Anda di halaman 1dari 4

SKABIES

No. Dokumen : 068/SOP-UKP/PKM-


SBG/IV/2023

SOP No. Revisi : -


Tanggal terbit : 01 April 2023
Halaman : 1/3
H. Nana Sutrisna, SKM,
S.kep,Ns, MM
PUSKESMAS NIP. 19671226 198803 1 003
SUBANG

1. Pengertian Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit
oleh tungau Sarcoptes scabiei dan produknya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
Untuk menegakkan diagnosa Skabies.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 440/078/PKM-SBG/2023


tentang Kebijakan Layanan Klinis di UPTD Puskesmas Subang.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur/langkah- 1. Petugas melakukan anamnesis
langkah Pasien merasakan gejala Pruritus nokturna, yaitu gatal yang
hebat terutama pada malam
hari atau saat penderita berkeringat.Lesi timbul di stratum
korneum yang tipis, seperti di sela jari,
pergelangan tangan dan kaki, aksila, umbilikus, areola
mammae dan di bawah payudara (pada wanita) serta genital
eksterna (pria).
Faktor Risiko:
a. Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti
tinggal di asrama atau pesantren.
b. Higiene yang buruk.
c. Sosial ekonomi rendah seperti di panti asuhan, dan
sebagainya.
d. Hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas.
2. Petugas melakukan Pemeriksaan Fisik
Dapat ditemukan: Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli)
berwarna putih atau abu- abu dengan panjang rata-rata 1 cm.
Ujung terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila terjadi
infeksi sekunder, maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi, dan
sebagainya.Pada anak-anak, lesi lebih sering
berupa vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan
sehingga lesi menjadi bernanah.
3. Petugas melakukan Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan
mikroskopis dari kerokan kulit untuk menemukan tungau.
4. Petugas menegakkan diagnosis. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
penunjang.
Terdapat 4 tanda kardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:
a.Pruritus nokturna.
b.Penyakit menyerang manusia secara berkelompok.
c.Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat
predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk
garis lurus atau berkelok-kelok, rata-rata panjang 1 cm, pada
ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel.
d.Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda
tersebut.
5. Penatalaksanaan:
a.Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:
1)Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-
sama dan alas tidur diganti bila ternyata pernah digunakan
oleh penderita skabies.
2)Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
b.Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan
harus serentak dan menyeluruh pada seluruh kelompok
orang yang ada di sekitar penderita skabies. Terapi
diberikan dengan salah satu obat topikal (skabisid) di bawah
ini:
1) Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari
2) Krim permetrin 5% di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim
permetrin dibersihkan dengan sabun.Terapi skabies ini tidak
dianjurkan pada anak < 2 tahun.
6. Petugas melakukan edukasi dan konseling serta prognosisnya.
Dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya eradikasi skabies
bisa melibatkan semua pihak. Contoh Bila infeksi menyebar di
kalangan santri di sebuah pesantren, diperlukan keterbukaan
dan kerjasama dari pengelola pesantren. Bila sebuah barak
militer tersebar infeksi, mulai dari prajurit sampai komandan
barak harus bahu membahu membersihkan semua benda yang
berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit.
7. Kriteria Rujukan
Pasien skabies dirujuk apabila keluhan masih dirasakan setelah
1 bulan paska terapi.
7. Unit terkait 1.BP Umum 2.Farmasi 3.Laboratorium
8. Rekaman historis NO YANG DIRUBAH ISI TANGGAL
Perubahan
PERUBAHAN DIBERLAKUKAN
1. Referensi 2022-2023 01 April 2023

Anda mungkin juga menyukai