Anda di halaman 1dari 2

Keracunan Makanan

No. Dokumen :067/UKP. /2016

No Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas
dr. Joko Purnomo Suko
Karanganyar II NIP 197510182008011003
1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi ganguguan pemcenaan yang
disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan
zat pathogen dan atau bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfingens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.

2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat
pada pasien keracunan makanan.

3. Kebijakan
4. Referensi  Pedomam Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun 2008
 Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer

5. Alat dan Alat : stetoskop, thermometer,


Bahan Bahan : alat tulis menulis, status pasien, infuse set, RL, NaCl

6. Langkah- a. Petugas menerima pasien.


langkah b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menanyakan keluhan beruba diare akut, diare disertai darah atau
lendir, nyeri perut, kram otot perut, kembung.
d. Petugas menayakan riwayat makanan/minuman di tempat yang tidak
higienis, konsumsi daging/unggas yang tidak matang, konsumsi makanan
laut mentah.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu
dan frekuensi pernapasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki.
Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi. Petugas
menemukan ada atau tidaknya tanda-tanda tekanan darah turun, nadi
cepat, mulut kering, penurunan keringat dan urin output, nyeri tekan perut
dan bising usus lemah atau meningkat.
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
i. Petugas mendiagnosis pasien keracunan makanan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
j. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnose berupa:
1) Self-limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan suplemen
elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit atau larutan
intravena (RL atau NaCL). Obat absorben (missal kaolinpectin,
alumuniom hidroksida) membantu memadatkan feses diberikan bila
diare tidak segera berhenti.
2) Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus
ditentukan dengan menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus segera
dirujuk
3) Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri
k. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medicpasien.
l. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
m. Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.
7. Diagram Alir
melakukan vital sign dan menegakan diagnose berdasarkan
pemeriksaan fisik anamnesis dan hasil pemeriksaan

menulis hasil anamnesa,


pemeriksaan dan Memberikan tata laksana
diagnose ke rekam pada pasien sesuai hasil
medic pemeriksaan

8. Hal-hal yang Perhatikan tanda-tanda vital pasien. Jika pasien pasien muntah terus
perlu menerus atau terjadi dehidrasi di rawat inap. Jika tidak ada perubahan
diperhatikan rujuk ke fasilitas yang lebih tinggi. Stabilkan kondisi pasien

9. Dokumen  Catatan medis


terkait  Catatan keperawatan

10. Unit terkait  IGD


 Rawat Inap
 Rawat Jalan

11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai