Tanggal Pengesahan : DINAS KESEHATAN Disahkan Oleh : Kepala UPTD Puskesmas Oebobo KOTA KUPANG UPTD PUSKESMAS OEBOBO
dr. Maria Kurniawati Mari
NIP. 19850813 201412 2 001
NAMA SOP PELAYANAN IMS (SIFILIS)
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 1. Memahami Tupoksi Kerja tentang Kesehatan 2. Memiliki Kualifikasi Pendidikan 2. KEPMENKES Nomor 128 Tahun Keperawatan 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2017 Tentang Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis, Dan Hepatitis B Dari Ibu Ke Anak. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien 5. Peraturan Menteri Kesehatan 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus, Acquired Immuno-Deficiency Syndrome, dan Inkubasi Menular Seksual 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi 8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/165/2023 tentang Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN SOP Layanan Klinis Tensimeter, Stetoskop, Timbangan SOP Pengkajian Awal BB, Pengukur TB SOP Kajian Awal PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN Pelayanan IMS dengan Pelayanan Rekam Medik Pasien ,Buku Register, Kesehatan akan terkendala ketika terjadi Surat pengantar pemeriksaan ke penyimpangan prosedur laboratorium Pengertian Sifilis merupakan salah satu IMS (infeksi menular seksual) yang menimbulkan kondisi cukup parah misalnya infeksi otak (neurosifilis), kecacatan tubuh (guma). Pada populasi ibu hamil yang terinfeksi sifilis, bila tidak diobati dengan adekuat, akan menyebabkan 67% kehamilan berakhir dengan abortus, lahir mati, atau infeksi neonatus (sifilis kongenital). Tujuan Sebagai acuan untuk penatalaksanaan infeksi menular seksual (IMS) Sifilis Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Oebobo Nomor : PUSK.OBB.445.806/SK/ / /20 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Referensi 1. PMK no 23 tahun 2022 2. Pedoman tata laksana sifilis untuk pengendalian sifilis di layanan Kesehatan dasar Tahun 2013 Prosedur Petugas : 1. Petugas memanggil pasien 2. Petugas menyambut pasien dengan senyum, sapa, salam dan memperkenalkan diri kepada pasien 3. Petugas menanyakan identitas pasien dan keterangan lain yang diperlukan dalam buku register. 4. Petugas menanyakan tentang keluhan yang dirasakan ( adanya duh tubuh,gatal, kencing sakit, luka,Nyeri perut,dll) 5. Petugas mencuci tangan dan menggunakan handscoon (sarung tangan) 6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tan vital Timbang BB, Tensi, Nadi, Suhu dan Pernapasan. 7. Petugas melepas handscoon (sarung tangan) dan mencuci tangan 8. Petugas melayani pasien secara klinis dengan menanyakan gejala,jika ada luka,lakukan pemerikasaan tes serologis sifilis. 9. Petugas memberikan blanko pemeriksaan Laboratorium 10.Petugas menyampaikan hasil kepada pasien, selanjutnya memberikan konseling. 11.Jika hasil positif merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan RPR titer ke Fasyankes yang melakukan pemeriksaan RPR Titer 12. Petugas memberikan terapi Benzatine Penicilin 2,4 jt IU/IM kepada pasien sesuai hasil pemeriksaan RPR Titer. 13. Sebelum melakukan Penyuntikan petugas memberikan informed concent untuk ditanda tangani oleh pasien 14. Mendokumentasikan hasil pelayanan. 15. Melakukan pencatatan dan pelaporan 16. Melakukan penginputan kunjungan pasien pada SIHA Online 17. Mengucapkan terima kasih atas kunjungannya Diagram Alir -
Unit Terkait Poli Umum,Poli IMS, Poli KIA dan Laboratorium,