Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD
Tanggal Terbit Batusangkar
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604
1 008
PENGERTIAN Hiperkalemia adalah terjadinya peningkatan jumlah kalium dalam
darah melebihi batas normal (> 5,5 mEq/L).
TUJUAN Mencegah terjadinya kematian akibat tingginya kadar kalium dalam
darah.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR Tanda dan Gejala Hiperkalemi :
1. Aritmia, bradikardia.
2. Asidosis, kussmaul.
3. Perubahan gambaran EKG: peak and tall T wave, gelombang P
menghilang, QRS complex melebar s/d VT, VF sampai asistol.
4. Kelemahan otot terutama bagian ujung ekstremitas.
5. Kejang otot dinding perut.
6. Gejala lain: mual, hipotensi, dan kesemutan.
Kriteria Diagnostik
1. Gambaran EKG
2. Kadar kalium seru > 5,5 mEq/ L
3. Ada tanda- tanda dan gejala hiperkalemi.
4. Asidosis
Hiperkalemi
1. Ringan : Kalium serum 5,5 – 7 mEq/L
Gambaran EKG : Peak and tall T wave
2. Sedang : Kalium serum 7,1- 9 mEq/L
Gambaran EKG peak and tall T wave,
gelombang P mengecil sampai hilang
3. Berat : Kalium serum > 9 mEq/ L
Gambaran EKG: gambaran seperti diatas,
QRS complex melebar s/d VT, VF atau
Asistol
PENANGANAN HIPERKALEMIA
PROSEDUR Penatalaksanaan :
1. Tegakkan diagnosis hiperkalemia.
2. Lapor dokter jaga.
3. Bila hiperkalemi ringan, segera hemodialisis dengan ultrafiltrasi
minimal sesuai dengan klinis dan kebutuhan pasien pada jam
pertama hemodialisis.
4. Bila hiperkalemi sedang dan berat :
a. Berikan CaCl2 atau Ca glukonas 10 cc, diencerkan dengan
NaCl 0,9 % perlahan- lahan (5 menit) , intra vena ulangi setiap
15 menit sampai gambaran EKG normal.
b. Segera lakukan hemodialisis.
Perhatian :
Bila ada oedem paru berat, ultrafiltrasi minimal
pada jam pertama sesuai dengan klinis dan
kebutuhan pasien bila diperlukan biasa ditambahkan
time dialisis untuk melakukan ISO ultrafiltrasi pada
jam terakhir dialysis ( 30 menit sampai 1 jam)
DOKUMEN TERKAIT 1. Buku Panduan Pelatihan Teknis Dialisis, Tahun 2005
2. Hand Book of Dialysis, John.T.Daugirdas
3. Konsensus Menajemen Anemia pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik, PERNEFRI 2001
UNIT TERKAIT Instalasi Hemodialisis
PENANGANAN EMBOLI UDARA
PADA PASIEN HEMODIALISIS
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Batusangkar
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Terjadinya penyumbatan pembuluh darah oleh embolus udara akibat
masuknya gelembung udara ke dalam sistem sirkulasi darah pasien yang
sedang menjalani hemodialisis.
Tanda dan Gejala
1. Adanya gelembung udara dalam jumlah cukup banyak didalam
sirkulasi ekstrakorporeal. Bila udara yang masuk 1 ml/kgBB, dapat
berakibat fatal.
2. Bila posisi pasien duduk : kejang, penurunan kesadaran, koma.
3. Bila posisi pasien berbaring : batuk, sesak, nyeri dada dan dada
terasa terikat
TUJUAN Mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah organ-organ vital.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM tentang
Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001 /RSUD/2018
PROSEDUR Penatalaksanaan :
1. Hentikan hemodialisis, darah dalam sirkulasi ekstrakorporeal jangan
dimasukkan lagi.
2. Segera atur posisi pasien dalam posisi trendelenburg, miringkan
kekiri.
3. Punggung ditepuk- tepuk.
4. Oksigen 100%, bila di perlukan lakukan cardiopulmonary support.
5. Observasi ketat tanda- tanda vital.
6. Bersamaan dengan penatalaksanan pasien:
a. Cari sumber masuknya udara.
b. Bebaskan udara dalam blood line dengan sirkulasi tertutup.
c. Isi bubble trap jangan terlalu rendah.
d. Pastikan sensor udara berfungsi.
7. Apabila kondisi pasien stabil , hemodialisis dapat dilanjutkan.
PENANGANAN EMBOLI UDARA
PADA PASIEN HEMODIALISIS
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD
2 Januari 2018 Batusangkar
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1
008
PENGERTIAN URAIAN UMUM
Krisis hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang sangat
tinggi, dimana tekanan darah sistolik ≥ 220 mmHg dan atau tekanan
darah diastolic ≥120 mmHg ( JNC VII, 2003 ).
Penyebab hipertensi pada CKD on Chronic HD a.l :
a. Peningkatan cairan ekstraseluler ( volume dependent ).
b. Stimulasi sistem renin angiotensin ( renin dependent ).
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI
1. Hipertensi emergensi
Adalah krisis hipertensi yang disertai dengan kerusakan akut organ
target:
a. Intracranial hemorrhage
b. Hypertensive encephalopathy
c. Unstable angina pectoris
d. Acute miocard infark
e. Dissecting aortic aneurysm
f. Acute left ventricular failure with pulmonary edema
g. Perdarahan retina
Keadaan ini memerlukan penurunan tekanan darah segera
secara intravena dan perawatan intensif.
2. Hipertensi urgensi
Adalah krisis hipertensi tanpa disertai kerusakan akut organ target.
Keadaan ini memerlukan penurunan tekanan darah secara bertahap
dalam 24 – 48 jam secara oral. Termasuk hipertensi urgensi :
a. Hipertensi berat atau hipertensi akselerasi tanpa disertai
disfungsi organ target.
b. Rebound hypertension karena penghentian obat antihipertensi.
TUJUAN Untuk mencegah dan mengurangi kerusakan akut organ target
pada pasien hipertensi
PENANGANAN KRISIS HIPERTENSI
SAAT HEMODIALISIS
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. R.A.
Habibie Nomor : 064/Skep/Dir-RSKG/VII/2009, tentang standar
prosedur operasional penanganan krisis hipertensi .
PROSEDUR Penatalaksanaan :
1. Bila pasien dalam keadaan overhidrasi ( hipertensi karena volume
dependent ), program hemodialisis diteruskan dengan observasi
ketat.
2. Bila pasien dipastikan tidak dalam keadaan overhidrasi, blood
flow diturunkan sampai 150 ml/menit, ultrafiltrasi dihentikan atau
seminimal mungkin.
3. Oksigen 3 L/menit.
4. Bila obat antihipertensi rutin belum diminum, segera berikan.
5. Lapor kepada dokter jaga untuk pemberian obat-obatan.
6. Bila tidak ada gejala kerusakan organ target, berikan obat
antihipertensi oral :
a. Captopril tab. 25 mg p.o atau
b. Clonidine tab. 0,15 mg p.o
7. Observasi tekanan darah, nadi, kesadaran setiap 15 menit.
8. Bila sampai hemodialisis selesai tekanan darah tidak turun, pasien
dikirim ke emergensi rumah sakit untuk observasi selanjutnya.
9. Bila ada gejala kerusakan - kerusakan organ target atau tekanan
darah cenderung naik terus, hemodialisis segera dihentikan pasien
dirujuk kerawat inap .
Catatan : Hipertensi Emergensi
a. Obat anti hipertensi diberikan secara intravena.
b. Penurunan tekanan darah ( Mean Arterial Blood Pressure )
tidak lebih dari 25% dalam 2 jam, kemudian diturunkan
sampai 160 / 100 mmHg dalam 2 – 6 jam.
( JNC VII Recommendation ).
c. Hindari penurunan tekanan darah yang berlebihan.
PENANGANAN KRISIS HIPERTENSI
SAAT HEMODIALISIS
Ditetapkan,
Direktur RSKG NY.R.A.
Habibie
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 28 Juli 2017
Observasi Rujuk
UNIT TERKAIT Instalasi Hemodialisis
DOKUMEN TERKAIT 1. Buku Panduan Pelatihan Teknis Dialisis, Tahun 2005
2. Hand Book of Dialysis, John.T.Daugirdas
3. Konsensus Menajemen Anemia pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik, PERNEFRI 2001
PENANGANAN
DISEQUILIBRIUM SYNDROME
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSUD PROF. DR MA
445/ 007/SPO/PP/HD-RSUD/2018
HANAFIAH SM 1 1/1
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD
Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR
2 Januari 2018
PROSEDUR OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1
008
PENGERTIAN Dialysis Disequilibrium Syndrome ( DDS ) adalah kumpulan gejala
sistemik dan neurologik yang berhubungan dengan dialisis.
Dapat terjadi pada hemodialisis akibat penurunan kadar ureum yang
terlalu berlebihan.
Tanda dan Gejala :
Nyeri kepala, muntah-muntah, kram.
DDS berat : tampak lemah, hipertensi, disorientasi, pandangan kabur,
kejang, penurunan kesadaran sampai koma.
TUJUAN Mengembalikan pasien ke dalam kondisi equil ibrium
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR Bila DDS ringan :
1. Turunkan blood flow atau kurangi waktu hemodialisis.
2. Beri cairan hipertonis, misal : dextrose 40 %.
Bila DDS berat :
1. Hemodialisis harus segera dihentikan.
2. Beri cairan hipertonis, manitol.
3. Beri oksigen 2-3 L/jam.
4. Lapor dokter jaga untuk pemberian obat-obatan.
5. Bila kejang, beri antikonvulsan : Diazepam 5-10 Mg, IV.
6. Bila terjadi penurunan kesadaran, pertahankan jalan nafas.
7. Rujuk rawat inap untuk observasi dan penanganan selanjutnya.
UNIT TERKAIT Instalasi Hemodialisa
DOKUMEN TERKAIT 1. Buku Panduan Pelatihan Teknis Dialisis, Tahun 2005
2. Hand Book of Dialysis, John.T.Daugirdas
3. Konsensus Menajemen Anemia pada Pasien Gagal Ginjal Kronik,
PERNEFRI 2001
PENANGANAN PASIEN
DENGAN PENURUNAN KESADARAN
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
No. Revisi Halaman
BATUSANGKAR No.Dokumen
445/ 008 /SPO/PP/HD-RSUD/2018 1 1/1
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD
Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1
008
PENGERTIAN Penurunan kesedaran merupakan situasi dimana kondisi pasien
mengalami gangguan penerimaan oksigenasi yang tidak adekuat
terutama ke otak
TUJUAN Menghilangkan keluhan dan memberikan rasa nyaman pada saat
hemodialisis berlangsung
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR Pastikan pasien tidak sadar: memanggil, menepuk- nepuk
Tidak sadar
Hentikan hemodialisis
masukan darah kedalam tubuh pasien
Periksa nafas
Periksa nafas
Rujuk
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Batusangkar
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Timbulnya kejang otot pada pasien yang sedang menjalani hemodialisis
atau sesudahnya.
Penyebab kejang otot :
1. Penarikan cairan ( ultrafiltasi ) melebihi berat badan kering.
2. Penarikan cairan ( ultrafiltrasi ) dalam waktu cepat meskipun berat
badan kering belum tercapai.
3. Hipokalsemia.
TUJUAN Menghilangkan keluhan dan memberikan rasa nyaman pada saat
hemodialisis berlangsung.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR 1. Turunkan target ultrafiltrasi seminimal mungkin tanpa Ultrafiltrasi)
2. Periksa tekanan darah dan nadi.
3. Bila kram terjadi bersamaan hipotensi, berikan NaCl 0,9% 100 cc.
4. Bila ada perbaikan, pemberian drip NaCl diteruskan sampai kram
teratasi dan tekanan darah normal.
5. Bila tidak ada perbaikan, berikan cairan hipertonis.
6. Bila penyebabnya diduga karena hipokalsemi, berikan calsium
gluconas.
7. Penyuluhan pada pasien supaya kenaikan berat badan interdialitik
tidak terlalu besar
DOKUMEN TERKAIT 1. Buku Panduan Pelatihan Teknis Dialisis, Tahun 2005
2. Hand Book of Dialysis, John.T.Daugirdas
3. Konsensus Menajemen Anemia pada Pasien Gagal Ginjal Kronik,
PERNEFRI 2001
UNIT TERKAIT Instalasi Hemodialisa
PUNGSI ASITES
PASIEN HEMODIALISIS
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD
Tanggal Terbit Batusangkar
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1
008
PENGERTIAN Terjadinya robekan atau kebocoran pada membran semipermiabel dari
dializer sehingga cairan dialisat di kompartemen dialisat dapat masuk ke
dalam kompartemen darah dan bercampur dengan darah pasien atau
sebaliknya.
Tanda – tanda terjadinya ruptur dializer atau blood leak :
1. Alarm tanda blood leak berbunyi.
2. Adanya aliran darah pada perbatasan dializer dengan handsen
konektor, tampak seperti benang- benang merah halus.
3. Apabila robekan cukup besar, cairan dialisat akan berwarna merah.
TUJUAN 1. Mencegah masuknya cairan dialisat kedalam darah pasien.
2. Mencegah kontaminasi dialisat oleh darah pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Dializer baru 1 buah
b. Matkan 2 liter 1 buah
c. NaCl 0,9 % 1000 ml
d. Heparin 5000 unit
e. Spuit 1 cc 1 buah
2. Penatalaksanaan :
a. Matikan blood pump.
b. Lakukan By Pass pada tombol mesin atau QD dimatikan
c. Pasang klem arterial line dan klem fistula.
d. Lepas arterial line dari fistula dan disambungkan dengan selang
infus NaCl 0,9 %.
e. Buka klem arterial line dan klem selang infus NaCl 0,9 %
kemudian jalankan blood pump sampai kecepatan 100 cc/menit,
untuk memasukan darah ke tubuh klien.
f. Setelah darah masuk semua ,matikan blood pump, klem venouse
line kemudian lepaskan dari fistula dan ujung venus line letakan
di matkan.
No.Dokumen
RSUD PROF. DR MA No. Revisi Halaman
445/ 013 /SPO/PP/HD-RSUD/2018
HANAFIAH SM 1 1/1
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR Direktur RSUD Batusangkar
OPERASIONAL 2 Januari 2018
No.Dokumen
RSUD PROF. DR MA No. Revisi Halaman
445/ 014 /SPO/PP/HD-RSUD/2018
HANAFIAH SM 1 1/2
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
KEBIJAKAN
Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM tentang
Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001 /RSUD/2018
PROSEDUR 1. Kegiatan ini dilakukan 2 kali dalam setahun pada bulan April dan
Oktober. Biaya pemeriksaan ditanggung oleh Rumah Sakit.
2. Melakukan persiapan – persiapan :
a. Membuat data pasien yang akan diperiksa, dengan syarat : pasien
rutin dan tidak rutin, minimal telah menjalani hemodialisis di
RSKG Ny. RA. Habibie selama 1 (satu) bulan.
b. Mengajukan surat permohonan kepada Direktur Rumah Sakit untuk
pelaksanaan quality control.
c. Bekerjasama dengan bagian laboratorium untuk persiapan bahan dan
alat pemeriksaan.
3. Siapkan tabung untuk sampel darah, setiap pasien 2 buah tabung, yang
sudah diberi label lengkap : Nama, umur, alamat, tanggal, pre atau post
HD.
4. Pengambilan sampel ureum dilakukan pra dan paska hemodialisis
pada sesi yang sama.
5. Sampel darah pra hemodialisis diambil dari jalur arteri sebelum
hemodialisis dimulai, tanpa kontaminasi NaCl 0,9% atau heparin.
6. Sampel darah paska hemodialisis diambil dari jalur arteri, 2 menit
setelah blood flow diturunkan menjadi 50 ml/menit sebelum
mengakhiri hemodialisis pada sesi yang sama.
7. Sampel darah disimpan pada tabung yang sudah disediakan..
PROSEDUR 8. Hasil pemeriksaan disusun berdasarkan perhitungan rumus Kt/V
dan % URR.
9. Membuat laporan tentang Adekuasi Hemodialisis.
UNIT TERKAIT
Instalasi Hemodialisis
DOKUMEN TERKAIT
Konsensus Dialisis 2003, PERNEFRI.
PERSIAPAN
MESIN HEMODIALISIS MANUAL
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Batusangkar
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Cara mempersiapkan mesin hemodialisis sebelum tindakan hemodialisis
dilaksanakan. Persiapan mesin ini meliputi persiapan listrik, sirkulasi air
dan dialisat.
TUJUAN Agar mesin hemodialisis dapat dipersiapkan sesuai program yang
direncanakan dan mencegah trouble mesin yang dapat mengganggu
jalannya proses hemodialisis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM tentang
Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001 /RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Mesin hemodialisis
b. Cairan konsentrat
c. Aliran listrik
d. Sirkulasi air reverse osmosis
2. Penatalaksanaan
a. Aliran listrik sudah dalam keadaan terpasang.
b. Kran air dibuka.
c. Hidupkan mesin dengan menekan tombol on/off.
d. Tunggu sampai mesin siap, ditandai dengan padamnya lampu water
niveu.
e. Untuk program Asetat : Masukkan tubing A ke dalam cairan
konsentrat.
f. Untuk program Bikarbonat : Masukkan tubing A ke dalam cairan
acid, tubing B ke dalam cairan bikarbonat.
g. Tunggu sampai mesin siap pakai, ditandai dengan lampu by pass
berkedip-kedip.
UNIT TERKAIT Instalasi Hemodialisis
DOKUMEN TERKAIT 1. Buku Panduan Pelatihan Teknis Dialisis, Tahun 2005
2. Buku Panduan Mesin Manual
PERSIAPAN MESIN HEMODIALISIS VOLUMETRIK
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Cara mempersiapkan mesin hemodialisis sebelum tindakan hemodialisis
dilaksanakan. Persiapan mesin ini meliputi persiapan listrik, sirkulasi air dan
dialisat.
TUJUAN Agar mesin hemodialisis dapat dipersiapkan sesuai program yang
direncanakan dan mencegah trouble mesin yang dapat mengganggu jalannya
proses hemodialisis.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM tentang
Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001 /RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Mesin hemodialisis volumetrik
b. Cairan konsentrat
c. Aliran listrik
d. Sirkulasi air reverse osmosis
2. Penatalaksanaan
A. Mesin hemodialisis dengan Asetat.
1) Aliran listrik sudah dalam keadaan terpasang.
2) Kran air dibuka.
3) Mesin dihidupkan dengan menekan tombol on/off.
4) Masukkan tubing A ke dalam cairan konsentrat.
5) Tunggu sampai mesin siap pakai, ditandai dengan:
5.1) Gambro AK 100 : Dialysat path berwarna hijau.
5.2) Fresenius : Tampak tulisan T1 passed pada
layar monitor.
5.3) Hospal Integra : Tampak tulisan preparation pada layar.
B. Mesin hemodialisis dengan Bikarbonat
1) Aliran listrik sudah dalam keadaan terpasang
2) Kran air dibuka.
3) Mesin dihidupkan dengan menekan tombol on/off.
4) Masukkan tubing A kedalam cairan acid.
PERSIAPAN MESIN HEMODIALISIS VOLUMETRIK
No. Dokumen
No. Revisi Halaman
RSUD PROF. DR MA 445/016/SPO/PP/HD-RSUD/2018
1 2/2
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Pemasangan alat berupa selang khusus (Blood Line) yang digunakan untuk
melakukan sirkulasi darah di luar tubuh pasien (ekstrakorporeal) saat
hemodialisis berlangsung
TUJUAN Blood line terpasang dengan tepat, rapi dan tetap steril pada mesin
hemodialisis
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM tentang
Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001 /RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Mesin hemodialisis yang siap pakai.
b. Satu set blood line
c. Infus set
d. NaCl 0,9% 1,5 – 2 liter
2. Penatalaksanaan
a. Ambil 1 (satu) set blood line yang masih terbungkus rapi dan utuh
dalam kemasan. Pastikan tidak ada kerusakan pada kemasannya.
b. Buka kemasan blood line yang terdiri dari arterial line dan venous
line.
c. Yang pertama dipasang adalah arterial line dengan urutan :
1. Masukkan segment pump arterial line kedalam segment pump
mesin hemodialisis dengan cara memasukkan dari bagian
bawah terlebih dahulu,
kemudian putar berlawanan arah atau searah dengan arah jarum
jam sesuai dengan jenis mesin yang digunakan.
2 Pasang arterial detector pada tempatnya dengan posisi tegak.
PEMASANGAN BLOOD LINE
PADA MESIN HEMODIALISIS
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Soaking adalah mengalirkan cairan dialisat ke dalam kompartemen dialisat
pada dializer.
TUJUAN Melembabkan dan membuang bahan sterilisasi dalam kompartemen dialisat
pada dialyzer
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM tentang
Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001 /RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Mesin Hemodialisis yang siap pakai
b. Dializer baru atau reuse.
2. Penatalaksanaan :
a. Pasang dializer pada mesin hemodialisis dengan posisi merah di
atas dan biru di bawah.
b. Hubungkan kedua handsen konektor dialisat dengan dializer,
merah ke merah dan biru ke biru
c. Alirkan dialisat ke dalam dializer dengan menggunakan tekanan
( TMP ) 200 mmHg selama15( lima belas )menit untuk mesin
HD manual,tapi untuk mesin HD volumetrik bisa langsung
dilakukan rinsing.
UNIT TERKAIT Instalasi Hemodialisis
No.Dokumen
445/ 013 /SPO/PP/HD- No. Revisi Halaman
RSUD/2018 1 1/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Rinsing adalah pembilasan kompartemen darah pada dializer dengan
NaCl 0.9 %.
TUJUAN 1. Membuang bahan sterilisasi yang terdapat dalam kompartemen
darah pada dializer.
2. Mencegah terjadinya reaksi pirogen pada saat hemodialisis
berlangsung
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Mesin hemodialisis yang siap pakai dan sudah
terpasang blood line.
b. Dializer baru atau reuse.
c. NaCl 0,9 % 1500cc
d. Matkan / gelas ukur 2 liter.
2. Penatalaksanaan :
a. Setelah soaking, posisi dializer dibalik, biru di atas dan
merah di bawah.
b. Sambungkan arterial line dengan inlet dialyzer dan
venous line ke out let dializer.
c. Ujung venous line ditempatkan pada matkan lalu klem
dibuka.
d. Nyalakan blood pump mulai dari QB 100 mL/menit s/d
200 mL/menit dengan menggunakan NaCl 0.9 %
sebanyak 800 cc sampai 1000 cc untuk dializer reuse,
dan 500 cc untuk dializer baru (proses ini disebut
sirkulasi terbuka)
e. Untuk membebaskan udara, saat pembilasan dializer
ditepuk-tepuk atau diberi tekanan.
RINSING
No.Dokumen
445/ 013 /SPO/PP/HD- No. Revisi Halaman
RSUD/2018 2 2/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 1/1
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Januari 2017
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Priming adalah pengisian cairan fisiologis dengan penambahan
anti koagulan untuk dilakukan sirkulasi tertutup, sebelum
hemodialisis dilaksanakan.
TUJUAN Melapisi seluruh permukaan membran dializer dengan anti
koagulan dan mencegah terjadinya pembekuan darah dalam
sirkulasi ekstrakorporeal.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Spuit 1cc
b. Heparin
2. Penatalaksanaan :
a. Proses ini merupakan lanjutan dari proses rinsing
(sirkulasi terbuka).
b. Masukkan heparin 5000 – 10.000 unit ( sesuai
kebutuhan ) kedalam sirkulasi melalui latek inlet.
c. Blood pump dijalankan dengan kecepatan 200
cc/menit.
d. Saat proses preming klem NaCl, klem arteri line,
klem venuous line, klem arteri presure dan klem
venous presure dalam keadaan terbuka.
e. Untuk proses priming ini diperlukan waktu 15 ( lima
belas) menit sebelum digunakan ke pasien.
f. Setelah proses priming selesai, dilanjutkan dengan
proses penyambungan untuk melaksanakan
hemodialisis.
UNIT TERKAIT Instalasi Hemodialisis
DOKUMEN TERKAIT 1. Buku Panduan Pelatihan Teknis Dialisis, Tahun 2005
2. Buku Panduan Penatalaksanan Hemodialisis, Tahun 2007
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 1/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Melakukan akses vaskuler pada vena untuk pasien yang telah
melakukan operasi AV Shunt agar dapat dilaksanakan tindakan
hemodialisis.
TUJUAN Mendapatkan aliran darah yang cukup pada pasien yang sudah
dilakukan operasi Cimino / AV shunt.
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 2/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 1/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Melakukan akses vaskuler pada pasien yang sudah dipasang catheter
double lument.
TUJUAN 3. Mempermudah pelaksanaan hemodialisis pada pasien yang
belum melaksanakan operasi AV shunt.
4. Melakukan perawatan subclavia catheter
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Bak instrumen yang berisi alat-alat steril :
1) Spuit 10 cc / 20 cc 1 buah
2) Kassa 4 buah
3) Duk bolong 1 buah
4) Sarung tangan 1 pasang
5) Kom kecil berisi NaCl 0,9%
6) Kom kecil berisi alkohol 70 %
b. Heparin
c. Alkohol 70 %
d. Betadin 10 %
e. Klem
f. Matkan/gelas ukur 2 liter
g. Mikropor
2. Penatalaksanaan :
a. Pasien tidur terlentang atau duduk dengan posisi senyaman
mungkin.
b. Beri penjelasan pada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
c. Oleskan desinfektan pada daerah sekitar catheter double
lument dan pada ujung catheter double lumen mula-mula
dengan bethadin kemudian dengan alkohol.
d. Pakai sarung tangan steril.
e. Buka tutup CDL dan letakkan dalam kom alkohol.
f. Isi kom NaCl 0.9 % dengan heparin 2000 unit.
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 2/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 1/3
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
84
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Melakukan akses vaskuler pada vena femoralis untuk dapat
dilakukan tindakan hemodialisis.
TUJUAN Mendapatkan aliran darah yang cukup melalui vena femoralis pada
pasien yang belum dipasang Cimino / AV shunt.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR
1. Alat dan Bahan :
a. Bak instrument yang berisi :
1) Duk bolong 1 buah
2) Duk biasa 1 buah
3) Spuit 3 cc 1 buah
4) Kom kecil berisi NaCl 1 buah
5) Kassa 2 buah
6) Fistula 2 buah
7) Sarung tangan 1 pasang
b. Nierbekken 1 buah
c. Kom berisi alkohol 70 %
d. Kom berisi betadine 10 %
e. Lidocain 2 % 1 ampul
f. Micropore
g. Alat Cukur 1 buah
h. Heparin
2. Penatalaksanaan :
a. Persiapkan dan dekatkan semua alat yang akan dipakai.
b. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan dan resiko yang mungkin terjadi dengan
menandatangani informed concent (1x saja)
c. Pasien dipersilahkan tidur terlentang, kaki direnggangkan
dengan ekstensi maksimal. Posisi dibuat senyaman mungkin
untuk memudahkan melakukan penusukan.
d. Ukur tekanan darah pasien
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 2/3
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
e. Tentukan area yang akan dilakukan akses
f. Lakukan akses outlet terlebih dahulu kemudian inlet
g. Pakai sarung tangan steril dan masker
Akses Outlet
a. Bersihkan area akses dengan betadin 10 % dengan gerakan
melingkar dari arah dalam ke luar, kemudian diulang dengan
alkohol 70 % dengan cara yang sama dan tunggu sampai
kering, jangan ditiup-tiup.
b. Isi spuit 3 cc dengan NaCl 0,9% dan tambahkan Heparin
500 – 1000 unit dengan melepaskan jarumnya terlebih
dahulu, pasangkan pada fistula dan dorong NaCl sehingga
mengisi selang fistula, pastikan tidak ada udara.
c. Tusukkan fistula pada vena, pastikan darah keluar dengan
lancar saat aspirasi kemudian difiksasi dengan micropor dan
klem ditutup, spuit dilepaskan.
Akses Inlet
a. Dilakukan pada vena femoralis ( lipat paha ).
Bersihkan area akses dengan betadin 10 % dengan arah
gerakan melingkar dari dalam ke luar, kemudian ulang dengan
alkohol 70% dengan cara yang sama, tunggu sampai kering.
b. Pakaikan duk bolong di atas area akses.
c. Pastikan arteri femoralis teraba pada pertengahan lipat paha.
d. Ambil jarak ½ - 1 cm ke arah medial pada lipat paha untuk
menentukan letak vena femoralis.
e. Berikan anestesi lokal pada daerah yang akan ditusuk mulai
kutis, subkutis sampai mendekati vena femoralis dengan
melakukan aspirasi sebelumnya untuk mencegah obat anestesi
masuk ke pembuluh darah.
f. Isi fistula dengan NaCl 0,9% dengan heparin 500 – 1000 unit
(sesuai program).
g. Isi fistula dengan NaCl 0,9% dengan heparin 500 – 1000 unit
(sesuai program)
h. Penusukan fistula tepat pada bekas penusukan anestesi dan
diarahkan ke medial. Bila telah masuk vena femoralis,
lakukan aspirasi. Pastikan saat aspirasi darah ke luar dengan
lancar ( lakukan beberapa kali ), kemudian fistula difiksasi
dengan mikropor. Tutup klem fistula, spuit dibiarkan tetap
terpasang.
Catatan:
Bila akses mengenai arteri ( ditandai dengan plunger pada spuit
terdorong dengan sendirinya ), fistula harus langsung dicabut dan
lakukan penekanan selama 30 menit atau sesuai kondisi pasien
sampai pendarahan bekas akses yakin berhenti. Pindahkan akses
AKSES VENA FEMORALIS
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 3/3
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 1/3
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Melaksanakan tindakan hemodialisis sesuai dengan yang
direncanakan dengan mengalirkan darah ke ekstrakorporeal .
TUJUAN Tercapainya tindakan hemodialisis sesuai dengan rencana yang
diharapkan.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR 1. Penatalaksanaan :
a. Lihat status harian hemodialisis yang lalu untuk program
hemodialisis saat ini.
b. Mesin hemodialisis diprogram sesuai dengan yang direncanakan,
cek kembali :
1) QD 500 mL/menit (standar) atau sesuai kebutuhan.
2) QB 150 - 300 mL/menit (standar) atau sesuai kebutuhan.
3) Temperatur 36-37°C
4) Natrium base 138 mEq (standar) atau sesuai kebutuhan.
5) Program profilling ultrafiltrasi / natrium bila diperlukan.
6) Ultrafiltrasi sesuai dengan kebutuhan sampai tercapai
berat badan kering (dry weight).
c. Tanyakan keluhan dan riwayat hemodialisis yang lalu.
d. Observasi keadaan umum dan tanda vital : takanan darah, nadi,
respirasi dan suhu.
e. Pasien sudah dalam keadaan dilakukan akses vaskular ( lihat
SOP akses vaskular ).
f. Matikan blood pump, klem bagian arterial dan venous line.
g. Klem arterial line yang terhubung dengan selang NaCl 0,9%.
h. Arterial line dihubungkan dengan akses inlet pasien (dengan
menggunakan kasa steril sebagai alas ).
i. Ujung venous line dihubungkan dengan gelas ukur.
j. Buka semua klem kecuali klem pada selang NaCl 0,9%.
MEMULAI HEMODIALISIS
( PENYAMBUNGAN )
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 2/3
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
MEMULAI HEMODIALISIS
( PENYAMBUNGAN )
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 3/3
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
c. TMP
d. Temperatur dialysat
e. Conductivity
f. Ultrafiltrasi
UNIT TERKAIT
Instalasi Hemodialisis
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 1/3
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Menghentikan tindakan hemodialisis setelah selesai sesuai dengan
program.
TUJUAN Mengembalikan darah dari sirkulasi ekstrakorporeal ke dalam tubuh
pasien.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. R.A.
Habibie Nomor : 064/Skep/Dir-RSKG/VII/2009, tentang Standar
Prosedur Operasional mengakhiri hemodialisis
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a.Bak instrumen steril yang berisi alat dan bahan steril:
1) Depper yang telah diberi betadin 2 buah
2) Spuit 3 cc 1 buah
3) Sarung tangan 1 pasang
b. NaCl 0,9 %
c. Tensoplast 2 buah
d. Mikropor
e. Masker
f. Ember tempat fistula
g. Ember tempat blood line
2. Penatalaksanaan :
a. Akses Pada Vena Femoralis
1) Siapkan dan dekatkan semua peralatan yang akan dipakai.
2) Pakai sarung tangan dan masker.
3) Selang infus NaCl0,9 % dilepaskan dari blood line dan diberi
sambungan.
4) Blood pump dimatikan, pasang klem fistula femoral dan
arterial line.
5) Lepaskan arterial line dari fistula femoral kemudian
sambungkan dengan selang infus NaCl 0,9 %
6) Buka klem yang terpasang pada arterial line dan selang infus.
7) Blood pump dinyalakan dan dinaikkan sampai QB 100- 150
ml/menit dan masukan darah yang ada di blood line sampai
bersih
MENGAKHIRI HEMODIALISIS
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD PROF. DR MA RSUD/2018 1 2/3
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
MENGAKHIRI HEMODIALISIS
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 3/3
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
8) Masukan darah yang ada pada fistula inlet dengan cara
didorong dengan NaCl 0,9 % dalam spuit 3 cc.
9) Lepaskan fistula inlet , tekan dengan depper 10- 20 menit
atau sesuai dengan kondisi pasien.
10) Blood pump dimatikan , pasang klem pada arterial line,
infuse NaCl, venouse line dan fistula outlet.
11) Ukur tekanan darah pasien
12) Lepaskan blood line dari fistula outlet
13) Lepaskan blood line dari mesin hemodialisis
14) Lepaskan fistula outlet, tekan 5- 10 menit atau sesuai
dengan kondisi pasien, setelah dipastikan kondisi pasien
dalam keadaan baik
15) Setelah darah berhenti, tutup luka dengan tensoplast
16) Simpan fistula dan blood line pada tempat yang disediakan.
17) Pasien diperbolehkan pulang setelah diberikan petunjuk
perawatan luka dirumah
Perawatan Luka Akses Cimino di Rumah :
1) Luka dijaga tetap kering dan bersih.
2) Tidak dipakai mengangkat beban berat.
3) Apabila terjadi pembengkakan dirumah ,nyeri atau
pendarahan ,lakukan penekanan pada daerah bekas tusukan
dengan kekuatan secukupnya.
4) Periksakan kerumah sakit terdekat atau hubungi RS. Khusus
Ginjal Ny. RA Habibie
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 1/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Mengakhiri tindakan hemodialisis pada pasien yang dipasang
catheter double lument ( cdl )
TUJUAN Mengembalikan darah dari sirkulasi ekstrakorporeal ke dalam tubuh
pasien.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD PROF.DR.M.ALI HANAFIAH,SM
tentang Pelayanan Unit Hemodialisa Nomor : 440/001
/RSUD/2018
PROSEDUR 1. Alat dan Bahan :
a. Bak instrumen steril yang disimpan disiapkan kembali.
b. Alat dan bahan steril yang diperlukan:
1) Spuit 10 cc 1 buah
2) Spuit 1 cc 1 buah
3) Kasa 4 buah
4) Sarung tangan 1 pasang
5) Kom kecil berisi NaCl 0,9 %
6) Kom kecil berisi alkohol 70 % dengan tutup subclavia
didalamnya
c. Heparin
d. Alkohol 70 %
e. Betadin 10 %
f. Mikropor
2. Penatalaksanaan
a. Pakai sarung tangan non steril.
b. Setelah waktu hemodialisis selesai, masukkan darah ke dalam
tubuh pasien sama seperti mengakhiri hemodialisis pada akses
femoral atau AV shunt.
c. Ganti sarung tangan dengan yang steril.
d. Pastikan inlet dan outlet CDL dalam posisi di klem
e. Bersihkan ujung CDL dengan kasa bethadin kemudian
alkohol.
f. Masukkan NaCl 0.9% ke dalam inlet dan outlet CDL sampai
bersih. Setelah cairan NaCl 0.9% masuk, darah tidak boleh
ditarik lagi.
MENGAKHIRI HEMODIALISIS
PADA CATHETER DOUBLE LUMENT
(CDL )
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 2/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
No.Dokumen
445/ 013 No. Revisi Halaman
/SPO/PP/HD-
RSUD/2018 1 1/2
RSUD PROF. DR MA
HANAFIAH SM
BATUSANGKAR
Ditetapkan oleh :
Direktur RSUD Batusangkar
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
2 Januari 2018
OPERASIONAL
dr. AFRIZAL HASAN
NIP.19760529 200604 1 008
PENGERTIAN Memberikan heparin pada pasien saat menjalani hemodialisis.
TUJUAN Mencegah terjadinya pembekuan darah pada sirkulasi
ekstrakorporeal saat proses hemodialisis berlangsung.
KEBIJAKAN Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. R.A.
Habibie Nomor : 064/Skep/Dir-RSKG/VII/2009, tentang Standar
Prosedur Operasional pemberian heparine
PROSEDUR Prosedure:
1. Alat dan Bahan :
a. Heparin vial 1 vial
b. Spuit 1 cc 1 buah
c. Spuit 10/20 cc 1 buah
d. NaCl 0,9 %
e. Kasa Alkohol
2. Jenis Heparinisasi
a. Standar :
1). Continue
2). Intermitten
b. Minimal / ketat
c. Free heparin
d. Low molecular weight heparin ( LMWH ) :
Lovenox, Fraksiparine, Fragmin.
Penatalaksanaan :
1. Pemberian heparin :
1) Dosis awal ( diberikan pada saat akses )
a. Standar : 2000 IU
b. Minimal : Tidak IU
c. Free heparin:Tidak IU
2) Dosis maintenance (dalam spuit 20 cc diencerkan
dengan NaCl o,9%)
a. Continue Standar : 1000 IU/Jam
b. Intermitten Standar: 1000 IU/Jam
c. Minimal /ketat : 500 IU/Jam
PEMBERIAN HEPARIN (HEPARINISASI)
UNIT TERKAIT
Instalasi Hemodialisis
DOKUMEN TERKAIT
1. Buku Panduan Pelatihan Teknis Dialisis, Tahun 2005.
2. Konsensus Dialisis 2003, PERNEFRI.
PENERIMAAN PASIEN BARU
( TRAVELING DIALISIS )
No.Dokumen
Ditetapkan oleh :
No.Dokumen
No.Dokumen
Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Penatalaksanaan :
1. Pemeriksaan kelengkapan administrasi
a. Rujukan nefrologist
b. Lain-lain sesuai penatalaksanaan pasien baru
2. Penurunan ureum ±30%
3. Time dialysis 3-4 jam
4. Blod flow (QB) 150-200 cc/menit
5. Penarikan cairan (UF) sesuai dengan hidrasi pasien.
6. Heparinisasi disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi
pasien.
7. Penanganan akses vaskuler adalah tenaga
medis/paramedis yang dianggap mampu yang ditunjuk
oleh konsultan ginjal hipertensi.
UNIT TERKAIT
Instalasi Hemodialisis
No.Dokumen
Ditetapkan oleh :
No.Dokumen
Ditetapkan oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSUD Batusangkar
STANDAR PROSEDUR 2 Januari 2018
OPERASIONAL
No.Dokumen
No.Dokumen
Ditetapkan oleh :
No.Dokumen
INSTANSI TERKAIT
Instalasi Hemodialisis
No.Dokumen
No.Dokumen
PROSEDUR Penatalaksanaan :
1. Petugas reuse menggunakan perlengkapan APD
2. Nyalakan exhaust fan, dan AC
3. Pastikan penerangan dan ventilasi ruangan memadai.
4. Setiap dializer yang akan di reuse diberi label nama no.
Medrex dan tanggal.
5. Bilas dializer( kompartemen darah dan kompertemen
dialisat) dengan menggunakan air RO pada tekanan pompa
2-4 bar
6. Bersihkan kompartemen darah dan kompartemen dialisat
dengan memasukan H2O2 4% didorong dengan
menggunakan spuit 50 cc dengan tekanan yang cukup.
7. Biarkan 3-5 menit, kemudian bilas dengan menggunakan
air RO.
8. Pastikan kedua kompartemen dializer bersih dari bekuan
darah, apabila masih tampak bekuan darah, ulangi tindakan
nomor 6.
9. Bersihkan bagian permukaan dializer yang sulit dijangkau
dengan menggunakan jarum
10. Bilas kembali kedua kompartemen dengan menggunakan
air RO sampai bersih
11. Ukur volume priming dengan cara :
a. Isi kompartemen darah dan kompartemen dialisat
dengan air RO sampai bebas udara.
b. Tutup kompartemen dialisat.
c. Dorong dengan menggunakan spuit 50 cc
bertekanan cukup sampai kompartemen darah
kosong sama sekali
d. Hitung air RO yang ada didalam gelas ukur
e. Bila <80 % dari volume awal, dializer tidak boleh
digunakan lagi.
f. Isi kompartemen darah dan dialisat dari
dializer dengan renalin 3,5 % dan MDT plus
3,5 % .Pada saat pengisian renalin atau MDT
Plus , kedua kompartemen harus bebas udara
dengan cara menepuk nepukan dializer.
g. Tutup bagian inlet dan outlet kompartemen
darah dan kompartemen dialisat.
No.Dokumen
Ditetapkan oleh :
No.Dokumen
No.Dokumen
No.Dokumen
Ditetapkan oleh :
No.Dokumen
Ditetapkan,
Direktur RSKG NY.R.A. Habibie
STANDAR PROSEDUR
Tanggal terbit
OPERASIONAL
REUSE DIALIZER
MESIN KIDNY-KLEEN COMPACT
REUSE DIALIZER
MESIN KIDNY-KLEEN COMPACT
Nomor : 064/Skep/Dir-RSKG/VII/2009
Ditetepkan di : Bandung
Direktur,
Ditetapkan,
Direktur RSKG NY.R.A. Habibie
STANDAR PROSEDUR
Tanggal terbit
OPERASIONAL
REUSE DIALIZER
MESIN KIDNY-KLEEN COMPACT
REUSE DIALIZER
MESIN KIDNY-KLEEN COMPACT
PEMBERIAN OKSIGEN
MELALUI NASAL KANULA