Anda di halaman 1dari 3

KEJANG DEMAM

(R56.0)
No. :500/SOP/C.7/055/PKM-
Dokumentasi BNG/VIII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal : 14 Agustus 2017
Terbit
Halaman : 1-2
PUSKESMAS RAWAT Juju Suardi SKM. MM. Kes
INAP BINUANGEUN Nip. 19640511 198803 1 007
1. Pengertian Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal < 38º C) akibat dari suatu proses ekstra kranial..
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam penatalaksanaan kasus kejang demam di
Puskesmas Rawat Inap Binuangeun
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap Binuangeun No.
440/KEP/C.7/007/PKM-BNG/VIII/2017 Tentang Layanan Klinis Yang
Menjamin Kesinambungan Layanan.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur a. Petugas melakukan anamnessa terhadap pasien.


1) Demam.
2) Umumnya terjadi pada usia 6 bulan - 6 tahun.
3) Riwayat kejang pada keluarga.
4) Riwayat trauma pada kepala.
b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
1) Pemeriksaan tanda-tanda vital.
2) Mencari tanda-tanda trauma kepala.
3) Mencari tanda-tanda kelainan sistemik, terpapar zat toksik, infeksi, atau
adanya kelainan neurologis vokal.
c. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
Laboratorium darah dan urin.
d. Petugas menegakkan diagnosis.
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik:
a) Kejang demam sederhana.
b) Kejang generalisata.
1) Durasi < 25 menit.
2) Kejang tidak disebabkan adanya meningitis, encephalitis, atau
penyakit yang berhubungan dengan gangguan di otak.
c) Kejang demam kompleks.
d) Kejang fokal.
1) Durasi > 15 menit.
2) Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.
e. Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif.
1) Pemberian farmakoterapi.
a) Diazepam per rektal (0,5 mg/kg) atau lorazepam (0,1mg/kg) harus
segera diberikan jika akses intravena tidak dapat dibangun dengan
mudah.
b) Buccal midazolam (0,5 mg/kg, dosis maksimal = 10 mg) lebih efektif
daripadda diazepam per rektal.
c) Dosis diazepam intravena 0,3 mg/kg.
d) Antipiretik, parasetamol, ibuprofen.
2) Konseling dan edukasi.
3) Kriteria rujukan.
a) Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan antikonvulsan.
b) Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.
6. Unit Terkait a. Kepala Puskesmas.
b. Tim mutu pelayanan klinis.
c. Poli KIA.
d. UGD.
7. Rekam Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Yang Diberlakukan
Perubahan
DAFTAR TILIK KEJANG DEMAM (R56.0)

KEADAAN
VARIABEL
YA TIDAK TIDAK BERLAKU

1. Apakah petugas melakukan anamnesa terhadap pasien?


2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?
3. Apakah petugas melakukan pemeriksaan penunjang jika
diperlukan?
4. Apakah petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik?
5. Apakah petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif?

Anda mungkin juga menyukai