Anda di halaman 1dari 1

PENANGANAN KERACUNAN MAKANAN

No.Dokumen : 445/011/SOP-UGD/BNM/I/2023
No.Revisi : 03
SOP
Tanggal Terbit : 06 Januari 2023
Halaman : 1/2
UPT
dr. Rahmawati Achmad
PUSKESMAS NIP.19771012 200212 2 006
BINAMU
1. Pengertian Penanganan keracunan makanan adalah penanganan pada pasien
dengan kondisi gangguan pencernaan yang disebabkan oleh konsumsi
makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat pathogen dan atau
bahan kimia.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
pertolongan yang cepat dan tepat pada pasien keracunan makanan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 445/001/SK/BNM/1/2023 Tentang Jenis-
jenis layanan di Puskesmas Binamu.
4. Referensi Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 47 tahun 2018 Tentang
Pelayanan Kegawatdaruratan.
5. Prosedur/ 1. Persiapan Alat dan Bahan :
Langkah- a. Handscoen
langkah b. Tabung oksigen
c. Selang oksigen (sesuai kebutuhan)
d. Infus set (sesuai kebutuhan)
e. Iv Cateter (sesuai kebutuhan)
f. Spuit (sesuai kebutuhan)
g. Adrenaline ampul
h. Difenhidramin ampul
i. Dexametason ampul
j. Aminiphilin ampul
k. Cairan infus (sesuai kebutuhan)
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Perawat
b. Dokter
3. Langkah- Langkah :
a. Petugas mencuci tangan dengan sabun.
b. Petugas mengeringkan tangan menggunakan tissue.
c. Petugas memakai APD.
d. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
e. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah,
nadi, suhu, dan frekuensi pernafasan.
f. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung
kaki, pemeriksaan dilakukan untuk menilai keparahan dehidrasi.
g. Petugas mendiagnosa pasien keracunan makanan berdasarakan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
h. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnosa berupa :
1. Self limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan
suplemen elektrolit. Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit
atau larutan intravena (RL atau NaCl).
Obat absorben (misalnya kaloinpeptin, alumnium hidroksida)
membantu memadatkan faces diberikan bila diare tidak segera
berhenti.
2. Jika gejala menetap setelah 3 – 4 hari, etiologi spesifik harus
ditentukan dengan menggunakan kultur tinja, untuk harus
segera di rujuk.
3. Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri.

Anda mungkin juga menyukai