RSUD RUPIT - 1/6 MUSI RAWAS UTARA Ditetapkan Oleh Direktur RSUD RUPIT STANDAR Tanggal Terbit PROSEDUR OPERASIONAL 25 Januari 2023 dr. Ladonna Sianturi NIP. 19870920 201504 2 003 Pengertian Masuknya bahan beracun memulai saluran cerna, saluran pernafasan, kulit maupun pembuluh darah. Tujuan 1. Meningkatnya mutu Pelayanan Rumah Sakit 2. Meningkatnya mutu Pelayanan Kegawat Daruratan 3. Meningkatnya Keselamatan Pasien 4. Meningkatnya Kepuasan Pasien Sebagai acuan dalam penatalaksanaan keracunan Kebijakan Kebijakan Direktur RSUD Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara dengan ditetapkannya Surat Keputusan Direktur RSUD Rupit Kabupaten Musi Rawas Utara Nomor 846/039.a/KPTS/RSUD.Rpt/I/2023 tentang Pelayanan Gawat Darurat di RSUD Rupit Prosedur 1. KERACUNAN INSEKTISIDA. Seperti: Baygon, Raid, Morten, dan lain-lain Seperti pasien yang datang karena keracunan, maka yang harus dilakukan adalah: 1. Petugas jaga menganamneses; cari penyebab dan berapa banyak yang ditelan. 2. Petugas jaga menilai kesadarannya, observasi tanda- tanda vital. 3. Petugas jaga melakukan tindakan: a. Bebaskan jalan nafas, beri oksigen 3 – 4 lt/menit. b. Pasang infuse Dextrose 5 % /RD/RL. c. Berikan injeksi SA 2 mg IV setiap 15 menit, dan diulangi sampai ada gejala atropinisasi: 1. Muka merah. 2. Mulut kering. PERTOLONGAN PADA KERACUNAN RSUD RUPIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSUD RUPIT - 2/6 MUSI RAWAS UTARA Selain itu cegah pasien agar tidak bertambah kedinginan,tetapi jangan diberi kompres panas, cukup diberi selimut saja. Setelah kegawatan pasien telah diatasi, maka dianjurkan pada pasien/ keluarga untuk dirawat. 2. KERACUNAN PADA KULIT. 1. Guyur/ semprot tubuh/ kulit yang kena kontaminasi dengan air yang mengalir. 2. Bersihkan kulit seluruhnya dangan sempurna memakai sabun dan air. 3. Jangan memakai zat-zat sebagai antidotum. 3. KERACUNAN INHALASI. Zat-zat yang dapat menimbulkan keracunan inhalasi, antara lain: 1. Carbodioksida (CO). 2. Cyanida. 3. Bensin. 4. Dan macam-macam pelarut organic Petugas jaga melakukan tindakan: 1. Bawa segera korban ke udara bebas/ segar, longgarkan pakaian pakaian yang ketat. Observasi tanda-tanda vital (T, S, N, P). 2. Beri oksigen 3 – 4 lt/menit. 3. Lakukan pernafasan buatan kalau ada tanda-tanda cyanosis atau pernafasan kurang memadai. a. Berdasarkan jalan nafas. b. Buang sumbatan di mulut. c. Dagu tarik ke belakang, kepala ditengadahkan (se- ekstensi mungkin). 4. Bila terjadi bronchospasme, berikan aminophylin 1 amp IV pelan pelan dan lanjutkan dengan Dex 5% + 1 amp Aminophylin dengan kecepatan tetesan 10 tetes/ menit, atau disesuaikan dengan kebutuhan. PERTOLONGAN PADA KERACUNAN RSUD RUPIT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
RSUD RUPIT - 3/6 MUSI RAWAS UTARA 5. Observasi kembali tanda-tanda vital. Bila terjadi hipotensis selai Dex 5 % dapat diberikan cairan RL/RD. 6. Kemungkinan beri terapi Oradexon 5 – 10 mg IV tiap 6 jam, selama 24 jam pertama. 7. Rekam EKG. 8. Kemudian konsulkan ke dokter UPI, penyakit dalam, dan jantung 9. Bila keadaan pasien ringan, lakukan observasi minimal 3 jam setelah masa kegawatannya telah lewat. 4. GIGITAN BINATANG Ada beberapa cara yang diterima manusia dari hewan: 1. Gigitan : anjing, ular, kera, dll. 2. Sengatan : semut, tawon, kalajengking. 3. Kontak pasif : ulat bulung. 4. Semprotan : serangga. Oleh karena itu sikap yang harus diambil, yaitu bagaimana menghadapi manusianya dan bagaimana menhadapi binatangnya (bila ada). Anamnesa: 1. Binatangnya. a. Apakah tempat tinggal endemic Rabies/ tidak? b. Apakah keadaan binatang pada waktu menggigit: 1) Sedang beranak. 2) Dalam keadaan terangsang. 3) Vaksinasi yang masih berlaku. 2. gigitannya a. Jenis luka. b. Banyak luka dan dekat/tidak pada CNS. c. Vaksinasi yang diterima. PERTOLONGAN PADA KERACUNAN RSUD RUPIT
RSUD RUPIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
MUSI RAWAS UTARA - 4/6 Petugas jaga melakukan tindakan: 1. Tindakan debridement pada luka. Bila lukanya parah dan terdapat jaringan yang nekrosis, maka buang jaringan yang nekrosis atau jaringan yang akan nekrosis. Kemudian luka dicuci dengan air sabun atau larutan H2O2 dan luka jangan dijahit. 2. Tutup luka tersebut, tetapi jangan terlalu tebal untuk menghindari kontaminasi dengan kotoran. 3. Anjurkan pada pasien untuk dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai serum nti rabies seperti RSUD DR Saiful Anwar Malang 5. GIGITAN/ PATUKAN ULAR Keracunan akut karena gigitan ular, paling sering terjadi di daerah tropis dan subtropics. Derajat keracunan akibat gigitan ular tergantung pada: 1. Kekuatan racun (tergantung jenis ular). 2. Kenali sifat racunnya, seperti: a. Bersifat Neurotoksik, b. Bersifat Haemotoksik, c. Bersifat kardiotoksin, ng. d. Bersifat Cytolytik, Jenis ular Cobra termasuk jenis neurotoksik yang hebat, sedangkan ancistrodon (ular tanah) menyebabkan haemolysis yang hebat. Gejalanya: 1. Tanda-tanda bekas taring, laserasi. 2. Bengkak dan kemerahan kadang-kadang bulae/ vaksikular. 3. Sakit kepala, enek dan muntah. 4. Demam, keringat dingin. 5. * Untuk bisa bersifat Neurotoksik, mengakibatkan: a. Kelumpuhan otot pernafasan. b. Kardiovaskuler terganggu PERTOLONGAN PADA KERACUNAN RSUD RUPIT
RSUD RUPIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
MUSI RAWAS UTARA - 5/6 c. Kesadaran menurun sampai koma Untuk bisa yang bersifat hemolytic: a. Luka bekas patukan yang terus berdarah. b. Haematoma pada tiap suntikan IM. c. Haemturia. d. Haemoptisis/ haematemesis. Petugas jaga melakukan tindakan. Prinsipnya: 1. Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa. 2. Menetralkan bisa. 3. Mengobati komplikasi. Pertolongan yang diberikan: 1. Tourniquet dengan pita lebar untuk mencegah aliran getah bening. Pita dilepas bila anti telah diberikan. 2. Imobilisasi penderita, terutama daerah bekas gigitan/ patukan. 3. Bersihkan luka dengan air garam fisiologi dan air garam biasa atau air steril. 4. Incisi. Lakukan incise menyilang antara 0,5 – 0,25 cm dalamnya, lalu tekan sampai darahnya keluar (hisap darahnya degan alat penghisap), hal ini akan menghilangkan sampai 20 %, bila dilakukan kurang dari 30 menit Kemudian segera kirim ke rumah sakit yang mempunyai persediaan ABU (Anti Bisa Ular). Catatan: Untuk gigitan yang bersifat haemolotik, jangan dilakukan incisi sebab menyebabkan pendarahan hebat. 6. RACUN YANG TER/DISUNTIKKAN (OVER DOSIS) Penatalaksanaan adalah: 1. Petugas jaga meletakkan/terlentangkan pasien pelan- pelan. PERTOLONGAN PADA KERACUNAN RSUD RUPIT
RSUD RUPIT No. Dokumen No. Revisi Halaman
MUSI RAWAS UTARA - 6/6
2. Petugas jaga memasang Torniquet sebelah proksimal
dari lokasi suntikan dan nadi sebelah distal harus tetap teraba, minimal harus dapat dirasakan oleh pasien sendiri. Lepaskan turniket tiap 15 menit selama1 menit. 3. Petugas jaga mengompres tempat suntikan dengan es. Pada prinsipnya, penanganan kasus ini adalah: 1. Cegah/ kurangi/ hambat proses absorsinya. 2. Kurangi efek racun itu. 3. Kenalilah berat ringannya/ serius atau kegawatannya, sehingga dapat ditentukan tentang pengobatan selanjutnya. Pada kasus keracunan, ada 3 kemungkinan yang harus dihadapi dalam keracunan, yaitu: - Keracunan diketahui jenisnya. - Racun tidak diketahui jenisnya. - Tidak diketahui sakitnya apa, sehingga pada DD/ harus dimasukkan keracunan. Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Inap 3. Komite Medik