Anda di halaman 1dari 4

KERACUNAN MAKANAN Disahkan oleh Kepala

No. Kode : Puskesmas Selomerrto


Terbitan : 1
No. Revisi :
UPTD
SPO Tgl. Mulai : 1 Mei 2013
PUSKESMAS Berlaku dr. Sumanto
SELOMERTO 1 Halaman : 1/2 NIP. 196409092002121001

1. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang


tepat pada pasien keracunan makanan.
2. Kebijakan  Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien dengan
keracunan makanan.
 Dalam menegakkan diagnose dan pengobatan pasien dengan
keracunan makanan harus mengikuti langkah-langkah dalam SOP
Syok keracunan makanan.
3. Ruang lingkup IGD Puskesmas Selomerto
4. Definisi Keracunan makanan merupakan suatu kondisi ganguguan pemcenaan
yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
dengan zat pathogen dan atau bahan kimia misalnya Norovirus,
Salmonella, Clostridium perfingens, Campylobacter, dan
Staphylococcus aureus.
5. Prosedur a. Petugas menerima pasien.
b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menanyakan keluhan beruba diare akut, diare disertai darah
atau lendir, nyeri perut, kram otot perut, kembung.
d. Petugas menayakan riwayat makanan/minuman di tempat yang tidak
higienis, konsumsi daging/unggas yang tidak matang, konsumsi
makanan laut mentah.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi,
suhu dan frekuensi pernapasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki.
Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
Petugas menemukan ada atau tidaknya tanda-tanda tekanan darah
turun, nadi cepat, mulut kering, penurunan keringat dan urin output,
nyeri tekan perut dan bising usus lemah atau meningkat.
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
i. Petugas mendiagnosis pasien keracunan makanan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
j. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnose berupa:
 Self-limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan
suplemen elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit atau
larutan intravena (RL atau NaCL). Obat absorben (missal
kaolinpectin, alumuniom hidroksida) membantu memadatkan
feses diberikan bila diare tidak segera berhenti.
 Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus
ditentukan dengan menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus
segera dirujuk
 Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri
k. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medic pasien.
l. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
m.Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.
6. Diagram Alir
melakukan vital sign dan menegakan diagnose berdasarkan
Melakukan pemeriksaan fisik anamnesis dan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

menulis diagnose Memberikan tata laksana


menulis hasil anamnesa, pada pasien sesuai hasil
pasien ke buku
pemeriksaan dan pemeriksaan
register.
diagnose ke rekam
medic

7. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Primer Edisi I, 2013, hal 64-66
8. Dokumen  Rekam Medic,
Terkait  Register,
 Blanko Resep
9. Distribusi Apotik

10.Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan
FARINGITIS AKUT
No. Kode :
Terbitan :
DAFTAR No. Revisi :
TILIK Tgl. Mulai :
UPTD
Berlaku
PUSKESMAS
SELOMERTO 1 Halaman : 1/2

Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlaku
No
1. Apakah Petugas menayakan keluhan utama pasien, apakah
terdapat pada kemerahan, gatal-gatal, dan pucat pada
kulit, apakah terdapat sesak nafas, hidung berair, mata
berair, apakah terdapat mual, muntah, sakit perut atau
diare, apakah terdapat rasa cemas, batuk, atau kejang?
2. Apakah Petugas menayakan keluhan utama pasien, apakah
terdapat pada kemerahan, gatal-gatal, dan pucat pada
kulit?
3. ApakahPetugas menayakan kepada pasien terdapat sesak nafas,
hidung berair, mata berair?
4. Apakah Petugas menayakan kepada pasien terdapat mual,
muntah, sakit perut atau diare?
5. Apakah Petugas menanyakan pada pasie terdapat rasa cemas,
batuk, atau kejang?
6. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah?
7. Apakah Petugas mengukur suhu tubuh pasien?
8. ApakahPerugas mengukur nadi pasien?
9. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien?
10. Apakah Petugas memeriksa jaringan pada dinding belakang
faring?
11. Apakah Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil
pemeriksa?
12. Apakah Petugas menginstruksikan pasien untuk istirahat dan
banyak minum?
13. Apakah Petugas menulis resep untuk pengobatan simptomatis
 Demam/ nyeri menelan: dewasa:parasetamol 3 x
500 mg
anak : 10 mg/kg bb 3x sehari
 Batuk kering :
dextrometorfan 3 x 10-15 mg

 Bila ada infeksi sekunder beri antibiotik untuk


pasien dewasa:
Eritromisin 4 x 250 mg
Amoxycillin 3 x 500 mg?
14. Apakah Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di
apotik?
15. Apakah Petugas menulis hasi pemeriksaan, diagnose dan
terapi pada rekam medic pasien?
16. Apakah Petugas menulis hasil diagnose pada buku register?

CR :………………%.

Selomerto,……………………
Pelaksana / Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai