Anda di halaman 1dari 2

EPISTAKSIS

No. Dokumen : SOP.A/A/I/31.34/PKM- PNB /III/2017


No. Revisi :1
SOP
Tanggal Terbit : 1 Oktober 2019
Halaman : 1/2
Puskesmas Dr. Ela Sapta Ningsih B
Panambungan NIP. 19750823 200502 2 001

1. Pengertian Epistaksis adalah perdarahan yang mengalir keluar dari hidung yang berasal dari
rongga hidung atau nasofaring. Epistaksis bukan suatu penyakit, melainkan
gejala dari suatu kelainan.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan epistaksis
dalam rangka peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas Panambungan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Panambungan No: 440.Mmk/SK/A/I/31.24/PKM-
PNB /III/2017 tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Panambungan Tahun
2019.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
hk.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Alat tulis, Kertas resep
Bahan
6. Langkah-
langkah
1. Anamnesis
Keluhan keluar darah dari hidung, kadang disertai demam, atau riwayat
demam, atau riwayat terpapar dingin. Harus ditanyakan secara spesifik
mengenai :
a) Lokasi keluarnya darah (depan rongga hidung atau ke tenggorok)
b) Banyaknya perdarahan
c) Frekuensi
d) Lamanya perdarahan

2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana


Pada pemeriksaan fisis ditemukan Tampak Kemerahan pada konka nasalis,
ada bercak darah. Kadang ditemukan luka.
3. Penegakan diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis

4. Penatalaksanaan
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis, yaitu :
a. Menghentikan perdarahan, bisa dengan edukasi cara melakukan bebat
pada hidung
b. Mencegah komplikasi
c. Mencegah berulangnya epistaksis
Penatalaksanaan
a. Perbaiki keadaan umum penderita, penderita diperiksa dalam posisi
duduk kecuali bila penderita sangat lemah atau keadaaan syok, pasien
bisa berbaring dengan kepala dimiringkan.
b. Pada anak yang sering mengalami epistaksis ringan, perdarahan dapat
dihentikan dengan cara duduk dengan kepala ditegakkan, kemudian
cuping hidung ditekan ke arah septum selama 3-5 menit (metode
2/2
Trotter).
7. Bagan alir
anamnesis Pemeriksaan fisis Penegakan
diagnosis

Penatalaksanaan dan
edukasi

8. Hal-hal -
yang perlu
diperhatikan
9. Unit terkait Poli Umum
10. Dokumen Rekam Medis
yang
berhubungan
11. Rekam No Yang diubah Isi Perubahan Tgl Mulai Berlaku
Historis
Perubahan

2/2

Anda mungkin juga menyukai