Anda di halaman 1dari 2

CONJUNGTIVITIS

KODE ICD X :
H10.9 Conjunctivitis, unspecified
H10.1 Acute atopic conjunctivitis
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 02-01-2016
Halaman : 1/ 2
UPTD
Hj. Tuti Nursari, SKM
PUSKESMAS
NIP. 19610609 198105 2 001
CIAWIGEBANG
1. Pengertian Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat disebabkan
oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau reaksi alergi.
Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung dengan sumber
infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur.
2. Tujuan sebagai acuan dalam diagnosis dan penatalaksanaan
conjungtivitis.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Ciawigebang Nomor :
../..../SK/PK-CWG/IX/2016 Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di
Puskesmas Ciawigebang
4. Referensi  Permenkes no 5 tahun 2014 tentang Panduan prakstis klinis
bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer tahun
2014.
5. Prosedur Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan mata merah, rasa mengganjal,
gatal dan berair, kadang disertai sekret. Umumnya tanpa
disertai penurunan tajam penglihatan

Faktor Resiko : -
a. Daya tahan tubuh yang menurun
b. Adanya riwayat atopi
c. Penggunaan kontak lens dengan perawatan yang tidak baik
d. Higiene personal yang buruk

Pemeriksaan fisik
a. Tajam penglihatan normal
b. Injeksi konjungtiva
c. Dapat disertai edema kelopak, kemosis
d. Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen atau purulen
tergantung penyebab.
e. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil
atau papil raksasa, flikten, membran dan pseudomembran

Pemeriksaan penunjang : -
Klasifikasi Konjungtivitis
a. Konjungtivitis bakterial
Konjungtiva hiperemis, secret purulent atau mukopurulen
dapat disertai membrane atau pseudomembran di konjungtiva
tarsal.
b. Konjungtivitis viral
Konjungtiva hiperemis, secret umumnya mukoserous, dan

1/2
pembesaran kelenjar preaurikular
c. Konjungtivitis alergi
Konjungtiva hiperemis, riwayat atopi atau alergi, dan keluhan
gatal.
Komplikasi
Keratokonjuntivitis

Penatalaksanaan
a. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah
menangani mata yang sakit
b. Sekret mata dibersihkan.
c. Pemberian obat mata topikal
1. Pada infeksi bakteri: Kloramfenikol tetes sebanyak 1
tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3
hari.
2. Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari
selama 2 minggu.
3. Pada konjungtivitis gonore diberikan kloramfenikol tetes
mata 0,5-1%sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan
pada bayi diberikan 50.000 U/kgBB tiap hari sampai
tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3
hari berturut-turut.
4. Konjungtivitis viral diberikan salep Acyclovir 3% lima
kali sehari selama 10 hari.
Konseling :
a. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan
sesudah membersihkan atau mengoleskan obat,
penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
b. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama
dengan penghuni rumah lainnya.
c. Menjaga kebersihan lingkungan rumah dan sekitar
Kriteria Rujukan :
a. Pada bayi dengan konjungtivitis gonore jika terjadi
komplikasi pada kornea dilakukan rujukan ke spesialis mata.
b. Konjungtivitis alergi dan viral tidak ada perbaikan dalam 2
minggu rujuk ke spesialis mata
c. Konjungtivitis bakteri tidak ada perbaikan dalam 1 minggu
rujuk ke spesialis mata
Prognosis
Bonam
6. Unit Terkait 1) BP Umum
2) Poli KIA
3) Poli MTBS
4) Pustu
5) BP Desa
6) Pusling
7. Dokumen 1) Rekam medis
Terkait 2) Resep
3) Buku Register Pasien

2/2

Anda mungkin juga menyukai