Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN KERACUNAN ORGANOFOSFAT

No. Dokumen : KS.01.00/ / I/2022

No. Revisi :1
Tgl. Terbit : 20-04-2022
SOP
Halaman : 1/2

UPTD
PUSKESMAS Pra Reda Gusti, SKM
TANJUNG
NIP. 19660729 199103 1
BUNTUNG
008
1. Pengertian Keracunan organofosfat adalah suatu kondisi intoksikasi akibat zat yang
mengandung organofosfat
2. Tujuan Memastikan diagnosa dan penanganan yang tepat sesuai kondisi pasien sehingga
pasien dapat mengalami perbaikan kondisi dan kesembuhan atau bila kondisi tidak
memungkinkan ditangani di puskesmas, maka memungkinkan diagnosa dini dan
rujukan dini.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tanjung Buntung Bengkong tentang
Pelayanan Klinis di Puskesmas Tanjung Buntung
4. Referensi 1. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer,
ed. Revisi 2014
2. Permenkes no. 514 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ a. Lakukan anamnesis singkat pada pasien / keluarga pasien mengenai riwayat
langkah-langkah minum/kontak dengan zat mengandung riwayat organofosfat.
b. Petugas menanyakan kepada keluarga pasien apa ada keringant sangat banyak,
mual, muntah, kejang, lumpuh.
c. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
d. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan
frekuensi pernapasan.
e. Lakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki. Pemeriksaan fisik
ditemukan bradikardi, pupil miosis, penurunan kesadaran, tanda-tanda aspirasi.
f. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
g. Diagnosa keracunan organofosfat disusun berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
h. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnosa berupa:
 Segera cuci bagian badan yang kena racun dengan air sabun dan bersihkan
mulut dari lender
 Lakukan Primary survey dengan SRS ABC (Airway : Bersihkan jalan napas,
Breating : Beri O2 hingga SpO2 100%, Circulation : Cek Heart Rate)
 Jika pasien dalam kondisi sadar, rangsang muntah dengan mengorek
dinding orofaring dengan jari atau alat lain , berikan garam dapur 1 senddok
makan penuh dengan air hangat
 Jika pasien dalam kondisi tidak sadar, tidak boleh dirangsang refleks muntah
 Jika pasien mengalami henti nafas, segera bersihkan jalan napas atas dari
air liur, lender, atau makanan yang menyumbat dengan suction , segera
dimulai pernapasan buatan. Jangan lakukan pernapasan buatan jika
pestisida tertelan
 Lakukan bilas lambung melalui NGT, dengan pembilasan hingga 4 liter
menggunakan Air
 Atropinisasi dengan atropine sulfat 2 mg i.v (untuk anak: 0,04 mg/KgBB) dan
ulangi tiap 10 menit hingga muncul tanda atropinisasi kulit kering, liur
berhenti, dan frekuensi denyut jantung mencapai ± 120-140/menit.

 Jika pasien tidak segera membaik segera rujuk ke fasilitas pelayanan yang
lebih baik
i. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosis dan terapi pada rekam medis
pasien.

6. Hal- hal yang 1. Terapi diberikan sesuai dengan instruksi dokter


perlu 2. Waspada bila kasus terjadi pada anak, apalagi dengan dehidrasi berat
diperhatikan karena bisa jadi membutuhkan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih
tinggi.
7. Unit Terkait Rawat jalan, Rawat inap umum, UGD
8. Dokumen Terkait Pedoman Pelayanan Medis
9. Rekaman Historis No Nama Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan

Anda mungkin juga menyukai