Anda di halaman 1dari 7

Nomor 01

Revisi Ke 03
BerlakuTgl 01 Juli 2023

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


“PENDAFTARAN OFFLINE PASIEN BARU RAWAT JALAN”

Disahkan oleh:
Kepala Puskesmas

HARIANTO, SKM, MM
NIP. 19810114 201001 1016

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS MUNTOK
Alamat : Jln. Basuki Rahmad No. 190, Kel. Sungai Daeng, Kec. Mentok
Kode Pos 33313
“KERACUNAN MAKANAN”

No. Dokumen : UKP/001/SOP/PKM.02/2023

No. Revisi : 03
SOP
Tanggal Terbit : 01/02/2023

Halaman :1/5

PUSKESMAS HARIANTO, SKM


MUNTOK NIP. 19800114 201001 1016

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi ganguguan pemcenaan


yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
dengan zat pathogen dan bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella,
Clostridium perfingens, Campylobacter, dan Staphylococcus aureus.
2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat pada pasien
keracunan makanan.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Muntok No.188.4/01/UKP/PKM.02/2023
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Mentok.
4. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
2013, hal 64-66.
5. Alat dan Alat:
Bahan
a. Tensimeter
b.Temperatur
c. Oralit
d. Infus set
e. Cairan Infus
6. Prosedur a. Petugas menerima pasien.
b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menanyakan keluhan diare akut, diare disertai darah atau lendir, nyeri
perut, kram otot perut, kembung.
d. Petugas menanyakan riwayat makanan/minuman di tempat yang tidak higienis,
konsumsi daging/unggas yang tidak matang, konsumsi makanan laut mentah.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan
frekuensi pernapasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki.
Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi. Petugas
menemukan ada atau tidaknya tanda-tanda tekanan darah turun, nadi cepat,
mulut kering, penurunan keringat dan urin output, nyeri tekan perut dan bising
usus lemah atau meningkat.
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
i. Petugas mendiagnosis pasien keracunan makanan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
j. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnosa berupa:
 Self-limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dans uplemen
elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit atau larutan intravena
(RL atau NaCL). Obat absorben (misal kaolinpectin, alumuniom
hidroksida) membantu memadatkan feses diberikan bila diare tidak segera
berhenti.
 Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus ditentukan
dengan menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus segera dirujuk
 Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri
k. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam medis
pasien.
l. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
m.Petugas menulis hasil diagnosa pada buku register.
7. Diagram menegakan diagnosa
melakukan vital sign
Alir Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan anamnesis dan hasil
anamnesis pada pemeriksaan
pasien

menulis diagnosa Memberikan tata


pasien kebuku Menulis hasil
anamnesa, laksana pada pasien
register. sesuai hasil
pemeriksaan dan
diagnosa kerekam pemeriksaan
medis

8. Dokumen 1. Buku Rekam Medis


Terkait 2. Buku Register
3. Resep Obat
9. Unit Terkait 1. Unit Rekam Medis
2. Unit Gawat Darurat
3. Unit Farmasi

10. Rekaman historis perubahan


No Yang diubah Isi Perubahan Tgl Mulai
diberlakukan
1. Kebijakan

2. Refrerensi

3. Prosedur
4. Diagram Alir Terlampir di SOP 01 Juli 2023
DAFTAR TILIK
“KERACUNAN MAKANAN”
No. Dokumen : 01
No. Revisi : 03
DAFTAR TanggalTerbit : 01/07/2023
TILIK
Halaman :½

No. Uraian Kegiatan YA TIDAK TidakBerlaku


Apakah:
1. Petugas menerima pasien.
2. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
3. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
melakukan pemeriksaan.
4 Petugas menanyakan keluhan diare akut, diare disertai
darah atau lendir, nyeri perut, kram otot perut,
kembung.
5. Petugas menanyakan riwayat makanan/minuman di
tempat yang tidak higienis, konsumsi daging/unggas
yang tidak matang, konsumsi makanan laut mentah.
6. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
7. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan
darah, nadi, suhu dan frekuensi pernapasan.
8. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala
sampai ujung kaki. Pemeriksaan fisik difokuskan untuk
menilai keparahan dehidrasi. Petugas menemukan ada
atau tidaknya tanda-tanda tekanan darah turun, nadi
cepat, mulut kering, penurunan keringat dan urin output,
nyeri tekan perut dan bising usus lemah atau meningkat.
9. Petugas mencuci tangan setelah melakukan
pemeriksaan.
10. Petugas mendiagnosis pasien keracunan makanan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
11. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil
diagnosa berupa:
 Self-limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang
cukup dans uplemen elektrolit. Cairan rehidrasi
oral dapat diberi oralit atau larutan intravena (RL
atau NaCL). Obat absorben (misal kaolinpectin,
alumuniom hidroksida) membantu memadatkan
feses diberikan bila diare tidak segera berhenti.
 Jika gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi
spesifik harus ditentukan dengan menggunakan
kultur tinja. Untuk itu harus segera dirujuk
 Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga
kebersihan diri
12. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi
pada rekam medis pasien.
13. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
Petugas menulis hasil diagnosa pada buku register.

Compliance Rate (CR) ………%

Compliance Rate (CR) =

Mentok, 2023
Pelaksana/Auditor

(……………………………)
NIP.

Anda mungkin juga menyukai