Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN

RHINITIS AKUT
No Dokumen :
SOP
No Revisi : 00

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/3

UPTD KESEHATAN
PUSKESMAS MURNIS, M. Kes
KOPAH NIP.19640126 198310 2 001

1. Pengertian Rhinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut
(< 12 minggu).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan penyakit
rhinitis akut.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Kopah Nomor
.................... Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi Kemenkes no. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
FKTP
5. Persiapan 1. Alat
a. Termometer
b. Tensimeter
c. Stetoscope
2. Bahan : -
6. Langkah- 1. Anamnesis
langkah Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat, bersin berulang-ulang,
terdapat sekret serous atau mukopurulen.
2. Tanda dan gejala rhinitis akut
Tanda :
Adanya demam, kavum nasi sempit, terdapat sekret serous atau
mukopurulen dan mukosa udem dan hiperemis.
Gejala:
Rasa panas di daerah belakang hidung pada awalnya, lalu segera diikuti
dengan hidung tersumbat, rinore, dan bersin yang berulang-ulang. Pasien
merasa dingin, dan terdapat demam ringan. Pada infeksi bakteri ingus
menjadi mukopurulen, biasanya diikuti juga dengan gejala sistemik seperti
demam, malaise dan sakit kepala.
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
4. Diagnosis
Penegakan diagnosa berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
5. Diagnosa Banding
a. Rhinitis alergi pada serangan akut
b. Rhinitis vasomotor pada serangan akut
6. Komplikasi
a. Otitis media akut.
b. Sinusitis paranasalis.
c. Infeksi traktus respiratorius bagian bawah seperti laring,
tracheobronchitis, pneumonia.
7. Penatalaksanaan
a. Istirahat yang cukup.
b. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat.
c. Rhinitis akut merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri secara
spontan setelah kurang lebih 1 - 2 minggu. Karena itu umumnya terapi
yang diberikan lebih bersifat simptomatik, seperti analgetik, antipiretik,
dan nasal dekongestan disertai dengan istirahat yang cukup. Terapi
khusus tidak diperlukan kecuali bila terdapat komplikasi seperti infeksi
sekunder bakteri, maka antibiotic perlu diberikan.
d. Antipiretik dapat diberikan parasetamol.
e. Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi bakteri, seperti amoxicillin
dosis dewasa 10mg/kgBB/kali, dosis anak 25-50mg/kgBB dibagi dalam
3 dosis, eritromisin dosis 50mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis, cefadroxil 25-
50mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis.
f. Pada rhinitis difteri terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik,
dan antitoksin difteri
8. Konseling
Memberitahu individu dan keluarga untuk:
a. Menjaga tubuh selalu dalam keadaan sehat dengan begitu dapat
terbentuknya system imunitas yang optimal yang dapat melindungi
tubuh dari serangan zat-zat asing.
b. Lebih sering mencuci tangan, terutama sebelum menyentuh wajah.
c. Memperkecil kontak dengan orang-orang yang telah terinfeksi.
d. Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
e. Mengikuti program imunisasi lengkap, seperti vaksinasi influenza,
vaksinasi MMR untuk mencegah terjadinya rhinitis eksantematous.
9. Kriteria rujukan
Dirujuk bila pasien dengan rhinitis difteri.
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum
2. Ruang Kesehatan Anak, Imunisasi dan PKPR
3. Pustu dan Poskesdes
9. Dokumen terkait Rekam Medik

10 Rekaman Historis
Perubahan No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai