Anda di halaman 1dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

SINDROMA KORONER AKUT (SKA)


NON ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI)
RSUD Kota Bekasi
Jl. Pramuka No. 55 Bekasi Dokumen Revisi ke : 1 Halaman
……/…… RSUD.4/VII/2013 1 dari 2
Ditetapkan
Tanggal Terbit : Direktur RSUD Kota Bekasi
Standar Prosedur Operasional
(SPO)
Tanggal Revisi :
Dr.dr. Titi Masrifahati, MKM
Nip : 19650214 1991 03 2 005
1. Pengertian Definisi :
Sindroma Koroner Akut disebabkan karena proses pengurangan
pasokan oksigen akut atau subakut dari miokard yang dipacu oleh
adanya denudasi atau robekan plak aterosklerotik dan berkaitan
dengan adanya proses inflamasi, thrombosis, vasokronstriksi dan
mikroembolisasi distal.

2. Tujuan Agar pelaksanaan sindrom koroner akut lebih terarah

3. Ruang Lingkup Semua kelainan sindrom koroner akut non stevalasi miokard infark

4. Prosedur 1.Kriteria Diagnosa :


a. Anamnesis :
- Nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada
- Lemas, nafas pendek atau keringat digni bisa sampai
pingsan
- Ulu ati tidak nyaman, mual atau muntah
- Lama keluhan > 20 menit atu bertambah sering / kuat
- Faktor risiko PKJ / Riwayat penyakit
Faktor pencetus seperti : Hipertensi, anemia, tiroktoksikosis,
stenosis aorta berat, hipertrofi kardiomiopati
b. Pemeriksaan Fisik dan Perasat – perasat :
Auskultasi : Normal, lemah atau gallop S3 Rhonchi +/-
c. Pemeriksaan penunjang :
- Laboratorium : Rutin, CK/MB + troponin T>0,2 mg%
- Elektrokardiografi :
ST segmen sepresi, gelombang T inverted atau gangguan
hantaran intraventrikel seperti RBBB, LBBB, mungkin
normal
- Foto Ro. Toraks
d. Konsultasi : Dokter Spesialis Jantung (SpJP)

2.Therapi :
a. Perawatan Rumah Sakit :
- Rawat ICU
- Rawat biasa jika hemodinamik dan EKG stabil
b. Supportif / Resusitatif :
- Tirah baring + monitoring EKG
- Pasang infus dextrose 5% (IV. line)
- O2 : 2 – 4 l/menit
- Puasakan selama 8 jam, lalu makan cair/lunak 1300
kalori/24 jam
PELAYANAN MEDIK
PENANGANAN SINDROMA KORONER AKUT (SKA)
NON ST ELEVASI MIOKARD INFARK (STEMI)

RSUD Kota Bekasi Dokumen Revisi ke : 1 Halaman


Jl. Pramuka No. 55 Bekasi ……/…… RSUD.4/VII/2013 2 dari 2
c. Kausal :
- Terapi antitrombotik : kombinasi aspirin 300 – 320 mg +
Clopidogrel 300 mg initial dose dilanjutkan 160 mg ASA +
75 mg Clopidogrel, heparin berat, molekul rendah
(enoxaparin 1mg/kg, SC, bid atau nadroparin 0,1 ml/kg,
SC, bid) atau heparin takterfraksinasi bolus 60 – 70 U/kg,
maks 5000 U, kemudian 12 U/kg/jam maks 1000 U. Target
APTT 1,5 – 2x kontrol, selama 2 – 7 hari
- Penyakit beta : Metoprolol, bisoprolol, atenolol atau
propranolol
- Antagonis kalsium : Diltiazem atau verapamil
- Statin terutama dengan dislipidemia
d. Simtomatik :
Nitrat tablet sub lingual, dapat diulang sampai 3x dengan
interval 10 menit, dapat diberikan intravena. Pada pasien
normotensi, tekan darah sistolik (TDS) tidak boleh <110
mgHg, sedangkan pada pasien hipertensi, tekanan darah rata –
rata tidak boleh turun > 25 %. Nitrat oral dapat diberikan
setelah 12 – 24 jam
Morfin jika masih nyeri setelah terapi antiiskemik / menetap

3.Rehabilitasi :
a. Realimentasi
Optimalisasi fisik, fisiologi dan sosial
b. Mobilisasi :
24 jam tidak ada keluhan nyeri dada atau tidak ada
komplikasi
c. Pulang
4 – 7 hari setelah nyeri dada terkontrol
d. Kontrol :
- Maksimal 7 hari pasca perawatan
- Modifikasi faktor risiko PJK
4. Angiografi
Dilakukan tindakan angiografi elektif post perawatan dan PCI elektif
post perawatan bila ditemukan lesi stenosis koroner yang signifikan.

1. Dokumen terkait Rekam Medik

Anda mungkin juga menyukai