No. Dokumen :
No. Revisi :
No. Revisi :
Halaman : 1/3
1. Pengertian Prosedur ini mencakup penatalaksanaan luka bakar pada pasien di Ruang Tindakan. Luka
bakar adalah kerusakan jaringan tubuh yang terjadi akibat kontak langsung atau terpapar
dengan sumber panas (misalnya: api, air panas, listrik) atau zat-zat yang bersifat membakar
(misalnya : asam kuat dan basa kuat)
2. Sedang :
a. Luka bakar derajat II seluas 10 – 15 %
b. Luka bakar derajat III seluas 5 – 10 %
c. Luka bakar derajat sedang sebaiknya dirawat untuk observasi.
3. Berat :
a. luka bakar derajat II seluas > 20 %
b. luka bakar derajat II yang mengenai wajah, tangan, kaki, alat kelamin atau
persendian sekitar ketiak.luka bakar derajat III seluas > 10 %
c. luka bakar akibat listrik dengan tegangan > 1000 volt
d. luka bakar dengan komplikasi patah tulang, kerusakan luas jaringan lunak atau
gangguan jalan nafas.
Pada luka bakar berat, perlu dirawat di Rumah Sakit.
b. Tertutup : untuk semua jenis luka bakar, luka dilapisi kasa steril yang
mengandung obat topikal. Luka dalam harus diganti 1-2 hari
sekali. Pembalut harus diganti bila basah, berwarna dan berbau.
7. Obat topikal yang diberikan harus bersifat antiseptik seperti salep asam borat,
cream savlon, betadin, sulfadiazin.
8. Antibiotika (topikal/sistemik) hanya diberikan jika ada tanda infeksi.Jika perlu
lakukan injeksi ATS sesuai status imunisasi pasien
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN
1. Pengertian Kegiatan identifikasi pasien yang mempunyai resiko terjatuh selama perawatan di
puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengidentifikasi adanya pasien yang beresiko jatuh sehingga dapat
mencegah terjadinya pasien jatuh selama perawatan
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016 Tentang
Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016 Tentang
Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Alat tulis
2. Form pengkajian resiko jatuh
3. Gelang penanda
6. Prosedur 1. Identifikasi faktor resiko jatuh dikaji saat pasien baru masuk Puskesmas (Skala Morse
untuk dewasa, Skala Humpty Dumpty untuk anak-anak, dan semua neonatus
dikategorikan beresiko jatuh)
2. Lakukan pengkajian resiko jatuh setiap hari atau berkesinambungan
3. Catat pada pengkajian dan di form terintegrasi
4. Pasang gelang kuning dan lambang resiko jatuh bila skor Skala Morse ≥ 51 dan Skala
Humpty Dumpty ≥ 12
5. Gelang kuning dilepas jika skor pada pasien resiko jatuh berkurang (Morse < 51 dan
Humpty Dumpty < 12)
7. Unit Terkait R.INAP, IGD, R. JALAN, KIA
1. Pengertian Tata cara atau proses pemulangan pasien rawat inap dari ruang rawat inap oleh petugas jaga
unit rawat inap
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016 Tentang
Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016 Tentang
Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Rekam medic
2. Surat control
3. Resep obat
4. Resume pasien pulang
5. Bukti administrasi
6. Prosedur 1. Dokter penanggung jawab menyatakan dan menginformasikan kepada pasien bahwa
pasien boleh pulang
2. Dokter penanggung jawab menuliskan surat keterangan pulang, surat kontrol dan resep
obat yang dibawa pulang
3. Petugas jaga rawat inap merincikan tindakan pelayanan yang telah dilakukan dan biaya
rawat inap pasien
4. Petugas jaga rawat inap memberikan informasi kepada pasien dan keluarga arah menuju
kasir tempat penyelesaian administrasi pasien
5. Petugas jaga rawat inap melengkapi resume pasien pulang di status pasien
6. Petugas jaga rawat inap memeriksa bukti penyelesaian administrasi pasien dan
kesesuaian obat yang diberikan dengan resep pada surat keterangan pulang
7. Petugas jaga rawat inap memberikan surat kontrol, obat dan edukasi kepada pasien
8. Petugas jaga rawat inap mengantar pasien sampai ke tempat penjemputan Unit Terkait
7. Unit Terkait R.INAP, KIA
1. Pengertian Resusitasi jantung paru merupakan usaha yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi
pernafasan dan atau sirkulasi pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung
(cardiac arrest) pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.
