalam proses
pemilihan obat dengan
Tepat Dosis
Tepat dosis adalah jumlah obat yang
mempertimbangkan beberapa faktor. Pada
diberikan berada dalam range terapi
kasus obat, karena jenis obatnya mudah
didapat. Dosis dan frekuensi sudah tepat

Tepat Cara Pemberian Nama Obat Dosis Pemakaian


Tepat Cara Pemberian adalah Pemilihan Demacolin 3 x sehari 1 3 x sehari 1 tablet
yang tepat pemberian obat sesuai dengan tablet
kondisi pasien. Pada kasus , pasien Vit c 2 x sehari 1 2 x sehari 1 tablet
berumur 29 tahun sehingga sudah tepat tablet
diberikan secara PO dan bentuk sediaan
tablet
3. Bila diperlukan, lakukanlah simulasi
komunikasi dengan dokter penulis
resep menggunakan format SBAR !

 Situation (S) : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien


 Background (B) : Informasi yang melatarbelakangi keluhan
pasien
 Assesment (A) : Hasil penilaian / pengkajian kondisi pasien
 Recomendation (R) : Apa yang perlu dilakukan/ saran untuk
mengatasi masalah pasien
Rekomendasi resep
Setelah konfirmasi

R/ Demacolin tab no XV
S 3 dd 1

R/ Vit C 500 mg no X
S 2 dd 1
 
Rekomendasi penambahan
Pro : Al Ghazali
ekspektoran atau antitusif,
Umur : 29 tahun
sesuai gejala pasien.
Namun dalam kasus tidak
disebutkan pasien
mengalami batuk kering
atau batuk berdahak,
sehingga perlu penggalian
informasi pada pasien
SELAMAT BERLIBUR
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai