Anda di halaman 1dari 3

TB PARU

No. Revisi Halaman


No. Dokumen
0
Tanggal Terbit Mengetahui Ditetapkan Oleh
Ketua Komite Medis Direktur
PANDUAN PRAKTEK
KLINIK
Dr Widjajanto, Sp B Dr Djunaidi Sp PD

1. Definisi Infeksi paru yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis.


Pada orang dewasa merupakan tuberkulosis paru pasca primer yang
berarti infeksi tuberkulosis pada penderita yang telah mempunyai
imuniti spesifik terhadap tuberkulosis.
2. Anamnesis Umum (sistemik) :
Panas badan (sumer), nafsu makan menurun, berkeringat
malam, mual, muntah.
Lokal paru :
Batuk, batuk darah, nyeri dada/nyeri pleuritik, sesak napas bila
lesi luas
3. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik tidak spesifik. Bila kelainan paru minimal atau
sedang, pemeriksaan fisik mungkin normal. Bisa dijumpai tanda-
tanda konsolidasi, deviasi trakea/mediastinum ke sisi paru dengan
kerusakan terberat, efusi pleura (redup, suara napas menurun).
4. Kriteria Diagnosis 1. Diagnosis klinik
Diagnosis tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik.
2. Diagnosis bakteriologik
Ditemukan basil tahan asam dalam sputum.
Dalam kerangka DOTS (directly observed treatment short course)
WHO, maka diagnosis bakteriologik merupakan komponen
penting dalam diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis,
dengan cara 3 kali pemeriksaan hapusan basil tahan asam dari
sputum (SPS = sewaktu, pagi, sewaktu).
3. Diagnosis radiologis
Gambaran radiologis konsisten sebagai gambaran TB paru aktif.
5. Diagnosis Kerja Tuberkulosis Paru
6. Diagnosis Banding 1. Pneumonia
2. Abses paru
3. Kanker paru
4. Bronkiektasis
5. Pneumonia aspirasi
7. Pemeriksaan Laboratorium :
Penunjang Darah lengkap : LED meningkat, dapat anemia, lekosit
normal atau sedikit meningkat, hitung jenis bergeser ke
kanan (peningkatan mononuklear).
Sputum :
Hapusan basil tahan asam (BTA) dengan pengecatan ZN,
atau fluoresens.
Kultur : untuk identifikasi basil dan uji resistensi obat anti
tuberkulosis.
Radiologis :
Gambaran radiologis dapat berupa :
TB PARU
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
0
Tanggal Terbit Mengetahui Ditetapkan Oleh
Ketua Komite Medis Direktur
PANDUAN PRAKTEK
KLINIK
Dr Widjajanto, Sp B Dr Djunaidi Sp PD

- Ill define air space shadowing


- Kaviti dengan dinding tebal dikelilingi konsolidasi
- Millet seed like appearance/granuler pada tuberkulosis
milier
Lokasi lesi pada umumnya sesuai dengan lokasi lesi
tuberkulosis pasca primer.
Namun demikian kadang penampakkan lesi pada foto toraks
tidak spesifik (seperti tumor), sehingga sering dikatakan
bahwa tuberkulosis merupakan the great imitator.
Untuk kepentingan klinik maka lesi tuberkulosis berdasarkan
foto toraks dibagi menjadi 2 kategori:
Lesi minimal (minimal lesion):
Bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru,
dengan luas tidak lebih dari volume paru yang terletak di atas
chondrosternal junction dari iga kedua dan prosesus spinosus
dari vertebra torakalis IV atau korpus vertebra torakalis V
(sela iga II) dan tidak dijumpai kaviti.
Lesi luas (far advanced lesion):
Bila proses lebih luas dari lesi minimal.
8. Tatalaksana Obat yang dipakai:
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: Rifampisin
INH Pirazinamid Streptomisin Etambutol
2. Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination) Kombinasi
dosis tetap ini terdiri dari : Empat obat antituberkulosis
dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg,
pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg dan Tiga obat
antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu rifampisin 150 mg,
isoniazid 75 mg dan pirazinamid. 400 mg
3. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2) Kanamisin Kuinolon
Obat lain masih dalam penelitian ; makrolid, amoksilin + asam
klavulanat Derivat rifampisin dan INH
9. Edukasi Memperbaiki keadaan umum seperti nutrisi, keseimbangan cairan
10. Prognosis AdVitam: dubiaadbonam/ malam
Adsanationam: dubiaadbonam/ malam
Ad fungsionam: dubiaadbonam/ malam
11. Lama Perawatan 5 hari perawatan tanpa komplikasi
12. Penelaah Kritis SMF Paru
13. Kepustakaan 1. Alsagaff, Hood, Mukty, Abdul.2010. Dasar-dasar Ilmu Penyakit
Paru, Edisi Ke 2. Airlangga University Press, Surabaya : 85-88,
88-96, 108-109.
2. Amin, Z., Bahar, A. 2006. BAB 242 Tuberkulosis Paru in:
Sudoyo, Aru (eds) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi IV
Jilid II : 988-993.
TB PARU
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
0
Tanggal Terbit Mengetahui Ditetapkan Oleh
Ketua Komite Medis Direktur
PANDUAN PRAKTEK
KLINIK
Dr Widjajanto, Sp B Dr Djunaidi Sp PD

3. Gerakan Terpadu Nasional Penanganan TB. 2008. Buku


Pedoman Nasional Penanggulangan TB. edisi 2. Cetakan
Kedua. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: 5,
6-7, 20-24.
4. Wibisono, M Yusuf, Winariani, Hariadi, Slamet, 2010. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit FK UNAIR, Surabaya : 27-
35.

Anda mungkin juga menyukai