Anda di halaman 1dari 2

KERACUNAN MAKANAN

Dokter
Umum No Dokumen : No Revisi : Halaman :
SOP-013/KAM/01-2022 00 1/2
Tanggal : 1 Januari 2022

SOP
dr. Leliana Saleh
SIP : 440/050-1/dr/00348/DPMPTSP/2021
1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan pencernaan yang disebabkan
oleh konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan zat pathogen dan atau
bahan kimia misalnya Norovirus, Salmonella, Clostridium perfingens, Campylobacter,
dan Staphylococcus aureus.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam menegakkan diagnosis dan tatalaksanan pasien
keracunan makanan.
3. Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi I,
2013, halaman 64-66
4. Prosedur a. Petugas menerima pasien.
b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menanyakan keluhan berupa diare akut, diare disertai darah atau lendir, nyeri
perut, kram otot perut, kembung.
d. Petugas menanyakan riwayat makanan/ minuman di tempat yang tidak higienis,
konsumsi daging/ unggas yang tidak matang, konsumsi makanan laut mentah.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan
frekuensi pernafasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki.
h. Pemeriksaan fisik difokuskan untuk menilai keparahan dehidrasi.
i. Petugas menemukan data tidaknya tanda-tanda tekanan darah turun, nadi cepat,
mulut kering, penurunan keringat dan urine output, nyeri tekan perut dan bising usu
lemah atau meningkat.
j. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan.
k. Petugas mendiagnosa pasien keracunan makanan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
l. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnosa berupa :
a. Self limiting, tujuan utamanya rehidrasi yang cukup dan suplemen elektrolit.
Cairan rehidrasi oral dapat diberi oralit atau larutan intravena (RL atau
NaCl). Obat absorben (misal kaolin pectin, aluminium hidroksida)
membantu memadatkan feses diberikan bila diare tidak segera berhenti. Jika
gejala menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik harus ditentukan dengan
menggunakan kultur tinja. Untuk itu harus segera dirujuk.
b. Modifikasi gaya hidup dan edukasi menjaga kebersihan diri
m. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam medis pasien.
n. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
o. Petugas menulis hasil diagnosa pada buku register.
5. Unit Poli Umum
Terkait

Anda mungkin juga menyukai