• Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher
rahim. • Tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. • Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. • Dalam banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual EPIDEMIOLOGI • Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada wanita, selain kanker payudara. • Berdasarkan penelitian yang dirilis WHO pada tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian pada wanita di Indonesia disebabkan oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10% terjadi karena kanker serviks. • Data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya terjadi 15000 kasus kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia. ANGKA HARAPAN HIDUP • Penelitian mengungkapkan bahwa angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung stadium yang dialami. • Sebagai contoh, angka harapan hidup 80% berarti 80 dari 100 penderita bertahan hidup 5 tahun setelah terdiagnosis kanker serviks. • Berikut adalah angka harapan hidup pada penderita kanker serviks berdasarkan stadium yang dialami: • Stadium 1 – 80-93% • Stadium 2 – 58-63% • Stadium 3 – 32-35% • Stadium 4 – 15-16% PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) • Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan meneteskan asam asetat (asam cuka) pada permukaan mulut rahim. • Teknik ini dinilai terjangkau, mudah, hanya memerlukan alat sederhana, dan hasilnya bisa langsung didapatkan. • Deteksi dini kanker serviks lewat pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dianggap dapat membantu menyelamatkan banyak wanita karena relatif mudah dilakukan dan hasilnya cepat diperoleh. METODE PEMERIKSAAN IVA
• Pemeriksaan ini dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, atau puskesmas.
• Langkah-langkah pemeriksaan: • Anda akan diminta berbaring dengan posisi kaki terbuka (litotomi). • Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum atau cocor bebek ke dalam vagina. Alat ini berfungsi menahan mulut vagina terbuka, sehingga leher dan mulut rahim dapat terlihat. • Kemudian dokter akan mencelup gumpalan kapas bertangkai (mirip cotton bud) ke larutan asam asetat (asam cuka) kadar 3-5%. • Gumpalan kapas yang telah dibasahi oleh asam asetat akan dioleskan perlahan ke permukaan jaringan serviks Anda. • Dokter akan menunggu selama 1 menit untuk menilai reaksi yang muncul, biasanya berupa perubahan warna pada area serviks yang telah dioleskan asam asetat. HASIL PEMERIKSAAN
• Jaringan serviks yang sehat tidak akan mengalami perubahan
warna setelah dioleskan asam asetat. • Jaringan serviks yang abnormal akan muncul bercak putih pada permukaan leher rahim. Hal ini dapat menandakan adanya sel tumor atau sel kanker pada serviks. SYARAT PEMERIKSAAN IVA
Agar hasilnya akurat, pemeriksaan IVA hanya boleh dilakukan oleh
wanita yang: • Sudah pernah melakukan hubungan intim • Tidak berhubungan intim selama 24 jam sebelum pemeriksaan • Tidak sedang haid JADWAL PEMERIKSAAN IVA
• Pemeriksaan IVA secara berkala sesuai anjuran dokter, atau
setidaknya setiap 3-5 tahun sekali. • Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks secara dini , sebab gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak jelas. Gejala umumnya baru muncul pada tahap lanjut. • Pemeriksaan IVA sangat dianjurkan bagi wanita yang berisiko terhadap kanker serviks, misalnya wanita dengan riwayat kanker serviks dalam keluarga (keturunan), memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau pernah mengalami infeksi menular seksual. TINGKAT AKURASI PEMERIKSAAN IVA • Secara umum, tingkat keakuratan pemeriksaan IVA memang lebih rendah dibandingkan pemeriksaan lain untuk kanker serviks, yaitu hanya 61%. Pemeriksaan pap smear memiliki tingkat keakuratan sekitar 80%, dan pemeriksaan kolposkopi sekitar 75%. • Meski begitu, pemeriksaan IVA dinilai efisien, cukup akurat, dan bisa dilakukan di puskesmas. • Pemeriksaan IVA adalah upaya paling mudah untuk mendeteksi kanker serviks secara dini, terlebih bila Anda berada di lokasi yang jauh dari fasilitas kesehatan dengan sarana dan prasarana yang memadai. Untuk mendapat anjuran pemeriksaan yang tepat, Anda dapat berkonsultasi lebih lanjut pada dokter.