2. Tujuan Sebagai acuan prosedur dalam penanganan henti jantung paru untuk menyelamatkan hidup
atau nyawa pasien
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016 Tentang
Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016 Tentang
Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Tabung oksigen
2. Bag valve mask
3. Spuit 3 cc
4. Epineprin inj atau atrofine silfat inj
6. Prosedur A. Pelaksanaan
1. Penilaian respon
a. Segera setelah menemukan pasien tidak sadar lakukan penilaian respon
b. Penilaian respon di lakukan setelah petugas yakin dirinya aman untuk
melakukan pertolongan
c. Penilaian dilakukan dengan cara menepuk-nepuk atau menggoyangkan sambil
memanggil pasien
d. Jika tidak ada respon aktifkan system layanan gawat darurat
2. Aktifkan system layanan gawat darurat dengan memanggil teman sejawat atau
menggaktifkan kode blue
3. Kompresi jantung
a. Sebelum melakukan kompresi dada periksa nadi karotis maksimal 10 detik.
Jika nadi tidak teraba:
b. Tentukan titik kompresi; bagian tengah sternum
c. Lakukan kompresi dengan irama teratur dan kecepatan minimal 100x/menit,
dilanjutkan ventilasi dengan perbandingan 30:2
d. Berikan kompresi dada dengan kedalaman minimal 2 inchi (5cm),
minimalkan interupsi dan ikuti recoil dada secara komplit
4. Cek nadi setelah 5 siklus
5. Pasang monitor / defibrillator bila ada.
6. Biila irama Vertrikel Tachicardi tanpa nadi/ Verntrikel Fibrilasi, lakukan
defibrilasi sesuai standar operasional prosedur, kemudian segera lanjutkan RJP
selama 5 siklus/ 2 menit, kemudian lakukan evaluasi irama dan cek nadi
7. Bila irama asystole/PEA, lakukan RJP selama 5 siklus/2 menit, lakukan
pemasangan iv line bila belum terpasang, berikan vasopressor epineprin 1 mg iv,
ulangi setiap 3-5 menit atau atropine sulfat 1 mg iv dan dapat diulangi setiap 3-5
menit (sampai 3 dosis)
8. Jika irama Sinus Rytme dan nadi sudah ada, hentikan kompresi. Jika nafas sudah
spontan, hentikan ventilasi. Kemudian cari dan tangani faktor penyebab, lakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
9. Bila sudah selesai dilakukan tindakan, lakukan pendokumentasian tindakan dan
respon hasil.
B. Hal Yang Harus di perhatikan
Apabila keluarga menolak resusitasi, maka harus menandatangani blangko penolakan
tindakan medis.
No. Revisi :
Halaman : 1/2
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pengangkatan jahitan luka untuk mencegah terjadinya
infeksi
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016 Tentang
Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016 Tentang
Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Handscoon
2. Aff hecting set dalam bak instrument:
a. Pinset anatomis
b. Pinset cirurgis
c. Gunting aff hecting
d. Kasa steril
3. Bengkok
4. Gunting plester
5. Cairan NaCl 0,9%
6. Iodine povidon
7. Plester/ hypafix
6. Prosedur 1. Menjelaskan prosedur kepada pasien
2. Mencuci tangan dan siapkan alat
3. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
4. Membuka peralatan
5. Memakai sarung tangan
6. Membasahi plester dengan alkohol dan buka dengan menggunakan pinset
7. Membuka balutan luka
8. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
9. Menekan kedua tepi luka (sepanjang luka)
10. Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl 0,9 %
11. Meletakkan kassa steril di dekat luka
12. Menarik simpul jahitan sedikit ke atas secara hati-hati dengan memakai pinset chirurgis,
sehingga benang yang berada di dalam kulit terlihat
13. Menggunting benang & tarik hati-hati, buang ke kasa
14. Membilas dengan menggunakan cairan NaCl 0,9 %
15. Melakukan kompres betadin pada luka/memberi obat/menutup dengan kassa steril
16. Memasang plester pada seluruh tepi kassa (4 sisi)
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN
1. Pengertian Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang dicurigai DF/DHF
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan rumple leede untuk mengetahui bagaimana
fragilitas kapiler darah
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016 Tentang
Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016 Tentang
Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Handscoon (bila perlu)
2. Spignomanometer
3. Stetoskop
4. Jam
6. Prosedur 1. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
2. Penderita dalam posisi berbaring
3. Tentukan tekanan sistolik dan diastolik
4. Tahan tekanan manset pada pertengahan antara nilai tekanan sistolik dan diastolik
selama 5 menit
5. Lepaskan manset
6. Periksa kulit daerah fossa cubiti apakah ada petechie atau tidak
7. Apabila pada daerah seluas 2,5 cm x 2,5 cm terdapat petechie sebanyak ≥ 10 buah,
maka hasil pemeriksan Rumple Leede dinyatakan positif
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN
9. Pengertian Suatu pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang dicurigai DF/DHF
10. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan rumple leede untuk mengetahui bagaimana
fragilitas kapiler darah
11. Kebijakan 3. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016 Tentang
Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
4. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016 Tentang
Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD Puskesmas Praya
12.Referensi 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
4. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
13.Alat dan Bahan 5. Handscoon (bila perlu)
6. Spignomanometer
7. Stetoskop
8. Jam
14.Prosedur 8. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
9. Penderita dalam posisi berbaring
10. Tentukan tekanan sistolik dan diastolik
11. Tahan tekanan manset pada pertengahan antara nilai tekanan sistolik dan diastolik
selama 5 menit
12. Lepaskan manset
13. Periksa kulit daerah fossa cubiti apakah ada petechie atau tidak
14. Apabila pada daerah seluas 2,5 cm x 2,5 cm terdapat petechie sebanyak ≥ 10 buah,
maka hasil pemeriksan Rumple Leede dinyatakan positif
15.Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN
1. Pengertian Suatu pemeriksaan untuk menentukan tingkat kesadaan pasien dengan menggunakan
Glascow Coma Scale (GCS)
2. Tujuan Sebagai acuan untuk penatalaksanaan pemeriksaan Glasgow Coma Scale ( GCS)
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Alat tulis
2. Handscoon (bila perlu)
3. Pen light
6. Prosedur 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya (bila ada)
2. Mencuci tangan dan pakai sarung tangan bila perlu
3. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik dan menjelaskan tujuan dan
prosedur tindakan pada keluarga/klien
4. Mengatur posisi pasien : supinasi dan menempatkan diri di sebelah kanan pasien,
bila mungkin
5. Memeriksa refleks membuka mata dengan benar
6. Memeriksa refleks verbal dengan benar
7. Memeriksa refleks motorik dengan benar
8. Menilai hasil pemeriksaan
9. Melakukan evaluasi tindakan
10. Mencatat kegiatan dan respon hasil dalam lembar rekam medik
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN
1. Pengertian
Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter / perawat / bidan
memerlukan pelayanan di RS baik untuk diagnostik, pemeriksaan penunjang atau terapi.
2. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan transportasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah sakit
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Alat tulis.
2. Rekam Medis.
3. Inform Consent.
4. Surat Rujukan
5. Prosedur 1. Dokter/ petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga
pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga atau pasien tanda tangan informed concent bila setuju
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap menyelesaikan administrasi pasien yang akan dirujuk.
6. Pasien yang menggunakan Jamkesmas/Jamkesda/BPJS menyerahkan foto copy
kartu indentitas sebanyak 3 lembar.
7. Apabila pasien yang tidak memiliki kartu Jamkesmas/Jamkesda/BPJS (Pasien
Umum) membayar tranportasi ambulance sesuai tarif perda yang berlaku.
8. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan Petugas UGD/rawat
inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan.
9. Petugas memastikan pasien dalam keadaan stabil
10. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap, sopir segera menghubungi petugas
UGD bahwa ambulan sudah siap)
11. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat
tujuan dengan ambulan.
12. Mendokumentasikan tindakan/ kegiatan yang telah dilakukan
6. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN, KIA
2. Tujuan Sebagai acuan agar ada kriteria pasien yang perlu dirujuk
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Rekam Medik
6. Prosedur 1. Setelah petugas melakukan anamnese, pemeriksaan fisik serta penegakan diagnose
jika pasien tersebut memenuhi kriteria pasien yang harus dirujuk maka pasien
tersebut harus dirujuk
2. Kriteria pasien yang harus dirujuk adalah :
a. Asma bronchiale, Penderita status asmatikus memerlukan oksigen, terapi
parenteral,dan perawatan intensif sehingga harus dirujuk. Status asmatikus
adalah keadaan sesak hebat yang ditandai dengan giatnya otot-otot Bantu
pernafasan dan sianosis.
b. Diabetes mellitus, Penderita yang tergolong IDDM (Insulin Dependent Diabetes
Mellitus), untuk menentukan dosis insulin atau bila terdapat komplikasi
sebaiknya penderita dirujuk ke RS.
c. Thypoid, Penderita dengan suhu tinggi, mengigau dan kesadaran menurun /
apatis perlu di rujuk ke RS.
d. Hipertensi, Penderita dengan hipertensi berat (tekanan diastolic > 115 mmHg)
dan bersifat menetap serta terdapat komplikasi perlu di rujuk ke RS.
e. Pterygium, Penderita dengan pterygium lanjut yang telah mengganggu
penglihatan perlu di rujuk untuk tindakan pembedahan.
f. Keratitis, Penderita keratitis perlu dirujuk ke RS bila setelah 5 hari pengobatan
tidak ada perbaikan karena dapat berlanjut menjadi ulkus kornea dan dapat
menimbulkan kebutaan.
g. Diare, Penderita yang kekurangan cairan mencapai 10% atau lebih akan jatuh
dalam dehidrasi berat dan bila berlanjut dapat terjadi syok dan kematian, maka
perlu di rujuk
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN, KIA
2. Tujuan
Sebagaiacuanpenatalaksanaanpengantaranrujukan
sampairumahsakittujuandengancepatdanaman
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Rekam Medik
2. Informed Concent
3. Surat Rujukan
6. Prosedur 1. Dokter/ petugas UGD / Rawat Inap menyatakan pasien perlu rujukan
2. Petugas UGD / Rawat Inap menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga
pasien untuk dirujuk.
3. Keluarga atau pasien tanda tangan informed concent bila setuju
4. Petugas UGD / Rawat Inap membuat surat rujukan
5. Petugas UGD / Rawat Inap menyelesaikan administrasi pasien yang akan dirujuk.
6. Pasien yang menggunakan Jamkesmas/Jamkesda/BPJS menyerahkan foto copy
kartu indentitas sebanyak 3 lembar.
7. Apabila pasien yang tidak memiliki kartu Jamkesmas/Jamkesda/BPJS (Pasien
Umum) membayar tranportasi ambulance sesuai tarif perda yang berlaku.
8. Petugas mempersiapkan alat dan obat yang akan dibawa selama perjalanan
9. Petugas UGD / Rawat Inap mempersiapkan kesiapan pasien dan Petugas UGD/rawat
inap yang lain segera menghubungi sopir Ambulan.
10. Petugas UGD / Rawat Inap mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat
tujuan dengan ambulan.
11. Mendokumentasikan tindakan/ kegiatan yang telah dilakukan
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, KIA
1. Pengertian Pembedahan minor adalah suatu tindakan operasi ringan yang menggunakan anastesi
(pembiusan) lokal yang dapat dilakukan di puskesmas
2. Tujuan Sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan tindakan pembedahan minor sehingga
dapat menanggani penderita dengan baik
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Spuit 1cc/3cc/5cc
2. Sarung tangan steril
3. Com
4. Bengkok
5. Penjepit jarum (needle holder)
6. Klem mosquito, Klem kocher, Klem pean (lurus dan bengkok)
7. Gunting operasi
8. Pinset anatomis maupun chirurgis
9. Pisau bedah
10. Jarum jahit
11. Lidocain
12. Alkohol 70%
13. Cairan NaCl 0,9%
14. Kasa Steril
15. Larutan Iodium
16. Duk steril/kasa steril
17. Benang jahit
18. Plester/ hypafix
6. Prosedur 1. Tindakan harus dilakukan di dalam ruangan yang bersih da menggunakan alat-alat
yang steril
2. Sebelum melakukan tindakan, dokter atau petugas menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan dan meminta informed consent dari pasien atau keluarga pasien.
3. Petugas mencuci tangan
4. Mempersiapkan dan mengatur posisi pasien untuk dilakukan tindakan
5. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan tindakan pembedahan
minor yang akan dilakukan
6. Petugas mempersiapkan diri dengan memakai APD (sarung tangan, masker dan baju
pelindung)
7. Membersihkan luka atau area pembedahan menggunakan NaCl 0,9% dan lakukan
desinfeksi menggunakan betadin/ iodine povidon
8. Petugas dapat mempersempit area pembedahan menggunakan duk jika ada
9. Melakukan tindakan anastesi lokal pada area pembedahan
10. Mengkaji respon pasien setelah diberikan anastesi lokal
11. Jika anastesi lokal sudah berhasil, petugas dapat melakukan tindakan bedah minor
yang di perlukan
12. Memastikan tindakan bedah minor bersih dan tidak ada pendarahan
13. Jika tindakan sudah selesai, bersihkan dan tutup luka sesuai kebutuhan
14. Memberitahu pasien jika tindakan sudah selesai di lakukan
15. Mengkaji respon pasien setelah dilakukan indakan bedah minor
16. Merapikan dan membersihkan alat dan bahan
17. Mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan dan respon hasil
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN, KIA
1. Pengertian Penanganan terhadap pasien yang secara tiba-tiba dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam anggota badannya dan jiwanya (menjadi cacat atau mati)
bila tidak mendapat pertolongan dengan segera
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Alat
a. ATK
b. Rekam Medik
c. Balangko rujukan
d. Informen Consent
2. BMHP
a. Infus Set
b. Abocate
c. Cairan Infus
d. Kasa
e. Plester
f. Handscoon
g. Masker
h. Schort
3. Obat-obat emergency
a. Adrenalin/epinephrine
b. Stesolid
6. Prosedur Melakukantindakankeperawatanmengacupadastandarproseduroperasional yang
telahditentukansesuaidengantingkatkegawatanpasien, berdasarkanprioritastindakan:
1. Pengertian Penanganan pasien resiko tinggi adalah proses memberikan pelayanan klinis
kepada pasien dengan penyakit yang bisa menimbulkan kematian ataupun pasien
dengan yang bisa menularkan penyakit baik pada petugas maupun pasien lainnya.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. ATK
2. Rekam Medik
3. Form rujukan
4. Alat Pelindung Diri
6. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien dan menegakkan diagnose
2. Menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan sesuai kebutuhan pasien.
3. Melakukan tindakan sesuai rencana.
4. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga mengenai kondisi pasien,
5. Menggunakan alat pelindung diri dalam setiap tindakan yang beresiko terjadi
penularan
6. Memberi edukasi kepada keluarga pasien tentang resiko penularan penyakit
7. Petugas menyarankan rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi apabila kondisi
pasien tidak mampu dilayani di puskesmas
8. Mendokumentasikann kegiatan ke rekam medis.
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN, KIA
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Cetakan III.
Jakarta. 2010.
2. Permenkes No 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Handscoon,
2. Klorin
3. Sterilisator (oven)
4. Sabun
5. Nampan
6. Prosedur a. Tindakan Dekontaminasi
1. Petugas merendam alat medis yang sudah digunakan dengan larutan Clorin 0,5
% ( 1 bagian Bayclin dan tambahkan 9 Bagian air) selama 10 menit.
2. Petugas menghilangkan sisa darah dan kotoran dengan menggunakan sikat
dengan air dan sabun/deterj en.
3. Petugas mencuci ulang sedikitnya 3 kali alat tersebut dengan air dan sabun.
4. Petugas membilas peralatan tersebut dengan air bersih dan dikeringkan.
b. Sterilisasi Kering
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat kesehatan yang akan di steril
3. Memastikan kondisi sterilisator berfungsi dengan baik
4. Memasukkan alat kesehatan yang akan di steril ke dalam sterilisator
5. Menghidupkan sterilisator dan menunggu proses sterilisasi selesai selama 15-20
menit
6. Mengeluarkan dan meletakkan alat kesehatan yang sudah steril di tempat yang
semestinya jika sudah dingin
Catatan:
1. Pengertian Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara
lokal tanpa disertai hlangnya kesadaran.
2. Tujuan Untuk menghilangkan rasa sakit sementara ketika melakukan tindakan bedah minor dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/73/2016
Tentang Jenis-jenis Pelayanan yang ada di Puskesmas
2. Surat Keputusan Kepala UPTD BLUD Puskesmas Praya Nomor 870/76/2016
Tentang Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di UPTD BLUD
Puskesmas Praya
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/ Menkes/ 514/ 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
2. Permenkes no 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien
5. Alat dan Bahan 1. Alat :
a. ATK
b. Rekam Medik
c. Informed Consent
2. Bahan :
a. Spuit 1cc atau 3cc
b. Lidocain
c. Betadine
d. Alkohol 70%
e. NaCl 0,9 %
f. Kasa atau kapas
g. DDT
h. Sarung tangan
6. Prosedur 1. Petugas mengidentifikasi pasien,mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis.
2. Petugas melakukan anamnesa pasien
3. Menjelaskan pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Memberikan pasien informed consent kepada pasien atau keluarga pasien
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengatur posisi pasien di ruang tindakan,memposisikan luka yang akan
dilakukan anastesi terlihat dan dapat dijangkau
7. Petugas menyiapkan alat dan obat untuk melakukan tindakan anestesi
8. Petugas memakai sarung tangan
9. Petugas memberikan informasi kalau akan segera dilakukan penyuntikan pembiusan
untuk menghilangkan rasa sakit
10. Petugas melakukan desinfeksi pada area penyuntikan anastesi
11. Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal langsung ke lesi,luka dan sekitarnya
secara blokade lingkar dan obat disuntikan intradermal atau subcutan
12. Petugas mengobservasi respon pasien saat dan setelah dilakukan tindakan anastesi
13. Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat anestesi bereaksi dan pasien sudah tdak
merasakan sakit pada luka dan sekitarnya
14. Petugas menanyakan pada pasien dengan memberikan rangsangan nyeri pada sekitar
luka apakah masih nyeri atau tidak dan sudah merasa baal/kesemutan pada kulit
sekitar luka.
15. Setelah pasien tidak merasa nyeri petugas membersihkan luka yang terkena kotoran
dengan larutan NaCl 0,9 %
16. Petugas melakukan tindakan bedah minor
17. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien terhadap tindakan yang sudah
dilakukan pada lembar monitoring
7. Unit Terkait UGD, R.INAP, R.JALAN, KIA