(NHS)
KELOMPOK 4 :
- AWALUDDIN
- HUSNUL KHATIMAH DAHRI
- NUR ALIAH FEBRIANTI
DEFINISI
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain selain vaskuler (Martini, 2014).
E TI O L O G I
a. Thrombolisis
Pengumpulan trombus mulai terjadi dari adanya kerusakan pada bagian garis endotelial dari pembuluh
darah. Arteroslerosis menyebabkan zat lemak tertumpuk dan membentuk plak di dinding pembuluh
darah, plak ini yang membuat pembuluh darah menyempit (Black & Hawks; 2014)
b. Emboli cerebral
yaitu bekuan darah atau lainnya seperti lemak yang mengalir melalui pembuluh darah dibawa ke otak,
Spasme arteri serebral yang disebabkan oleh infeksi, penurunan aliran darah ke arah otak yang
disuplay oleh pembuluh darah yang menyempit. (Black & Hawks; 2014)
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis Stroke Non Hemoragik menurut Misbach (2011) antara lain :
a. Hipertensi
c. Gangguan sensorik
d. Gangguan visual
e. Gangguan keseimbangan
a. EKG 12 sandapan
c. Nilai Laboratorium
d. Thorax Photo
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE
1. Identitas Klien
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
masuk RS.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik pada tanggal 20 Mei 2013
Hematologi
Hemoglobin 17, 1 gr/dL 12,0-15,6 High
Hematokrit 53 % 33-45 High
Leukosit 13, 0 ribu/ul 4,5-11,0 High
Trombosit 191 ribu/ul 150-400 Normal
Eritrosit 5, 41 juta/ul 4,10-5,10 High
Index eritrosit
GDS 341 mg/dL 60-140 High
SGOT 15 u/l 0-35 Normal
SGPT 13 u/l 0-45 Normal
Creatinin 0, 6 mg/dl 0,6-1,2 Normal
Ureum 38 mg/dl <50 Normal
PT 13, 3 detik 10, 0-15, 0 Normal
APTT 25, 5 detik 20, 0-40, 0 Normal
Diagnosa Keperawatan
a. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan b.d suplai darah dan
O2 ke otak menurun
1. Tidak ada tanda perburukan 2. Monitor dan catat status neurologis secara teratur
Ruang rawat : Anggrek 2
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal 3. Monitor tanda tanda vital
TD= 120/80- 140/100 mmHg 4. Evaluasi pupil (ukuran, bentuk kesamaan dan reaksi
terhadap cahaya).
Nadi =60-100 x/menit
5. Catat perubahan dalam penglihatan, misalnya pandangan
Pernafasan= 18- 24 x/menit
kabur, perubahan lapang pandang/persepsi lapang pandang
Kolaborasi
Kolaborasi:
1. Konsul dengan ahli
fisioterapi
Setelah dilakukan asuhan 1. Dorong pasien untuk
keperawatan selama 3x24 jam, berkomunikasi secara perlahan dan
diharapkan klien mampu untuk mengulangi permintaan
berkomunikasi verbal secara efektif
2. Sediakan metode komunikasi
dengan kriteria hasil:
alternatif seperti menulis di kertas.
1. Menentukan metode
3. Antisipasi dan sediakan
komunikasi untuk berekspresi.
kebutuhan pasien.
2. Menggunakan sumber
20/05/201 4. Bicara langsung kepada
3 bantuan dengan tepat.
3 pasien dengan perlahan dan jelas. Belinda
5. Anjurkan pengunjung/orang
terdekat mempertahankan
usahanya untuk berkomunikasi
dengan pasien.
Kolaborasi :
1. Konsul dengan ahli terapi
wicara
No. Hari, Implementasi Respon TT
IMPLEMENTASI
Dx tanggal, jam D
1 Senin, Memberikan injeksi ranitidine 30 gr/12 jam, injeksi S: pasien mengatakan terasa “kemeng” ketika obat dimasukan Bel
20/5/2013 citicolin 125 mg/12 jam, injeksi ceftriaxone 1gr/12 jam ind
O: klien tampak mengelus-elus tangan.
a
08.00
S:-
O: kesadaran composmentis, GCS 15, orientasi terhadap
Monitor status neurologis tempat, waktu dan orang baik
S: klien mengatakan pandangan tidak kabur, masih mampu
melihat pada kedua mata.
Memeriksa lapang pandang, pandangan kabur
O: lapang pandang klien masih bagus.
S: klien mengatakan iya bersedia untuk peninggian posisi karena
Mempertahankan posisi head up atau posisi kepala
merasa tidak nyaman dengan posisi sebelumnya
tempat tidur 30o
O: klien tampak kooperatif
S:-
Menilai reaksi pupil terhadap cahaya
O: klien kooperatif
Pupil bulat, isokor,
besar 3mm
S: -
Mengukur tanda-tanda vital
O: TD: 150/90 mmHg, nadi: 76 x/menit, RR: 16 x/menit,
suhu: 36,5oC
2 Menganjurkan alih baring setiap 2 jam sekali (terlentang, S: Istri klien mengatakan bersedia membantu Belin
miring kanan, miring kiri) suaminya untuk miring ke kanan maupun ke da
kiri
O: keluarga kooperatif
Mengobservasi kulit pada tonjolan tulang O: tidak ada luka atau kulit kemerahan pada
tonjolan tulang.
3 Memotivasi klien untuk selalu berlatih S: klien mengatakan semangat untuk Belind
berbicara, menyebutkan huruf-huruf vokal sembuh. a
dan huruf “R”
Klien mengatakan “uler melingker
lingker”, klien menyebutkan huruf A, I, U,
E, O
O : klien kooperatif, klien tampak
mengikuti apa yang diajarkan.
Anjurkan orang terdekat mempertahankan
S : keluarga klien akan mengajak klien
usahanya untuk berkomunikasi
berbicara
O : klien kooperatif
Mempertahankan posisi head up atau posisi kepala S: klien mengatakan iya bersedia untuk peninggian posisi karena merasa
tempat tidur 30o tidak nyaman dengan posisi sebelumnya
S:-
besar 3mm
S: -
Mengukur tanda-tanda vital O: TD: 150/90 mmHg, nadi: 80 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36,3oC
2 Menganjurkan alih baring setiap 2 jam sekali S: Istri klien mengatakan bersedia membantu suaminya untuk miring Belin
(terlentang, miring kanan, miring kiri) ke kanan maupun ke kiri da
O: keluarga kooperatif
Memantau tingkat kemampuan mobilisasi klien S: klien mengatakan kaki yang sebelah kiri masih terasa berat dan
kaku
O: klien terlihat belum bisa miring kiri maupun miring kenan secara
mandiri
Mengajarkan ROM pada pasien dan keluarga
O:
Tanda-tanda vital:
P : lanjutkan intervensi.
Head up 300
Istri klien mengatakan sekarang bicara klien sudah lebih baik dari
hari sebelumnya, sudah lebih jelas dari hari sebelumnya
P: Lanjutkan intervensi