Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

TUGAS TUTORIAL FARMAKOTERAPI PERNAFASAN


MATERI: ALLERGIC RHINITIS & SINUSITIS

Nama: Muhammad Naufal Baihaqi


NIM: 225070507111018
Kelas/Kelompok: B/2

KASUS:
Tn. MJ usia 21 tahun datang ke apotek anda dan mengeluh hidung terasa tersumbat yang
teramat parah disertai nyeri kepala dan pandangan kabur selama 3 hari. Sehari-hari Tn. MJ
bekerja sebagai pelukis serta tata hias ruangan. Pasien mengatakan baru saja mengalami gejala
flu. Pasien juga menggunakan 2 tablet parasetamol untuk meredakan nyeri kepalanya meski
sebentar. Teman Tn.MJ memberitahunya untuk menggunakan antihistamin untuk mengatasi
keluhannya. Oleh karena itulah, Tn. MJ ingin berkonsultasi serta meminta rekomendasi anda
sebagai apoteker di apotek.

Diketahui bahwa Tn.MJ mempunyai riwayat asma sejak kecil serta riwayat alergi terhadap
penisilin.

PERTANYAAN

1. Apakah pertanyaan yang anda ajukan sebagai apoteker kepada pasien untuk
memperkirakan kondisi medis yang dialami oleh Tn.MJ?
2. Pasien diketahui muncul gejala ingus berwarna hijau kekuningan selama 3 hari
sebelumnya disertai nyeri pada wajah dan hidung. Pasien juga mengeluh kehilangan
penciuman serta perasa sejak mengalami gejala flu dalam seminggu terakhir. Tidak
ditemukan gejala demam pada pasien. Berdasarkan gejala yang muncul, sebagai
apoteker anda mencurigai Tn.MJ mengalami sinusitis akut. Apa factor yang dapat
memicu terjadinya sinusitis?
3. Berikanlah rekomendasi terapi yang sesuai untuk kondisi Tn.MJ?
4. Apakah Tn.MJ perlu diberikan terapi beclometasone nasal spray? Jika iya, jelaskan cara
penggunaan obat tersebut? (Mahasiswa diminta untuk mempraktekkan pada saat
tutorial)
5. Keluhan yang dialami Tn.MJ tidak membaik sehingga memutuskan untuk ke dokter
umum karena Tn.MJ mengalami demam, pusing, sedikit gangguan pendengaran serta
nyeri telinga. Dokter kemudian menelpon anda untuk menanyakan rekomendasi
antibiotic yang sesuai untuk Tn.MJ, apakah antibiotic yang anda rekomendasikan?
Jelaskan alasan pemberian antibiotic tersebut?
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

1. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengetahui informasi
lebih lanjut tentang kondisi pasien:
a) Seberapa sering gejala hidung tersumbat, nyeri kepala, dan pandangan kabur
dialami oleh pasien dalam sehari?
b) Apakah gejala tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari pasien, seperti
pekerjaan dan tidur?
c) Bagaimana lingkungan kerja pasien sebagai pelukis dan tata hias ruangan?
Apakah sering terpapar zat kimia atau debu cat yang dapat memicu gejala?
d) Apakah lingkungan kerja pasien memiliki sirkulasi udara yang cukup dan
kelembaban udara yang tepat?
e) Apa obat yang pernah dikonsumsi oleh pasien sebelumnya untuk mengatasi
gejala tersebut, selain paracetamol?
f) Apakah indera penciuman pasien terganggu atau tidak?
g) Apakah telah dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah ada polip di
dalam hidung pasien?
h) Bagaimana respons pasien ketika bagian kelenjar sinus (terletak di antara mata,
hidung, tulang pipi, dan belakang dahi) ditekan? Apakah terasa sakit atau tidak?
i) Apakah terdapat perubahan warna atau pembengkakan pada area hidung
pasien? Apakah pasien merasa demam?

