Anda di halaman 1dari 4

VARISELA

No. Dokumen : / SOP-2023


No. Revisi : 02
SOP Tanggal Terbit : 03 Januari
2023
Halaman : 1/4
UPTD PUSKESMAS dr. R. LISA RIANTUTI
KAMPUNG BUGIS NIP. 19741007 200502 2 006
1. Pengertian Varisela adalah penyakit infeksi akut primer oleh virus Varicella zoster
yang menyerang kulit dan mukosa.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan pelayanan pasien
dengan varisella.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kampung Bugis No. 023 Tahun
2023 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
2. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1936/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur / Langkah 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut.
– Langkah 2. Petugas (Perawat / Bidan) melakukan kajian awal terhadap
pasien serta melakukan pemeriksaan vital sign kepada pasien
dengan mengukur tekanan darah, nadi, frekuensi napas dan
suhu.
3. Petugas mengarahkan pasien ke petugas selanjutnya (dokter)
untuk dilakukan pemeriksaan.
4. Petugas melakukan anamnesa pada pasien dengan menanyakan
pada pasien apakah pasien ada keluhan Demam, malaise, dan
nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya lesi kulit berupa papul
eritem yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel.
Biasanya disertai rasa gatal. Apakah ada faktor Risiko, yaitu
anak-anak, riwayat kontak dengan penderita varisela, keadaan
imunodefisiensi.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik meliputi, apakah ada lesi
kulit berupa papul eritem berubah menjadi vesikel disertai rasa
gatal. Penyebaran terjadi secara sentrifugal, serta dapat
menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran napas atas.
a. Gejala prodromal diatasi sesuai dengan indikasi. Aspirin dihindari
karena dapat menyebabkan Reye’s syndrome.
b. Pengobatan antivirus oral, antara lain:
1) Asiklovir: dewasa 5 x 800 mg/harianak-anak 4 x 20
mg/kgBB (dosis maksimal 800 mg), atau Asiklovir :
dewasa 3 x 1000 mg/hari. Pemberian obat tersebut
selama 7-10 hari dan efektif diberikan pada 24 jam
pertama setelah timbul lesi.
2) Losio kalamin dapat diberikan untuk mengurangi gatal.
3) Bedak salisil 1% dapat diberikan agar vesikel tidak
pecah dan mencegah infeksi sekunder.
4) Bila ada infeksi sekunder dapat diberikan amoksisilin 25
– 50 mg/kgBB/hari peroral.
6. Petugas melakukan konseling dan edukasi
a. Gesekan kulit perlu dihindari agar tidak mengakibatkan
pecahnya vesikel.
b. menjaga kebersihan tubuh.
c. Istirahat cukup
d. Cegah kontak dengan orang lain.
7. Petugas menulis resep.
8. Petugas menyerahkan resep kepada pasien.
9. Petugas memasukkan data anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa, tatalaksana dan edukasi ke dalam e-Puskesmas.
6. Bagan Alur
Memanggil Melakukan Melakukan pemeriksaan
pasien sesuai anamnesa pada fisik, kemudian melakukan
nomor urut pasien pemeriksaan GDS

Melakukan konseling
Menulis resep untuk dan edukasi terkait Menegakkan diagnose
pengobatan kondisi pasien berdasarkan hasil
simptomatis pemeriksaan

Memasukkan data
Menyerahkan resep anamnesa, pemeriksaan
ke pasien fisik, diagnosa, tatalaksana
dan edukasi ke dalam e-
Puskesmas

7. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum


2. Ruang Pemeriksaan Lansia
3. Ruang Pemeriksaan Anak
4. Ruang Farmasi
8. Dokumen Terkait Rekam Medis Elektronik
9. Rekaman Historis Tanggal Mulai
No. Yang Diubah Isi Perubahan
Perubahan Diberlakukan
1. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sei
Jang No. 41 Tahun 2020
Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis
Puskesmas.

2. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan


Umum
14 April 2020
2. Ruang Pemeriksaan
Lansia
3. Ruang Pemeriksaan
Anak
4. Ruang Farmasi

3. Langkah - Ditambahkan:
1. Petugas menggunakan
langkah
APD sesuai standar.

4. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sei


Jang No. 8 Tahun 2023
Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis
Puskesmas.

Halaman 2/2
5. Langkah - Dihapus:
1. Petugas menggunakan
langkah APD sesuai standar.
2. Petugas melakukan
pemeriksaan tekanan
darah.
3. Petugas mengukur
suhu tubuh pasien.
4. Petugas mengukur
nadi pasien.
03 Januari 2023
5. Petugas menulis
identitas pasien di
buku register
6. Petugas menulis hasil
pemeriksaan, diagnosa
dan terapi pada rekam
medis pasien.
7. Petugas meminta
tandatangan pasien
yang sudah diberikan
penjelasan sebagai
tanda bahwa pasien
sudah mengerti.
8. Petugas menulis hasil
diagnosa pada buku
register.

6. Langkah -
Ditambahkan:
langkah
9. Petugas memasukkan
data anamnesa,
pemeriksaan fisik,
diagnosa, tatalaksana
dan edukasi ke dalam e-
Puskesmas.
10. Petugas melakukan
pemeriksaan vital sign
kepada pasien dengan
mengukur tekanan darah,
nadi, frekuensi napas
dan suhu.

Dirubah:
11. Petugas melakukan
anamnesa dengan
menanyakan keluhan
utama

7. Dokumen Rekam Medis Elektronik


terkait

8. Referensi 1. Keputusan Menteri


Kesehatan republik
Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2
022 Tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter
di fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat
Pertama.
2. Keputusan Menteri
Kesehatan republik
Indonesia Nomor

Halaman 2/2
HK.01.07/Menkes/1936/2
022 Tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter
di fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat
Pertama.

Halaman 2/2

Anda mungkin juga menyukai