Anda di halaman 1dari 22

Nomor SOP : PUSK.OBB 45.

807/SOP42/I/2018
Tanggal Pembuatan : 05 Januari 2018
Tanggal Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
INSPEKSI KESEHATAN
NAMA SOP LINGKUNGAN (IKL)
PERUMAHAN
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Tenaga Kesehatan
Kesehatan; Lingkungan/Sanitarian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829 Tahun
1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
SOP klinik sanitasi Format IKL rumah / kartu rumah,
Ligth meter
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan IKL perumahan akan terkendala bila terjadi Register Kegiatan
penyimpangan prosedur
Pengertian IKL perumahan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan
secara langsung terhadap sarana sanitasi dasar, kualitas
lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga
dengan menggunakan kartu rumah/form IKL.
Tujuan 1. Mengidentifikasi faktor risiko pada lingkungan perumahan
2. Mendapatkan gambaran masalah kesling yang ada di rumah
sasaran
3. Memberikan saran perbaikan/perubahan sebagai upaya
peningkatan kualitas lingkungan perumahan
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di
UPT Puskesmas Oebobo
Referensi Pedoman pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan
Proses 1. Sanitarian mempersiapkan format IKL perumahan
2. Sanitarian membuat pemetaan lokasi dan menentukan sasaran
kegiatan
3. Sanitarian menentukan waktu kegiatan berdasarkan rencana
pelaksanaan kegiatan bulanan program
4. Sanitarian melakukan koordinasi lintas program dengan
koordinator program promkes
5. Sanitarian melaksanakan IKL dengan metode observasi terhadap
penyediaan sarana sanitasi dasar, kualitas fisik lingkungan dan
pengukuran kualitas fisik ditempat.
6. Sanitarian melakukan KIE untuk item penilaian yang belum
memenuhi syarat
7. Sanitarian mencatat dan membuat laporan hasil kegiatan
Diagram Alir -

Unit Terkait -
Nomor SOP :PPUSK.OBB 445.807/SOP/41/I/2018
Tanggal Pembuatan : 05 Januari 2018
Tanggal Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
INSPEKSI KESEHATAN

