Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK II

Friska indriani (N 210 21 058)


Sindy Mariski (N 210 21 0
APA ITU STROKE?
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan
terjadinya kematian jaringan di otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang
menyebabkan deficit neurologis mendadak sebagai akbat
iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak. (Mansjoer, 2007)
PENYEBAB 3

1. Thrombosis Cerebral
a. Aterosklerosis
b. Hyperkoagulasi pada polysitemia
c. Arteritis
d. Emboli
2. Haemorhagi
3. Hipoksia Umum
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
c. Cardiac output turun akibat aritmia
4. Hipoksia Setempat
a. Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan
subarachnoid.
b. Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
PATOFISIOLOGI 4

Setiap kondisi yang meyebabkan perubahan perfusi darah pada otak yang
menyebabkan keadaan hipoksia. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebakan
iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu yang singkat kurang dari 10-15 menit
dapat menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit permanen. Sedangkan iskemik
yang terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan sel mati permanen dan
mengakibatkan infark pada otak.
Setiap defisit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana yang
terkena. Daerah otak yang terkena akan menggambarkan pembuluh darah otak yang
terkena. Pembuluh darah yang paling sering mengalami iskemik adalah arteri serebral
tengah dan arteri karotis interna. Defisit fokal permanen dapat diketahui jika klien
pertama kali mengalami iskemik otak total yang dapat teratasi.
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau emboli,
maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak. Kekurangan okigen
dalam satu menit dapat menunjukan gejala yang dapat pulih seperti kehilangan
kesadaran.Sedangkan kekurangan oksigen dalam waktu yang lebih lama menyebabkan
nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut infark.
TANDA & GEJALA
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparese
atau hemiplegia)
2. Lumpuh pada salah satu sisi wajah “Bell’s Palsy”
3. Tonus otot lemah atau kaku
4. Menurun atau hilangnya rasae.
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus
Hemianopsia”
6. Gangguan bahasa (Disatria: kesulitan dalam
membentuk kata; afhasia atau disfasia: bicara
defeksif/kehilangan bicara)
7. Gangguan persepsih.
8. Gangguan status mental
MANIFESTASI KLINIS 6

1. Gejala klinis pada stroke hemoragik, berupa:


a. Defisit neurologis mendadak,
b. Kadang-kadang tidak terjadi penurunan kesadaran,
c. Terjadi terutama pada usia >50 tahun,
d. Gejala neurologis yang timbul tergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasinya.
2. Gejala klinis pada stroke akut berupa:
a. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul mendadak,
b. Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan hemisensorik),
c. Perubahan mendadak pada status mental (kesadaran menurun),
d. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai,
e. Gangguan penglihatan,
f. Gangguan daya ingat,
g. Bicara pelo atau cadel,
h. Mual dan muntah,
i. Nyeri kepala hebat,
j. Vertigo,
k. Gangguan fungsi otak.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 7

1. Angiografi serebral
2. Skan Tomografi Komputer (Computer Tomography scan– CT-scan)
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
4. Ultrasonografi doppler (USG doppler)
5. Elektroensefalogram (Electroencephalogram-EEG)
6. Sinar X tengkorak
7. Pemeriksaan laboratorium
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN DIAGNOSA
STROKE PADA TN. I
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. I
Umur : 32 Tahun
Pendidikan : SD
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Pedagang Buah
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jalan Melur No.24
No. Telp/HP : 0852 7172 4539
ANALISA DATA 10
NO DATA FOCUS ETIOLOGI MASALAH
1 Ds : Penyumbatan lumen Gangguan perfusi jaringan
 keluarga pasien menyatakan pasien tidak bisa pembuluh darah otak
berbicara, karena thrombus yang
 keluarga pasien mengatakan bahwa pasien makin lama makin
memiliki Riwayat tekanan darah tinggi, menebal.
 keluarga pasien juga mengatakan pasien
mengalami kelemahan di tubuh sebelah kanan.
Do :
 mulut pasien tampak merot,
 pasien mengalami disfagia,
 kesadaran komposmentis
 Ttv ; TD :170/100 mmHg
N : 84x / menit
S : 36°C
RR : 22x / menit
 Pasien terlihat susah menelan makanan dan
minuman
 Kekuatan otot : 222 555
222 555
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan Analisa data diatas, diangkat diagnosa keperawatan :
1. Gangguan perfusi jaringan b.d penyumbatan lumen pembuluh darah ke
otak
INTERVENSI KEPERAWATAN 12
NO DX KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI & RASIONAL

1 Gangguan perfusi Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1. Berikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang
jaringan b.d selama 1x 24 jam masalah gangguan perfusi sebab-sebab peningkatan TIK dan akibatnya
penyumbatan lumen jaringan berhubungan dengan adanya Rasional : agar keluarga lebih berpartisipasi dalam
pembuluh darah ke pendarahan intra serebral teratasi, dengan proses penyembuhan
otak kriteria hasil :
1. Pasien tidak gelisa 2. Anjurkan kepada pasian untuk bed rest total
2. Tidak ada keluhan nyeri kepala Rasional : untuk mencegah perdarahan ulang
3. Tanda-tanda vital normal
3. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengetahui setiap perubahan yang
terjadi pada pasien secara dini dan untuk
menerapkan Tindakan yang tepat

4. Berikan posisi kepala lebih tinggi 15°-30° dengan


letak jantung
Rasional : untuk mengurangi tekanan arteri dengan
meningkatkan drainage vena dan memperbaiki
sirkulasi serebral
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN 13

NO DX HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
1 Gangguan perfusi Senin, 17 1. Memberikan penjelasan kepada S : keluarga pasien mengatakan
jaringan b.d feb 2020 keluarga pasien tentang sebab- pasien masih susah untuk menelan
penyumbatan sebab peningkatan TIK dan
lumen pembuluh akibatnya O : bibir pasien masih terlihat merot,
darah ke otak 2. Menganjurkan kepada pasian Ekstremitas kanan masih terlihat
untuk bed rest total sangat kaku
3. Mengobservasi tanda-tanda vital TTV ; TD : 155/ 100 mmHg
4. Memberikan posisi kepala lebih N : 80x / menit
tinggi 15°-30° dengan letak S : 36, 2°C
jantung RR : 22x / menit

A : masalah belum gangguan perfusi


jaringan belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai