Oleh:
Kelompok 1
Audry Aisyah Pratiwi R011211087
Melti R011211085
Muh Aldi R011211017
Najmah Nabila Ab R011211019
Nurul Annisa R011211015
Nurul Ridha R011211021
Nur Hijrah S R011211063
Nursyam R011211035
Nur Maindah R011211025
Nurwahdaniati Putri R011211101
Syahvira Nur Ramadhan R011211053
Kiki Marethasari T202320264
Kami berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga
dapat menjadi inspirasi bagi pembaca, terutama bagi dunia pendidikan.
Kelompok Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan suatu gangguan atau kerusakan pada
kepala yang disebabkan oleh benturan fisik dari luar dan tidak bersifat kongenital
ataupun degeneratif. Hal ini dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang
dapat mengakibatkan rusaknya kemampuan kognitif dan fungsi fisik tubuh. TBI
atau sering disebut sebagai cedera ataupun trauma otak yang terjadi pada kepala
secara langsung maupun tidak langsung juga dapat berakibat pada gangguan
fungsi neurologis dan psikososial yang sifatnya permanen. Cedera otak dapat
disebabkan oleh benda tumpul yang berkaitan dengan kecelakaan, jatuh, dan
pukulan benda tumpul, sedangkan benda tajam berkaitan dengan benda-benda
tajam dan tembakan. Cedera pada kepala dapat menimbulkan kerusakan
kompleks di kulit kepala, selaput otak, dan jaringan otak (Pahlawi, R., &
Nurmartha, A. R. 2023).
Metode yang digunakan pada TBI yaitu metode Weight Drop Injury (WDI)
dengan cara menjatuhkan beban pada durameter (tengkorak kepala terbuka) atau
pada bagian lobus frontal dari ketinggian yang telah ditentukan. Tingkat
keparahan cedera kepala dapat diketahui dari variasi berat beban penjatuh,
ketinggian, dan terbukanya tengkorak kepala serta variasi kedalaman kompresi
dari perbedaan model logam penjatuh. Metode WDI digunakan pada tikus
percobaan dengan menggunakan teknik tengkorak terbuka, sedangkan untuk
teknik tengkorak kepala tertutup kemungkinan terjadi fraktur tengkorak kepala
untuk menghasilkan memar kortikal (Pahlawi, R., & Nurmartha, A. R. 2023).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ada, beberapa rumusan masalah yang akan
menjadi topic bahasan kami adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana WOC dari kasus pasien dengan Traumatic Brain Injury?
2. Bagaimana pengkajian keperawatan kritis dari kasus pasien dengan Traumatic
Brain Injury?
3. Bagaimana analisa data dari kasus pasien dengan Traumatic Brain Injury?
4. Apa prioritas masalah dari kasus pasien dengan Traumatic Brain Injury?
5. Apa luaran keperawatan dari kasus pasien dengan Traumatic Brain Injury?
6. Bagaimana intervensi keperawatan beserta rasionalisasi dari kasus pasien
dengan Traumatic Brain Injury?
7. Bagaimana tinjauan EBP intervensi dari kasus pasien dengan Traumatic Brain
Injury?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai yaitu:
1. Untuk mengetahui WOC dari kasus pasien dengan Traumatic Brain Injury?
8. Cardiovascular/blood
Kulit teraba hangat
Konjungtiva tampak anemis
Tidak ada nvd sign
Bunyi jantung : S1 & S2
Irama : reguler
9. Bladder
Pasien menggunakan urine
Urine : 500cc/jam
Warna : kuning
Tidak berbau
Kebutuhan cairan :
2100ml/24 jam
10. Bowel
Abdomen datar
Tidak ada keluhan mual atau
muntah
Bising usus normal
Pemenuhan nutrisi melalui
NGT,uk : 18
Eliminasi usus normal
Tidak ada stoma
Diet : khusus (susu dan bubur
sering)
11. Muskulosketal/kulit
Kondisi kulit pasien pucat,
lembab & elastis
Adanya fraktur tertutup
Terdapat luka hecting kurang
lebih 5 cm di daerah
tempurung kepala
Tidak ada kompartemen
syndrome
12. Pemeriksaan laboratorium
WBC : 9,8 (normal) nilai
rujukan : 4,00-10,00
RBC : 3,04 (rendah) nilai
rujukan : 4,00-6,00
HGB : 9,4 (rendah) nilai
rujukan : 12,0-16,0
HCT : 29 (rendah) nilai
rujukan : 37,0-48,0
MCV : 95 (normal) nilai
rujukan : 80,0-97,0
MCH : 31 (normal) nilai
rujukan : 26,5-33,5
MCHC : 33 ( normal ) nilai
rujukan : 31,5-35,0
PLT : 119
(thrombositopenia) nilai
rujukan : 150-400
RDW-SD :54 (normal) nilai
rujukan : 37,0-54,0
RDW-CV : 14 (normal) nilai
rujukan : 10,0-15,0
MPV : 10.8 (normal) nilai
rujukan : 6,0-11,0
PCT :0,40 (normal) nilai
rujukan : 0,15-0,50
NEUT : 83 (neutrofilia) nilai
rujukan : 52,0-75,0
LYMPH : 9,8 (limfositosis)
nilai rujukan :m20,0-40,0
MONO : 5,4 (normal) nilai
rujukan : 2,0-8,0
BASO : 0.2 (normal) nilai
rujukan : 0,0-1,5
Fungsi ginjal :
Ureum : 32 ( normal
hypoalbuminemia ) nilai
rujukan : 10-50
Kreatinin : 1.00 (normal)
nilai rujukan : <1,3 mg/dl
Albumin : 2,6
(hypoalbuminemia) nilai
rujukan : 3,5-5,0
13. Terapi yang diberikan :
Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
Metamizole 1gr/8jam/IV
Asam traneksamat 500 mg/8
jam/IV
Mannitol 20%
150cc/8jam/IV
Ranitidin 50mg/12jam/IV
Fentanyl 40mcg/jam/SP/IV
Paracetamol 1gr/8 jam/IV
Norepinefrine 0.05
mcg/kgbb/menit
Omeprazole 40mg/12jam/IV
D. ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d adanya jalan napas buatan d.d
terpasang ventilator (sulit bicara dan tidak mampu batuk)
2. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial b.d edema serebral (akibat cedera
kepala) d.d tingkat kesadaran menurun
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan otot
menurun
4. Risiko Infeksi b.d efek prosedur invasif
5. Gangguan Pertukaran Gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d
kesadaran menurun
6. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif b.d cedera kepala
E. PRIORITAS MASALAH
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001) b.d adanya jalan napas buatan
d.d terpasang ventilator (sulit bicara dan tidak mampu batuk)
2. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial (D.0066) b.d edema serebral
(akibat cedera kepala) d.d tingkat kesadaran menurun
3. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003) b.d ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi d.d kesadaran menurun
4. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) b.d penurunan kekuatan otot d.d
kekuatan otot menurun
5. Risiko Infeksi (D.0142) b.d efek prosedur invasif
6. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017) b.d cedera kepala
F. ASUHAN KEPERAWATAN
Terapeutik
minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang
tenang
berikan posisi semi
fowler
hindari maneuver
valsava
cegah terjadinya
kejang
hindari penggunaan
PEEP
hindari pemberian
cairan IV hipotonik
atur ventilator agar
PaCO2 optimal
Kolaborasi
kolaborasi
pemberian sedasi
dan anti konvulsan,
jika perlu
kolaborasi
pemberian diuretik
osmosis, jika perlu
Pemantauan Tekanan
Intrakranial
Observasi
identifikasi
penyebab
peningkatan TIK
monitor peningkatan
TD
monitor pelebaran
tekanan nadi
monitor penurunan
frek. jantung
monitor iregurelitas
irama napas
monitor penurunan
tingkat kesadaran
monitor perlambatan
atau
ketidaksimetrisan
respon pupil
monitor kadar CO2
dan pertahankan
dalam rentang yang
diindikasikan
monitor tekanan
perfusi serebral
monitor jumlah,
kecepatan, dan
karakteristik
drainase cairan
serebrospinal
monitor efek
stimulus lingkungan
terhadap TIK
Terapeutik
ambil sampel
srainase cairan
serebrospinal
kalibrasi transduser
pertahankan
sterilitas sistem
pemantaauan
pertahankan posisi
kepala dan leher
netral
bilas sistem
pemantauan, jika
perlu
atur interval
pemantauan sesuai
kondisi pasien
dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
informasikan hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan
hasil pemantauan,
jika perlu
3. Monitor frekuensi
jantung dan
tekanan darah
sebelum memulai
ambulasi
4. Monitor kondisi
umum selama
melakukan
ambulasi
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan
alat bantu (mis:
tongkat, kruk)
2. Fasilitasi
melakukan
mobilisasi fisik,
jika perlu
3. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
ambulasi
2. Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis: berjalan
dari tempat tidur
ke kursi roda,
berjalan dari
tempat tidur ke
kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)