NAMA SOP LINGKUNGAN (IKL) SARANA AIR


BERSIH DAN KAPORISASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan
Kesehatan; Lingkungan/Sanitarian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2017
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
Format IKL sarana air bersih (sgl,PP),
-
water tes kit,Kaporit
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan IKL sarana air bersih dan kaporisasi akan Register kegiatan
terkendala bila terjadi penyimpangan prosedur
Pengertian IKL sarana air bersih adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan
secara langsung terhadap faktor risiko sarana sumur gali,
perpipaan/sambungan rumah, sumur bor (stasiun pengisian tanki air)
dengan menggunakan format/check list sesuai jenis sarana air bersih.
Kaporisasi adalah pemberian kaporit/disinfeksi pada air bersih sebagai
suatu upaya menghilangkan unsur pencemaran pada air bersih.
Tujuan 1. Mengidentifikasi faktor risiko pada sarana air bersih (risiko R/S/T/AT)
2. Mendapatkan gambaran masalah pada sarana dan kualitas air
bersih
3. Memberikan saran perbaikan sarana sebagai upaya peningkatan
kualitas air bersih
4. Menghilangkan/membunuh kuman patogen / water borne desease
yang mempengaruhi kualitas air bersih
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di
UPT Puskesmas Oebobo
Referensi 1. DitJen PP&PL 2011 Tentang Panduan sistem surveilans air minum
dan sanitasi
2. Pedoman kerja Puskesmas Jilid III/1991,1992 Tentang Penyehatan
Air
3. Pedoman pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan
Proses 1. Sanitarian mempersiapkan format IKL sesuai jenis sarana air bersih
2. Sanitarian mempersiapkan kaporit
3. Sanitarian membuat pemetaan lokasi dan menentukan sasaran
kegiatan
4. Sanitarian menentukan waktu kegiatan berdasarkan rencana
pelaksanaan kegiatan bulanan program
5. Sanitarian melaksanakan IKL dengan metode observasi dan
penilaian terhadap faktor risiko pencemaran pada sarana air bersih
6. Sanitarian melakukan pengukuran kualitas fisik air bersih dengan
water test kit (parameter TDS, temperatur, pH)
7. Sanitarian melakukan kaporisasi/disinfeksi pada sarana air bersih
yang berisiko R dan S, sedangkan untuk risiko T dan AT selain
kaporisasi juga diberikan saran perbaikan sarana
8. Sanitarian melakukan KIE tentang sarana air bersih yang memenuhi
syarat
9. Sanitarian mencatat hasil pengujian kualitas air, merekap,
menganalisa serta membuat laporan hasil kegiatan
Diagram Alir -
Unit Terkait -
Nomor SOP : PUSK.OBB 445.807/SOP/...../I/2018
Tanggal Pembuatan : 05 Januari 2018
Tanggan Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
INSPEKSI KESEHATAN
NAMA SOP LINGKUNGAN (IKL) TEMPAT DAN
FASILITAS UMUM
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan
Kesehatan; Lingkungan/Sanitarian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
SOP kegiatan UKS Format IKL Tempat dan Fasilitas
Umum (sekolah, tempat ibadah,
hotel, pasar)
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan IKL Tempat dan Fasilitas Umum akan Register kegiatan
terkendala bila terjadi penyimpangan prosedur
Pengertian IKL Tempat dan Fasilitas Umum adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap faktor risiko di TFU yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan
Tujuan 1. Mengidentifikasi faktor risiko lingkungan dan faktor risiko perilaku
pada TFU
2. Mendapatkan gambaran masalah kesling pada TFU
3. Memberikan saran perbaikan pada sebagai upaya pencegahan
penyakit akibat faktor risiko lingkungan dan perilaku
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di
UPT Puskesmas Oebobo
Referensi Ditjen PP & PL Departemen Kesehatan RI Tahun 1999
Proses 1. Sanitarian mempersiapkan format IKL sesuai jenis TFU
2. Sanitarian membuat pemetaan lokasi dan menentukan sasaran
kegiatan
3. Sanitarian menentukan waktu kegiatan berdasarkan rencana
pelaksanaan kegiatan bulanan program serta berkoordinasi dengan
upaya promosi kesehatan
4. Sanitarian melaksanakan IKL dengan metode pengamatan langsung
terhadap faktor risiko pada TFU
5. Sanitarian mencatat hasil identifikasi serta membuat laporan hasil
kegiatan

Diagram Alir -
Unit Terkait Pj kegiatan UKS
Nomor SOP : PUSK.OBB 445.807/SOP/37/I/2018
Tanggal Pembuatan : 05 Januari 2018
Tanggan Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
INSPEKSI KESEHATAN

NAMA SOP LINGKUNGAN (IKL) TEMPAT


PENGELOLAAN MAKANAN
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan
Kesehatan; Lingkungan/Sanitarian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1096/Menkes/PER/VI/2011 Tentang Hygiene
Sanitasi Jasa Boga
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1098
Tahun 2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Rumah Makan dan Restoran
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 942 Tahun/
2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene
Sanitasi Makanan Jajanan
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
- Format IKL TPM, Sanitarian kit
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan IKL Tempat Pengelolaan Makanan akan Register kegiatan
terkendala bila terjadi penyimpangan prosedur
Pengertian IKL Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah kegiatan
pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap faktor risiko
lingkungan, orang, makanan, peralatan, perilaku di TPM yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan (Food Borne Disease)
Yang dimaksud TPM yaitu rumah makan, restoran, depot, warung,
cafe/kedai, jasa boga/catering.
Tujuan 1. Mengidentifikasi faktor risiko lingkungan, orang, makanan, peralatan,
perilaku dalam proses pengelolaan makanan
2. TPM dapat menerapkan prinsip-prinsip hygine dan sanitasi
pengelolaan makanan
3. Memberikan saran perbaikan pada sebagai upaya pencegahan
penyakit akibat faktor risiko lingkungan, orang, makanan, peralatan
dan perilaku dalam proses pengelolaan makanan
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di
UPT Puskesmas Oebobo
Referensi Petunjuk Depkes RI Tahun 1998
Proses 1. Sanitarian mempersiapkan format IKL sesuai jenis TPM
2. Sanitarian membuat pemetaan lokasi dan menentukan sasaran
kegiatan
3. Sanitarian menentukan waktu kegiatan berdasarkan rencana
pelaksanaan kegiatan bulanan program
4. Sanitarian melaksanakan IKL dengan metode observasi dan
penilaian terhadap faktor risiko pada TPM
5. Sanitarian mencatat hasil identifikasi, merekap, menganalisa serta
membuat laporan hasil kegiatan

Diagram Alir -
Unit Terkait -
Nomor SOP : PUSK.OBB 445.807/SOP/38/I/2018
Tanggal Pembuatan : 05 Januari 2018
Tanggan Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
INSPEKSI KESEHATAN

NAMA SOP LINGKUNGAN (IKL) DEPOT AIR


MINUM
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan
Kesehatan; Lingkungan/Sanitarian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun
2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736 Tahun
2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air
Minum
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014
tentang Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
- Format IKL DAM, water test kit

PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN


Kegiatan IKL Depot Air Minum akan terkendala bila Register kegiatan
terjadi penyimpangan prosedur
Pengertian IKL Depot Air Minum (DAM) adalah kegiatan pemeriksaan dan
pengamatan secara langsung terhadap faktor risiko lingkungan, air,
orang, peralatan, perilaku di DAM yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan (Water Borne Disease)
Tujuan 1. Mengidentifikasi faktor risiko lingkungan, air, orang, peralatan,
perilaku dalam proses pengolahan air pada DAM
2. Pemilik DAM dapat menerapkan prinsip hygine sanitasi pengolahan
air minum
3. Memberikan saran perbaikan pada sebagai upaya pencegahan
penyakit akibat faktor risiko lingkungan, air, orang, peralatan dan
perilaku dalam proses pengolahan air pada DAM
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di
UPT Puskesmas Oebobo
Referensi 1. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi DAM,
Kemenkes RI Tahun 2010
2. Ditjen PP & PL Tahun 2011 Tentang Panduan system surveilans air
minum dan sanitasi
Proses 1. Sanitarian mempersiapkan format Inspeksi KL Depot Air Minum
2. Sanitarian membuat pemetaan lokasi dan menentukan sasaran
kegiatan
3. Sanitarian menentukan waktu kegiatan berdasarkan rencana
pelaksanaan kegiatan bulanan program
4. Sanitarian melaksanakan IKL dengan metode observasi dan
penilaian terhadap faktor risiko pada DAM
5. Sanitarian melakukan pengujian kualitas fisik air (TDS, temperatur,
pH atau yang dapat disesuaikan jenis pengujian yang tersedia pada
sanitarian kit)
6. Sanitarian mencatat hasil identifikasi, hasil pengujian kualitas fisik air,
menganalisa serta membuat laporan hasil kegiatan

Diagram Alir -
Unit Terkait -
Nomor SOP
: PUSK.OBB 445.807/SOP/43/I/2018
Tanggal Pembuatan
: 05 Januari 2018
Tanggan Revisi
:
Tanggal Pengesahan
: 05 Maret 2018
Disahkan Oleh
: Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN
NAMA SOP
SAMPEL AIR DAN MAKANAN
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan
Kesehatan; Lingkungan/Sanitarian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
Form pengantar sampel laboratorium
Alat dan bahan steril,Wadah/box,
-
sampel,masker,handscune
Label, bunsen
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan pengambilan dan pengiriman sampel akan
Hasil laboratorium
terkendala bila terjadi penyimpangan prosedur
Pengertian Pengambilan sampel air dan makanan adalah suatu proses
pengambilan contoh secara sederhana yang mewakili keseluruhan
sifat/karakter populasi, yang diperlukan sebagai pembanding kualitas
air dan makanan.
Pengiriman sampel adalah proses mengantar/membawa sampel
sampai ke tempat yang ditunjuk untuk memeriksa kualitas sampel.
Tujuan 1. Mengetahui kualitas fisik, kimiawi dan mikrobiologi sampel air
2. Mengetahui kualitas mikrobiologi sampel makanan
3. Memberikan saran perbaikan/ dasar penentuan intervensi terhadap
kualitas air dan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di
UPT Puskesmas Oebobo
Referensi 1. Panduan teknik pengambilan sampel air dan makanan
Proses 1. Sanitarian mempersiapkan format pengantar sampel laboratorium,
alat dan bahan steril (botol sampel air, plastik sampel makanan,
masker, handscune, kapas alkohol), bunsen, box sampel
2. Sanitarian membuat pemetaan lokasi dan menentukan lokasi
pengambilan sampel
3. Sanitarian menentukan waktu kegiatan berdasarkan rencana
pelaksanaan kegiatan bulanan program
4. Sanitarian melaksanakan pengambilan sampel air dan makanan
sesuai panduan teknik pengambilan sampel yang dilakukan
secara steril
5. Sanitarian mencatat keterangan sampel pada pengantar
laboratorium dan memberikan label/etiket pada botol sampel air
dan plastik sampel makanan dengan terperinci dan jelas tentang
nama tempat, kode, jenis, waktu pengambilan sampel
6. Sampel air dan makanan dipacking secara baik dan dimasukan
dalam wadah/box sampel
7. Sanitarian mengirimkan sampel air dan makanan ke Laboratorium
Lingkungan Kota Kupang
8. Pengujian sampel air untuk parameter fisik, kimiawi, mikrobiologi
(TDS,kekeruhan, nitrat, nitrit, coliform dan eschericia coli)
9. Pengujian sampel makanan untuk parameter mikrobiologi
(coliform, eschericia coli, angka lempeng total)
10. Lama waktu pemeriksaan sampel yakni 3 hari untuk parameter
coliform dan 3 hari untuk escherisia coli (lama waktu 6 hari)
11. Sanitarian menerima hasil pengujian kualitas air dan makanan dari
laboratorium dan melakukan analisa hasil pengujian serta
membuat laporan kegiatan
12. Sanitarian membuat rencana tindak lanjut/rekomendasi terhadap
kualitas air dan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
Unit Terkait UPT Laboratorium Lingkungan Kota Kupang
Diagram Alir (Terlampir)
Nomor SOP : PUSK.OBB 445.807/SOP/40/I/2018
Tanggal Pembuatan : 05 Januari 2018
Tanggan Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
NAMA SOP KLINIK SANITASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan
Kesehatan; Lingkungan/Sanitarian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
SOP penyakit berbasis lingkungan (diare, malaria, Pedoman konseling
pneumonia, demam berdarah dengue, kecacingan, kulit,
Formulir tindak lanjut konseling
keracunan makanan)
Media informasi (lembar balik, leaflet)
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan klinik sanitasi akan terkendala bila terjadi
Register Klinik Sanitasi
penyimpangan prosedur
Pengertian Klinik sanitasi merupakan suatu upaya/kegiatan yang
mengintegrasikan pelayan kesehatan antara promotif, preventif, dan
kuratif untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang berbasis
lingkungan melalui upaya bimbingan/konseling dengan bantuan teknis
dari petugas Puskesmas.
Pasien adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan dengan
kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis ke klinik
Sanitasi
Klien adalah masyarakat umum bukan penderita penyakit yang datang
ke Puskesmas untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan
dengan kesehatan lingkungan.
Tujuan 1. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya promosi,
preventif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah, dan
tersusun secara terus-menerus.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien dan
klien) serta masyarakat disekitarnya akan pentingnya lingkungan dan
perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kesehatan lingkungan
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di
UPT Puskesmas Oebobo
Referensi -
Proses 1. Sanitarian menyiapkan panduan konseling untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan
2. Sanitarian menyiapkan media informasi (lembar balik, leaflet)
3. Sanitarian melaksanakan konseling sesuai enam langkah konseling
(SATU TUJU) terhadap klien/pasien yang dirujuk oleh petugas medis
4. Sanitarian melakukan penilaian terhadap komitmen pasien/klien
(menggunakan formulir tindak lanjut konseling) yang telah diisi dan
ditanda tangani untuk mengambil keputusan yang telah disarankan
dari masalah kesling yang dihadapi
5. Sanitarian menyusun rencana kunjungan untuk Inspeksi Kesehatan
Lingkungan sesuai hasil konseling (berkoordinasi dengan program
terkait)
Diagram Alir Terlampir
Unit Terkait Poli Umum
Nomor SOP : PUSK.OBB 445.807/SOP/44/I/2018
Tanggal Pembuatan : 05 Januari 2018
Tanggan Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
PENERBITAN SERTIFIKAT LAIK
NAMA SOP
HYGIENE SANITASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Tenaga Kesehatan
Kesehatan; Lingkungan/Sanitarian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1098 Tahun
2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736 Tahun
2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air
Minum
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
SOP pengambilan dan pengiriman sampel air dan 1.Fotocopy E-KTP pemilik sarana = 2
makanan lembar
2.Pasfoto ukuran 3 x 4 cm = 2 lembar
3.Surat keterangan domisili tempat
usaha dari Kelurahan
4.Surat keterangan sehat untuk pemilik
dan tenaga kerja/karyawan
5.Map kertas
6.Surat permohonan penerbitan sertifikat
7.Format pendaftaran
8.Surat rekomendasi
9.Berita acara pemeriksaan, hasil IKL,
hasil pemeriksaan sampel dari
laboratorium
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan penerbitan sertifikat laik HS akan terkendala
Register penerbitan sertifikat laik HS
bila terjadi penyimpangan prosedur
Pengertian Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi adalah jaminan tertulis yang diberikan
oleh Dinas Kesehatan yang menyatakan bahwa kualitas air bersih,
makanan, air minum dan peralatan makan minum tersebut telah
memenuhi kriteria tertentu dalam standar mutu yang ditetapkan.
Tujuan Terjaminnya keamanan dan mutu suatu hasil produk makanan dan
minuman agar masyarakat dapat terhindar dari gangguan kesehatan
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di
UPT Puskesmas Oebobo
Referensi -
Proses 1. Pemilik sarana melengkapi persyaratan administrasi dan
menyerahkan ke petugas
2. Sanitarian memeriksa/menyeleksi kelengkapan berkas permohonan
3. Apabila semua persyaratan sudah lengkap selanjutnya sanitarian
melengkapi berkas usulan dengan form baku
4. Sanitarian melakukan kunjungan untuk penilaian sanitasi/IKL
kemudian menghitung scoring akhir dan menganalisa hasil penilaian
5. Sanitarian melakukan persiapan dan melaksanakan pengambilan
sampel air,makanan dan usap alat makan minum
6. Sampel dikirimkan oleh pemilik sarana ke UPT laboratorium Kota
Kupang, kemudian pemilik mengambil hasil pemeriksaan dan
menyerahkan ke sanitarian
7. Bila hasil laboratorium belum memenuhi syarat maka akan dilakukan
perbaikan dan pemeriksaan ulang sampel, sedangkan jika sampel
telah memenuhi syarat maka semua berkas yang sudah lengkap
akan diajukan ke Bidang PL Dinkes untuk diterbitkan sertifikat laik
hygiene sanitasi
8. Sanitarian menghubungi pemilik sarana bila sertfikat sudah
diterbitkan untuk selanjutnya dapat diambil di Puskesmas pada jam
kerja.
9. Sanitarian melakukan KIE tentang manfaat dan tujuan diberikan
sertifkat dan semua hal yang terkait dengan penerbitan sertifikat laik
hygiene sanitasi

Diagram Alir Terlampir


Unit Terkait Bidang PL Dinas Kesehatan
Nomor SOP : PUSK.OBB 445.807 /SOP/178/I/2018
Tanggal Pembuatan : 20 Januari 2018
Tanggan Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

NAMA SOP PENYAKIT MENULAR BERPOTENSI


KLB/WABAH
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Tenaga Kesehatan
Kejadian Luar Biasa Lingkungan/Sanitarian, Pengelola
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang program, Pengelola program
Kesehatan
surveilans penyakit menular
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun
2010 Tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tahun 82
Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit
Menular
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tahun 45
Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
SOP penyakit menular (diare, dysentri, malaria, DBD, Format penyelidikan epidemiologi
PD3i)
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan penyelidikan epidemiologi akan terkendala jika
terjadi penyimpangan prosedur Register penyelidikan epidemiologi
Pengertian Penyelidikan epidemiologi (PE) penyakit menular berpotensi
KLB/wabah adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui suatu
kejadian baik sedang berlangsung maupun yang telah terjadi, sifatnya
penelitian, melalui pengumpulan data primer dan sekunder,
pengolahan dan analisa data, membuat kesimpulan dan rekomendasi
dalam bentuk laporan.
Tujuan 1. Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit menular yang
berpotensi KLB/wabah
2. Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel Epidemiologi
(man,time,place)
3. Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan, vektor,
perilaku, dll) dan etiologi serta membuat rekomendasi tindak lanjut.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Oebobo
Referensi 1. Pedoman Epidemiologi Penyakit (edisi revisi tahun 2011)
2. Petunjuk Pelaporan Surveilans Puskesmas Wilayah Kota Kupang
(tahun 2009)
Proses 1. Petugas surveilans memperoleh data kasus penyakit menular
berpotensi KLB/wabah dari register rawat jalan puskesmas
2. Petugas surveilans menerima laporan kasus dari bidang P2P Dinas
Kesehatan Kota Kupang terutama untuk penyakit demam berdarah
pasien yang dirawat di RS pemerintah dan swasta
3. Petugas surveilans mencatat dalam register penyelidikan
epidemiologi serta melakukan koordinasi dengan program terkait
4. Petugas surveilans mempersiapkan alat dan bahan untuk keperluan
penyelidikan epidemiologi dilapangan
5. Petugas surveilans mencari lokasi/titik kasus kemudian melakukan
kunjungan kerumah-rumah sejauh radius 100 meter dari titik kasus
6. Petugas surveilans berkoordinasi dengan bidang P2P Dinas
Kesehatan Kota Kupang bila ada rekomendasi yang sifatnya
memerlukan dukungan/keterlibatan langsung dari bidang P2P
Dinkes (seperti kegiatan fogging kasus demam berdarah)
7. Petugas surveilans melakukan analisa hasil penyelidikan
epidemiologi dan membuat rencana tindak lanjut dalam bentuk
pelaporan.
Diagram Alir Terlampir
Unit Terkait Poli Umum, Poli imunisasi
Nomor SOP : PUSK.OBB 445.807 /SOP/ /I/2018
Tanggal Pembuatan : 20 Januari 2018
Tanggan Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
PEMANTAUAN JENTIK BERKALA
NAMA SOP
DAN ABATISASI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Tenaga Kesehatan
Kejadian Luar Biasa Lingkungan/Sanitarian, Pengelola
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang program, Pengelola program
Kesehatan
surveilans penyakit menular
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581 Tahun
1992 Tentang Pemberantasan Penyakit DBD
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun
2010 Tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tahun 82
Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit
Menular
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tahun 45
Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
- Format pemantauan jentik, senter,
larvasida abate
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan pemantauan jentik berkala dan abatisasi akan
terkendala jika terjadi penyimpangan prosedur -
Pengertian Pemantauan jentik berkala adalah kegiatan untuk melihat situasi
kepadatan jentik pada tempat penampungan air di rumah/bangunan
milik masyarakat maupun tempat tempat umum oleh kader Juru
Pemantau Jentik (Jumantik) atau tenaga puskesmas , sehingga dapat
meningkatkan kewaspadaan dini agar masyarakat terhindar dari
penularan penyakit DBD.
Abatisasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberantas
jentik-jentik nyamuk aedes penular penyakit demam berdarah dengan
menggunakan bubuk abate di daerah yang banyak menampung
air/susah air dan pada penampungan air terbuka yang susah
dikuras/dibersihkan.
Tujuan 1. Mengetahui keadaan jentik nyamuk aedes melalui pengamatan
langsung pada penampungan air di rumah masyarakat
2. Mengetahui Angka Bebas Jentik dalam satu kelurahan berdasarkan
indikator House Indeks (HI)
3. Membuat rekomendasi tindak lanjut sebagai tindakan sistem
kewaspadaan dini (SKD) penyakit DBD serta berkoordinasi dengan
lintas sektoral untuk meneruskan himbauan SKD ke masyarakat
4. Menaburkan larvasida abate pada tempat penampungan air yang
positif jentik nyamuk sebagai langkah preventif
5. Dosis abate yang digunakan yakni 10 gram untuk 100 liter air bersih
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Oebobo
Referensi 1. Keputusan Dirjen PPM & PLP, Depkes RI no.914-1/1992 tentang
petunjuk teknis pemberantasan DBD
2. Petunjuk Pelaporan Surveilans Puskesmas Wilayah Kota Kupang
(tahun 2009)
Proses 1. Kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dilakukan setiap 3
bulan sekali (triwulan) di 100 rumah sampel disetiap Kelurahan
2. Petugas surveilans melakukan pengamatan jentik di setiap tempat
penampungan air yang berada didalam dan luar rumah
3. Petugas surveilans menaburkan abate pada tempat penampungan
air yang ditemukan positif terdapat jentik nyamuk
4. Petugas surveilans mencatat hasil pengamatan jentik dan jumlah
abate yang digunakan dalam format
5. Petugas surveilans merekap hasil kegiatan dan menghitung ABJ
6. Petugas surveilans berkoordinasi dengan bidang P2P Dinas
Kesehatan Kota Kupang bila ada rekomendasi yang sifatnya
memerlukan dukungan/keterlibatan langsung dari bidang P2P
Dinkes
Diagram Alir Terlampir
Unit Terkait Program P2P DBD, Sanitarian, Surveilans
Nomor SOP : PUSK.OBB 445.807 /SOP/ /I/2018
Tanggal Pembuatan : 20 Januari 2018
Tanggan Revisi :
Tanggal Pengesahan : 05 Maret 2018
Disahkan Oleh : Kepala UPT Puskesmas Oebobo

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG


drg. Suwidji Dyah R. Banantari
UPT PUSKESMAS OEBOBO
NIP. 19680226 200012 2 001
NAMA SOP FOGGING FOKUS
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Tenaga Kesehatan
Kejadian Luar Biasa Lingkungan/Sanitarian, Pengelola
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang program, Pengelola program
Kesehatan
surveilans penyakit menular
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581 Tahun
1992 Tentang Pemberantasan Penyakit DBD
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun
2010 Tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah Dan Upaya Penanggulangan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tahun 82
Tahun 2014 Tentang Penanggulangan Penyakit
Menular
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tahun 45
Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
- Masker, swingfog, malathion, solar
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Kegiatan fogging fokus akan terkendala jika terjadi
Daftar nama KK yang bersedia/tidak
penyimpangan prosedur
bersedia difogging
Pengertian Fogging Focus adalah proses pengasapan yang dilakukan sesuai
dengan kesimpulan analisis dari kegiatan penyelidikan epidemiologi
penyakit DBD di tempat tinggal penderita dan lingkungan sekitarnya.
Tujuan Memutus rantai penularan dengan membunuh nyamuk dewasa yang
sudah mengandung virus dengue dengan radius ± 100 M dari rumah
penderita
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Oebobo Nomor :
PUSK.OBB.445.806/SK/02/ I / 2018 Tentang Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Oebobo
Referensi 1. Keputusan Ditjen PPM & PLP, Depkes RI no.914-1/1992 Tentang
Petunjuk Teknis Pemberantasan DBD
2. Ditjen P2M dan PL Depkes RI Tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Penanggulangan DBD Tahun 2005
3. Petunjuk Pelaporan Surveilans Puskesmas Wilayah Kota Kupang
(tahun 2009)
Proses 1. Petugas surveilans berkoordinasi dengan pengelola program P2P
DBD menyampaikan laporan tertulis dan lisan kepada bidang P2P
Dinkes Kota Kupang (hasil penyelidikan epidemiologi dan
pemantauan jentik)
2. Petugas surveilans dan pengelola program P2P DBD mendapat
jadwal pelaksanaan fogging setelah itu memberikan informasi
kepada Lurah dan Ketua RT setempat tentang jadwal fogging serta
kegiatan PSN yang dilakukan minimal 2 hari sebelum fogging
3. Fogging dilakukan oleh tenaga yang disiapkan bidang P2P Dinkes
Kota Kupang (termasuk mesin swingfog, malathion dan solar)
sedangkan Petugas surveilans dan pengelola program P2P DBD
bertindak sebagai pendamping dan penunjuk arah/titik/lokasi foging

Diagram Alir Terlampir


Unit Terkait Program P2P DBD, Surveilans

Anda mungkin juga menyukai