Anda di halaman 1dari 3

KONGJUNGTIVITIS

No. Dokumen : /PKM-BTG/SPO/I/2022

No. Revisi : 01
UPT PUSKESMAS BATANG SPO
Tanggal Terbit : 15 Januari 2022
Andi Ismainar Bahtiar, S.Kep, Ns
Halaman : 1/1 Nip. 19780128 199303 2 005
1. Pengetian Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan oleh
mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi. Konjungtivitis
ditularkan melalui kontak langsung dengan sumber infeksi. Penyakit ini
dapat menyerang semua umur.

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam memberikan penanganan pada


pasien yang di diagnosis konjungtivitis

3. Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK 01.07 /


Menkes / 1186 /2022 Tentang panduan praktik klinis bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama

4. Referensi Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Primer

5. Bahan/Alat Lup
6. Prosedur/ Langkah- 1. Anamnesis
langkah Pasien datang dengan keluhan gatal pada tepi kelopak mata. Dapat
disertai keluhan lain berupa merasa ada sesuatu di kelopak mata,
panas pada tepi kelopak mata dan kadang-kadang disertai rontok bulu
mata. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun
kelopak mata sukar dibuka.

2. Pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan fisik oftalmologi:

a. Tajam penglihatan normal

b. Injeksi konjungtiva

c. Dapat disertai edema kelopak, kemosis

d. Eksudasi: eksudat dapat serous, mukopurulen, atau purulen


tergantung penyebab
e. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau papil
raksasa, flikten, membrane dan pseudomembran

Pemeriksaan penunjang:

a. Sediaan langsung swab konjungtiva dengan pewarnaan gram atau


giemsa

b. Pemeriksaan sekret dengan pewarnaan metylen blue pada kasus


konjungtivitis gonore

3. Penegakan diagnosis

Konjungtivitis berdasarkan etiologi. Penegakan diagnosis berdasarkan


anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi.

Klasifikasi konjungtivitis :

a. Konjungtivitis bacterial: konjungtiva hiperemis, sekret purulen atau


mukopurulen dapat disertai membrane atau pseudomembran di
konjungtiva tarsal

b. Konjungtivitis viral: konjungtiva hiperemis, secret umumnya


mukoserous, dan pembesaran kelenjar preaurikuler

c. Konjungtivitis alergi: konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau


alergi, dan keluhan gatal.
4. Penatalaksanaan
a. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah
menangani mata yang sakit
b. Sekret mata dibersihkan.
c. Pemberian obat mata topikal
1) Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1 tetes 6 kali
sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari.

2) Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari


selama 2 minggu.

3) Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes mata 0,5-


1%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan
50.000 U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada
sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.

4) Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3% lima kali sehari


selama 10 hari.

5. Kriteria rujukan
 Jika terjadi komplikasi pada kornea
 Bila tidak ada respon perbaikan terhadap pengobatan yang
diberikan
6. Dokumentasi dalam rekam medik
7. Diagram Alir
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang

Penegakan
Kriteria Penatalaksanaan Diagnosis utama
Rujukan dan diagnosis
banding

Dokumentasi
dalam RM

8. Hal-hal yang perlu 1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah
diperhatikan membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci
tangannya bersih-bersih
2. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan
penghuni rumah lainnya
3. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar.
9. Unit terkait 1. Poli Umum
2. Apotek
10. Dokumen Terkait Rekam Medik (Family Folder)

11 Rekaman Historis
Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai