Anda di halaman 1dari 8

PELAYANAN FARMASI

Analisis Kasus Penggunaan Obat yang Rasional

DOSEN PEMBIMBING :
apt. Syahrizal R, M.Clin Pharm

Disusun Oleh
4890102220022 Nanda Amelia Rahmi

UNIVERSITAS BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
BANJARBARU
2023
Kasus 1

Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke puskesmas untuk berobat dengan


gejala pilek, sakit tenggorokan, batuk, bersin, dan hidung tersumbat yang
kemudian didiagnosa ISPA nonpneumoni. Pasien mendapatkan terapi :

Noza tablet 3x sehari

Amoxicillin 3x 500mg

Gg 100 mg 3x sehari

Asam mefenamat 3x 500mg

Apakah terapi obat tersebut rasional?

Analisis SOAP

 Subject
 Laki-laki 45 tahun
 Gejala pilek, sakit tenggorokan, batuk, bersin, dan hidung tersumbat
 Object
 Noza tablet 3x sehari (Triprolidine HCl 2,5 mg; Pseudoephedrine HCl
30 mg; Parasetamol 500mg)
 Amoxicillin 3x 500mg
 Gg 100 mg 3x sehari
 Asam mefenamat 3x 500mg
 Assesment
ISPA pneumoni
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas
mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga
tengah, pleura) (Kemenkes, 2011).
Berdasarkan tingkat keparahannya, penyakit ISPA dibedakan menjadi 2,
yaitu (Depkes RI, 2005) (Simanjuntak dkk, 2021) :
 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Ringan
Gejala umum yang terdapat pada ISPA ringan umumnya seperti
flu ringan, batuk kering tidak berdahak, sakit kepala ringan, yang
bisa ditangani di rumah dengan segera minum obat dan istirahat yang
teratur.
 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Berat
Infeksi ini merupakan tingkat yang lebih parah dari ISPA ringan
dengan gejala seperti demam tinggi, menggigil, sesak napas, dan lain
sebagainya, yang harus segera cepat di atasi dengan periksa ke dokter.
 Plan
 Penggunaan antibiotik amoxicillin tidak diperlukan karena pemberian
obat tersebut termasuk tanpa indikasi. Pengobatan pada ISPA non
pneumoni tidak perlu memerlukan antibiotik karena penyakit ini
umumnya disebabkan oleh virus. Gejala yang timbul seperti batuk, flu,
demam, dan nyeri lebih dikedepankan dengan pemberian analgetik,
antipiretik, antihistamin, dekongestan, antitusif ataupun ekspektoran,
vitamin dan mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Anita dkk,
2019). Oleh karena itu, penggunaan obat Noza, GG, dan asam
mefenamat sudah tepat. Obat Noza mengandung tripolidine HCl yang
berfungsi sebagai antihistamin untuk mengatasi bersin, pseudoephedrine
HCl berfungsi sebagai dekongestan untuk hidung tersumbat, asam
mefenamat dan parasetamol berfungsi sebagai analgetik untuk sakit
tenggorokan, dan GG berfungsi sebagai ekspektoran untuk gejala batuk
pasien. Pengobatan pada pasien dapat ditambahkan multivitamin dan
mineral untuk meningkatkan daya tahan tubuh pasien.
 Terapi non farmakologi
Pasien dianjurkan untuk memperbanyak istirahat dan banyak
mengkonsumsi air putih.
Kasus 2

Pasien laki-laki berusia 45 tahun berobat ke rumah sakit dengan keluhan batuk
tanpa sputum dan nyeri dada terkadang sesak.

Hasil pemeriksaan menunjukkan :

1. Sp2O 94%
2. Trombosit 80,000/m3
3. Leukosit 13,00
4. Foto thorax : tampak infiltrate pada lobus bawah paru

Pasien kemudian didiagnosa Pneumoni Atipik

Pasien diresepkan :

1. Azithromisin 4x 250mg selama 3 hari


2. Gg 3x sehari 100 mg
3. Parasetamol 3x 500mg

Analisis SOAP

 Subject
 Laki-laki berusia 45 tahun
 Keluhan batuk tanpa sputum
 Nyeri dada terkadang sesak
 Object
Hasil pemeriksaan menunjukkan :
 Sp2O 94%
 Trombosit 80,000/m3
 Leukosit 13,00
 Foto thorax : tampak infiltrate pada lobus bawah paru
Pasien diresepkan :

 Azithromisin 4x 250mg selama 3 hari


 Gg 3x sehari 100 mg
 Parasetamol 3x 500mg
 Assesment
Pneumoni Atipik
Pneumonia atipikal adalah pneumonia yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang tidak dapat diidentifikasi dengan teknik diagnostik
standar pneumonia pada umumnya dan tidak menunjukkan respon terhadap
antibiotik b-laktam. Mikroorganisme patogen penyebab pneumonia atipikal
pada umumnya adalah Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumoniae,
dan Legionella pneumophila (Nyoman dkk, 2007).
Gejala khas dari pneumonia adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk
(baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir,
purulen, atau bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak (Sari &
aya, 2022).
 Plan
 Penggunaan dosis antibiotik azitrhomisin dikurangi menjadi 1x sehari
500mg selama 3 hari berdasarkan rujukan British National Formulary
Ed 74 dosis penggunaan azithromisin pada CAP, low to moderate.
 Penggunaan obat GG diganti dengan obat Bromxehin sebagai mukolitik
yang membantu pengeluaran dahak.
 Pemberian informasi kepada pasien bahwa obat parasetamol digunakan
jika pasien mengalami demam.
 Pasien dapat diberikan terapi suportif seperti terapi oksigen karena
saturasi oksigen pada pasien >95% (Ramelina & Sari, 2022)
 Pengobatan alternatif seperti terapi inhalasi yang dikombinasikan
dengan agen mukolitik dapat dilakukan pada pasien untuk membantu
mengurangi sesak napas dan mengeluarkan sekret atau dahak yang
menumpuk pada saluran pernapasan.
 Terapi Non Farmakologi
Pasien dianjurkan untuk istirahat yang cukup dan memperbanyak
minum air putih.
REFERENSI

1. Anita, Syamsul, D., & Suprianto. 2019. Evaluasi Pemakaian Antibiotik


Yang Rasional Pada Ispa Non Pneumonia di Puskesmas Induk Kota Binjai.
Jurnal Dunia Farmasi. 3(3) : 106-114.
2. British National Formulary Ed 74
3. Kemenkes, (2011). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
4. Nyoman, I B., Putu, S.P., & Bagus, S.I. 2007. Pneumonia Atipikal. Sari
Pediatri. 9(2): 138-144.
5. Ramelina, A.S. & Sari, R. 2022. Pneumonia Pada Perempuan Usia 56
Tahun : Laporan Kasus, hlm. 712-719. Proceeding of The 15th Cotinuing
Medical Edcation Faculty of Medicine Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta : 24-25 September 2022.
6. Sari, D.P. & Jaya, E.P. 2022. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Penyakit
Pneumonia. Pharmacy Action Journal. 1(2) : 14-20.
7. Simanjutak, J., Santoso, E., & Marji. 2021. Klasifikasi Penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan menerapkan Metode Fuzzy K-
Nearest Neighbor. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer. 5(11) : 5023-5029.

Anda mungkin juga menyukai