2. Pasien mengalami gejala ingus berwarna hijau kekuningan selama 3 hari, disertai nyeri
di wajah dan hidung, kehilangan penciuman, serta gejala flu dalam seminggu terakhir.
Hal ini mengindikasikan bahwa pasien menderita sinusitis akut. Sinusitis akut
umumnya ditandai dengan demam, sakit kepala, ingus kental yang berbau, hidung
tersumbat, dan nyeri di area wajah. Faktor pemicu sinusitis meliputi infeksi virus,
bakteri, atau jamur, serta pilek dan flu yang dapat menyebabkan peradangan pada
dinding sinus. Sebagai seorang pelukis, pasien mungkin terpapar zat kimia dari cat
secara rutin, yang dapat meningkatkan risiko peradangan sinus. Setelah periode flu,
dapat terjadi infeksi bakteri sekunder yang memperburuk inflamasi sinus. Infeksi virus,
alergi terhadap zat kimia, dan paparan polutan juga dapat menjadi pemicu sinusitis
(Medscape, 2023).

3.
Terapi non farmakologis yang mungkin diberikan untuk menghindari dan
menghilangkan faktor pemicu seperti, menghindari terpapar pilek atau virus lainnya
dengan menjaga kebersihan dan menjauhi orang yang sakit. Jika sudah terlanjur terkena
pilek atau penyakit lainnya, sebaiknya segera mencari pengobatan yang tepat sesuai
dengan anjuran dokter, dan tidak sembarangan minum antibiotik tanpa resep dokter.
Setiap terapi pengobatan harus disesuaikan dengan penyebab yang
mendasarinya. Oleh karena itu, penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter
untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rencana pengobatan yang sesuai. Selain
itu, menjaga gaya hidup sehat dengan menerapkan pola makan seimbang, berolahraga
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

secara teratur, cukup istirahat, dan mengelola stres juga dapat membantu meningkatkan
daya tahan tubuh dan mencegah penyakit kambuh.
Terapi farmakologi yang umumnya direkomendasikan adalah penggunaan
antihistamin. Antihistamin ini biasanya diberikan sebelum paparan terhadap alergen.
Cara kerja antihistamin adalah berkompetisi dengan histamin untuk mengikat reseptor
yang masih tersedia. Reseptor histamin H1 antagonis berikatan dengan reseptor H1
tanpa mengaktifkan reseptor, sehingga menghambat kerja histamin pada reseptornya.
Antihistamin oral terbagi menjadi dua kategori utama. Pertama, antihistamin non-
selektif yang cenderung memiliki efek sedatif (generasi 1), seperti difenhidramin,
klorfeniramin, dan prometazin. Kedua, antihistamin non-sedatif atau selektif primer
(generasi 2), yang cenderung memiliki sedikit atau tidak ada efek samping sedasi,
seperti loratadin, cetirizine, dan fexofenadine. Pemilihan antihistamin biasanya
didasarkan pada profil efek samping, keparahan gejala alergi, dan respons individu
terhadap obat. Oleh karena itu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum
memulai terapi antihistamin, mengingat beberapa antihistamin dapat menyebabkan
efek samping yang merugikan pada beberapa individu (Katzung, 2012).
Kortikosteroid nasal adalah pengobatan yang efektif untuk meredakan gejala
bersin, rhinorea, ruam, dan kongesti nasal, dengan risiko efek samping minimal. Obat
ini bekerja dengan mengurangi peradangan melalui beberapa mekanisme, termasuk
menghambat pelepasan mediator peradangan, menekan kemotaksis neutrofil,
menyebabkan vasokonstriksi, dan menghambat reaksi alergi melalui sel mast.
Kortikosteroid nasal sering dipilih sebagai terapi utama untuk penderita rhinitis alergi,
dan juga efektif digunakan pada sinusitis dan asma. Pemberian kortikosteroid nasal
sebelum timbulnya gejala seringkali memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu,
penggunaan kortikosteroid nasal merupakan pilihan terapi yang baik untuk meredakan
gejala dan mencegah eksaserbasi pada kondisi-kondisi tersebut (Sukandar dkk., 2013).
Pada kasus ini pasien memiliki alergi terhadap antibiotic golongan penisilin,
sehingga pasien diberikan antibiotik golongan Fluoroquinolon, yang memiliki aktivitas
spektrum luas terhadap organisme aerob gram positif dan gram negatif. Antibiotik ini
bekerja dengan menghambat sintesis dan pertumbuhan DNA melalui penghambatan
enzim DNA gyrase dan topoisomerase, yang diperlukan untuk replikasi, transkripsi,
dan ekspresi materi genetik. Salah satu contohnya adalah Levofloxacin (Levaquin),
yang efektif untuk mengobati sinusitis maksilaris akut yang disebabkan oleh S.
pneumoniae, H. influenzae, atau M. catarrhalis. Penggunaan Fluoroquinolone
disarankan secara empiris pada pasien yang berisiko mengalami eksaserbasi karena
adanya organisme yang resisten terhadap antibiotik lainnya. Bentuk oralnya memiliki
bioavailabilitas yang tinggi, mencapai sekitar 99%. (Brunton, 2010).

4. Iya, Berikut adalah urutan cara pakai Beclometasone Nasal Spray


a. Pertama jika menggunakan botol baru, pompa semprotan beberapa kali hingga
keluar kabut halus.
b. Buka tutup botol dan kocok perlahan.
c. Tutup hidung dengan lembut.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

d. Tutup 1 lubang hidung dengan menekan jari Anda ke sisi hidung.


e. Tekuk kepala Anda sedikit ke depan dan masukkan nosel dengan hati-hati ke
lubang hidung yang lain dengan menjaga botol tetap tegak.
f. Tarik napas secara perlahan melalui hidung dan dengan jari Anda tekan bagian
terluas dari nosel untuk menyemprotkan semprotan ke dalam lubang hidung
Anda.
g. Buang napas melalui mulut.
h. Ikuti Langkah e dan f untuk pengulangan. (NHS, 2023).
5. Pasien memiliki riwayat alergi terhadap penisilin, sehingga memerlukan antibiotik dari
kelompok yang berbeda. Penisilin termasuk dalam kelompok beta laktam. Alternatif
antibiotik yang dapat direkomendasikan termasuk fluoroquinolone seperti
Levofloxacin atau Moxifloxacin, dan juga antibiotik golongan makrolida seperti
azitromisin atau doksisiklin. Levofloxacin adalah antibiotik spektrum luas dari
golongan fluoroquinolone yang umumnya diresepkan untuk infeksi sinusitis akut.
Meskipun demikian, obat ini tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif
terhadap fluoroquinolone atau pasien dengan riwayat epilepsi. Efek samping yang
paling umum dari Levofloxacin termasuk masalah pencernaan seperti mual dan
muntah, juga catatan jika meresepkan obat dengan efek samping sebagai berikut
sebaiknya diberikan obat yang dapat meringankan efek samping tersebut seperti
ranitidine dan metoclopramide yang memiliki efek terapi untuk mengurangi sekresi
asam lambung dan mengatasi mual dengan melalui penghambatan reseptor dopamine
dan mempercepat pengosongan lambung (Katzung. 2012).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

DAFTAR PUSTAKA

Brunton L., Parker K., Blumenthal D., Buxton I., 2010. Terapi Hipertensi, dalam Goodman &
Gilman: Manual Farmakologi dan Terapi, alih bahasa, Elin Yulinah Sukandar, EGC,
Jakarta.

Katzung, B. G. dkk., 2012. Basic and Clinical Pharmacology., McGraw Hill, New York.

Medscape, 2023. Acute Sinusitis. https://emedicine.medscape.com/article/232670-overview.

National Health Service UK, 2023. How and when to use Beclometasone Nasal Spray.
https://www.nhs.uk/medicines/beclometasone-nasal-spray/how-and-when-to-use-
beclometasone-nasal-spray/.

Sukandar E.Y., Andrajati R., Sigit J.I., Adnyana I.K., Setiadi A.P., Kusnandar, 2013, ISO
Farmakoterapi, Buku I, ISFI Penerbitan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai