Anda di halaman 1dari 3

RHINITIS AKUT (R74)

No. : 500/SOP/C.7/058/PKM-
Dokumentasi BNG/VIII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal : 14 Agustus 2017
Terbit
Halaman : 1-2
PUSKESMAS RAWAT Juju Suardi SKM. MM. Kes
INAP BINUANGEUN Nip. 19640511 198803 1 007
1. Pengertian Rhinitis akut adalah peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut,
kurang dari 12 minggu, dapat disebabkan karena infeksi virus, bakteri atau iritan.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam penatalaksanaan kasus rhinitis akut di
puskesmas.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap Binuangeun No.
440/KEP/C.7/007/PKM-BNG/VIII/2017 Tentang Layanan Klinis Yang
Menjamin Kesinambungan Layanan.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Alat dan Bahan a. Senter / lampu kepala.


b. Spekulum hidung.
6. Prosedur a. Petugas melakukan anmnesa terhadap pasien :
1) Keluar sekret dari hidung (rhinorea)
2) Hidung tersumbat
3) Rasa panas dan gatal pada hidung
4) Dapat disertai demam malaise dan sakit kepala
5) Pada rhinitis difteri dapat ditemukan demam, toksemia, limfadenitis, dan
mungkin paralisis otot pernapasan
b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien :
1) Demam
2) Cavum nasi menyempit, terapat sekret serous atau mukopurulen dan
mukosa uden dan hiperemis
3) Pada rhinitis difteri tampak ada sekret yang bercampur darah. Membran
keabu-abuan tampak menutupi konka inferior dan kavum nasi bagian
bawah, membrannya lengket dan bila diangkat dapat terjadi perdarahan.
c. Pemeriksaan penunjang
Tidak diperlukan
d. Penegakan diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
e. Penatalaksanaan komprehensif
1) Istirahat cukup
2) Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat
3) Terapi simptomatik, seperti analgetik, antipiretik, dan nasal dekongestan
disertai dengan istirahat yang cukup
4) Terapi antibiotik tidak diperlukan kecuali terdapat infeksi sekunder oleh
bakteri. Misalnya amoksisilin, eritromisin, cefadroxil
5) Pada rhinitis difteri terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin sistemik,
dan antitoksin difteri.
6) Konseling dan edukasi
7) Kriteria rujukan
Pasien dengan rhinitis difteri

7. Unit Terkait a. Kepala Puskesmas


b. Tim mutu pelayanan klinis
c. Poli umum
d. Poli MTBS
8. Rekam Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Yang Diberlakukan
Perubahan
DAFTAR TILIK RHINITIS AKUT (R74)

KEADAAN
VARIABEL
YA TIDAK TIDAK BERLAKU

1. Apakah petugas melakukan anamnesa terhadap pasien?


2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?
3. Apakah petugas melakukan pemeriksaan penunjang jika
diperlukan?
4. Apakah petugas menegakkan diagnosis berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik?
5. Apakah petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif?

Anda mungkin juga menyukai