Anda di halaman 1dari 3

KONJUNGTIVITIS

(H10.9)
No. : 500/SOP/C.7/073/PKM-
Dokumentasi BNG/VIII/2017
No. Revisi :
SOP
Tanggal : 14 Agustus 2017
Terbit
Halaman : 1-2
PUSKESMAS RAWAT Juju Suardi SKM. MM. Kes
INAP BINUANGEUN Nip. 19640511 198803 1 007

1. Pengertian Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan oleh


mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas dalam penatalaksanaan kasus konjungtivitis di
puskesmas.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Inap Binuangeun No.
440/KEP/C.7/007/PKM-BNG/VIII/2017 Tentang Layanan Klinis Yang
Menjamin Kesinambungan Layanan.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.

5. Prosedur a. Petugas melakukan anmnesa terhadap pasien :


1) Mata merah, rasa mengganjal, gatal dan berair, terkadang disertai sekret.
2) Tanpa disertai penurunan tajam penglihatan.
b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien :
1) Tajam penglihatan normal
2) Injeksi konjungtiva
3) Dapat disertai edema kelopak, kemosis
4) Eksudasi ; eksudat dapat serous, mukopurulen atau purulen tergantung
penyebab
5) Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau papil raksasa,
flikten, membran dan pseudomembran.
c. Penegakan diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi konjungtivitis :
1) Konjungtivitis bakterial : konjungtiva hiperemis, sekret purulen
atau mukopurulen dapat disertai membran atau pseudomembran
di konjungtiva tarsal.
2) Konjungtivitis viral : konjungtiva hiperemis, sekret umumnya
mukoserous, dan pembesaran kelenjar preaurikular.
3) Konjungtivitis alergi : konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau
alergi, dan keluhan gatal.
d. Penatalaksanaan komprehensif
1) Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah
menangani mata yang sakit.
2) Sekret mata dibersihkan.
3) Pemberian obat mata topikal :
a) Pada infeksi bakteri : kloramfenikol tetes sebanyak
6x1tetes/hari atau salep mata 3x/hari selama 3 hari.
b) Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata 2x/hari selama 2
minggu.
c) Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes
mata 0,5-1% sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan penisilin
pada bayi dengan dosis 50.000 IU/KgBB tiap hari sampai
tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari
berturut-turut.
d) Konjungtivitis viral diberikan salep acyclovir 3% lima kali
sehari selama 10 hari.
e. Konseling dan edukasi
f. Kriteria rujukan
1) Bila pada bayi dengan konjungtvitis GO terjadi komplikasi pada
kornea.
2) Konjungtivitis alergi dan viral tidak ada perbaikan dalam 2 minggu.
3) Konjungtivitis bakteri tidak ada perbaikan dalam 1 minggu.
6. Unit Terkait a. Kepala Puskesmas
b. Tim mutu pelayanan klinis
c. Poli umum
d. Poli KIA
7. Rekam Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Yang Diberlakukan
Perubahan
DAFTAR TILIK KONJUNGTIVITIS

(H10.9)

KEADAAN
VARIABEL
YA TIDAK TIDAK BERLAKU

1. Apakah petugas melakukan anamnesa terhadap pasien?


2. Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?
3. Apakah petugas melakukan pemeriksaan penunjang jika
diperlukan?
4. Apakah petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik?
5. Apakah petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif?

Anda mungkin juga menyukai