Anda di halaman 1dari 2

Syok Anafilaksis

No. Dokumen :067/UKP. /2016

No Revisi :00
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

Puskesmas dr. Joko Purnomo Suko


Karanganyar II NIP 197510182008011003
1. Pengertian Syok anafilaksis adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi umum
dengan efek pada beberapa system organ terutama kardiovaskuler,
respirasi, kutan dan gastrointestinal yang merupakan reaksi imunologis
yang didahului dengan terpaparnya allergen yang sebelumnya sudah
tersensitisasi

2. Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat
pada pasien syok anafilaktik

3. Kebijakan

4. Referensi  Pedomam Pengobatan Dasar di Puskesmas Tahun 2008


 Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer

5. Alat dan Alat : stetoskop,


Bahan Bahan : alat tulis menulis, status pasien, adrenalin injeksi, dexametason
injeksi, oksigen

6. Langkah- a. Petugas menerima pasien.


langkah b. Petugas melakukan anamnesis pada pasien.
c. Petugas menayakan keluhan utama pasien, apakah terdapat pada
kemerahan, gatal-gatal, dan pucat pada kulit, apakah terdapat sesak
nafas, hidung berair, mata berair, apakah terdapat mual, muntah, sakit
perut atau diare, apakah terdapat rasa cemas, batuk, atau kejang.
d. Petugas menanyakan perjalanan penyakit, faktor-faktor mencetuskan
keluhan, riwayat penyakit keluarga dan riwayat alergi.
e. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan.
f. Petugas mengukur tanda vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, suhu
dan frekuensi pernapasan.
g. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, apakah terdapat
penurunan tekanaan darah dan nadi lemah, apakah pada kulit terdapat
reaksi eritema, urtikaria, pucat, sianosis, apakah pada permeriksaan
auskultasi paru terdapat wheezing atau tanda-tanda bronkospasme,
apakah terdapat nyeri tekan abdominal atau kram pada pemeriksaan
abdomen.
h. Petugas mencuci tangan setelah melakukan pemeriksaan pada pasien.
i. Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan.
j. Petugas memberikan tata laksana terhadap hasil diagnose berupa:
1) Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.
2) Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari kepala.
3) Berikan oksigen dengan nasal canul 3-4 l/m
4) Berikan adrenalin 1:1000 (1mg/ml) segera secara IM pada otot
deltoideus, dengan dosis 0,3-0,5 ml (anak: 0,01 ml/kgbb), dapat
diulang tiap lima menit.
5) Pemberian IV jika tidak ada respon pada pemberian IM, dengan dosis
dewasa 0,5 ml adrenalis 1:1000 diencerkan dalam 10 ml larutan
garam faali dan diberikan selama 10 menit.
6) Berikan antihistamin 10-20 mg IM atau IV pelan.
7) Jaga sistem pernapasan dan sistem cardiovaskuler agar berjalan
dengan baik
8) Berikan cairan IV 1-2L jika tanda-tanda syok tidak respon terhadap
obat
9) Berikan kortikosteroid untuk semua pasien dengan kasus berat,
berulang dan pasien dengan asma.
a) Metylprednisolon 125-250 mg IV
b) Dexametason 20 mg IV
c) Hydrocortison 100-500 mg IV
10) Lakukan observasi 2-3X 24 jam, untuk kasus ringan cukup 6 jam
11) Petugas memberikan kortikosteroid dan antihistamin PO 3x24 jam
12) Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasiltitas
kesehatan yang lebih baik.
k. Petugas menulis hasi pemeriksaan, diagnose dan terapi pada rekam
medik pasien.
l. Petugas membubuhi tanda tangan pada rekam medis.
m. Petugas menulis hasil diagnose pada buku register.

7. Diagram Alir
melakukan vital sign menegakan diagnose
memanggil
dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
pasien sesuai
nomor urut

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil
pasien ke buku pemeriksaan dan pemeriksaan
register. diagnose ke rekam
medik

8. Hal-hal yang Perhatikan tanda-tanda vital pasien. Jika perlu dirujuk ke fasilitas yang
perlu lebih tinggi. Stabilkan kondisi pasien
diperhatikan
9. Dokumen  Catatan medis
terkait  Catatan keperawatan

10. Unit terkait  IGD


 Rawat Inap
 Rawat Jalan

11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai