Anda di halaman 1dari 4

SKABIES

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2

KEPALA UPTD PUSKESMAS


UPTD PUSKESMAS
Hj. EMYATUN, SKM
PUGUNG RAHARJO
NIP.19660411 198603 2 004

Penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit oleh tungau Sarcoptes scabiei
dan produknya.
Penularan terjadi, karena:
a. Kontak langsung kulit dengan kulit penderita skabies, seperti menjabat tangan,
1. Pengetian
hubungan seksual, tidur bersama
b. Kontak tidak langsung (melalui benda), seperti penggunaan perlengkapan tidur
bersama dan saling meminjam pakaian, handuk dan alat-alat pribadi lainnya miliki
alat-alat pribadi sendiri sehingga harus berbagi dengan temannya.
Sebagai acuan penerapan langkah- langkah untuk petugas dapat memahami dan
2. Tujuan
memberikan pengobatan yang tepat pada pasien skabies.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No 441/01/pkm Pg R/VI/2016 Tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
2. Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medic.
3. Petugas melakukan anamnesa(Subjective)
Gejala klinis:
a. Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama pada malam hari atau saat
penderita berkeringat.
b. Lesi timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela jari, pergelangan
tangan dan kaki, aksila, umbilikus, areola mammae dan di bawah payudara (pada
wanita) serta genital eksterna (pria).
Faktor Risiko:
a. Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti tinggal di asrama
atau pesantren.
b. Higiene yang buruk.
c. Sosial ekonomi rendahseperti di panti asuhan, dll.
4. Melakukan pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)
Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau abu-abu dengan
panjang rata-rata 1 cm. Ujung terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila terjadi
infeksi sekunder, maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi, dsb. Pada anak-anak, lesi
lebih sering berupa vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan sehingga lesi
5. Langkah-langkah menjadi bernanah.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit untuk menemukan tungau
5. Penegakkan Diagnosa(Assessment)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Terdapat 4 tanda cardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:
a. Pruritus nokturna
b. Menyerang manusia secara berkelompok
c. Adanya gambaran polimorfik pada daerah predileksi lesi di stratum korneum
yang tipis (sela jari, pergelangan volar tangan dan kaki, dsb)
d. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut
6. PenatalaksanaanKomprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Hygiene diri harus terjaga, dan pemakaian handuk/pakaian secara bersamaan
b. Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:
1. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan alas tidur
diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita skabies.
2. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
c. Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan harus serentak dan
menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang ada di sekitar penderita skabies.
SKABIES
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
UPTD PUSKESMAS Halaman :2/2
PUGUNG RAHARJO
Terapi diberikan dengan salah satu obat topikal (skabisid) di bawah ini:
1. Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut-turut, dipakai setiap
habis mandi.
2. Krim permetrin 5%di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim permetrin dibersihkan
dengan sabun.
Terapi skabies ini tidak dianjurkan pada anak< 2 tahun.

7. Petugas mengedukasi pasien dan dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya


eradikasi skabies bisa melibatkan semua pihak.
8. Petugas menulis resep.
9. Petugas menyerahkan resep kepada pasien
10. Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi kedalam rekam medic
pasien
11. Petugas menandatangani rekam medic
12. Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan.

Perawat memanggil sesuai


dengan nomor urut

Perawat menganamnesa
pasien

Perawat memeriksa tanda


6. Bagan Alir tanda vital pasien
Perawat menulis diagnosa &
terapi dalam buku registeresep

Dokter melakukan
pemeriksaan fisik

Dokter menegakkan
diagnosis
Pearawat menulis diagnosa &
terapi dalam RM

Dokter menuliskan resep

Dokter melakukan KIE

Pasien meletakkan resep di apotek


resep

7. Hal-hal yang perlu Resep ditulis sesuai dengan obat yang ada diapotek
diperhatikan
8. Unit terkait Pendaftaran, Poli Umum, Laboratorium, Apotek, Rekam Medik
9. Dokumen terkait Rekam medik, Buku Register
10. Rekaman histori No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan

Halaman :

MONITORING KEPATUHAN Disahkan oleh


Kepala Puskesmas
TERHADAP SOP SKABIES
DAFTAR No. Kode :
TILIK
Terbitan :
No. Revisi :
Tgl. Mulai :
UPTD PUSKESMAS Hj. EMYATUN, SKM
PUGUNG RAHARJO Berlaku : NIP.19660411 198603 2 004
Halaman : 1 halaman

Nama petugas :……………………………………………………………………………………………


Tanggal pelaksanaan :…………………………………………………………………………………………….

NO LANGKAH KEGIATAN YA TIDAK


1. Apakah Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.

2. Apakah Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medic


3. Apakah Petugas melakukan anamnesa(Subjective)
4. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)
5. Apakah petugas melakukan penegakkan Diagnosa(Assessment)
6. Apakah petugas melakukan penatalaksanaanKomprehensif (Plan)
7. Apakah Petugas mengedukasi pasien dan dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya
eradikasi skabies bisa melibatkan semua pihak.
8. Apakah Petugas menulis resep
9. Apakah Petugas menyerahkan resep kepada pasien
10. Apakah Petugas menulis hasil pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi kedalam rekam
medic pasien
11. Apakah Petugas menandatangani rekam medic
12. Apakah Petugas menulis diagnose ke buku register rawat jalan

Coliance rate (CR) :…………………%

……………………………………………

Pelaksana/auditor

………………………………………….....

NIP:……………………………………….

Anda mungkin juga menyukai