Anda di halaman 1dari 4

:

Nomor SOP PUSK.OBB.445.807/SOP/ /


I /2023
Tanggal Pembuatan :

Tanggal Revisi :

Tanggal Pengesahan :
DINAS KESEHATAN
Disahkan Oleh : Kepala UPTD Puskesmas Oebobo
KOTA KUPANG
UPTD PUSKESMAS
OEBOBO

dr. Maria Kurniawati Mari


NIP. 19850813 201412 2 001

NAMA SOP PELAYANAN IMS (SIFILIS)

DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA


1. UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 1. Memahami Tupoksi Kerja
tentang Kesehatan 2. Memiliki Kualifikasi Pendidikan
2. KEPMENKES Nomor 128 Tahun Keperawatan
2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2017 Tentang Eliminasi Penularan
Human Immunodeficiency Virus,
Sifilis, Dan Hepatitis B Dari Ibu Ke
Anak.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
5. Peraturan Menteri Kesehatan 43
Tahun 2019 tentang Puskesmas
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
23 Tahun 2022 tentang
Penanggulangan Human
Immunodeficiency Virus, Acquired
Immuno-Deficiency Syndrome, dan
Inkubasi Menular Seksual
7. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
2022 tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit
Transfusi Darah, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik
Mandiri Dokter Gigi
8. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/165/2023
tentang Standar Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
SOP Layanan Klinis Tensimeter, Stetoskop, Timbangan
SOP Pengkajian Awal BB, Pengukur TB
SOP Kajian Awal
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Pelayanan IMS dengan Pelayanan Rekam Medik Pasien ,Buku Register,
Kesehatan akan terkendala ketika terjadi Surat pengantar pemeriksaan ke
penyimpangan prosedur laboratorium
Pengertian Sifilis merupakan salah satu IMS (infeksi menular seksual)
yang menimbulkan kondisi cukup parah misalnya infeksi
otak (neurosifilis), kecacatan tubuh (guma). Pada populasi
ibu hamil yang terinfeksi sifilis, bila tidak diobati dengan
adekuat, akan menyebabkan 67% kehamilan berakhir
dengan abortus, lahir mati, atau infeksi neonatus (sifilis
kongenital).
Tujuan Sebagai acuan untuk penatalaksanaan infeksi menular
seksual (IMS) Sifilis
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/ / /20 Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis
Referensi 1. PMK no 23 tahun 2022
2. Pedoman tata laksana sifilis untuk pengendalian sifilis di
layanan Kesehatan dasar Tahun 2013
Prosedur  Petugas :
1. Petugas memanggil pasien
2. Petugas menyambut pasien dengan senyum, sapa, salam
dan memperkenalkan diri kepada pasien
3. Petugas menanyakan identitas pasien dan keterangan
lain yang diperlukan dalam buku register.
4. Petugas menanyakan tentang keluhan yang dirasakan
( adanya duh tubuh,gatal, kencing sakit, luka,Nyeri
perut,dll)
5. Petugas mencuci tangan dan menggunakan handscoon
(sarung tangan)
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tan vital
 Timbang BB, Tensi, Nadi, Suhu dan Pernapasan.
7. Petugas melepas handscoon (sarung tangan) dan
mencuci tangan
8. Petugas melayani pasien secara klinis dengan
menanyakan gejala,jika ada luka,lakukan pemerikasaan
tes serologis sifilis.
9. Petugas memberikan blanko pemeriksaan Laboratorium
10.Petugas menyampaikan hasil kepada pasien, selanjutnya
memberikan konseling.
11.Jika hasil positif merujuk pasien untuk melakukan
pemeriksaan RPR titer ke Fasyankes yang melakukan
pemeriksaan RPR Titer
12. Petugas memberikan terapi Benzatine Penicilin 2,4 jt
IU/IM kepada pasien sesuai hasil pemeriksaan RPR
Titer.
13. Sebelum melakukan Penyuntikan petugas memberikan
informed concent untuk ditanda tangani oleh pasien
14. Mendokumentasikan hasil pelayanan.
15. Melakukan pencatatan dan pelaporan
16. Melakukan penginputan kunjungan pasien pada SIHA
Online
17. Mengucapkan terima kasih atas kunjungannya
Diagram Alir -

Unit Terkait Poli Umum,Poli IMS, Poli KIA dan Laboratorium,

Anda mungkin juga menyukai