Anda di halaman 1dari 3

Nomor SOP : PUSK.SMN.445.

807/SOP/ /III/2022
Tanggal Pembuatan : Maret 2022
Tanggal Penerbitan : Maret 2022
Tanggal Revisi :
Kepala UPTD Puskesmas
Disahkan Oleh : Sikumana

DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG dr. Maria V. Ivonny D. Ray, M.Kes


UPTD PUSKESMAS SIKUMANA NIP. 19770323 201101 2 007
JUDUL SOP PEMERIKSAAN SYPHILIS
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 1. Memahami Tupoksi Kerja
Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. Memiliki Kualifikasi Pendidikan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Kedokteran/Keperawatan
Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan 3. Analis laboratorium
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/Menkes/III/2008 Tentang Rekam Medis
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 658 Tahun 2009 Tentang Jejaring
Laboratorium Diagnostik Penyakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 411 Tahun 2010 Tentang Laboratorium
Klinik
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan
Tuberkulosis
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 165 Tahun 2023 Tentang Standar Akreditasi
Puskesmas
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
SOP Pelayanan Ruang Pelayanan Umum, Anak, P2M,
KIA, KB, Gigi, PONED, PUSTU, COVID dan
SOP Ruang Pelayanan Laboratorium
PERINGATAN PENCATATAN/ PENDATAAN
Hasil pemeriksaan Syphilis tidak akurat apabila ada Rekam Medik Pasien
penyimpangan /kesalahan prosedur Register Laboratorium
Lembar hasil pemeriksaan
Laboratorium
Pengertian Pemeriksaan syphilis merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi
keberadaan bakteri penyebab syphilis dengan cara memeriksa keberadaan
antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi syphilis.
Tujuan Menentukan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan
faktor yang berpengaruh pada kesehatan perorangan atau masyarakat.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sikumana tentang Jenis-jenis
Pemeriksaan Laboratorium
Referensi 1. PMK Republik Indonesia Nomor 37 Tanun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat
2. SK DIRJEN Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Nomor :
HK.03.05/III/571/II Tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Penyusun
Pedoman Interpretasi Data Klinik
3. Teknikal Manual Syphilis Produk
Prosedur / 1. Pasien / keluarga pasien dengan mnggunakan masker atau petugas
Langkah-langkah jaga ruangan dengan alat pelindung diri (APD) lengkap membawa
blanko permintaan pemeriksaan laboratorium dari ruang (Umum, Anak,
P2M, KIA, KB, Gigi, PONED, PUSTU, dan “COVID diantar oleh
petugas jaga ruangan”) ke laboratorium.
2. Petugas laboratorium dengan menggunakan alat pelindung diri (APD)
lengkap (jas laboratorium, masker, kaca mata, cup, sarung tangan dan
sepatu boot) menerima blanko permintaan pemeriksaan laboratorium
dari pasien atau petugas jaga ruangan.
3. Petugas mengecek identitas pasien pada blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium
4. Petugas memberikan nomor urut pada blanko permintaan pemeriksaan
laboratorim
5. Petugas memanggil pasien dan atau petugas laboratorium ke ruangan
menemui pasien dan menanyakan kembali identitas, jika sesuai maka
petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan jika setuju maka
minta pasien untuk mengisi dan menandatangani inform concent,
kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel sesuai dengan jenis
permintaan pemeriksaan yang dibutuhkan.
6. Pasien diminta untuk menunggu hasil pemeriksaan laboratorium
7. Setelah pemeriksaan laboratorium selesai, petugas menyerahkan hasil
pemeriksaan, lalu diarahkan untuk kembali ke ruang yang terkait untuk
ditindaklanjuti.

Pemeriksaan Syphilis
1. Alat dan Bahan:
a. Alat:
 Rapid test Syphilis
 Disposable syringe (jarum suntik sekali pakai) atau bood lancet
 Tourniquet / pembendung
 Mikropipet & tip
 Timer
b. Bahan:
 Darah vena / kapiler
 Kapas alkohol 70%
 Tissue
 Buffer
2. Prosedur:
a. Petugas menggunakan lengkap sebelum memulai pekerjaan.
b. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
c. Petugas memanggil atau menemui pasien di ruangan yang terkait dan
menanyakan kembali kebenaran identitasnya, jika sesuai selanjutnya
menyiapkan pasien dalam keadaan nyaman (posisi duduk / tidur).
d. Petugas pasang pembendung di bagian lengan atas pasien lalu
mengusap kapas alkohol 70% pada daerah vena yang akan ditusuk,
biarkan kering sendiri, kemudian lakukan pengambilan darah vena
secukupnya, jika ambil pada darah kapiler, usap ujung jari dengan
kapas alkohol 70% biarkan kering sendiri (tidak menggunakan
pembendung)
e. Pipet sampel sebanyak 10µL(serum) atau 20µL (darah)
menggunakan mikropipet dan teteskan pada sumur alat tes.
f. Teteskan sebanyak 3 tetes (100 µL) larutan buffer
g. Nyalakan timer, tunggu sampai 10-20 menit
3. Interpretasi hasil:
a. Hasil dinyatakan negatif apabila pada strip muncul hanya satu (1)
garis warna merah yaitu pada control (C). Hasil laboratorium ditulis
dengan: Non Reaktif (NR) yang bermakna Negatif (-)
b. Hasil dinyatakan positif apabila pada strip muncul dua (2) garis warna
merah yaitu pada control (C) dan Tes (T). Hasil laboratorium ditulis
dengan: Reaktif (R) yang bermakna Positif (+).
Unit Terkait Ruang Pelayanan Umum, Anak, P2M, KIA, KB, Gigi, PONED, PUSTU,
COVID dan Ruang Pelayanan Laboratorium
Diagram Alir -

Anda mungkin juga menyukai